Anda di halaman 1dari 6

HARMONISASI STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL DENGAN ADOPSI IFRS

Yulia Fransiska Ginting1


Comelia Sianturi2
Nurtati Sitorus3
Fakultas Ekonomi, Program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Medan
email : yuliafrans123@gmail.com, chamelia2019@gmail.com, 99sitorusnurtati@gmail.com

ABSTRAK
Akuntansi internasional merupakan akuntansi untuk transaksi antar negara atau akuntansi
yang terfokus pada persoalan transaksi multinasional (lintas batas negara) yang dilakukan oleh
perusahaan multinasional. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang harmonisasi
standar akuntansi internasional dengan adopsi IFRS. Artikel ini menggunakan literatur tinjauan
pustaka dari berbagai sumber terpercaya seperti jurnal, skripsi dan thesis. Berdasarkan hasil
analisis kami terhadap teori yang ada bahwa harmonisasi standar akuntansi pada suatu negara tidak
mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional. Negara tersebut hanya membuat
agar standar akuntansi yang mereka miliki tidak bertentangan dengan standar akuntansi
internasional. Seperti halnya Adopsi IFRS yang dilakukan di beberapa negara, di antaranya di Uni
Eropa yang mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar di bursa harus menyiapkan laporan
keuangan konsolidasi sesuai IFRS (SG-007).
Keywords: Akuntansi Internasional, Harmonisasi, Adopsi of IFRS

PENDAHULUAN
Iqbal, Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai
akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara
yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Suatu perusahaan mulai terlibat
dengan akuntansi internasional adalah pada saat mendapatkan kesempatan melakukan transaksi
ekspor atau impor. Kesulitan-kesulitan mulai timbul pada saat perusahaan domestik ingin
melakukan investigasi terhadap kelayakan perusahaan pembeli asing. Jika pembeli diminta untuk
memberikan informasi finansial berkaitan dengan perusahaannya, ada kemungkinan bahwa
informasi finansial tersebut tidak mudah diinterpretasikan, mengingat adanya asumsi-asumsi
akuntansi dan prosedur akuntansi yang tidak lazim di perusahaan penjual.
Sebagian besar perusahaan yang baru terjun di bisnis internasional bisa meminta bantuan
kepada bank atau kantor akuntan dengan keahlian internasional untuk menganalisis dan
mengintepretasikan informasi finansial tersebut. Hal lain yang harus diantisipasi adalah jika
pembeli membayar dalam mata uang asing. Misalnya, sebuah perusahaan di Indonesia melakukan
ekspor hasil produksinya kepada perusahaan di Amerika Serikat, dan pembeli membayar dalam
dollar Amerika Serikat. Perusahaan domestik harus mengantisipasi adanya rugi atau untung
potensial yang mungkin timbul karena perubahan nilai tukar antara saat order pembelian dicatat
dengan saat pembayaran diterima. Pelaksanaan ekspor melibatkan banyak pihak seperti
perusahaan pengiriman, asuransi, bea cukai serta dokumen-dokumen penunjang lainnya yang
disyaratkan luas di seluruh dunia. Dalam hal ini tentunya juga perlu adanya antisipasi atas segala
biaya yang pada umumnya melibatkan pemakaian mata uang yang berbeda. Untuk impor, kondisi-
kondisi di atas sebaliknya akan ditemui oleh perusahaan penjual asing. Kondisi yang harus
dipertimbangkan oleh perusahaan pembeli domestik adalah nilai tukar mata uang domestik
terhadap mata uang asing yang disepakati sebagai denominasi pembayaran. Termasuk di dalamnya
adalah pembayaran kepada forwarder dan perusahaan pengiriman jika impor dilakukan dengan
syarat free on board.
Keterlibatan perusahaan dalam akuntansi internasional juga tidak dapat dihindarkan saat
perusahaan membuka operasi di luar negeri, baik yang hanya berupa pemberian lisensi produksi
terhadap perusahaan milik pihak lain di luar negeri maupun pendirian anak perusahaan di luar
negeriAkuntansi untuk operasi anak perusahaan di luar negeri harus sesuai dengan aturan-aturan
yang ditetapkan oleh pemerintah dan institusi yang berwenang di negara yang bersangkutan, yang
berbeda dengan aturan-aturan di negara induk perusahaan. Selain itu harus dibuat juga sistem
informasi manajemen untuk memonitor, mengawasi dan mengevaluasi operasi anak perusahaan
serta membuat sistem untuk melakukan konsolidasi hasil operasi perusahaan induk dan anak.
Akuntansi internasional menjadi semakin penting dengan banyaknya perusahaan multinasional
(multinational corporation) atau MNC yang beroperasi di berbagai negara di bidang produksi,
pengembangan produk, pemasaran dan distribusi.

PEMBAHASAN
Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional
Pada saat ini harmonisasi standar akuntansi internasional menjadi isu hangat karena sangat
berhubungan erat dengan globalisasi dalam dunia bisnis atau kegiatan perdagangan antar negara
saat ini yang mengakibatkan munculnya perusahaan multinasional. Sehingga hal tersebut
mengakibatkan timbulnya kebutuhan akan suatu standar akuntansi yang berlaku secara luas di
seluruh dunia. Akuntansi sebagai penyedia informasi bagi pengambilan keputusan yang bersifat
ekonomi yang dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus mengalami perubahan karena adanya
globalisasi. Adanya transaksi antar Negara dengan prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang
berbeda antar Negara mengakibtkan munculnya kebutuhan akan harmonisasi standar akuntansi di
seluruh dunia.
Harmonisasi standar akuntansi internasional pertama kali dikenalkan oleh European
Commision (EC). Pada tahun 1995 EC mengadopsi pendekatan baru bagi harmonisasi akuntansi
yang memperbolehkan penggunaan standar akuntansi internasional untuk perusahaan yang
terdaftar di pasar modal internasional. Lembaga-lembaga yang aktif dalam usaha harmonisasi
standar akuntanasi internasional antara lain adalah IASC (International Accountig Standard
Commitee) dan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).
Beberapa pihak yang diuntungkan dengan adanya harmonisasi tersebut adalah perusahaan-
perusahaan multinasional, kantor akuntan internasional, organisasi perdagangan, serta
International Organization of Securities Commissions (IOSCO) ((Arja Sadjiarto, 1999).
Harmonisasi standar akuntansi internasional berarti sebagai proses meningkatkan kesesuaian
praktik akuntansi melalui penyusunan batasan berbagai macam perbedaan (Choi, et al., 1999).
Harmonisasi berarti dapat juga berarti sebagai sekelompok negara yang menyepakati suatu standar
akuntansi yang mirip, namun mengharuskan adanya pelaksanaan yang tidak mengikuti standar
harus diungkapkan dan direkonsiliasi dengan standar yang disepakati bersama (Arja Sadjiarto,
1999). Dengan demikian harmonisasi dapat mengakomodasi perbedaan nasional dan
meningkatkan komparabilitas informasi keuangan dari berbagai negara. Harmonisasi membuat
standar akuntansi keuangan sejalan dengan standar akuntansi internasional. Secara sederhana
pengertian harmonisasi standar akuntansi dapat diartikan bahwa suatu negara tidak mengikuti
sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional. Negara tersebut hanya membuat agar
standar akuntansi yang mereka miliki tidak bertentangan dengan standar akuntansi internasional.
Harmonisasi fleksibel dan terbuka sehingga sangat mungkin ada. Menurut Nobes dan Parker
(2002) ada beberapa dalam hambatan proses harmonisasi seperti yang dikutip Gayamuni (2009)
yaitu sebagai berikut:
1. Adanya perbedaan praktek akuntansi pada beberapa negara
2. Perbedaan kualitas badan profesi akuntansi di tiap-tiap negara
3. Perbedaan sistem politik dan sistem ekonomi di tiap-tiap negara.
Standar Akuntansi Internasional
Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS ) disusun oleh
empat organisasi utama dunia. Organisasi tersebut yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional
(IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan
Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang
dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen
untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan
mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan
dapat diperbandingkan (Choi et al., 1999). Komisi Masyarakat Eropa (EC) menekankan negara-
negara anggota untuk menggunakan standar akuntansi internasional guna memasuki pasar modal
pada banyak negara, sehingga mengurangi masalah operasional perusahaan multinasional dalam
skala internasional. Penerapan standar akuntansi internasional di Eropa lebih bermotif untuk
mempermudah jalan masuk ke pasar modal di banyak negara, khususnya Amerika Serikat dan
negara-negara lokasi anak perusahaan. Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) bertujuan
untuk mengembangkan konsensus internasional, pertukaran informasi penyusunan standar baku
untuk melindungi investor, dan pengawasan yang memadai dalam pasar modal. Federasi
Akuntansi Internasioanal (IFAC) bertujuan untuk pengembangan profesi dan harmonisasi standar
akuntan di seluruh dunia guna memberikan jasa yang konsisten dan memiliki kualitas yang tinggi
guna kepentingan masyarakat (Choi, et al., 1999).
Standar Akuntansi Internasional oleh beberapa organisasi tersebut diharapkan dapat
mengatur praktik-praktik akuntansi secara internasional. Setiap negara pastinya mempunyai
standar akuntansi nasional untuk negaranya masing-masing, baik itu dengan membuat sendiri
maupun dengan mengadopsi standar akuntansi dari negara lain atau dari standar akuntansi
internasional untuk kemudian dijadikan sebagai standar akuntansi untuk negaranya, menggingat
penerbitan regulasi akuntansi (standar) adalah sebuah proses yang mahal. Namun setiap negara
mempunyai cara yang berbeda-beda sehingga antar satu negara dengan negara yang lain bisa
berbeda standarnya.
Contoh perlakuan-perlakuan akuntansi yang berbeda disebabkan oleh adanya penggunaan standar
yang berbeda menurut Choi dan Meek (2008: 115- 116) adalah:
1. Standar akuntansi di Inggris Raya membolehkan perusahaan menggunakan penilai untuk
menentukan nilai pasar wajar atas aset tetapnya dan hal tersebut tidak boleh dilakukan di
Amerika.
2. Standar akuntansi di Meksiko memperbolehkan perusahaan untuk menyesuaikan nilai
persediaannya terhadap laju inflasi, dan kebanyakan negara lain melarang hal tersebut.
3. Standar akuntansi di Amerika Serikat memperbolehkan goodwill dikapitalisasi dan dijadikan
beban hanya jika goodwill tersebut mengalami penurunan nilai, sedangkan di beberapa negara
lain goodwill dapat diamortisasi dengan periode yang berbeda-beda.
4. Standar akuntansi di beberapa negara fasilitas yang diberikan kepada pekerja misalnya,
fasilitas kesehatan boleh diakui sebagai kewajiban sedangkan di negara lain hal tersebut baru
diakui ketika fasilitas tersebut dibayarkan.
5. Standar akuntansi beberapa negara lebih mementingkan pengakuan pendapatan dengan
mengunakan basis kas dan bukan dengan basis akrual. Standar akuntansi internasional sangat
dibutuhkan dalam praktek bisnis dimana alasan utamanya adalah untuk kebutuhan akan
pergerakan bebas dana yang mengiringi globalisasi pasar modal (Gaffikin, 2008: 118).
Adopsi dan Harmonisasi IFRS di Beberapa Negara
Adopsi IFRS telah dilakukan di beberapa negara, di antaranya di Uni Eropa yang
mengharuskan semua perusahaan yang terdaftar di bursa harus menyiapkan laporan keuangan
konsolidasi sesuai IFRS (SG-007), sedangkan di Inggris standar yang menyerupai IFRS diperlukan
untuk menghindari masalah tentang perusahaan yang terdaftar dan yang tidak terdaftar di bursa
dan IFRS dianggap sebagai suatu tantangan, yang pada akhirnya menyambut baik IFRS untuk
mengurangi perbedaan antara standar akuntansi di Inggris dan IFRS (Fearnley dan Hines, 2003).
Selain itu, Australia juga salah satu negara yang berpengaruh dalam pengembangan
akuntansi internasional sejak konsep dari komite akuntansi internasional dikembangkan di Sidney
tahun 1972. Australia yang sama halnya dengan negara lain, pada awalnya juga memperdebatkan
IFRS. Selama tahun 1980-an ada tekanan pada standar akuntansi yaitu jika tidak mentaati maka
akan dikenakan denda. Pada awal 1984 mengesahkan pengembangan standar akuntansi dan
sekaligus memberi status legal dan sejak tahun 1996 mengadopsi kebijakan harmonisasi
internasional dan pemenuhan pada Standar Akuntansi Australia memberikan keyakinan atas
pemenuhan pada IFRS yang diumumkan oleh IASC (International Accounting Standard
Commitee), kecuali terdapat alasan mengapa pemenuhan tidak cocok dengan penyusunan
institusional Australia (Collett, et al., 1999) .
Di Singapura adopsi penuh Standar Akuntansi Internasional tidaklah menjadi masalah.
Regulator di negara ini telah meminta perusahaan di Singapura untuk mengikuti Singapore
Reporting Standards (FRS) mulai 1 Januari 2003 dan FRS sendiri diadopsi dari AIS. Sampai April
2005 Singapura telah mengadopsi semua Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh
IASB, kecuali AIS No.40 tentang Investment Property, yang direvisi oleh IASB dan berlaku pada
1 Januari 2005, sehingga untuk hal tersebut Dewan Standar Singapura memberlakukan secara
efektif pada 1 Januari 2007. Di Vietnam, dalam menyusun standar akuntansinya telah mengadopsi
IFRS. Standar akuntansi ini berlaku bagi semua jenis perusahaan termasuk perusahaan yang
terdaftar di bursa, sedangkan di Malaysia mulai 1 Januari 2005 standar akuntansi yang dikeluarkan
oleh Malaysian Accounting Standards Board (MASB) akan berubah nama dari Financial
Reporting Foundation (FRF) menjadi Financial Reporting Standard (FRS). Perubahan nama
tersebut merupakan langkah awal untuk menyejajarkan Standar Akuntansi Malaysia dengan IFRS
yang selanjutnya MASB akan aktif dalam penyusunan Standar Akuntansi Internasional (Media
Akuntansi, 2005c).
Jepang, memiliki Standar Akuntansi yang berbeda dengan Standar Akuntansi Internasional
dan untuk melakukan konvergensi Jepang bekerjasama dengan IASB. Pada 1 Januari 2005
diadakan proyek kerja sama antara IASB dan ASBJ (the Accounting Standards Board of Japan)
untuk mengurangi perbedaan antara Standar Akuntansi Jepang dan IFRS. Di Hongkong
konvergensi dengan Standar Akuntansi Internasional dimulai pada 1 Januari 2005, yang berarti
mulai tanggal tersebut perusahaan di Hongkong harus menerapkan standar internasional dalam
penyusunan laporan keuangannya (Media Akuntansi, 2005c).
Di Malaysia Mulai 1 Januari 2005, standar akuntansi yang dikeluarkan oleh Malaysian
Accounting Standards Board (MASB) akan berubah dari Financial Reporting Foundation (FRF)
menjadi Financial Reporting Standards (FRS). Perubahan nama tersebut merupakan langkah awal
untuk menyejajarkan stándar akuntansi Malaysia dengan IFRS yang selanjutnya MASB akan aktif
dalam penyusunan stándar akuntansi internasional (Media Akuntansi, 2005b)

KESIMPULAN
Harmonisasi membuat standar akuntansi keuangan sejalan dengan standar akuntansi
internasional. Secara sederhana pengertian harmonisasi standar akuntansi dapat diartikan bahwa
suatu negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional. Negara
tersebut hanya membuat agar standar akuntansi yang mereka miliki tidak bertentangan dengan
standar akuntansi internasional. Standar Akuntansi Internasional oleh beberapa organisasi tersebut
diharapkan dapat mengatur praktik-praktik akuntansi secara internasional. Dengan adanya standar
yang diterapkan maka informasi akuntansi dapat diperbandingkan dan memudahkan dalam
melakukan konsolidasi antara induk perusahaan dengan anak perusahaan yang berada di Negara
lain. Harmonisasi standar akuntansi pada suatu negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang
berlaku secara internasional. Negara tersebut hanya membuat agar standar akuntansi yang mereka
miliki tidak bertentangan dengan standar akuntansi internasional. Seperti halnya Adopsi IFRS
yang dilakukan di beberapa negara, di antaranya di Uni Eropa yang mengharuskan semua
perusahaan yang terdaftar di bursa harus menyiapkan laporan keuangan konsolidasi sesuai IFRS
(SG-007).
REFERENSI

Rika, Rindu. 2013. Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Menuju International
Financial Reporting Standards. Jurnal Akuntansi Internasional, Vol. 14 (2).

Immanuela, Intan. 2009. Adopsi Penuh Dan Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional.
Jurnal Ilmiah Universitas Katolik, Vol. 33 (1).
Kurniawati, Novi. 2012. Standar akuntansi internasional: harmonisasi versus konvergensi.

Fernandes, Rinaldo. 2012. “Reaksi Pasar Terhadap Penerapan Standar Akuntansi Internasional
(IFRS) Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bei” (Skripsi). Ekonomika dan Bisnis. Universitas
Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai