Anda di halaman 1dari 4

Nama : Damara Nathania Boru Siahaan

NIM : 1904551215
Fakultas / Angkatan : Hukum / 2019

BAB III “ Pengtehauan Tentang DiriNya atau Keintiman DenganNya? “


Lukas 7
Dalam alkitab kita mengetahui sekelompok pemuka agama yang dikenal sebagai orang
Farisi. Orang Farisi tahu banyak tentang firman Tuhan, sampai seluk-belukNya, tetapi mereka
tidak sepenuhnya mengenal Tuhan. Dalam Matius 15:8 Yesus menggambarkan mereka seperti
ini : “ Bangsa inj memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Sama
seperti orang Farisi, banyak penggemar mencurahan hati dan pikiran mereka untuk belajar
tentang Allah tetapi tidak benar-benar mau memberikan hati mereka kepada Nya. Orang yang
memiliki wawasan yang luas akan Allah, tetapi tidak benar- benar mengenal Allah. Inilah
perbedaan antara pengetahuan dengan keintiman.
Dalam Lukas 7, seorang Faris bernama Simon mengundang Yesus dalam jamuan makan
malam setelah Yesus mengajar. Tetapi dapat dilihat disana bahwa Simon hanya mengundang
Yesus sebagai suatu kewajiban, bukan karena keinginan untuk menghormati-Nya. Ketika Simon
mengundang Yesus ke rumahya, tidak ada salam cium, membasuh kaki, atau meminyaki kepala-
Nya dengan minyak Zaitun sekalipun. Bahkan dia melakukannya dengan agak disengaja. Perlu
kita tahu bahwa Simon menghabiskan hampir seluruh hidupnya untuk belajar dan menghafal
kitab-kitab nubuat tentang Mesias, tetapi ketika tanpa disadari, Sang Mesias telah hadir di
depannnya dan dia bahkan tidak memperlakukanNya dengan baik. Ia mengetahui segala hal
tentang Yesus tetapi tidak mengenal-Nya.
Mendiagnosis Sindrom Penggemar
Pertanyaan 2 : Apakah Anda Hanya Tahu Tentang Yesus atau Apakah Anda Sungguh
Mengenal-Nya?
Para penggemar suka mengsalahartikan pengetahuan dengan keintiman. Misal, kita
sering mengikuti pelajaran tentang alkitab, membaca renungan atau mendengar khotbah di gereja
dan membuat catatan kecil akannya. Banyak pengkhotbah menganggap khotbah mereka sebagai
sebuah ceramah atau pembelajaran. Menurut penulis, menyelidiki dan mempelajari firman Tuhan
memang tidak salah. Pengetahuan tentang alkitab bukanlah masalahnya. Masalahnya, anda dapat
tahu banyak tentang Allah tetapi tidak mengenal-Nya. Bahkan itu bisa menjadi indikator palsu
dari keintiman. Pengetahuan memang bagian dari keintiman, tetapi hanya karena ada
pengetahuan bukan berarti ada keintiman.
Seperti contohnya ketika berbangga bisa menghafal urutan kitab-kitab di alkitab dalam 1
tarikan nafas. Tentu kita akan merasa bahwa setidaknya Yesus tersanjung dengan kemampuan
kita. Bukan karena hal itu nantinya akan dijadikan tolak ukur di Hari Penghakiman, tetapi hanya
saja hal itu bisa membuat kita merasa istimewa karena bisa menghafalkannya. Disini Sang
Penulis tidak menggambarkan bagaimana keintimannya dengan Yesus, tetapi dia ingin
menggambarkan apa yang dia tahu tentang Yesus.
Yada, Yada, Yada
Mungkin kata alkitab terbaik untuk keintiman dalam akar kata bahasa aslinya adalah
Yada yang artinya “mengenal” , untuk mengenal dan dikenal secara utuh. Gambaran yang indah
ini akan membantu kita untuk mengenal Yesus lebih dalam. Kata ini juga menggambarkan
keintiman antara suami dan istri. Di dalam alkitab, kata Yada dipakai oleh Tuhan untuk
menggambarkan bagaimana Ia ingin dikenal oleh anda. Bahkan dalam Mazmur 139, Daud
berulang kali menggunakan kata ini untuk menjelaskan hubungan yang sama dengan suami istri,
bagaimana Allah mengenal anda dan ingin dikenal oleh kita.
Ada sebuah kisah di alkitab dimana seorang pelacur yang sangat terkenal di kotanya
mendatangi Yesus setelah mendengar khotbahNya. Untuk mendapat pengampunan? untuk
mendapat penebusan? Bukan. Melainkan karena cara menatap Yesus kepadanya yang ia tidak
pernah lihat sebelumnya dari laki-laki lain. Yaitu tatapan anak seorang ayah kepada anaknya,
seperti putri terkasihnya. Hal ini membuat dirinya berlinang air mata dan bertanya dalam hati :
“Pantaskah aku mengikut Dia? Belumkah terlambat bagi seseorang sepertiku untuk
mengikutNya?”. Maka ia pun melihat kaki Yesus yang kotor karena lumpur, dan mulai melepas
ikatan rambutnya untuk menyeka kaki Yesus yang ia cuci dengan air matanya, ditambah lagi
dengan mengurapi kakiNya dengan minyak Zaitun yang sangat mahal. Ia tidak peduli dengan
tatapan menghakimi, benci, dan malu dari orang-orang di sekitarnya. Ia mencurahkan segala isi
botol minyak wangi dan hidupnya diatas kaki Yesus. Sangat berbeda sekali dengan seorang
Farisi yang bernama Simon, yang bahkan tidak memberikan sapaan dan pelayanan kepada Yesus
semenjak Dia masuk.
Pada akhir kisah, seorang pemuka agama ternyata tidak lebih dari seorang penggemar.
Sedangkan seorang pelacur yang menampilkan kasihnya secara intim dapat dikatakan sebagai
seorang pengikut. Maka inilah pertanyaan yang harus kita tanyakan pada diri masing-masing : “
Dalam kisah ini, siapakah yang paling mirip dengan saya? “. Kapan terakhir kali anda
mencurahkan kehidupan anda pada Yesus?. Kapan terakhir kali anda membasahi wajah
anda karena Yesus?. Kapan terakhir kali anda menunjukkan kasih kepadaNya tanpa
takut dan gentar?. Penulis tidak bertanya apakah kita tahu tentang Yesus, penulis
bertanya apakah kita mengenal-Nya.

BAB IV “ Salah Satu atau Hanya Satu-Satunya? “


Lukas 14
Disini diceritakan bahwa Yesus kala itu sedang berbicara di hadapan banyak orang, dan
kala itu nama Yesus telah dikenal sebagai “ Rabi yang luar biasa “ di hadapan banyak orang.
Orag berbondong-bondong datang untuk mendengar mujizat yang Yesus lakukan. Pada awalnya
Yesus tidak keberatan karena orang-orang tersebut hanya ingin mendengarnya. Tetapi kemudian
Yesus mulai menarik batas pembicaraan dan ingin tahu seberapa dalam orang-orang itu ingin
mengikut-Nya. Yesus tidak melihat seberapa banyak jumlah yang ikut mendengarNya, tetapi
seberapa besarkah komitmen orang-orang tersebut.
Dalam Lukas 14: 25 dan 26, Yesus mengatakan yang intinya bahwa kita harus membenci
keluarga kita bahkan nyawa kita sendiri agar bisa mengikut Dia. Kalimat ini berlaku bagi semua
orang yang ingin mengikut Dia, tanpa membeda-bedakan. Pertanyaannya ialah, mengapa kalimat
Yesus bisa sekeras itu?. Ternyata, Yesus bermaksud untuk memberi tahu harga yang harus
kita keluarkan untuk mengikut Dia. Itu artinya walaupun kita bisa saja dibenci oleh
keluarga kita, menyakiti hati orang tua kita, mengakhiri relasi percintaan dengan pacar
kita, ataupun ditertawakan oleh teman-teman kita karena sekarang kita menjadi suci. Jika
anda tidak ingin mengalami hal-hal tersebut maka anda tidak siap mengikut Yesus dan sebaiknya
pulang ke rumah saja. Disini Yesus ingin menegaskan bahwa kita tidak boleh mengasihi
siapapun lebih dari kita mengasihi Yesus. Yesus ingin berada di posisi pertama, bahkan ia
tidak ingin ditempatkan di posisi kedua dalam kehidupan kita. Ia ingin menjadi satu-
satunya dalam hidup kita.
Mendiagnosis Sindrom Penggemar
Pertanyaan 3 : Apakah Yesus Menjadi Salah Satu atau Hanya Satu-Satunya Dalam
Kehidupan Kita?.
Yesus ingin memperjelas hubunganNya dengan kita. Ia tidak mau kita membagi kasih
sayang, Yesus menuntut keseluruhan hidup kita untukNya. Berikut adalah beberapa pertanyaan
yang bisa kita renungkan :
1. Anda menghabiskan uang anda untuk apa ?. Alkitab berkata “ Dimana hartamu berada disitu
hatimu berada”. Kita bisa saja membuang uang dan waktu untuk kepuasan daripada mengikut
Yesus. Uang bisa menjadi pesaing utama Yesus. Yesus hanya ingin dia yang menjadi sumber
kepuasan kita. Anda tidak dapat menjadi pengikut uang sekaligus pengikut Yesus, harus memilih
antara 2 arah tersebut ( Matius 6:24).
2. Ketika anda terluka,kemana anda pergi mencari penghiburan?. Bisa saja anda
menenggelamkan diri anda pada kesibukan untuk pengalihan yang bisa mengganti kedudukan
Yesus. Ketika kita sedih dan mencari orang lain selain Yesus pertama kali maka dapat dipastikan
bahwa hati kita tidak lama lagi hanya untuk Yesus. Hal itulah yang dapat membuat Yesus
cemburu.
3. Apa yang paling mengecewakan atau membuat anda frustasi?. Ketika anda merasa terlalu
merasa frustasi atau kecewa pada hal selain tentang Yesus maka hal itu patut dipertanyakan.
Artinya ada yang tengah berlomba untuk mendapatkan kasih sayang yang harusnya hanya untuk
Kristus saja.
4. Apa yang membuat anda sangat bersemangat?. Sama seperti hal nya mengecewakan, jika ada
hal-hal yang membuat kita bersemangat selain Yesus itu artinya ada yang tengah berlomba untuk
menggantikan posisiNya. Mengikut Yesus artinya hanya mengikut Dia saja. Nabi Yehezkiel
menceritakan bagaimana perasaan Allah ketika kita berbagi kasih, perhatian, dan kesetiaan
kepada orang lain itu sama saja dengan berselingkuh. Seperti itulah Ia menggambarkan diriNya,
seperti kekasih yang dikhianati.

Intinya dalam Lukas 14 ini, Yesus menginginkan kekonsistenan kita untuk mengikut-
Nya. Hanya Dialah satu-satunya yang harus ada di kehidupan kita dan kita tidak boleh mencintai
seseorang lebih dari kita mencintai Dia. Kita tidak boleh membagi kasih dengan orang lain.
Penulis ingin menyampaikan bahwa orang-orang harus mencapai posisi dimana mengikut Yesus
adalah hal terpenting di kehidupan mereka. Sehingga jika kehilangan segalanya, mengikut Yesus
tetap akan terasa sepadan dan bernilai. Jika mengikut Yesus mengharuskan anda untuk
berkorban atas segalanya, masihkah itu terasa bernilai bagi anda?.

Anda mungkin juga menyukai