Anda di halaman 1dari 4

KONSEP DASAR PEGUJIAN HIPOTESIS

A. STATISTIK DAN PENELITIAN

Dalam statistik, hipotesis dapat di artikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter. Statistik
adalah ukuran - ukuran yang di kenakan pada sampel ( x = rata - rata ; s = simpangan baku;S2= varians; r
= koefisien korelasi ), dan parameter adalah ukuran - ukuran yang di kenakan pada populasi ( x = rata -
rata, s = simpangan , S2 = variansi; r = koefisien korelasi ). dengan kata lain hipotesis adalah taksiran
terhadap parameter populasi, melalui data sampel ( lihat gambar pada 4.1 ). penelitian yang di dasarkan
pada data populasi, atau sampling total, atau sensus dengan tidak melakukan pengujian hipotesis
statistik dari sudut pandang statistik di sebut penelitian deskriptif.

terdapat perbedaan mendasar pengertian hipotesis menurut statistik dan penelitian. dalam
penelitian, hipotesis di artikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah peneliltian.
Rumusa masalah tersebut bisa berupa pernyataan tentang hhubungan dua variabel atau lebih. disini
terdapat perbedaan lagi pengertian deskriptif dalam penelitian dan dalam statistik. seperti telah di
kemukakan deskriptif dalam statistik adalah penelitian yang di dasarkan pada populasi ( tidak ada
sampel ), sedangkan deskriptif dalam penelitian menunjukan tingkat ekplanasi yaitu menanyakan
tentang variabel mandiri ( tidak di hubungkan dan dibandingkan ).Dalam statistik dan penelitian
terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol, dan alternatif. pada statistik, hipotesisn nol di artikan
sebagai tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik, atau tidak adanya perbedaan antara
ukuran sampel. dengan demikian hipotesis yang di uji adalah hipotesis nol, karena memang penelitian
tidak mengharapkan adanya perbedaan antara data populasi dengan data sampel.

B. TIGA BENTUK RUMUSAN HIPOTESIS

Menurut tingkat ekplanasi hipotesis yang akan di uji, maka rumusan hipotesis dapat di kelompok dapat
di kelompok mejadi tiga macam, yaitu hipotesis deskriptif ( pada satu sampel ) atau variabel mandiri/
tidak di bandingkan dan di hubungkan ),komparatif dan hubungan.

1. Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif, adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat
perbandingan atau hubungan sebagai contoh, bila rumusan masalah penelitian sebagai berikut, maka
hipotesis ( jawab sementara ) yang dirumuskan adalah hipotesis deskriptif.

a. Seberapa tinggi daya tahan lampu merk X ?

b. Seberapa tinggi produktivitas padi di Kabupaten Klaten ?

c. Berapa lama daya tahan lampu merk A dan B ?


d. Seberapa baik gaya kepemimpinan di lembaga X ?

dari tiga pernyataan tersebut antara lain dapat di rumuskan hipotesis seperti berikut :

a. daya tahan lampu merk X = 800 jam

b. Produktivitas padi di kabupaten Klaten 8 ton/ ha

c. daya Tahan lampu merk A= 450 jam dan merk B= 600 jam

d. Gaya kepemimpinan di lembaga X telah mencapai 70 % dari yang di harapkan.

dalam perumusan hipotesis statistik, antara hipotesis nol ( Ho) dan hipotesis alternatif ( Ha ) selalu
berpasangan, bila salah satu di tolak, maka yang lain pasti di terima sehingga dapat di buat keputusan
yang tegas, yaitu kalau Ho di tolak pasti Ha di terima. hipotesis statistik dinyatakan melalui simbol -
simbol.

2. Hipotesis Komparatif

hipotesis komparatif adalah pernytaan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau
lebih pada sampel yang berbeda. contoh rumusan masalah komperatif dan hipotesisnya:

a. Apakah ada perbedaan daya tahan lampu merk A dan B ?

b. Apakah ada perbedaan produktivitas kerja antara pegawai golongan I, II, III ?

Rumusan Hipotesis adalah :

1). Tidak terapat perbedaan daya tahan antara lampu merk A dan B.

2) .Daya tahan lampu merk B paling kecil sama dengan lampu merk A.

3). Daya tahan lampu merk B paling tinggi sama dengan lampu merk A.

3. Hipotesis Hubungan (Asosiatif )

Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih. contoh rumusan masalahnya adalah "Apakah ada hubungan antara gaya
kepemimpian dengan efektivitas kerja?. rumus dan hipotesis nolnya adalah : tidak ada hubungan antar
gaya kepemimpinan dengan efektivitas kerja.

Hipotesi Statistiknya adalah :

Ho :p= 0

Ha ; p ≠ 0 ( p = simbol yang menunjukkan kuatnya hubungan )


dapat di baca : hipotesis nol, yang menunjukkan tidak adanya hubungan ( nol = tidak ada hubungan )
antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas kerja dalam populasi. hipotesis alterntifnya menunjukkan
ada hubungan ( tidak sama dengan nol, mungkin lebih besar dari 0 atau lebih kecil dari nol ).

C. TARAF KESALAHAN DALAM PENGUJIAN HIPOTESIS

seperti telah di kemukakan, pada dasarnya meguji hipotesis itu adalah manaksirkan parameter
populasi berdasarkan data sampel. terdapat dua cara menaksirkan yaitu. a poit estimate dan interval
estimate atau sering di sebut confidence interval. a point estimate ( titik taksiran ) adalah suatu taksiran
parameter populasi berdasarkan satu nilai data sampel. sedangkan interval estimat ( taksiran interval )
adalah suatu taksiran parameter populasi berdasarkan nilai interval data sampel.

menaksirkan parameter populasi yang menggunakan nilai tunggal ( point estimate ) akan mempunyai
resiko kesalahan yang estimate,

D. DUA KESALAHAN DALAM PENGUJIAN HIPOTESIS

Dalam menaksirkan parameter populas berdasarkan data sempel. kemungkinan akan terdapat dua
kesalahan yaitu :

1. Kesalahan tipe I adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol ( Ho ) yang benarnya ( seharusnya
di terima ). dalam hal ini tingkat kesalahan di nyatakan dengan alpa

2. kesalahan tipe II adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah ( seharusnya di tolak ). tingkat
kesalahan untuk ini di nyatakan dengan betha.

E. Prosedur pengujian hipotesis dan contohnya

Kita akan membahas tentang langkah-langkah pengujian hipotesis melalui contoh agar mudah dalam
memahami. Contoh ini juga dipaparkan dalam buku yang saya rujuk. Kita akan meneliti tentang tingkat
agresivitas penduduk suatu kota. Kita asumsikan di sini bahwa warga kota terutama yang tingkat
kepadatan penduduknya tinggi cenderung lebih agresif, lebih emosional, lebih ekspresif. Kita tertarik
untuk meneliti asumsi tersebut.

Agresivitas dan lingkungan sosial merupakan sebuah konsep yang digunakan. Variabelnya adalah
perilaku agresif dan tingkat kepadatan penduduk. Dua variabel saja yang kita gunakan sebagai contoh.
Tingkat agresivitas merupakan variabel dependen, sedangkan tingkat kepadatan penduduk merupakan
variebel independen.

Pertanyaan penelitiannya: ”Apakah ada pengaruh antara perilaku agresif masyarakat dan tingkat
kepadatan penduduk suatu kota dimana mereka tinggal?” Dan ”adakah perbedaan perilaku agresif
antara masyarakat yang tinggal di kota padat penduduk dan di kota yang tidak padat penduduk?”Di sini
kita kembangkan sebuah hipotesis berbunyi ”terdapat perbedaan perilaku agresif antara masyarakat
yang tinggal di kota dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi dengan yang tinggal di kota dengan
tingkat kepadatan penduduk rendah”.
Hipotesis yang kita kembangkan tersebut, dalam riset sosial kuantitatif disebut sebagai hipotesis kerja
(Hk). Hipotesis kerja merupakan seluruh hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti. Agar hipotesis kerja
dapat diuji secara statistik, maka diperlukan pembanding. Hipotesis pembanding, dalam ilmu sosial
kuantitatif disebut sebagai hipotesis nul (H0).

Hipotesis nul tentu saja sebenarnya tidak ada. H0 dibuat secara arbriter atau semena-mena guna
keperluan uji statistik saja. Pada contoh Hk di atas, kita bisa merumuskan H0-nya berbunyi, ”tidak ada
perbedaan perilaku agresif antara masyarakat yang tinggal di kota dengan tingkat kepadatan penduduk
tinggi dengan yang tinggal di kota dengan tingkat kepadatan penduduk rendah”.Dalam uji statistik, H0
inilah yang diuji. Pengujian menggunakan software statistik akan secara cepat menghasilkan data
numerik yang menunjukkan apakah H0 ini ditolak atau diterima. Jika H0 ditolak, maka Hk diterima.

Perlu diingat bahwa dari pengujian hipotesis tersebut, meskipun hasilnya H0 ditolak dan Hk diterima
atau sebaliknya, teori tentang perilaku agresif tidak bisa dinilai baik atau buruk. Ilmu sosial positivistik
dengan metode statistik berprinsip non etis dan bebas nilai. Dengan kata lain, seandainya, misalnya,
contohnya saja, hasilnya adalah makin padat penduduk, makin agresif perilaku masyarakat, kita tidak
bisa menjustifikasi bahwa kepadatan penduduk itu buruk.

Anda mungkin juga menyukai