KEPERAWATAN KELUARGA
Kelompok 2 / 6D
Dosen Fasilitator :
Nety Mawarda Hatmanti, S. Kep., Ns.,M.Kep
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
2020
i
LEMBAR PERNYATAAN
KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan
rahmat,hidayah serta kesempatan kepada kelompok kami,sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan resume keperawatan keluarga dengan judul “Tahap Perkembangan Keluarga”
ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa pula kami menyampaikan banyak-banyak terimakasih kepada Dosen, yang
telah membimbing serta mengajarkan kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Demikian pula dengan resume ini,tentu masih banyak kekurangan, maka dari pada itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan, semoga makalah ini dapat berguna dan membantu proses
pembelajaran bagi para mahasiswa, terutama bagi kami sebagai penyusun.
DAFTAR ISI
iii
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv
BAB 1 TINJAUAN TEORI ..............................................................................................1
1.1 Tahap Perkembangan Keluarga ...................................................................................1
1.1.1 Tahap Keluarga melepaskan anak dewasa muda ............................................1
1.1.2 Tahap keluarga dengan orangtua parubaya .....................................................4
1.1.3 Tahap Keluarga dengan lansia pensiun ...........................................................7
1.1.4 Keluarga denganpenyakit kronik tidak minular ............................................ 10
1.1.5 Keluarga dengan penyakit kronik minular ................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 15
iv
BAB 1
RESUME
Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan perginya anak pertama dari
rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”, ketika anak terakhir juga telah
meninggalkan rumah. Tahaop ini dapat cukup singkat atau cukup lama, bergantung pada
jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum menikah tetap tinggal di rumah
setelah mereka menyelesaikan sekolah menengah atas atau kuliahnya (Mitchell,Wister &
Burch, 1989 dalam Friedman, Marilyn, 2010)
Fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh puncak tahun-tahun persiapan bagi anak
yang siap untuk kehidupan dewasa yang mandiri. Orang tua, pada saat mereka
melepaskan anak-anaknya pergi, melepaskan peran mereka sebagai orang tua yang telah
dijalankan selama 21 tahun atau lebih dan mereka kembali ke pasangan hidup mereka.
Tugas perkembangan keluarga sangat penting jika keluarga berpindah dari rumah tangga
dengan anak ke rumah tangga dengan pasangan suami-istri. Tujuan utama keluarga
adalah menata ulang keluarga ke dalam unit berkelanjutan ketika melepaska dewasa
muda yang telah dewasa ke dalam kehidupan mereka sendiri (Duvall & Miller, 1985
dalam Friedman, Marilyn, 2010)
Menurut Friedman, Marilyn M, 2010 tugas perkembangan keluarga saat ini adalah :
1
keluarga untuk memasukkan anggota baru dari pernikahan dan menerima gaya hidup
dan nilai pasangan itu sendiri (Friedman, Marilyn, 2010).
Dengan keluar anak dari rumah, oaring tua memiliki lebih banyak waktu untuk
aktivitas dan hubungan lainnya. Berharap, mereka tidak tumbuh terpisah terlalu jauh
satu sama lain sehingga mereka tidak dapat mengatur kembali atau menetapkan
kembali peran suami dan istri untuk meletakkan kepentingan primer peran-peran ini
setelah diperoleh (Friedman, Marilyn, 2010).
Tugas perkembangan pada tahap ini walaupun asuhan aktual orang tua yang
menua atau orang tua yang bergantung bukanlah fungsi yang diharapkan pada
2
keluarga. Suami dan istri diharapkan membantu dan mendukung anggota keluarga
yang sudah lanjut sebanyak mungkin sesuai dengan kemudahan yang dirasakannya.
Aktivitas seperti itu menggunakan semua bentuk dari seringnya menelpon dan
memberi dukungan lewat telpon sampai membantu finansial, menyediakan
transportasi, dan mengunjungi serta merawat orang tua mereka di rumah. Orang tua
lansia biasanya berkeinginan hidup mandiri, sehingga tidak mempengaruhi kehidupan
anak mereka, dan untuk mempertahankan perasaaan kompetensi, mandiri, dan
memiliki privasi mereka sendiri. Orang tua juga dapat memliki pertentangan dengan
keputusan untuk menempatkan orang tua mereka di panti werda (Friedman, Marilyn,
2010).
Menurut Komang Ayu Ajchar, 2010 tahap perkembangan keluarga saat ini adalah :
3
1.1.2 Perhatian Kesehatan
2. Komunikasikan isu antara orang tua dan anak dewasa muda
3. Masalah transisi peran bagi suami dan istri
4. Kedaruratan masalah kesehatan kronik
5. Perencanaan keluarga bagi anak dewasa muda
6. Perhatian terhadap menopause
7. Efek yang berkaitan dengan meminum alkohol, merokok, dan praktik diet yang
buruk yang telah berlangsung dalam jangka Panjang
8. Gaya hidup sehat
1.2 Tahap VII : Keluarga dengan Orang Tua Paruh Baya Usia Pertengahan
Tahap pada siklus kehidupan keluarga, merupakan tahap masa pertengahanbagi
orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berkahir dengan
pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua
berusia sekitar 45 sampai 55 tahun dan berakhir dengan pensiunnya pasangan, biasanya
16 sampai 18 tahun kemudian (Roth, 1996 dalam Friedman Marilyn, 2010).
Pasangan pasca menjadi orang tua saat ini tidak lagi terisolasi, semakin banyak
pasangan paruh baya yang tidak lagi melaksanakan kesibukan harian mereka dan
meluangkan waktu lebih banyak dlam fase pascaparental, dengan perluasan hubungan
kekeluargaan antara empat generasi bukanlah hal yang jarang (Roth, 1996 dalam
Friedman Marilyn, 2010).
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah mempertahankan kontak
dengan anak dan cucu, memeperkuat hubunngan perkawinan, dan meningkatkan usaha
promosi kesehatan (Duval, 1997 dalam Sudiharto, 2007).
Menurut Friedman, Marilyn, 2010 tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
4
tidak dilarang untuk memulai dari sekarang, karena pernyataan “lebih baik sekarang
daripada tidak sama sekali” selalu benar, sudah terlalu terlambat untuk
mengembalikan perubahan fisiologis yang telah banyak terjadi signifikan, seperti
gangguan artitis akibat tidak beraktivitas, penambahan berat badan yang sedang
sampai berat, tekanan darah tinggi akibat kurang olahraga, stress berkepanjangan, dan
berkurangnya kapasitas vital paru akibat merokok (Friedman, Marilyn, 2010).
Motivasi untuk meningkatkan gaya hidup individu usia pertengahan
tampaknya sebagai refleksi dari perasaan yang rentan atau mudah terkena kesakitan
dan penyakit yang dapat terjadi ketika seorang teman atau anggota keluarga di usia
yang sama telah mengalami serangan jantung, stroke, atau kanker. Keyakinan bahwa
pemeriksaan teratur dan gaya hidup sehat adalah cara yang efektif mengurangi
kerentanan terhadap berbagai penyakit juga merupakan motivasi yang sangat kuat
(Friedman, Marilyn, 2010).
2. Mempertahankan kepuasan hubungan yang bermakna
Saat ini pasangan benar-benar sendiri setelah beberapa tahun dikelilingi oleh
anggota keluarga lain dan beberapa hubngan. Walaupun tampak sebagai kelegaan
5
yang disambut baik, masa ini merupakan pengalaman yang sulit bagi banyak
pasangan untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan baru bukan sebagai
orang tua. Wright dan Leahey (1994) menguraikan tugas perkembangan ini sebagai
negosiasi ulang system pernikahan sebagai suatu pasangan (Friedman, Marilyn,
2010).
Menurut Setiadi, 2008 tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial dan
waktu santai
2. Memulihkan hubungan antara generasi muda tua
3. Keakraban dengan pasangan
4. Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga
5. Persiapan masa tua/pensiun
Menurut Suprajitno, 2004 tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
Menurut Komang Ayu Ajchar, 2010 tugas perkembangan keluarga pada saat ini
adalah:
6
3. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, keluarga dari pasangannya, cucu,
dan orang tua yang telah menua
4. Perhatian pemberi asuhan
5. Penyesuaian terhadap perubahan fisiologis pada penuaan.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah menata kembali kehidupan yang
memuaskan, menyesuaikan, kehidupan dengan penghasilan yang berkurang,
mempertahankan hubungan perkawinan, menerima kehilangan pasangan,
mempertahankan hubungan perkawinan, menerima kehilangan pasangan,
mempertahankan kontak dengan masyarakat, dan menemukan arti hidup (Duvall, 1997
dalam Sudiharto, 2007).
Persepsi tahap siklus kehidupan ini berbeda secara signifikan di antara keluarga
lansia. Beberapa individu merasa memiliki hidup yang kacau sementara orang lain akan
merasa bahwa tahun ini adalah tahun terbaik dalam kehidupan mereka. Walaupun
banyak yang bergantung pada keadekuatan sumber-sumber fina nsial dan kemampuan
untuk mempertahankan kepuasan di rumah, status kesehatan seseorang telah diidentifikai
sebagai sesuatu yang dapat memprediksi kesejahteraan lansia ( Brubaker, 1990;
Quinn,1993).
Menurut Friedman, Marilyn, 2010 tugas perkembangan keluarga saat ini adalah :
7
Tugas perkembangan ini yang paling penting. Kembali ke rumah setelah
individu pensiun/berhenti bekerja dapat menjadi problematic. Pada tahun-tahun sesaat
sesudah pemberhentian kerja, pasangan biasanya tetap tinggal di rumah sampai pajak
kepemilikan, kondisi lingkungan di sekitar rumah, ukuran atau kondisi rumah, atau
kondisi kesehatan memaksa mereka menemukan akomodasi yang lebih sederhana.
Walaupun sebagian besar rumah tersebut sudah tua dan sering kali mengalami
kerusakan dan banyak rumah yang berlokasi di area yang tingkat kriminalitasnya
tinggi sehingga lansia memiliki kemungkinan untuk menjadi korban. Meskipun
demikian, lansia yang tinggal di rumah mereka sendiri secara umum lebih dapat
menyesuaikan diri daripada mereka tinggal di rumah anak-anaknya (Friedman,
Marilyn, 2010).
2. Menyesuaikan terhadap penghasilan yang berkurang
Ketika pria lansia pensiun, terdapat penurunan drastic dalam penghasilan, dan
biasanya seiring dengan perjalanan waktu, pendapatan ini menjadi semakin kurang
mencukupi karena peningkatan biaya hidup yang terjadi terus-menerus dan
berkurangnya tabungan/simpanan. Lansia pada dasarnya memiliki pendapatan tunai
yang lebih sedikit daripada pria berusia di bawah 65 tahun. Lansia sangat bergantung
pada keuntungan Social Security dan pendapatan aset.wanita tampaknya lebih
mungkin untuk menunda karir mereka, bekerja paruh waktu, dan mengalami gangguan
dalam siklus pekerjaan yang dapat menyebabkan upah yang rendah dan keuntungan
yang lebih sedikit. Wanita juga cenderung berhenti bekerja untuk menerima tanggung
jawab merawat orang tua atau pasangan mereka yang tengah menua (Friedman,
Marilyn, 2010).
8
gilirannya akan mempengaruhi penyesuaian pernikahan pasangan (Friedman,
Marilyn, 2010).
4. Menyesuaikan terhadap kehilangan pasangan
Menurut Setiadi, 2008 tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
Menurut Suprajitno, 2004 tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
Menurut Komang Ayu Ajchar, 2010 tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
9
Menurut Mary & Melanie, 2015 tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) diartikan sebagai syndrome klinis yang
merupakan kelompok gejala kronik, progresif, melemahkan fungsi respirasi yang
dikarakteristikkan dengan adanya keterbatasan pada aliran udara dan bersifat reversible,
Emfisema ada aliran udara dan bersifat reversible, emfisema dan bronkitis kronis
dimasukkan sebagai PPOK karena memiliki karakteristik yang yang sama yaitu
menyebabkan obstruksi jalan nafas, perjalannan terjadinya PPOK dimulai dengan
inflamasi pada saluran pernafasan, setelah itu ikuti dengan perubahan pada pembulu
darah pararu yang ditandai dengan perubahan pada pembuluh darah paru yang di tandai
dengan penebalan dinding saluran paru. : (menurut Nies, A. Mary & McEwen., Melanie
2015)
laporan status global penyakit tidak menular (PTM) yang di buat world Health
Organization (WHO) untuk tahun 2008-2013 menyebutkan bahwa factor resiko
terjadinya penyakit menular sebagian besar adalah factor yang dapat dicegah. Factor
resiko penyakit tidak menular adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan
dapat memicu terjadinya penyakit tidak menular pada seorang atau kelompok tertentu
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia) Kemenkes RI], 2016).
Penyakit tidak menular tidak diketahui sebagai penyakit utama hampir diseluruh
negara pada saat ini, sehingga program pencegahan dan kebijakan terkait penyakit
menular merupakan prioritas dari departemen kesehatan. Penelitian terkait surveilen
factor resiko sudah berkembang namun belum didikuti dengan penelitian surveilen
angka insiden dan pravelansi. Meningkatkan pelayanan primer kesehatan untuk
menangani PTM sangat penting karena pelayanan inilah yang mampu menyentuh
seluruh lapisan masyarakat. (menurut Nies, A. Mary & McEwen., Melanie 2015)
10
Peran keluarga, banyak sekali observasi klinis dan publikasi riset tahap lanjut
belakangan ini membuat para perawat keluarga lebih sadar akan isu-isu serius yang di
hadapi pemberi perawatan, karena banyak banyak sekali orang-orang yang lemah dan
sakit kronis yang menerima perawatan di rumah sekarang. Banyak studi yang secara
konsisten mendokumentasikan stress dan beban-beban yang dihadapi oleh keluarga,
khususnya oleh yang merawat ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga
lansia yang sakit kronis dan lemah tersebut. Pemberian perawatan di rumah
berkesinambungan ini dapat mengakibatkan konsekuensi-konsekuensi negative yang
serius bagi pemberi perawatan. (Treas dan Bengston 1987).
Peran pemberian perawatan maka harapannya adalah pasangannya akan memberikan
bantuan tersebut akan tetapi, pasangan yang memberikan perawatan yang biasanya orang
tua itu sendiri, beresiko yang tinggi terhadap masalah kesehatan atau memperburuk
kondisi yang ada karena adanya tegangan akibat memberikan perawatan dan karena usia
mereka yang semakin lanjut. (Blietzner dan Alley, 1990)
1.6 Keluarga dengan Penyakit Kronik Menular
penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) diartikan sebagai syndrome klinis yang
merupakan kelompok gejala kronik, progresif, melemahkan fungsi respirasi yang
dikarakteristikkan dengan adanya keterbatasan pada aliran udara dan bersifat reversible,
Emfisema ada aliran udara dan bersifat reversible, emfisema dan bronkitis kronis
dimasukkan sebagai PPOK karena memiliki karakteristik yang yang sama yaitu
menyebabkan obstruksi jalan nafas, perjalannan terjadinya PPOK dimulai dengan
inflamasi pada saluran pernafasan, setelah itu ikuti dengan perubahan pada pembulu
darah pararu yang ditandai dengan perubahan pada pembuluh darah paru yang di tandai
dengan penebalan dinding saluran paru. : (menurut Nies, A. Mary & McEwen., Melanie
2015)
11
Penyakit Infeksi Individu/Keluarga
12
Pencegahan tersier mencakup kegiatan yang terlibat dalam merawat orang-orang
dengan penyakit arah kebijakan pencegahan dan mengendalikan penyakit menular
di fokuskan pada tiga hal penting:
1. Penguatan pelayanan kesehatan primer (primary health Care)
Penguatan pelayanan kesehatan primer dititikberatkan kepada puskesmas sebagai
ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat yang berfungsi :
a. Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat
b. Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat
c. Melaksanakan upaya kesehatan perorangan
d. Memantau dan mendorong pembangunan berwawasan kesehatan
Khususnya untuk peningkatan sumber daya manusia kesehatan di puskesmas
lebih diutamakan untuk ketersediaan lima jenis tenaga kesehatan selain dokter,
perawat dan bidan adalah tenaga kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan,
tenaga gizi, tenaga kefarmasian, dan analisis kesehatan. Sedangkan untuk
penjangkauan daeraah terpencil dan perbatasan dilakukan dengan pendekatan
metode berbasis team kesehatan. Salah satu bentuk penguatan pelayanan primer
dengan metode berbasis team kesehatan adalah lebih diarahkan pada upaya promotif
dan preventif untuk menekankan resiko kejadian penyakit menular sekaligus
mengedukasi masyarakat agar selalu memelihara perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Penerapan pendekatan keberlanjutan pelayanan (connituum of care)
Pendekatan ini dilaksanakan melalui peningkatan cakupan, mutu dan pelayanan
kesehatan ibu, bayi, balita,anak sekolah, remaja usia kerja dan usia lanjut. Adanya
penyakit menular dalam konteks continuum of care tidak hanya dilakukan intervensi
pada saat di rawat di rumah sakit, namun di intevensi di tatanan hulu atau di
masyarakat saat sebelum sakit atau bahkan setelah sakit, sehingga intervensi ini bukan
hanya kepada individu yang sakit tetapi kepada anggota keluarga yang beresiko sakit
seperti pada kasus Tb paru yang lebih kenal dengan istilah kontak serumah dengan
penderita, atau pada kasus DBD yang di pantau saat sebelum adanya kasus DBD dan
lebih memberdayakan masyarakat.
13
(menurut Nies, A. Mary & McEwen., Melanie 2015)
Peran keluarga, Peran keluarga, banyak sekali observasi klinis dan publikasi riset
tahap lanjut belakangan ini membuat para perawat keluarga lebih sadar akan isu-isu
serius yang di hadapi pemberi perawatan, karena banyak banyak sekali orang-orang yang
lemah dan sakit kronis yang menerima perawatan di rumah sekarang. Banyak studi yang
secara konsisten mendokumentasikan stress dan beban-beban yang dihadapi oleh
keluarga, khususnya oleh yang merawat ketika memberikan perawatan kepada anggota
keluarga lansia yang sakit kronis dan lemah tersebut. Pemberian perawatan di rumah
berkesinambungan ini dapat mengakibatkan konsekuensi-konsekuensi negative yang
serius bagi pemberi perawatan. (Treas dan Bengston 1987).
Peran pemberian perawatan maka harapannya adalah pasangannya akan memberikan
bantuan tersebut akan tetapi, pasangan yang memberikan perawatan yang biasanya orang
tua itu sendiri, beresiko yang tinggi terhadap masalah kesehatan atau memperburuk
kondisi yang ada karena adanya tegangan akibat memberikan perawatan dan karena usia
mereka yang semakin lanjut. (Blietzner dan Alley, 1990)
14
DAFTAR PUSTAKA
15