Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FIQIH TENTANG ZAKAT

Memenuhi tugas dari Bapak Drs. H. Mursalim, M.Ag,

Mata kuliah Fiqih Ibadah dan Muamalah

Disusun oleh :

Husnul Hotimah Nuraini (T20181308)

Fira Saputri (T20181349)

Mar’atus Sholihah (T20181322)

Windi WidiyaNingsih (T20181329)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
TAHUN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Fikih Zakat”. Atas dukungan moral dan
materi yang diberikan dalam meyusun makalah ini, maka penulis mengucap
banyak terima kasih.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat membantu serta bermanfaat dan
memberikan inspirasi bagi para pembaca.Semoga dengan membaca makalah ini
pembaca dapat menambah pengetahuan atau memperbaiki isi makalah ini agar
menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami menyadari bahwa


makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari bapak
dan teman-teman sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Jember, 10 maret 2020

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ........................................................................................................1

Rumusan Masalah....................................................................................................2

Tujuan Penulisan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat .........................................................................................3


B. Dasar Hukum Zakat ....................................................................................3
C. Harta Yang Wajib diZakati.........................................................................5
D. Hikmah Zakat............................................................................................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................14
B. Saran .........................................................................................................14

Daftar Pustaka..........................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat merupakan rukun islam yang ketiga, zakat merupakan suatu


ibadah yang paling penting kerap kali dalam Al-Qur’an, Allah
menerangkan zakat beriringan dengan menerangkan shalat. Pada delapan
dua tempat Allah menyebut zakat beriringan dengan urusan shalat ini
menunjukkan zakat dan shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali
dalam hal keutamaannya shalat dipandang seutama-utamanya ibadah
maliyah. Zakat merupakan salah satu rukun islam, dan menjadi salah satu
unsur pokok bagi tegaknya syariat islam. Oleh karena itu hukum zakat
adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang memenuhi syarat-syarat
tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan
puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur’an dan
As-Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan
kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat
manusia.

Seluruh ulama salaf dan khalaf menetapkan bahwa mengingkari


hukum zakat yakni mengingkari wajibnya menyebabkan di hukum kufur.
Karena itu kita harus mengetahui definisi zakat, harta-harta yang harus di
zakatkan, nishab-nishab zakat, tata cara pelaksanaan zakat dan berbagai
macam zakat.

Salah satu sisi ajaran islam yang belum ditangani secara serius
adalah penanggualangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan
pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq, dan shodaqoh dalam arti
seluas-luasnya. Sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah SAW serta
penerusnya di zaman keemasan islam. Padahal umat islam (indonesia)
sebenarnya memiliki potensi dana yang sangat besar. Terdorong dari
pemikiran inilah, penulis mencoba untuk menyusun makalah zakat yang
ringkas dan praktis agar dapat dengan mudah dimengerti oleh pembaca.
Meskipun penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Namun demikian penulis berharap risalah ini dapat bermanfaat. Kritik dan
saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah zakat ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian zakat?

2. Apa dasar hukum zakat?

3. Apa saja harta yang wajib di zakati?

4. Apa saja hikmah zakat?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian zakat

2. Untuk mengetahui dasar hukum zakat

3. Untuk mengetahui harta yang wajib di zakati

4. Untuk mengetahui hikmah zakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat

Zakat menurut istilah Agama Islam artinya “kadar harta yang


tertentu, yang diberikan kepada yang berhak menerimanya, dengan
beberapa syarat.

Zakat adalah salah satu rukun Islam yang lima, fardu ‘ain atas tiap
– tiap orang yang cukup syarat-syaratnya.

Sebagaimana Firman Allah SWT:

ْ ُ‫صالَةَ َوآت‬
َ‫وا ال َّز َكاة‬ ْ ‫ َوأَقِي ُم‬....
َّ ‫وا ال‬

“Dirikanlah Sholat dan bayarkanlah Zakat hartamu.” (AN-NISA:77)

َ ‫ ُخ ْذ ِم ْن أَ ْم َوالِ ِه ْم‬....
‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُ َز ِّكي ِه ْم بِهَا‬

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka,” (AT-TAUBAH:103)

B. Dasar Hukum Zakat


1. Al-Qur’an

Dasar hukum tentang zakat adalah salah satunya firman Allah SWT an-Nur
56 :

۟ ‫وا ٱل َّز َك ٰوةَ َوأَ ِطيع‬


َ‫ُوا ٱل َّرسُو َل لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬ ۟ ُ‫صلَ ٰوةَ َو َءات‬ ۟ ‫َوأَقِي ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬

Artinya : Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah


kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.

Dalam surat lain Allah kembali menegaskan dalam surat al-An’am 141

‫ت َوٱلنَّ ْخ َل َوٱل َّزرْ َع ُم ْختَلِفًا أُ ُكلُهۥُ َوٱل َّز ْيتُونَ َوٱلرُّ َّمانَ ُمتَ ٰ َشبِهًا َو َغ ْي َر‬ ٰ
ٍ ‫ت َو َغ ْي َر َم ْعرُو ٰ َش‬ ٍ ‫ت َّم ْعرُو ٰ َش‬ ٍ َّ‫ى أَن َشأ َ َجن‬
ٓ ‫َوهُ َو ٱلَّ ِذ‬
۟ ‫صا ِد ِهۦ ۖ َواَل تُس‬ ۟ ُ‫وا ِمن ثَمر ِٓۦه إ َذٓا أَ ْثم َر َو َءات‬ ۟ ُ‫ُمتَ ٰ َشب ٍه ۚ ُكل‬
۞ َ‫ْرفِين‬ ِ ‫ْرفُ ٓوا ۚ إِنَّ ۥهُ اَل يُ ِحبُّ ْٱل ُمس‬ِ َ ‫وا َحقَّ ۥهُ يَوْ َم َح‬ َ ِ ِ َ ِ

3
Artinya : Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan
yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-
macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan
tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu)
bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.

Kemudian firman Allah dalam surat At-taubah ayat 103

‫ك َس َك ٌن لَّهُ ْم ۗ َوٱهَّلل ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬


َ َ‫صلَ ٰوت‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن أَ ْم ٰ َولِ ِه ْم‬
َ ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُ َز ِّكي ِهم بِهَا َو‬
َ ‫ص ِّل َعلَ ْي ِه ْم ۖ ِإ َّن‬

Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.1

2. Hadits

Selain Al-Qur’an dasar untuk menunaikan zakat adalah hadist


Rasulullah SAW. Salah satunya adalah Hadits riwayat Imam Bukhari :

‫فذ ً رضي هللا عى كز حديث‬ ‫ حد ثىي ابى سفيان‬:‫و قال ابه عب اس رضي هللا عى ه ما‬
)‫(رواي البخاري‬.‫ والص لت والعفاف‬43 ‫ يام زوا بالصالة والزكاة‬: ‫الىبي ص ًل هللا عل ًي و س لم فقال‬

Artinya : Ibnu Abbas R.A berkata,” Abu Sufyan R.A telah menceritakan
kepadaku (lalu dia menceritakan hadits Nabi SAW), bahwa Nabi SAW
bersabda : Kami diperintahkan untuk mendirikan shalat, menunaikan zakat,
menyambung tali persaudaraan, dan menjaga kesucian diri. ( H.R Bukhari).2

1
Masturi ilham, Nurhadi, op. cit., hlm. 250-251.

Kurnia, H. hikmah, H. A, Hidayat, log.cit., hlm. 4-5

Departemen Agama RI, Al-quran Dan Terjemahnya, Bandung: Syamil, 2005, hlm. 358.
2
Ibid., hlm. 204.

4
C. Harta yang wajib di zakati

1. Binatang ternak

Jenis binatang yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah unta,


sapi, kerbau, dan kambing. Dasar wajib mengeluarkan zakat binatang
ternak ialah: diberitahukan oleh Bukhari dan Muslim dari Abi Dzar,
bahwasanya Nabi Saw. bersabda sebagai berikut: “seorang laki-laki
yang mempunyai unta, sapi, atau kambing yang tidak mengeluarkan
zakatnya maka binatang-binatang itu nanti pada hari kiamat akan
datang dengan keadaan yang lebih besar dan gemuk dan lebih besar
dari pada di dunia, lalu hewan-hewan itu menginjak-nginjak pemilik
dengan kaki-kainya. Setiap selesai mengerakan yang demikian,
binatanag-binatang itu kembali mengulangi pekerjaan itu sebagaimana
semula, dan demikianlah terus menerus sehingga sampai selesai Allah
menghukum para manusia.” (HR. Bukhari)

 Syarat bagi pemilik binatang yang wajib zakat tersebut adalah:

a. Islam

b. Merdeka, seorang hamba tidak wajib berzakat

c. Milik yang sempurna. Sesuatu yang belum sempurna dimiliki


tidak wajib dikeluarkan zakatnya.

d. Cukup satu nishab

e. Sampai 1 tahun lamanya dipunyai

f. Digembalakan di rumput yang mubah. Binatang yang diumpan


(diambilkan makanannya) tidak wajib di zakati.

 Seseorang yang memiliki 5 ekor unta ke atas wajib mengeluarkan


zakatnya dengan aturan sebagai berikut.

Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Beirut: Darrul Kutubul Ilmiyah, 1992, hlm 673.

5
1. 5-9 unta zakatnya 1 ekor kambing

2. 10-14 ekor unta zakatnya 2 ekor kambing

3. 15-19 ekor unta zakatnya 3 ekor kambing

4. 20-24 ekor unta zakatnya 4 ekor kambing

5. 25-35 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 1-2 tahun

6. 36-45 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 2-3 tahun

7. 46-60 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 3-4 tahun

8. 61-75 ekor unta zakatnya 1 ekor unta berumur 4-5 tahun

9. 76-90 ekor unta zakatnya 2 ekor unta berumur 2-3 tahun

10. 91-120 ekor unta zakatnya 2 ekor unta berumur 2-3 tahun

11. 121-129 ekor unta zakatbya 3 ekor unta berumur 2-3 tahun.

 Nishab dan zakat sapi atau kerbau

Nishab zakat sapi atau kerbau ialah mulai dari 30 ekor ke atas
dengan rincian sebagai berikut:

1. 30-39 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau
kerbau yang berumur 1-2 tahun (tabi’)

2. 40-59 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau
kerbau betina yang berumur 2-3 tahun (musinnah)

3. 60-69 sapi atau kerbau zakatnya 2 ekor anak sapi atau kerbau
(tabi’)

4. 70-79 ekor sapi atau kerbau zakatnya 1 ekor anak sapi atau
kerbau (tabi’) dan 1 ekor musinnah

6
5. 80-89 ekor sapi atau kerbau zakatnya 2 ekor sapi atau kerbau
musinnah

6. 90-99 ekor sapi atau kerbau zakatnya 3 ekor sapi atau kerbau
tabi’

7. 100-109 ekor sapi atau kerbau zakatnya 2 ekor tabi’ dan 1 ekor
musinnah. Begitu seterusnya, setiap bertambah 10 ekor
bertambah pula zakatnya.3

 Nishab dan zakat kambing

Nishab kambing ialah mulai dari 40 ekor kambing dan zakatnya


adalah 1 ekor kambing berumur 2-3 tahun. Selanjutnya diatur
sebagai berikut;

1. 40-120 ekor kambing zakatnya 1 ekor kambing berumur 2-3


tahun

2. 121-200 ekor kambing zakatnya 2 ekor kambing berumur 2-3


tahun

3. 201-300 ekor kambing zakatnya 3 ekor kambing berumur 2-3


tahun

4. 301-400 ekor kambing zakatnya 4 ekor kambing berumur 2-3


tahun

5. Untuk selanjutnya setiap bertambah 100 ekor, bertambah pula


zakatnya 1 ekor kambing.

2. Emas dan perak

Nishab emas adalah mitsqal atau sama dengan 93,4 gram, zakatnya
2,5%. Adapun perak nishabnya adalah 200 dirham atau setara dengan 624

3
Nuruddin Mhd. Ali. 2006. Zakat sebagai instrumen dalam kebijakan fiskal. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada

7
gram, zakatnya 2,5%. Jika emas atau perak telah mencapai atau melebihi
dari ukuran nishab dan haul (satu tahun), maka wajib bagi pemiliknya
untuk mengeluarkan zakat. Demikian juga jika kepemilikan benda itu
berlebih, pemiliknya harus memperhitungkan berapa yang harus
dibayarkan. Misalnya jumlah emas sebanyak 100 gram, maka
perhitungannya adalah 2,5% dikalikan dengan 100 gram= 2,5 gram. Jadi
zakatnya bukanlah potongan atau bagian dari emas tersebut, melainkan
nilai uang yang setara dengan jumlah emas yang harus dikeluarkan. Zakat
emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya berdasarkan firman Allah:

‫) يَ´´و َم‬34( ‫ب اَلِي ٍْم‬ ٍ ‫ضةَ َوالَيُ ْنفِقُوْ نَهَ´´ا فِى َس ´بِ ْي ِل هّللا فَبَ ِّش ´رْ هُ ْم بِ َع´ َذا‬
َّ ِ‫َب َو ْالف‬
َ ‫َو َّال ِذ ْينَ يَ ْن ِك ُزوْ نَ ال َّذه‬
‫ه´´ذا َما َكن َْزتُ ْم اِل َ ْنفُ ِس ´ ُك ْم فَ ´ ُذوْ قُوا َما‬, ‫َار َجهَنَّ َم فَتُ ْكوى بِهَا ِجبَاهُهُ ْم َو ُجنُوْ بُهُ ْم َوظُهُوْ ُرهُ ْمم‬ ِ ‫يُحْ َمى َعلَ ْيهَا فِى ن‬
)35( َ‫ُك ْنتُ ْم تَ ْكنِ ُزوْ ن‬

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak


menafkahkannya pada jalan Allah maka beritahukanlah kepada mereka
(bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih pada hari dipanaskan
emas dan perak itu dalam neraka jahannam lalu dibakar dengannya dahi,
lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka ‘inilah
harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah
sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu’.” (At-taubah: 34-35)

 Syarat-syarat wajib zakat emas dan perak sebagai berikut:

a. Milik orang islam

b. Yang memiliki adalah orang yang merdeka

c. Milik penuh (dimiliki dan menjadi hak penuh)

d. Sampai nishabnya

e. Sampai satu tahun disimpan.

3. Makanan hasil bumi

8
Hasil bumi yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah yang dapat
dijadikan makanan pokok seperti: padi, jagung, gandum, dan sebagainnya.
Sedangkan buah-buahan yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah anggur
dan kurma. Buah-buahan yang wajib dikeluarkan zakatnya sebagaimana
sabda Rasulullah Saw sebagai berikut: “tidak ada sedekah (zakat) pada biji
dan kurma kecuali apabila mencapai lima wasaq (700kg). (HR. Muslim).

 Syarat-syarat wajib mengeluarkan zakat hasil bumi sebagai berikut:

a. Pemiliknya orang islam

b. Pemiliknya orang yang merdeka

c. Milik sendiri

d. Sampai nishabnya

e. Makanan itu ditanam oleh manusia

f. Makanan itu mengenyangkan dan tahan lama disimpan lama.

Tidak disyaratkan setahun memiliki, tetapi wajib dikeluarkan


zakatnya pada tiap-tiap manuai/panen.

 Nishab dan zakat hasil bumi

Nishab zakat hasil bumi ini sesuai dengan sabda nabi:”Dari


Abdullah r.a. nabi Saw bersabda : ”Tanam-tanaman yang diairi dengan
air hujan, mata air atau yang tumbuh dirawa-rawa, zakatnya
sepersepuluh (1/10) dan yang diairi dengan tenaga pengangkutan
zakatnya seperduapuluh (1/20).”( HR.Bukhari)
Nishab hasil bumi yang sudah dibersihkan ialah 5 wasaq yaitu
kira- kira 700 kg, sedang yang masih berkulit nishabnya 10 wasaq=
1400 kg. Zakatnya 10% (sepersepuluh ) jika diairi dengan air hujan, air
sungai, siraman air yang tidak dengan pembelian (perongkosan ). Jika

9
diari dengan air yanng diperoleh dengan pembelian maka zakatnya 5%
(seperdua puluh ).
Semua hasil bumi yang sudah masuk, wajib dikeluarkan
zakatnya, termasuk yang dikeluarkan untuk ongkos menuai dan
angkutan. Buah buahan seperti kurma, biji-bijian yang mengeyangkan
seperti beras, gandum, dan yang semisal wajib dikeluarkan zakatnya
jika telah mencukupi nishabnya. Zakat buah-buahan dan biji bijian
tidak perlu haul (satu tahun), tetapi dikeluarkan pada waktu panen.
Adapun Nishab dari hasil pertanian ini adalah sebanyak lima wasaq. 1
wasaq= 60 sha`, sehingga 5 wasaq= 300 sha`. 1 sha`= 2.304 kg,
sehingga 300 sha`= 691,2 kg= 91 kg 200 gram. Adapun besarnya sakat
yang dikeluarkan ialah berkisar antara 5 s.d 10 % jika, hasil
pertaniannya menggunakan air hujan atau air sungai besar zakatnya
ialah 10% dan jika produk menyangkut biaya transportasi, mesin
pompa air, maka wajib dizakatkan 5%.
4. Hasil tambang
Hasil tambang berupa emas dan perak apabila telah sampai
memenuhi nishab sebagaimana nishab emas dan perak, maka harus
dikeluarkan zakatnya seketika itu juga, tidak perlu menuggu satu tahun.
Zakat yang wajib dikeluarkan ialah 2,5%. .Barang rikaz itu umumnya
berupa emas dan perak atau benda logam lainnya yang berharga.
Syarat-syaratnya mengeluarkan zakat rikaz:
a.       Orang Islam
b.      Orang merdeka
c.       Milik Sendiri
d.      Sampai nishabnya
Tidak perlu persyaratan harus dimilki selama 1 tahun. Nishab zakat barang
tambang dan barang temuan, dengan nishab emas dan perak yakni 20
mitsqa l=96 gram untuk emas dan 200 dirham (672 gram ) untuk perak.
Zakatnya masing-masin 2,5%.
5. Harta perniagaan

10
Barang (harta) perniagaan wajib dikeluarkan zakatnya mengingat
firman Allah:”Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan
Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa
yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih
yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu
sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata
terhadapnya”(QS Al- Baqarah : 267).
Dan sabda Rasulullah: “Dari samurah : “Rasululah Saw,
memerintahkan kepada kami agar mengeluarkan zakat dari barang yang
disediakan untuk di jual .” ( HR. Daruquthni dan Abu Dawud)
Syarat wajibnya zakat perniagaan ialah:
a.       Yang memiilki orang Islam
b.      Milik orang yang merdeka
c.       Milik penuh
d.      Sampai nishabnya
e.       Genap setahun
Setiap tahun pedagang harus membuat neraca atau perhitungan
harta benda dagangan. Tahun perniagaan di hitung dari mulai berniaga.
Yang dihitung bukan hanya labanya saja tetapi seluruh barang yang
diperdagangkan itu apabila sudah cukup nishab, maka wajiblah
dikeluarkan zakatnya seperti zakat emas yaitu 2,5 %.
Harta dagangan yang mencapai jumlah seharga 96 gram emas, wajib
dikeluarkan zakatnya sebanyak 2,5% . Kalau sekiranya harga emas 1gram
Rp 100, maka barang dagangan yang seharga 96x RP 100 = RP.9600,
wajib dikeluarkan zakatnya 2,5% = RP 240.
Harta benda perdagangan perseroan, Firma, CV atau perkongsian
dan sebagainya, tegasnya harta benda yang dimilki oleh beberapa orang
dan menjadi satu maka hukumnya sebagai suatu perniagaan.
Kewajiban zakat ini juga mencakup barang-barang yang
dipersiapkan untuk dijual seperti tanah, bangunan, mobil, alat-alat
penampung air maupun barang-barang dagangan lainnya. Adapun

11
bangunan yang disewakan maka kewajiban zakat ada pada uang sewanya
(jika mencapai nishob) dan telah lewat setahun dalam kepemilikan.
Demikian pula mobil pribadi maupun mobil yang disewakan tidak ada
kewajiban zakat atasnya karena tidak dipersiapkan untuk dijual tetapi
untuk digunakan. Akan tetapi jika uang hasil disewakannya mobil tersebut
atau uang apapun yang telah mencapai nishob dan telah lewat setahun
dalam kepemilikan seseorang maka wajib untuk dikeluarkan zakatnya,
baik uang tersebut dipersiapkan untuk nafkah, atau untuk menikah, atau
untuk dibelikan perabot rumah, atau untuk dibayarkan hutang maupun
untuk selainnya.
D. Hikmah Berzakat
Guna zakat sungguh penting dan banyak, baik terhadap si kaya, si miskin,
maupun terhadap masyarakat umum. Diantaranya adalah:
1. Menolong orang yang lemah dan susah agar dia dapat menunaikan
kewajibannya terhadap allah dan terhadap makhluk allah (masyarakat).
2. Membersikahkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela, serta
mendidik diri agar bersifat mulia dan pemurah dengan membiasakan
membayar amanat kepada orang yang berhak dan berkepentingan.
Firman Allah Swt:
َ ‫ُّخ ْذ ِم ْن اَ ْم َوالِ ِه ْم‬
) ‫ (ا اتوبت‬.‫ص َد قَةً تُطَهِّ ُر هُ ْم َوتُ َز ِّك ْي ِه ْم بَهَا‬
“Ambilah zakat dari sebagaian harta mereka dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka”. (At-Taubah:103).
3. Sebagaian ucapan syukur dan terima kasih atas nikmat kekayaan yang
diberikan kepadanya. Tidak syak lagi bahwa berterima kasih yang di
perlihatkan oleh yang diberi kepada yang memberi adalah suatu
kewajiban yang terpenting menurut ahli kesopanan.
4. Guna menjaga kejahatan-kejahatan yang akan timbul dari si miskin
dan yang susah. Betapa tidak! Kita lihat sendiri sehari-hari, betapa
hebatnya perjuangan hidup, berapa banyak orang yang baik-baik,
tetapi menjadi penjahat besar, lalu merusak masyarakat, bangsa, dan
negara.

12
Firman Allah Swt:

‫َواَل يَحْ َسبَ َّن ٱلَّ ِذينَ يَبْخَ لُونَ بِ َمٓا َءاتَ ٰىهُ ُم ٱهَّلل ُ ِمن فَضْ لِِۦه هُ َو َخ ْيرًا لَّهُم ۖ بَلْ ه َُو َش ٌّر لَّهُ ْم‬

“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang


Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa ke
bakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah
buruk bagi mereka” (Ali Imron:180).

5. Guna mendekatkan hubungan kasih sayang dan cinta-mencintai antara


si miskin dan si kaya. Rapatnya hubungan tersebut akan membuahkan
beberapa kebaikan dan kemajuan, serta berfaedah bagi kedua golongan
dan masyarakat umum.4

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Zakat menurut istilah Agama Islam artinya “kadar harta yang


tertentu, yang diberikan kepada yang berhak menerimanya, dengan

4
Rasjid, H. Sulaiman. 2008. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algesindo

13
beberapa syarat. Dasar hukum tentang zakat adalah salah satunya firman
Allah SWT an-Nur 56 :

۟ ‫وا ٱل َّز َك ٰوةَ َوأَ ِطيع‬


َ‫ُوا ٱل َّرسُو َل لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬ ۟ ُ‫صلَ ٰوةَ َو َءات‬ ۟ ‫َوأَقِي ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬

Artinya : Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah


kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.

Harta yang wajib dizakati adalah binatang ternak, emas dan


perak,makanan hasil bumi, hasil tambang, dan harta perniagaan. Dan
hikmah berzakat adalah Menolong orang yang lemah dan susah,
Membersikahkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela, Sebagaian
ucapan syukur dan terima kasih atas nikmat kekayaan yang diberikan
kepadanya, Guna menjaga kejahatan-kejahatan yang akan timbul dari si
miskin dan yang susah, Guna mendekatkan hubungan kasih sayang dan
cinta-mencintai antara si miskin dan si kaya.

B. Saran

Sebagai penutup dari makalah ini, tak luput pula kami ucapkan
ribuan terima kasih pada semua rekan-rekan yang telah banyak membantu
dalam pembuatan makalah ini. Di samping itu, masih banyak kekurangan
serta jauh dari kata kesempurnaan, tetapi kami semua telah berusaha
semaksimal munkin dalam pembutan makalah yang amat sederhana ini.
Maka, dari pada itu . kami semua sangat berharap kepada semua rekan-
rekan untuk memberi kritik atau sarannya, sehingga dalam pembuatan
makalah selanjutnya bisa menjadi yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Rasjid, H. Sulaiman. 2008. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Nuruddin Mhd. Ali. 2006. Zakat sebagai instrumen dalam kebijakan fiskal.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Ibid

14
Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Beirut: Darrul Kutubul Ilmiyah, 1992

Departemen Agama RI, Al-quran Dan Terjemahnya, Bandung: Syamil, 2005,

15

Anda mungkin juga menyukai