Abstract
Novel (riwa>yah) is categorized as a genre of modern Arabic
literature. The birth of this genre has something to do with
the revival period of Arabic in general. Yet the pre-natal of
this new genre in Arab world is left undiscussed. This
research aims at disclosing the birth of Arabic novel. It is
found that Egypt has been the center of the labor of this
genre. Its pre-natal period is marked by the translation of
the Western literature and the resurrection of the genre of
maqa>mah. There are some arguments on the situation and
condition of the pre-natal of the Arabic novel. First, it was
imported from the west. The second argument is that novel
is indigenous genre, and the third is that novel is rooted
from both classical Arabic and modern Western world.
Kata kunci: novel Arab; sejarah sastra.
A. PENDAHULUAN
Novel adalah salah satu genre dalam kesusateraan Arab modern
yang kemunculannya sekitar akhir Abad ke-19 atau awal abad ke-
20. Dikatakan akhir abad ke-19, jika kemunculannya dimulai dari
Sali>m al-Busta>ni> dengan al-Huyam fi Jinan al-Syam tahun 1870,
atau Jurji> Zaidan pada tahun 1891 dengan novel-novel sejarahnya.
Dikatakan awal abad ke-20, jika kemunculannya dimulai dengan
Novel Zainab karya Husein Haikal. Kemunculannya ini
menunjukkan bahwa ruang ekspresi sastra terus berkembang
mengiringi sejarah manusia dalam menghadapi segala aspek
kehidupannya. Kelahiran genre-genre sastra baru –seperti novel-
memberikan ruang ekspresi tersendiri bagi para pengarang dalam
Moh. Wakhid Hidayat
E. KESIMPULAN
Novel telah menjadi genre sastra Arab Modern. Dan,
kemunculannya berada pada setting waktu masa kebangkitan
(nahd}ah) Arab yang puncaknya pada abad ke-19 dan 20.
Kemunculan kreasinya dimulai dari kawasan Suriah-Lebanon
dan menyatu berpusat di Mesir seiring dengan hijrahnya para
penduduk Suriah-Lebanon ke kota ini. Percepatan perkenalan
fiksi modern ke dunia Arab difasilitasi oleh teknologi percetakan
dan pers. Dari sejarah kebangkitan Arab ini diketahui bahwa awal
penulisan fiksi baik terjemahan atau pranovel seperti maqa>mah
didominasi oleh penulis-penulis Suriah-Lebanon yang bermigrasi
di Mesir.
Penerjemahan fiksi-fiksi Barat ke dalam Bahasa Arab dan
menghidupkan kembali maqa>mah telah mengawali kemunculan
novel Arab. Dua situasi ini satu sisi memberikan jalan atau
gerbang terciptanya novel-novel Arab, dan sisi yang lain
menampilkan perdebatan seputar akar-akar novel Arab.
Perdebatan dimulai dari pendapat yang mengatakan bahwa novel
Arab merupakan genre impor dari Barat dengan dibuktikan
DAFTAR PUSTAKA