Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PERBANDINGAN 2 JURNAL

NAMA : ROOFID NURDAFFA REZKI

NO BP : 1804075

LOKAL :B

Jurnal 1 Jurnal 2
Judul MEMAKSIMALKAN PERANAN KESANTUNAN BERBAHASA DALAM
PENGAJARAN NIHONJIJOU TINDAK TUTUR PERKAWINAN SUKU
DALAM MENDUKUNG GAYO DI DESA AMPAKOLAK
PEMBENTUKAN KEMAMPUAN KECAMATAN RIKIT GAIB KABUPATEN
KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA GAYO ULES
Website http://ejournal.upi.edu./index.php/B https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi/arti
S_JPBSP cle/view/24018
Tahun 2019 2017
Penulis Jeni Putra Tri Pertiwi
Reviewer Roofid Nurdaffa Reezki Roofid Nurdaffa Rezki
Tujuan Tujuan utama dari penulisan atau Untuk mengetahui bentuk
Penulisan penelitian ini adalah untuk kesantunan berbahasa dalam
mendeskirpsikan kondisi pengajaran tindak tutur perkawinan suku Gayo
nihonjijou (budaya dan di Desa Ampakolak Kecamatan
kemasyarakatan Jepang) saat ini Rikit Gaib Kabupaten Gayo Lues.
sebagai upaya memaksimalkan
Jika hal ini diteliti maka generasi
peranannya dalam mendukung
pembentukan kemampuan lintas muda masih dapat melihat
budaya dengan bahasa jepang. dokumen keaslian berbahasa Gayo
Lues dalam acara perkawinan. Suku
Gayo bangsa Indonesia yang perlu
melestarikan budayanya. Kalau
suku Gayo maka masyarakat gayo
menyadari jati dirinya yang berbeda
dengan suku bangsa lain.
Latar Perguruan tinggi yang Artikel ini adalah sebagian
Belakang menyelenggarakan program studi tesis yang berjudul Kesantunan
kejepangan seperti pendidikan Berbahasa dalam Tindak Tutur
bahasa jepang, sastra Jepang dan Perkawinan Suku Gayo di Desa
sebagiannya dapat dipastikan Ampakolak Kecamatan Rikit Gaib
terdapat mata kuliah untuk
Kabupaten Gayo Lues. Dengan
memperdalam pemahaman tentang
budaya dan masyarakat jepang. literatur penelitian tentang adat
Mata kuliah untuk memperdalam perkawinan Gayo Lues. Sumber
pemahaman tentang budaya Jepang informasi yang dirujuk untuk membahas
unsur kesantunan
dikutip dari pendapat Harahap
(2014). Anjurannya agar generasi
muda Indonesia menggali tradisi
budayanya seperti tradisi budaya
Batak, Angkola, Mandailing, Karo,
Simalungun.
Metode Peniliti menggunakan teknik studi Metode penelitian yang
Penelitian literatur dengan menghimpun data digunakan adalah metode kualitatif
data yang bersifat kualitatif dari deskriptif yang sistematis dan
penelitian sebelumnya serta teoeri- akurat untuk menjelaskan datanya
teori relevan yang sesuai dengan (Sugiyono, 2009; Arikunto,2010;
tema kajian. Bedasarkan hasil dari
Moleong, 2011; Nana, 2010).
studi literatur tersebut, penulis
mecoba komparasi dengan Metode penelitian yang digunakan
menganalisa materi ajar dan adalah metode kualitatif deskriptif
kegiatan belajar yang terdapat dalam karena semua datanya dijelaskan
silabus nihonjijou di dua perguruan secara sistematis dengan kata-kata
tinggi yang ada di Indonesia. berdasarkan data observasi,
dokumen, wawancara. Metode
deskriptif dipilih karena penelitian
yang dilakukan bertujuan untuk
menggambarkan dengan jelas
tentang objek pesta perkawinan
adat Gayo secara alamiah, rekaman
CD, foto perkawinan adat Gayo
Lues yang dipilih dengan tujuan
untuk menggambarkan dengan jelas
tentang objek pesta perkawinan
adat Gayo Lues secara alamiah.
Pembahas Dalam adaptasi budaya di Penelitian pertama pada
an lingkungan masyarakat Jepang, pesta perkawinan Ramadhan
kemampuan komunikasi lintas Ahmad dan Remeni, tuan rumah
budayamenjadi hal yang mutlak dari mempelai pria yaitu Bapak
diperlukan. Dengan menitik Sulaiman dan Ibu Jamilah.
beratkan pada adaptasi budaya, Bentuk kesantunan berbahasa
Kramsch (1993) mengartikan dalam tindak tutur Talangke
kemampuan komunikasi lintas pada perkawinan Suku Gayo di
budaya sebagai kemampuan Desa Ampakolak, Kecamatan
internal individu untuk mengatasi Rikit Gaib, Kabupaten Gayo
masalah yang berpotensi terjadi di
Lues.
dalam proses komunikasi lintas
Kesantunan berbahasa
budaya, seperti tetap berperilaku
dalam upacara perkawinan suku
tenangketika ada kejanggalan
dalam berkomunikasi,memahami Gayo diperoleh dari tindak tutur
bagaimanakah sebaiknya langsung yaitu Talangke. Menurut
mengambil sikap yang dianggap Bapak Geucik Muhammad selaku
normal di dalam komunitas Kepala Desa “Talangke adalah
masyarakat yang berbeda secara orang yang mewakili atau utusan
kulturaldan juga mengatasi potensi dari pihak yang fungsinya untuk
tekanan batin yang bisa terjadi di meminang wanita. Pada suku Gayo tindak
lingkungan tersebut. Pertimbangan tutur bersalaman tidaklah hanya
dalam pemilihan materi budaya melalui berjabat tangan saja, tindak
yaitu faktor akseptabilitas yang tutur bersalaman yang dituturkan
merupakan mudah atau tidaknya selain bertujuan menyapa undangan
dijadikan pencapaian dalam yang hadir pada pesta adat
pengajaran, nilai menyangkut ada perkawinan tersebut, dan
atau tidaknya value untuk mengharapkan supaya tetap dan
diajarkan, dan determinasi dalam keadaan sehat selalu. Bentuk
menyangkut tingkat ketercapaian bersalaman talangke dalam acara
pada tujuan yg telah ditetapkan. adat disertai dalam penyerahan
Tipe B mencerminkan adanya Bebalun (sumpit) . berikut proses
perubahan pada perkembangan dialog pembukaan salam talangke
pengajaran yang bermacam- pada saat menjalankan acara adat
macam seperti masuknya berlangsung. Tindak tutur memohon ini
pendekatan komunikatif ke dalam adalah tindak tutur yang di ucapkan
pendidikan bahasa Jepang di Talangke agar diberkati selalu
dekade 80-an yang mempengaruhi dalam keadaan sehat dan ingin
peradigma pendidikan bahasa melamar anak gadis. Memohon
Jepang secara umum termasuk
supaya adanya kelancaran dalam
pengajaran nihonjijou. Faktor
setiap proses pelamaran. Tindak
pemilihan materinya yaitu efisiensi
tutur terlihat pada dialog Talangke
yang mennyangkut bagaimanakah
menyajikan pengajaran yang terhadap Kekelang. Dalam pesta perkawinan
efisien, kelancaran yang Suku Gayo saat proses berjalannya
menyangkut kelancaran dalam adat terdapat interaksi komunikasi
pengajaran dan peranannya untuk antara Talangke dan Kekelang,
membentuk kemampuan berikut dialog tindak tutur bertanya
berkomunikasi pembelajar dan tindak tutur Talangke bertanya
ketercapaian yang menangkut kepada Kekelang. Tindak tutur mengesahkan
tingkat kemungkinan ketercapaian ini adalah tindak tutur untuk
dari materi yang akan diajarkan. membenarkan atau mengiakan
Pada tipe B ini paradigma tuturan si penutur. Biasanya tindak
komunikasi lintas budaya mulai tutur ini di ucapkan sebagai
berkembang dalam pengajaran kesetujuan atau ucapan dari
pendidikan bahasa Jepang. penutur. Tindak tutur mengesahkan
terlihat pada dialog pada pesta
perkawinan suku Gayo. Tindak tutur
bersalaman
yang dilakukan oleh Kekelang ini
adalah tujuan membalas sapaan dari
Talangke dengan kata-kata santun.
Pada umumnya kesantunan
berbahasa dalam tindak tutur
bersalaman sering di iringi dengan
pengucapan yang selaras dengan
sapaan yang merendahkan diri.
Terlihat pada dialog tindak tutur
pada percakapan
Kesimpul Tidak dapat dipungkiri bahwa pada Kesantunan berbahasa
an saat ini masih banyak sekali ranah dalam tindak tutur talangke,
yang belum diteliti dari pengajaran kekelang dan sebuku pada pesta perkawinan
nihonjijou di Indonesia. suku Gayo dan tindak
Pengajaran nihonjijou jika tutur diluar acara perkawinan suku
diklasifikasikan dengan Gayo (bahasa sehari-hari)
menggunakan kategori yang masyarakat Gayo. Bentuk
diungkapkan Sasaki (2002) maka kesantunan berbahasa dalam tindak
dapat diketahui bahwa materi tutur talangke pada pesta
pengajaran lebih condong kepada perkawinan suku Gayo di desa
kebudayaan kategori budaya
Ampakolak, Kecamatan Rikit Gaib,
sebagai peninggalan dan Kabupaten Gayo Lues, peneliti
pengetahuan sehingga untuk menemukan 6 tindak tutur dari
mendukung pengembangan wacana perkawinan 1 yaitu tindak
kemampuan komunikasi lintas tutur bertanya, tindak tutur dalam
budaya dirasa masih kurang. Hal bersalaman, tindak tutur memohon,
ini berpotensi menjadi faktor tindak tutur mengesahkan, tindak
penyebab masalah komunikasi tutur menjelaskan dan tindak tutur
dengan penutur asli sebagaimana memperingatkan. Dari wacana
banyak diungkapkan oleh perkawinan 3 yaitu tindak tutur
penelitian terdahulu. Jika tujuan bersalaman, tindak tutur bertanya,
utama pengajaran bahasa Jepang
dan tindak tutur menjelaskan;
adalah untuk memupuk
bentuk kesantunan berbahasa dalam
kemampuan berkomunikasi secara
tindak tutur kekelang pada pesta
cakap dengan penutur asli bahasa
Jepang yang berbeda secara perkawinan suku Gayo di desa
budaya, pengajaran sebaiknya Ampakolak, Kecamatan Rikit Gaib,
lebih banyak memuat materi yang Kabupaten Gayo Lues. Tindak tutur
berhubungan dengan materi yang dari wacana perkawinan 1 yaitu
termasuk budaya sebagai media tindak tutur bersalaman, tindak
interaksi. Selain itu, perlu juga tutur menjelaskan, tindak tutur
menitikberatkan bagaimana menjawab. Wacana perkawinan 2
terciptanya hubungan dengan ditemukan yaitu tindak tutur
penutur asli beserta upaya untuk bersalaman, dan tindak tutur
menjaga hubungan tersebut. Pada menjelaskan; bentuk kesantunan
banyak model pembelajaran untuk berbahasa dalam tindak tutur
mengembangkan kemampuan sebuku pada pesta perkawinan suku
lintas budaya, sikap dan Gayo di desa ampakolak,
pengetahuan di dalam lingkungan kecamatan rikit gaib, kabupaten
yang berbeda sosial budaya adalah Gayo lues. Tindak tutur dari
hal penting yang perlu dikaji dalam wacana perkawinan 1 yaitu tindak
pengajaran nihonjijou sebagai tutur menasehati, dan tindak tutur
media pengajaran budaya Jepang. menyarankan. Tindak tutur wacana
Sebagaimana model-model perkawinan 2 yaitu tindak tutur
pembelajaran pengembangan memperingatkan, dan tindak tutur
kemampuan lintas budaya, menasehati. Bahasa dalam tindak
kegiatan kelas perlu menempatkan
tutur upacara perkawinan
dosen pengampu sebagai
digolongkan dengan penanya yaitu
fasilitator, sementara pembelajar
pihak talangke serta pihak
perlu didukung untuk mempelajari
cara berinteraksi dengan bahasa penjawab disebut kekelang.
Jepang secara mandiri dengan Kesantunan berbahasa talangke,
mencari dan menemukan esensi kekelang, dan sebuku pada pesta
budaya dalam interaksi dan perkawinan suku Gayo Lues
melakukan analitis kritis terhadap terdapat 9 tindak tutur pada saat
budaya tersebut. proses adat berlangsung. Nilai
Penelitian terdahulu yang banyak budaya suku Gayo dapat berfungsi
dilakukan di Jepang sebagian besar sebagai sarana memupuk wujud
menitikberatkan interaksi langsung cinta budaya daerah Gayo Lues.
antara pembelajar bahasa Jepang Oleh karena itu orang tua serta para
dan penutur asli di dalam kegiatan tokoh-tokoh adat lebih
pembelajaran di kelas. Hal ini menanamkan bagi generasi muda
berbeda dengan keadaan tentang budaya adat suku Gayo
pengajaran di Indonesia yang kepada generasi muda suku Gayo
minim kesempatan untuk sehinnga menjadi sarana publikasi
berinteraksi langsung dengan terhadap pesta perkawinan adat
penutur asli. Masalah ini bisa Gayo Lues.
dikatakan sebagai masalah dalam
proses pengembangan kemampuan
komunikasi lintas budaya
pembelajar, sehingga diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk
mengatasinya.

Kelebihan Metode yang dilakukan sangat tepat Pada penelitian ini kelebihan nya langsung ke
dan lebih mudah dipahami tentang tempat lokasi tersebut sehingga memudahkan
komunikasi nihonjijou dapat informasi yang lebih detail dan langsung
bisa menyaksikan langsun bagamaina cara
berkomunikasi orang daerah tersebut. Para tokoh
pun juga mengajarkan kepada generasi muda
agar tidak hilang budaya yang sudah ada sejak
dahulu
Kekurang Kurang efektif,lebih baik dilakukan Dibagian pemahaman bahasa daerah,cukup susah
an lansung di negara jepang sendiri, memahami bahasa dari daerah tersbit sehingga
sehingga lebih cepat mendapatkan kita harus memahami daerah tersebut agar lebih
informasi tentang nihonjijou mudah dalam melakukan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai