Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dilla Amalia Hamdi Nafilah

NIM : 190342621281
Offering : C13

JIHAD, RADIKALISME UMAT BERAGAMA, DAN MUSLIM MODERAT

Jihad dalam pengertian kontekstual adalah perjuangan yang dilakukan oleh individu
muslim maupun kelompok Islam dalam menyiarkan agama Islam, dan perjuangan-perjuangan
lain yang lebih luas, seperti perjuangan di bidang pendidikan, kesehatan, moral, ekonomi, sosial,
budaya, politik, keamanan, hak dan kewajiban, lapangan pekerjaan, dan lain-lain dengan segenap
kemampuan yang dimiliki. Jihad berbeda degan perang. Jihad ditinjau dari macamnya dapat
dipilah menjadi dua, yaitu jihad universal dan jihad kontekstual. Menurut beberapa pandangan,
ada beberapa macam hukum jihad.
Radikalisme umat beragama adalah paham yang menginginkan pembaruan atau
perubahan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan sikap yang ekstrem.
Radikalisme bukan ciri ajaran Islam karena Islam dalam menyiarkan agama menggunakan cara
bil hikmah (bijaksana), tutur kata yang santun, dan menggunakan cara berdebat yang dilandasi
saling hormat menghormati. Secara umum, radikalisme umat agama mengakibatkan terjadinya
teror dan kekerasan bahkan menimbulkan konflik dan peperangan secara horisontal dan vertikal,
apalagi jika yang terlibat berasal kelompok agama yang berbeda. Sudah banyak darah yang
mengalir akibat aksi radikalisme tersebut, begitu juga korban harta benda bahkan nyawa. Di
samping itu, radikalisme melahirkan beragam penderitaan dan nestapa. Tidak sedikit wanita
yang kehilangan suami, anak yang kehilangan orang tua, serta ribuan orang kehilangan tempat
tinggal.
Latar belakang umum penyebab radikalisme adalah bahwa di lingkungan umat beragama
apapun jenis agamanya selalu terdapat kelompok fundamentalis, minoritas, militan, ekstrem, dan
radikal. Sementara itu, latar belakang yang bersifat khusus, antara lain : Pengertian seseorang
terhadap agama yang tidak tepat, penyalahgunaan agama untuk kepentingan sektarian,
pemahaman agama yang tekstual, rigid (kaku), sempit, dan penyalahgunaan simbol agama,
Agama digunakan sebagai pembenar tanpa mengakui eksistensi agama lain. Kelompok radikal
agama ini mengklaim agama dan kelompoknya sebagai yang paling benar, Adanya penindasan,
ketidakadilan, dan marginalisasi sehingga melahirkan gerakan perlawanan, dll.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi radikalisme umat beragama adalah:
1. Perubahan sikap dan pandangan dari negara-negara Barat terhadap negara-negara Muslim di
dunia. Sudah saatnya dan sudah semestinya umat Islam di dunia tidak diposisikan sebagai
lawan Barat pasca berakhirnya era perang dingin. Namun sebaliknya, umat Islam di dunia
harus diperlakukan sebagai sahabat dan partner dalam berbagai bidang kehidupan secara
bermartabat dan tidak diskriminatif.
2. Mengurangi dan menghapuskan kesenjangan sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan
kebudayaan di tingkat nasional, regional, dan internasional.
3. Reorientasi pemahaman agama yang tekstual, rigid, dan sempit menjadi pemahaman yang
kontekstual, fleksibel, dan terbuka.
4. Melakukan modernisasi kehidupan umat secara selektif, dengan mengakomodir sisi
positifnya dan mengeliminir sisi negatifnya, dll.
Moderat merupakan pandangan atau sikap seseorang yang cenderung ke arah
pengambilan sikap dengan menggunakan jalan tengah (Salim, 2002). Dengan demikian muslim
moderat dapat didefinisikan sebagai pandangan seorang muslim atau umat Islam terhadap suatu
persoalan dengan selalu menghindarkan praktik-praktik yang radikal dan cenderung menyikapi
segala sesuatu dengan mengambil jalan tengah (moderat). Muslim di Indonesia pada dasarnya
adalah moderat dan toleran, karena latar belakang masuknya Islam ke Indonesia yang damai
lewat para pedagang Gujarat dan Arab. Padahal, saat itu penduduk Indonesia sudah memiliki
keyakinan dan kepercayaan tertentu, seperti: Hindu, Budha, animisme, dan dinamisme. Secara
sosial-budaya, Muslim Indonesia berbeda dengan Muslim di belahan dunia lain. Meski demikian,
umat Islam di Indonesia tidak dapat dikatakan kurang kental keislamannya dibanding dengan
umat Islam di negara-negara lain.
REFLEKSI VIDEO PEMBELAJARAN
Video 1
Judul : Shihab & Shihab Part 1 - Jihad Dalam Islam: Berbuat Jahat Bukan Jihad
Refleksi : Jihad atau Juhud arti dasarnya adalah Daya, menggunakan daya. Daya itu banyak
macamnya, ada daya fisik, daya pikir, daya kalbu, daya hidup, dll. Dalam konteks jihad, daya
digunakan untuk berbuat kebaikan baru dapat disebut jihad. Jihad dapat menggunakan ilmu,
dagangan, dll. Sama seperti “merdeka atau mati” Dalam segi bahasa berkembang menjadi ujian,
namun tidak disikapi dengan peperangan. karena peperangan adalah jalan terakhir. Makna
sekarang bergeser menjadi jihad perang, salah satu faktornya manusia memahami ayat al quran
secara terbatas. Dalam al-quran terdapat perintah berjihad menggunakan harta dan Anfus,
banyak yang salah mengartikan anfus adalah nyawa padahal anfus artinya totalitas. Dalm
berjihad harys diperhatikan, dalam agama diperintahkan memelihara nyawa maka dalam jihad
hal itu dilakukan terakhir, kalau bisa tidak mengorbankan nyawa. Paham radikalisme salah satu
penyebabnya adalah kebodohan.

Video 2
Judul : Memahami Makna Jihad - Ustadz Adi Hidayat, Lc, MA.
Refleksi : Kata jihad asalnya dari kata al juhudu. yang berarti kesungguhan, keseriusan. Kata ini
kemuidan memiliki perubahan kata yang maknanya saling berkaitan, ijtihad, jihad, mujahadah.
Ijtihad adalah kesungguhan dalam merencanakan, berpikir. Orangnya dinamakan mujtahid. Kata
jahadu mewakili ketiga kata tersebut. Prioritaskan akhirat, maka dunia akan ikut. Terkadang saat
akan ber ijtihad seringkali mendapat godaan fisik misalnya saat akan sholat di masjid tiba tiba
turun hujan deras ataupun masjidnya di bom, lalu yang terberat adalah godaan hati, nafsu, dan
emosi misalnya malas, gangguan setan, teman yang menyebalkan, dll.

Video 3
Judul : Shihab & Shihab Part 3 - Jihad Dalam Islam: Beda Teror dan Jihad
Refleksi : Seorang istri bekerja di luar rumah membantu suami dapat disebut jihad, selama itu
dalam konteks kebaikan. Teror dan jihad berbeda. Teror korbannya adalah orang-orang yang tak
bersalah, orang-orang yang harus dilindungi, sedangkan jihad, sebisa mungkin melindungi
semuanya, meminimalisasi kerusakan. Kekuatan yang dimiliki suatu bangsa dapat melindungi
bangsanya, menjaga perdamaian, itulah yang dimaksud al-quran. beberapa menafsirkan landasan
berperang padahal itu salah. Pelaku terror mengatakan bahwa alasannya melakukan terror nanti
di surge akan mendapat 72 bidadari, padahal tidak ada seperti itu, hal tersebut hanya iming-iming
semata. Bukan berarti pelaku teror mati syahid, bisa saja mati kafir. Dia membunuh dan
menganggap pembunuhannya dibenarkan tuhan padahal tidak dibenarkan. Terdapat bermacam-
macam terror oleh karena itu hukumannya berbeda beda. Hindari pembunuhan walaupun itu
teroris. kecuali jika terpaksa. Apabila hukuman mati dijatuhkan oleh pengadilan maka
diperbolehkan.

Anda mungkin juga menyukai