Anda di halaman 1dari 10

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

KLASIFIKASI JENIS JAMBU AIR BERDASARKAN TULANG DAUN

MENGGUNAKAN METODE K-MEANS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer ( S. Kom. )

Pada Program Studi Teknik Informatika

OLEH :

YENI NURSITA

NPM : 12.1.03.02.0135

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

UN PGRI KEDIRI

2016

Yeni Nursita |NPM : 12.1.03.02.0135 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Teknik – Teknik Informatika || 1||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Yeni Nursita |NPM : 12.1.03.02.0135 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Teknik – Teknik Informatika || 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Yeni Nursita |NPM : 12.1.03.02.0135 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Teknik – Teknik Informatika || 3||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

KLASIFIKASI JENIS JAMBU AIR BERDASARKAN TULANG DAUN

MENGGUNAKAN METODE K-MEANS

Yeni Nursita
NPM : 12.1.03.02.0135
Fakultas Teknik – Teknik Informatika
yeni.nursita@gmail.com
Fatkur Rhohman, M.Pd dan Resty Wulanningrum, M.Kom.
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti bahwa pada saat
seseorang ingin mengetahui jenis jambu air yang dilihatnya. Untuk beberapa jenis jambu air memiliki
kemiripan bentuk daun maka akan kesulitan untuk membedakan jenisnya. Sebagai upaya untuk mengatasi
keterbatasan kemampuan manusia untuk mengetahui jenis jambu maka perlu di buat suatu sistem. Sistem
tersebut akan membantu mendeteksi jenis jambu dari gambar yang dimasukkan ke sistem. Sistem ini
menggunakan metode K-Means yang di dasarkan pada tulang daun tanaman jambu.

Rumusan Masalah penelitian ini adalah bagaimana cara merancang sebuah sistem berdasarkan
pengelompokan K-Means dalam pengenalan citra buah jambu air dilihat dari bentuk tulang daunnya ?.
Tujuan Penelitian ini adalah Merancang sebuah sistem berdasarkan pengelompokan K-Means dalam
pengenalan citra buah jambu air dilihat dari bentuk tulang daunnya.

Pada Proses Training peneliti mendeteksi tepi citra daun jambu dengan metode Deteksi Tepi
Sobel untuk mengetahui tepi daun dan akan diproses oleh metode K-Means dan hasilnya akan disimpan di
database sistem. Pada Proses Testing, prosesnya sama seperti training hanya tidak disimpan tapi
dicocokkan dengan database. Hasil yang paling sedikit nilai perhitungan pada metode K-means yang
akan diambil untuk menentukan tergolong jenis jambu yang sedang uji di sistem.

Kesimpulan dari hasil penelitan ini adalah Aplikasi yang dibuat mampu mengklasifikasikan jenis
daun jambu. Ini dibuktikan dengan pelatihan dan pengujian terhadap 3 (tiga) jenis daun jambu dengan
skenario pertama data Testing 5 Training 25 diperoleh akurasi sebanyak 86.6%, skenario kedua data
Testing 15 Training 15 diperoleh akurasi sebanyak 68.8, skenario ketiga data Testing 20 Training 10
diperoleh akurasi sebanyak 53.3.

Kata Kunci : K-Means, Deteksi Tepi Sobel, Daun jambu

Yeni Nursita |NPM : 12.1.03.02.0135 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Teknik – Teknik Informatika || 4||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
I. Latar Belakang Masalah daun maka akan kesulitan untuk
Terdapat beraneka ragam jenis membedakan jenisnya. Sebagai upaya untuk
tanaman yang tumbuh dan berkembang di mengatasi keterbatasan kemampuan
permukaan bumi ini, sehingga masih banyak manusia untuk mengetahui jenis jambu
orang yang tidak mengetahui nama-nama maka perlu di buat suatu sistem. Sistem
dari tanaman tersebut. Salah satu upaya tersebut akan membantu mendeteksi jenis
untuk membantu mempermudah mengetahui jambu dari gambar yang dimasukkan ke
jenis tanaman tersebut dengan menggunakan sistem. Sistem ini menggunakan metode K-
jenis sistem klasifikasi. Means yang di dasarkan pada tulang daun
Dalam kehidupan sehari - hari, tanaman jambu. Alasan digunakan metode
manusia sering melihat tanaman di K-Means mengacu pada penelitian yang
sekitarnya dengan ciri - ciri yang beraneka dilakukan oleh (Andri, et al, 2014) dengan
ragam. Keanekaragaman tanaman tampak identifikasi di atas 90%.
pada daunnya. Daun merupakan salah satu
bagian tanaman yang sering digunakan II. METODE
untuk mengklasifikasikan jenis tanaman a. Klasifikasi dan Segmentasi Citra
(Rizka, et al, 2014). Salah satu tanaman Segmentasi citra akan membagi-
yang banyak di jumpai di Indonesia adalah bagi suatu citra menjadi daerah-daerah atau
buah jambu (Anwarudianyah dan Endah, obyek - obyek yang dimilikinya
2014). berdasarkan kriteria keserupaan yang
Buah jambu memiliki banyak tertentu antara tingkat keabuan suatu pixel
jenis, beberapa diantaranya adalah jambu dengan tingkat keabuan pixel - pixel
biji, jambu air dersono, jambu air jamaika, tetangganya. Menurut Castleman dalam
jambu air madu deli hijau. Keaneragaman Juwita (2013) segmentasi citra merupakan
jenis jambu tersebut ada yang mudah suatu proses memecah suatu citra digital
dibedakan dari bentuk daun namun ada pula menjadi banyak segmen/bagian daerah
yang sukar dibedakan dari bentuk daunnya. yang tidak saling bertabrakan
Akibatnya sebagian besar orang bisa (nonoverlapping). Dalam konteks citra
mengenali jenis jambu air dari buah yang digital daerah hasil segmentasi tersebut
dihasilkan (setelah pohon jambu berbuah). merupakan kelompok piksel yang
Permasalahan yang muncul adalah bertetangga atau berhubungan. Segmentasi
pada saat seseorang ingin mengetahui jenis sering dideskripsikan sebagai proses
jambu air yang dilihatnya. Untuk beberapa analogi terhadap proses pemisahan latar
jenis jambu air memiliki kemiripan bentuk depan dengan latar belakang.

Yeni Nursita |NPM : 12.1.03.02.0135 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Teknik – Teknik Informatika || 5||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
b. Kategori Clustering mengurangi noise sebelum melakukan
Kategori clustering dibagi dalam perhitungan deteksi tepi. Sehingga besar
dua kelompok, yaitu hierarchical and gradien dapat di hitung dengan
partitional clustering. Partitional Clustering menggunakan persamaan:
disebutkan sebagai pembagian obyek ‐ Sx = ( p3 + cp4 + p5 ) - ( p1 + cp8 + p7 )
obyek data ke dalam kelompok yang tidak Sy = ( p1 + cp2 + p3 ) - ( p7 + cp6 + p5 )
saling overload sehingga setiap data berada Operator Sobel menempatkan
tepat di satu cluster. Sedangkan kategori penekanan atau pembobotan pada pixel -
yang kedua disebut Hierarchical clustering pixel yang lebih dekat dengan titik pusat
adalah sekelompok cluster yang bersarang jendela, sehingga pengaruh pixel - pixel
seperti sebuah pohon berjenjang (hirarki) tetangga akan berbeda sesuai dengan
c. Deteksi Tepi Sobel letaknya terhadap titik di mana gradien
Proses yang digunakan oleh dihitung. Dari susunan nilai - nilai
operator sobel merupakan proses dari pembobotan pada jendela juga terlihat
sebuah konvolusi yang telah di tetapkan bahwa perhitungan terhadap gradien juga
terhadap citra yang terdeteksi. Dalam merupakan gabungan dari posisi mendatar
operator sobel digunakan matrik konvolusi 3 dan posisi vertical (Cahyo, 2009).
X 3 dan susunan pixel - pixelnya di sekitar d. Algoritma K-Means
pixel (x, y) seperti bagan berikut : Dalam K-Means objek
dikelompokkan secara tegas ke gerombol
Tabel 2.2 Matrik Konvolusi 3 x 3
yang mempunyai centroid terdekat, suatu
dapat di tentukan termasuk anggota
P1 P2 P3 an bukan anggota dari suatu kelas dapat
P8 (x,y) P4 didefinisikan sebagai fungsi karakteristik

P7 P6 P5 yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Operator sobel merupakan


pengembangan Operator robert dengan Tujuan dari algoritma K-Means

menggunakan filter HPF yang diberi satu adalah meminimumkan jarak antara objek

angka nol penyangga. Operator ini dengan centroid yang terdekat, yaitu dengan

mengambil prinsip dari fungsi laplacian dan meminimumkan fungsi objektif J yang

gaussian yang dikenal sebagai fungsi untuk dirumuskan sebagai fungsi dari U dan V

membangkitkan HPF. Kelebihan dari berikut

Operator sobel ini adalah kemampuan untuk

Yeni Nursita |NPM : 12.1.03.02.0135 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Teknik – Teknik Informatika || 6||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
U : matriks keanggotaan objek ke masing-
masing gerombol
Misal dengan menghitung nilai
V : matriks centroid / rata masing-masing
grayscale secara random, maka diperoleh
gerombol
matriks nilai grayscale citra daun 3 x 3
: fungsi keanggotaan objek ke-k ke
dimasukkan ke dalam matriks nilai
gerombol ke-i
grayscale.
xk : objek ke-k
Nilai grayscale matriks citra daun
: nilai centroid gerombol ke-i
di atas selanjutnya diproses :
d : ukuran jarak
1. Bangkitkan 3 bilangan acak (karena
matriks citra adalah 3 x 3) antara 1
III. HASIL DAN KESIMPULAN
(nilai terkecil) sampai 9 (nilai
a. Clustering Menggunakan K-Means
terbesar), misalnya diperoleh nilai
Pengclusteran Citra warna
bobot dipilih secara random,
menggunakan algoritma K-Means yaitu
diperoleh bobot :
dengan mentransformasikan terlebih dahulu
citra RGB menjadi citra grayscale dengan
menghitung rata-rata warna Red, Green dan
Blue. Secara matematis penghitungannya
2. Dengan menggunakan persamaan
adalah sebagai berikut.
(3,3) hitung jarak data dengan
centroid dengan meminimalkan jarak
Gambar citra daun jambu air RGB dan yang melalui iterasi.3
sudah grayscale masing- masing akan 3. Menghitung Euclidean Distance dari
terlihat dibawah ini . semua data ke tiap titik pusat
pertama :

Tabel 2.4 Pusat Cluster Citra daun 3 x 3


Gambar 2.6 Daun jambu air jamaika
Matriks 1 2 3 C1 C2 C3
Sebagai contoh mengambil data
1 1 2 3 5 29 149
random dengan menghitung nilai grayscale
2 4 5 6 50 2 50
piksel (160,160) dengan nilai komponen
3 7 8 9 149 29 5
RGB secara random (50,120,52)
menggunakan persamaan diatas adalah :

Yeni Nursita |NPM : 12.1.03.02.0135 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Teknik – Teknik Informatika || 7||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Maka diperoleh cluster pertama adalah d. Validasi Model
data piksel (1,1) sehingga : C11 = 5, cluster
1. Tampilan Menu Utama
kedua adalah data piksel (2,2) sehingga
diperoleh C22 = 2, dan cluster ketiga
diperoleh data piksel (3,3) sehingga
diperoleh C33 = 5. Lakukan iterasi- 2 seperti
langkah di atas dengan cluster- 1 = 5,
cluster- 2 = 2, dan cluster- 3 = 5. Jika
iterasi- 1 ke iterasi- 2 posisi cluster tidak
berubah, maka iterasi dihentikan dan dari Pada tampilan awal program akan

hasil pusat cluster yang diperoleh update muncul Menu Utama yang berisi tampilan

nilai piksel. yang sederhana yang berisi button Deteksi

b. Flowchat Perancangan Sistem Tepi, Training, Testing, Jumlah Training,


Training sebagai Mode Training Testing.
Dalam Menu Utama terdapat menu pilih
citra dan keluar.
2. Menu Ambil Citra

Gambar 3.2 Flow-chart Alur perancangan Pada proses Deteksi Tepi, Citra
c. Flow-chart Algoritma K-Means Asli diambil dari tampilan Menu untuk

mengambil gambar Citra Asli agar hasil

Pengolahan Citra dapat di hitung nilai

Greyscale dan dapat di Deteksi Tepi

menggunakan perhutungan Sobel.

3. Tampilan Menu Greyscale

Yeni Nursita |NPM : 12.1.03.02.0135 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Teknik – Teknik Informatika || 8||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Pada Tampilan Menu Greyscale 5 Training 25 diperoleh akurasi sebanyak
dan Deteksi Tepi Sobel dapat digambarkan 86.6%, skenario kedua data Testing 15
tampilan seperti diatas yang dapat Training 15 diperoleh akurasi sebanyak
mempermudah membantu mengenali jenis 68.8, skenario ketiga data Testing 20
jambu yang akan di uji. Training 10 diperoleh akurasi sebanyak
4. Tampilan Menu Testing 53.3. Maka dapat disimpulkan bahwa data
yang sering ditraining, sistem akan mudah
untuk mengenali .

f. Saran
Pengelompokan menggunakan
Metode K-Means hanya menyimpulkan
secara teoritis alternatif mana yang mudah
Daun Jambu yang akan diuji akan dari sekian alternatif. Dapat dikembangkan
di proses sehingga menghasilkan Nilai jarak lagi menggunakan metode lain seperti SOM
kemiripan yang akan menghasilkan nilai (Self- Organizing Map), pada aplikasi dapat
tertinggi yang diperoleh oleh perhitungan menampilkan secara langsung citra RGB
menggunakan Metode K-Means. Sehingga jika diuji dapat langsung menampilkan hasil
Testing dapat mendeteksi hasil jenis daun jambu air tanpa menampilkan hasil dari
jambu yang sedang di proses. greyscale agar mempermudah user dalam
memakai aplikasi dan masih banyak lagi
e. Kesimpulan metode pengelompokan yang dapat
Dengan adanya kesimpulan ini dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.
dapat diambil suatu perbandingan yang
akhirnya memberikan kemudahan untuk IV. DAFTAR PUSTAKA
tahun- tahun yang akan datang. Adapun [1] Agmalaro, M Asyhar, Aziz Kustiyo,
kesimpulan yang dapat diperoleh Metode K- Auriza Rahmad Akbar. 2013.
Means dapat digunakan sebagai Identifikasi Tanaman Buah Tropika
pengenalan citra buah jambu air dilihat dari Berdasarkan Tekstur Permukaan Daun
bentuk tulang daunya dan Aplikasi yang Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan.
dibuat mampu mengklasifikasikan jenis IPB :Bogor.
daun jambu. Ini dibuktikan dengan pelatihan
[2] Andi. 2009. Teori Pengolahan Citra.
dan pengujian terhadap 3 (tiga) jenis daun
Semarang: UDINUS.
jambu dengan skenario pertama data Testing

Yeni Nursita |NPM : 12.1.03.02.0135 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Teknik – Teknik Informatika || 9||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
[3] Andri, Paulus, Ng Poi Wong, Toni [10] Juwita, Ika. 2013. Implementasi
Gunawan. 2014. Segmentasi Buah Algoritma Clustering K-Means untuk
Menggunakan Metode K-Means Segmentasi Citra Digital. Jurnal
Clustering Dan Identifikasi Universitas Nusantara PGRI Kediri:
Kematangannya Menggunakan Metode Kediri.
Perbandingan Kadar Warna. Jurnal
[11] Kristanto, Andri. 2004. Jaringan
JSM STMIK Mikrosil: Medan.
Saraf Tiruan (Konsep Dasar,
[4] Anwarudianyah dan Endah. 2014. Algoritma dan Aplikasi). Gava
Pengertian Jambu Air. (online). Media. Jogjakarta.
Tersedia : [12] Mesran. 2012. Materi Kuliah
http://www.jogjaupdate.com/, diunduh Algoritma dan Pemograman. Kediri.
24 Oktober 2015. [13] Munir, Rinaldi. 2014. Pengolahan
Citra Digital dengan Pendekatan
[5] Bamukrah, Jihan Faruq. 2010.
Algoritmik. Informatika: Bandung.
Pengertian Pengolahan Citra (Image
[14] Nurullah. 2012. Perancangan Dan
Processing) Universitas Gunadarma.
PembuatanSistem Informasi Akutansi
[6] Bayu. 2015. Trubus 544. JAPFA. Edisi Pada STMIK U’budiyah
Maret 2015/XLVI. Menggunakan VB.NET. Jurnal
STMIK U’budiyah : Banda Aceh.
[7] Cahyo, Septian Dwi. 2009. Analisis
Perbandingan Beberapa Metode [15] Putra, Darma. 2009. Sistem
Deteksi Tepi Menggunakan Delphi 7. Biometrika. Yogyakarta: Graha ilmu.
Universitas Gunadarma: Depok.
[16] Santosa, Budi. 2007. Klasifikasi pada
[8] Ginting, Eji Duanta. 2014. Perancangan K-Means. Yogyakarta: Graha ilmu.
Aplikasi Pengenalan Pola Daun
[17] Rizka, Suastika Yulia, Laili Cahyani,
Klasifikasi Jenis Tanaman Dengan
M Imron Rusadi. 2014. Klafikasi
Pemanfaatan Jaringan Saraf Tiruan
Jenis Tanaman Mangga Gadung dan
Metode Probabilistik. Jurnal Pelita
Mangga Madu Berdasarkan Tulang
Informatika Budi Darma: Medan.
Daun. Jurnal Institut Teknologi
[9] Hariri, Fajar Rohman. 2015. Materi Sepuluh November Keputih:
Kuliah Data Mining. Kediri: UNP Surabaya.
Kediri.

Yeni Nursita |NPM : 12.1.03.02.0135 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Teknik – Teknik Informatika || 10||

Anda mungkin juga menyukai