Pada awal tahun 2003, dunia digoncangkan dengan mewabahnya suatu penyakit
baru yang memakan korban manusia diberbagai negara di dunia, terutama negara -
negara Asia, seperti Cina dan Singapura. Penyakit yang disebut Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) ini merupakan penyakit pernapasan akut yang dapat
akhir-akhir ini ditemukan mikroorganisme terkecil yaitu prion. Untuk mengetahui lebih
lanjut apa itu virus pada bab selanjutnya akan dibahas secara detail mengenai virus dan
prion.
1
A. Pengertian Virus Dan Prion
Virus adalah parasite mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus bersifat parasite obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi
sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA dan RNA,
tetapi tidak berkombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang
terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan
ekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk membuat bahan genetic
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas jika tidak berada dalam sel inang. Karena
karakteristiknya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tetentu, baik pada manusia
(misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman
Prion adalah pembawa penyakit menular yang hanya terdiri dari protein. Prion
tidak dapat dimusnahkan dengan air panas, radiasi, atau formalin. Prion menyebabkan
dan bovine spongiform encephalopathy (BSE atau sapi gila). Semua penyakit ini
menyerang otak atau system saraf lainnya, mematikan, dan belum dapat disembuhkan.
Namun sebuah vaksin telah dikembangkan untuk tikus dan sedang dikembangkan lebih
2
B. Sejarah Penemuan Virus dan Prion
A. Sejarah Penemuan Virus
Pada tahun 1892, biologiwan Rusia Dmitri Ivanovsky mempelajari penyakit
daun yang terserang penyakit mosaik dioleskan pada daun yang sehat, beberapa
waktu kemudian daun yang sehat itu terserang penyakit. Tetapi jika ekstrak tersebut
dipanaskan sampai mendidih dan setelah dingin dioleskan, tidak menyebabkan sakit
pada daun yang sehat. Ivanovsky memberikan simpulan sementara bahwa penyakit
penyakit). Namun ketika beliau pada tahun 1893 menyaring ekstrak daun
tembakau yang terserang patogen itu dengan saring keramik, kemudian cairan hasil
saringan itu dioleskan ke daun tembakau yang sehat, ternyata daun tersebut menjadi
sakit. Seandainya penyakit itu disebabkan oleh bakteri, daun tembakau akan tetap
sehat karena bakteri tersaring oleh saringan keramik . Ivanovsky menduga bahwa
penyebab penyakit mosaik pada daun tembakau itu adalah bakteri yang sangat
kecil.
tembakau yang terkena penyakit dengan saringan keramik, kemudian getah hasil
saringan itu dioleskan ke daun tembakau yang sehat. Tembakau yang sehat itu akan
menjadi sakit. Selanjutnya getah daun yang sakit inipun disaring lagi, dan hasilnya
dioleskan ke daun tembakau yang sehat. Tembakau yang sehat ini juga terkena
penyakit, demikian seterusnya. Ini berarti bahwa bakteri pathogen itu mampu
3
berkembang biak, ukurannya sangat kecil karena lolos dari saringan keramik. Saat
itu orang hanya mengenal bakteri sehingga penyebab penyakit mosaik pada daun
tembakau itu diduga diakibatkan oleh bakteri yang berukuran sangat kecil.
Dugaan itu ternyata keliru, pada tahun 1935 Wendell M. Stanley, dari
virus mosaic tembakau, dan ia menyimpulkan bahwa virus berbeda dengan bakteri.
Jika kristal virus diinjeksikan ke tanaman tembakau yang sehat, virus akan aktif,
bukan sel. Virus dianggap sebagai peralihan antara benda abiotik dan biotik. Virus
yang menyerang tembakau diberi nama virus mosaic tembakau (Tobacco Mosaic
Virus, disingkat TMV). Sekarang telah diketahui lebih daripada 100 jenis virus
tanaman.
hadiah Nobel atas penelitiannya terhadap prion ini. Tidak seperti viroid, prion
merupakan protein inang menjadi protein versi prion. Secara hipotesis prion
merupakan versi “salah lipat” dari suatu protein umumnya terdapat pada sel otak.
Jika prion melakukan kontak, dengan protein “kem barannya” (yang normal)
prion dapat menginduksi protein normal menjadi bentuk abnormal. Reaksi ini terus
otak.
4
C. Struktur Virus
A. Struktur Virus
1. Bentuk Virus
yang berbentuk memanjang (batang), oval, bulat, dan ada pula yang bentuknya
Ciri lain virus yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup adalah tubuh
virus hanya tersusun atas selubung, disebut kapsid yang tersusun atas molekul
protein dan bagian ini yang tersusun atas nukleat. Jadi, virus tidak memiliki
sitoplasma seperti pada sel, serta tidak memiliki organela sehingga tidak
sebagai sel atau organisme. Ukuran virus yang sangat kecil tidak
merupakan virus yang paling kompleks terdiri atas kepala dan ekor dengan
serabut ekor yang dapat mengenal dan menancap pada dinding sel
mengandung inti virus dan dikenal sebagai kepala virus. Dari kepala virus
muncul selubung memanjang (tubus) yang disebut sebgai ekor virus. Pada
5
Selubung atau kapsid tersusun atas molekul-molekul protein. Satu unit protein
yang menyusun kapsid disebut sebagai kapsomer. Virus yang menginfeksi sel
3. Ukuran Virus
yang kecil itu, virus tidak dapat diamati dengan mikroskop cahaya. Virus
lolos dari saringan keramik atau ceramic filter. Padahal bakteri tidak. Jadi
B. Struktur Prion
Prion merupakan partikel infektif kecil yang berisi protein. Beberapa peneliti
percaya bahwa prion berisi protein tanpa asam nukleat, karena prion terlalu kecil
untuk menampung asam nukleat dan karena prion tidak dapat dirusak oleh agen
Sketsa Prion
6
Penyakit karena prion yaitu transmissible spongiform encephalopathies (TSEs)
merupakan penyakit neurologis yang progresif, berakibat fatal pada manusia dan
Creutzfeldt dan Alfon Maria Jakob pada tahun 1920. Pada tahun 1976, Carlton
Gajdusek memenangkan hadiah Nobel atas kerjanya meneliti TSE Kuru. Penyakit
peristiwa degenerasi neural pada domba. Prusiner menamakan protein infektif ini
prion. Prion juga menyebabkan penyakit neurologis lainnya seperti Kuru dan
sindrom Gertsmann-Strausler-Sheinker.
Sampai saat ini para ilmuwan masih melakukan penelitian tentang prion
untuk mempelajari asal mula prion dan bagaimana prion bereplikasi dan dapat
menyebabkan penyakit.
7
D. Cara Hidup Virus dan Prion
A. Cara Hidup Virus
Virus hanya dapat hidup dalam sel hidup organisme tertentu yang cocok
yang ditumpanginya itu mati, maka virus pun akan mati. Sel hidup yang menjadi
tempat tinggalnya disebut dengan sel inang. Sel inang dapat berupa organisme
menyebabkan infeksi parah. Lubang muncul di dalam otak yang hanya dapat
diobati dengan insinerasi. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh prion Penyakit
Sapi Gila, Scrapie (ditemukan pada domba dan kambing), dan penyakit Creutz-
Jakob.
8
E.Reproduksi Virus
Karena virus tidak memiliki system enzim dan tidak dapat bermetabolisme, maka
virus tidak dapat melakukan reproduksi sendiri. Untuk berkembang biak, mereka harus
menginfeksi sel inang. Inang virus berupa makhluk hidup lain yaitu bakteri, sel
tumbuhan, maupun sel hewan. Didalam sel inang, virus ini akan “memerintahkan” sel
penempelan) virus pada sel inang, injeksi (fase memaksukkan asam inti), sintesis (fase
1. Daur Litik
a. Fase Adsorpsi
Fase adsorpsi ditandai dengan melekatnya ekor viru pada dinding sel bakteri.
dinding sel bakteri yang memiliki protein khusus yang dapat ditempeli protein
virus. Menempelnya protein virus pada protein dinding sel bakteri itu sangat
khas, mirip kunci dan gembok.virus dapat menempel pada sel-sel tertentu yang
b. Fase injeksi
Setelah terbentuk lubang, kapsid virus ber`kontraksi untuk memompa asam
nukleatnya (DNA atau RNA) masuk ke dalam sel. Jadi, telah kosong, kapsid
9
c. Fase sintesis
Virus tidak memiliki “mesin” biosintetik sendiri. Virus akan menggunakan
Karena itu DNA virus memproduksi enzim penghancur. Enzim penghancur akan
Kini DNA virus yang berperan. DNA virus mengambil alih kendali
kehidupan. DNA virus mereplikasi diri berulangkali dengan jalan mengkopi diri
membentuk DNA virus dalam jumlah banyak. Elanjutnya DNA virus tersebut
melakukan sintesis protein virus yang akan dijadikan kapsid virus, dalam kendali
DNA virus.
d. Fase Perakitan
Kapsid yang disintesis mula-mula terpisah-pisah antara bagian kepala, ekor,
dan serabut ekor. Bagian-bagian kapsid itu dirakit menjadi kapsid virus yang
utuh, kemudian DNA virus masuk didalamnya. Kini terbentuklah tubuh virus
yang utuh. Jumlah virus yang terbentuk 100-200 buah. Jelaslah bahwa
e. Fase Litik
Ketika perakitan virus selesai, virus telah memproduksi enzim lisozim lagi,
yakni enzim penghancur yang akan menghancurkan dinding sel bakteri. Dinding
sel bakteri hancur, sel bakteri mengalami lisis (pecah), dan virus-virus baru akan
keluar untuk mencari inang yang lain. Fase ini merupakan fase lisisnya sel
bakteri namun bagi virus merupakan fase penghamburan virus. Penelitian pada
fag yang menyerang bakteri Escherichia coli menunjukkan bahwa ada virus
10
2. Daur Lisogenik
Sebenarnya virus lamda dapat melakukan daur litik. Akan tetapi, kadang-
kadang virus ini melakukan daur lisogenik. Daur ini diawali dengan :
a. Fase adsorpsi
Ketika perakitan virus selesai, virus telah memproduksi enzim lisozim lagi,
yakni enzim penghancur yang akan menghancurkan dinding sel bakteri. Dinding
sel bakteri hancur, sel bakteri mengalami lisis (pecah), dan virus-virus baru akan
keluar untuk mencari inang yang lain. Fase ini merupakan fase lisisnya sel
b. Fase Injeksi
Ketika perakitan virus selesai, virus telah memproduksi enzim lisozim lagi,
yakni enzim penghancur yang akan menghancurkan dinding sel bakteri. Dinding
sel bakteri hancur, sel bakteri mengalami lisis (pecah), dan virus-virus baru akan
keluar untuk mencari inang yang lain. Fase ini merupakan fase lisisnya sel
c. Fase Penggabungan
Ketika masuk fase injeksi, DNA virus masuk ke dalam tubuh bakteri.
penggabungan. DNA bakteri berbentuk sekuler, yakni seperti kalung yang tidak
berujung dan berpangkal. DNA tersebut berupa benang ganda yang berpilin.
dengan benang yang putus tersebut, dan akhirnya terbentuk DNA sirkuler baru
yang telah disisipi DNA virus. Dengan kata lain, di dalam DNA bakteri
11
d. Fase Pembelahan
Dalam keadaan tersambung itum DNA viru tidak aktif, yang dikenal
sebagai profag. Karena DNA virus menjadi satu dengan DNA bakteri, maka jika
Misalnya jika bakteri akan membelah diri dengan proses replikasi. Dengan
demikian profag juga ikut terkopi. Terbentuklah dua sel bakteri sebagai hasil
pembelahan dan setiap sel anak bakteri terkandung profag yang identic.
e. Fase sintesis
Oleh karena satu dan lain hal, umpamanya karena radiai atau pengaruh zat
kimia tertentu, profag tiba-tiba aktif. Profag terebut memisahkan diri dari DNA
bagi virus-virus baru dan juga melakukan replikasi DNA, sehingga DNA virus
menjadi banyak.
f. Fase Perakitan
Kapsid-kapsid dirakit menjadi kapsid virus yang utuh, yang berfungsi
sebagai selubung virus. Kapsid virus yang terbentuk mencapai 100-200 kapsid
virus-virus baru.
g. Fase Litik
Setelah terbentuk virus-virus baru terjadilah lisis sel bakteri. Viru-virus
yang terbentuk berhamburan keluar sel bakteri guna menyerang bakteri baru.
Dalam daur selanjutnya virus dapat mengalami daur litik atau lisogenik.
Demikian seterusnya.
12
F. Peranan Virus Dalam Kehidupan
Manusia
Secara umum, viru bersifat merugikan karena jenis-jenis virus yang berbeda
menginfeksi dan menyebabkan berbagai penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Virus dikenal sebagai wabah penyakit yang sekarang sering kita dengar SARS, AIDS.
Penyakit lain seperti mata belek, influenza, polio, cacar, campak, hepatitis, rabies,
herpes, gondong, kanker, ebola, flu burung dan lain-lain. Contoh virus pada tumbuhan
kentang, tomat dan lain-lain. Pada hewan, virus adalah penyebab rabies pada anjing dan
Akan tetapi virus juga dapat dimanipulasi agar membawa gen untuk suatu sifat
1. Membuat Antitoksin
Salah satu fase daur hidup virus adalah fase penggabungan. Pada fase ini,
DNA virus menyambungkan diri ke DNA bakteri, sehingga di dalam DNA bakteri
terkandung profag (DNA virus). Dengan kata lain, di dalam baktri terkandung
materi genetic virus. Ketika profag aktif dan DNA bakteri hancur, sebagian DNA
virus dapat mengandung gen bakteri. Misalnya, di dalam DNA virus terkandung
DNA bakteri pertama. Apabila virus ini menginfeksi bakteri kedua, dan kemudian
mengikuti daur lisogenik, maka didalam DNA bakteri kedua ini terkandung DNA
DNA adalah materi genetik yang dapat menentukan sifat makhluk hidup. Jika
DNA berubah maka sifat makhluk juga berubah. Berdasarkan prinsip tersebut jika
13
di dalam bakteri kedua terdapat DNA virus dan DNA bakteri pertama maka
Melihat kasus lisogenik ini para ilmuwan berpikir, bagaimana kalau di dalam
sehingga sifat menguntungkan ini dimiliki olehh bakteri yang diinfeksi. Misalnya
saja ke dalam DNA virus digabungkan gen yang mengendalikan sifat yang
menguntungkan. Apabila virus menginfeksi bakteri, maka didalam sel bakteri tadi
virus lisogenik gen tadi disambungkan ke sel bakteri. Kemudian sel bakteri kini
membuat gen manusia, yakni gen penghasil antitoksin dengan kata lain, bakteri
Apabila bakteri terus-menerus membelah diri, berarti setiap sel bakteri baru
yang diproduksi dapat dipisahkan dan digunakan untuk pelawan penyakit pada
2. Melemahkan Bakteri
Contoh lain tentang virus yang menguntungkan adalah virus yang menyerang
bakteri pathogen. Jika DNA viru lisogenik masuk ke dalam DNA bakteri pathogen,
penyakit difteri dan bakteri penyebab demam scarlet yang berbahaya akan berubah
sifat menjadi tidak berbahaya jika di dalam DNA-nya tersambung oleh profag.
14
3. Memproduksi Vaksin
Selain itu, beberapa virus digunakan untuk memproduksi vaksin. Vaksin
adalah pathogen yang telah dilemahkan sehingga jika menyerang manusia, tidak
berbahaya lagi. Karena diberi vaksin, tubuh manusia akan memproduksi antibody.
Kelak jika pathogen yang sesungguhnya menyerang, tubuh telah kebal karena
melalui kulit yang luka. Jika ada virus yang masuk, tubuh akan segera menyerangnya
1. Cara yang pertama adalah sel darah putih atau fagosit akan segera memakan dan
merusak virus.
2. Cara yang kedua adalah tubuh menghasilkan molekul protein yang disebut
antibody. Protein asing virus disebut antigen. Jika antigen masuk ke dalam tubuh,
maka tubuh akan terpicu memproduksi antibody. Antibody ini sangat spesifik dan
hanya menyerang pada antigen yang memicunya.
Obat-obat antibiotik yang digunakan dalam memerangi penyakit infeksi oleh
bakteri tidak dapat digunakan untuk mematikan virus. Terbentuknya antibody di dalam
Pada saat ini juga telah diketahui bahwa sel-sel inang yang terinfeksi virus
merespon dengan menghasilkan protein khas yang disebut interferon. Jika interferon
keluar sel dan berinteraksi dengan membran sel, maka sel-sel yang mengikat interferon
15
16
Kesimpulan
1. Virus adalah parasite mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
2. Prion adalah pembawa penyakit menular yang hanya terdiri dari protein. Prion
tembakau berbecak kuning. Pada tahun 1997, ilmuwan Amerika Serikat, Stanley
B. Prusiner meraih hadiah Nobel atas penelitiannya terhadap prion ini. Tidak
seperti viroid, prion merupakan protein inang menjadi protein versi prion.
4. Berdasarkan tahapan-tahapan daur hidup virus dapat dibedakan menjadi daur litik
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Koes Irianto, 2006, Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme, Yrama Widya,
Bandung
Prof. Dr. D. Dwidjoseputro, 2010, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta
Stephen Gillespie & Kathleen Bamford, 2008, At a Glance Mikrobilogi Medis dan
Infeksi edisi ketiga, Backwell Plubishing Ltd.,Inggris
17