Anda di halaman 1dari 21

KARYA TULIS ILMIAH

Dasar, Asas dan Prinsip Dalam Pendidikan Islam

Disusun Oleh:

Muhamad Khairul Fikri

11811213

PAI F/ III

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) PONTIANAK

TAHUN AKADMIK 2020/2020


(DASAR, ASAS DAN PRINSIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM)

Muhamad Khairul Fikri

Email : kfikri1134@gmail.com

Abstrak

Pada dasarnya tujuan diciptakannya manusia ialah untuk menjadi khalifah Allah
dalam melaksanakan kewajiban sebagai hamba Allah, maka untuk mengembangkan
potensi-potensi tersebut perlu acanya proses pendidikan. Pendidikan islam merupakan
sebuah proses yang panjang. Karena berbicara tentang proses memberi, membimbing,
mengarahkan peserta didik atau individu sesuai jenjang pendidikantertentu saja. Namun
diharapkan proses tersebut dapat berkeseimbangan dalam kehidupan sehari-hari dan
mencapai tujuan pendidikan itu sendiri takni untuk membimbing manusia agar
berakhlak mulia dan memiliki ciri-ciei kepribadian yang ma’ruf, menjauhi yang
mungkar dan beriman kepada Allah yang mana semuanya berdasarkan al-Qur’an dan al-
Hadist, maka dari itu bagi pengajar atau guru harus memiliki pengetahuan tentang dasar,
asas dan prinsip pendidikan islam agar peyampain untuk membimbing peseta didik
dapat berjalan sesuai dengan al-Qur’am dan al-Hadist.

A. Pendahuluan
Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan
manusia menuju kedewasaan, baik secara akal, mental maupun moral, untuk
menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba dihadapan
Khaliq-nya dan juga sebagai Khalifatu fil ardhi (pemelihara) pada alam semesta ini.
Dengan demikian, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapkan generasi penerus
(peserta didik) dengan kemampuan dan keahliannya (skill) yang diperlukan agar
memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ketengah lingkungan masyarakat yang
berbekalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Pendidikan sebagaimana dikemukakan dalam berbagai kesempatan dalam


tulisan ini merupakan sebuah sistem yang mengandung aspek visi, misi, tujuan,
kurikulum, bahan ajar, proses belajar mengajar, guru, murid, manajemen, saran
prasarana, biaya, lingkungan, dan lain sebagainya. Berbgai komponen pendidikan
tersebut memebentuk sebuah sistem yang memiliki konstruksi atau bangunan yang
khas. Agar konstuksi atau bangunan pendididkan tersebut kokoh, maka ia harus meiliki
dasar, fundament atau asas yang menopang dan menyangganya, sehimgga bangunan
konsep pendidikan tersebut dapat berdiri kokoh dan dapat digunakan sebagai acuan
dalam praktik pendidikan.

Dasar adalah tempat untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar adalah memberikan
arah kepada tujuan dicapai dan sekaligus sebagai landasan berdirinya sesuatu. Setiap
Negara mempunyai dasar pendidikan sendiri. Ia merupakan pencerminan falsafah hidup
suatu bangsa. Berdasarkan kepada dasar itulah pendidikan suatu bangsa disusun.

B. Dasar Pendidikan Islam


a. Pengertian Dasar dalam Pendidikan Islam
Pendidikan –kata ini juga dilekatkan kepada Islam—telah didefinisikan
secara berbeda-beda oleh berbagai kalangan, yang banyak dipengaruhi
pandangan dunia (weltanschauung) masing-masing. Namun pada dasarnya,
semua pandangan yang berbeda itu bertemu dalam semacam kesimpulan awal;
pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk
menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan
efisien.

Pendidikan lebih daripada sekedar pengajaran; yang terakhir ini dapat


dikatakan sebagai proses transfer ilmu belaka, bukan transformasi nilai dan
pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Dengan
demikian, pengajaran lebih berorientasi pada pembentukan “tukang-tukang” atau
para spesialis yang terkurung dalam ruang spesialisasinya yang sempit, karena
itu, perhatian dan minatnya lebih bersifat teknis.

Secara lebih rinci, Yusuf Al-Qardhawi memberikan pengertian, “Pendidikan


Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan
jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu, pendidikan Islam
menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang,
dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan
kejahatannya, manis dan pahitnya” (al Qardhawi: 157).

Secara teoritis pendidikan Islam sebagai ilmu atau disiplin ilmu adalah
merupakan konsepsi pendidikan yang mengandung berbagai teori yang
mengandung berbagai teori yang dikembangkan dari hipotesa-hipotesa atau
wawasan yang bersumber dari kitab suci Al Quran atau As Sunnah, baik dilihat
dari segi sistem, proses dan produk (hasil) yang diharapkan maupun dari segi
missionair-nya (tugas pokoknya) untuk membudayakan umat manusia agar
bahagia dan hidup sejahtera dalam hidupnya.

b. Hakikat Pendidikan Islam


Hakikat pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa
secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan
fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam kearah titik maksimal
pertumbuhan dan perkembangannya.

Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian “memberi makan”


(opvoeding) kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan dasar
manusia. Bila ingin diarahkan kepada pertumbuhan sesuai dengan ajaran Islam,
maka harus berproses melalui sistem pendidikan Islam, baikl melalui
kelembagaan maupun melalui sistem kurikuler.

Esensi daripada potensi dinamis dalam setiap diri manusia ini terletak pada
keimanan/keyakinan, ilmu pengetahuan, akhlak (moralitas) dan
pengamalannya. Dan keempat potensi esensial ini menjadi tujuan fungsional
pendidikan Islam.

Oleh karenanya, maka dalam strategi pendidikan Islam, keempat potensi


dinamis yang esensial tersebut menjadi titik pusat dari lingkaran proses
kependidikan Islam sampai kepada tercapainya tujuan akhir pendidikan, yaitu
manusia dewasa yang mukmin/muslim, muhsin dan muchlisin muttaqin.
c. Dasar Pendidikan Islam
Dasar-dasar pendidikan Islam secara prinsipiil diletakkan pada ajaran Islam
dan seluruh perangkat kebudayaannya. Dasar-dasar dan pembentukan dan
pengembangan pendidikan Islam yang pertama dan utama adalah Al Quran dan
As Sunnah. Al Quran misalnya, memberikan prinsip sangat penting bagi
pendidikan, yaitu penghormatan kepada akal manusia, bimbingan ilmiah, tidak
menentang fitrah manusia, serta memlihara kebutuhan sosial.

Dasar pendidikan Islam selanjutnya adalah nilai sosial kemasyarakatan yang


tidak bertentangan dengan ajaran Al Quran dan As Sunnah atas prinsip
mendatangkan kemanfaatan dan menjauhkan kemudharatan bagi manusia.
Dengan dasar ini,pendidikan Islam dapat diletakkan didalam kerangka
sosiologis, selain menjadi sarana transmisi pewarisan kekayaan sosial budaya
yang positif bagi kehidupan manusia.

Kemudian warisan pemikiran Islam juga merupakan daasar penting dalam


pendidikan Islam. Dalam hal ini, hasil pemikiran para ulama, filsuf,
cendekiawan muslim, khususnya dalam pendidikan, menjadi rujukan penting
pengembangan pendidikan Islam. Pemikiran mereka pada dasarnya merupakan
refleksi terhadap ajaran pokok Islam. Terlepas dari hasil refleksi itu apakah
berupa idealisasi atau kontekstualisasi ajaran Islam, jelas warisan pemikiran
Islam mencerminkan dinamika Islam dalam menghadapi kenyataan kehidupan
yang terus berubah dan berkembang. Karena itu, terlepas pula dari keragaman
warisan pemikiran Islam tersebut, ia dapat diperlakukan secara positif dan
kreatif untuk pengembangan pendidikan Islam.

Dari dasar diatas pendidikan Islam itulah kemudian dikembangkan sistem


pendidikan Islam yang mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan
sistem pendidikan lainnya. Secara singkat karakteristik pendidikan Islam adalah:
Pertama, pendidikan Islam adalah penekanan pada pencarian ilmu
pengetahuan, penguasaan, dan pengembangan atas dasar ibadah kepada Allah
SWT. Setiap penganut Islam diwajibkan mencari ilmu pengetahuan untuk
dipahami secara mendalam, yang dalam taraf selanjutnya dikembangkan dalam
kerangka ibadah guna kemaslahatan umat manusia. Pencarian, penguasaan dan
pengembangan ilmu pengetahuan merupakan proses berkesinambungan, dan
berlangsung seumur hidup. Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah life
long education dalam sistem pendidikan modern.

Sebagai ibadah, dalam pencarian, penguasaan dan pengembangan ilmu


pengetahuan dalam pendidikan Islam sangat menekankan pada nilai-nilai
akhlaq. didalam konteks ini,, kejujuran, sikap tawadhu'’dan menghormati
sumber pengetahuan merupakan prinsip pentingyang perlu dipegangi setiap
pencari ilmu.

Karakteristik berikutnya adalah pengakuan terhadap potensi dan kemampuan


seseorang untuk berkembang. Setiap pencari ilmu dipandang sebagai makhluk
Tuhan yang perlu dihormati dan disantuni agar potensi-potensi yang dimilikinya
dapat teraktualisasi sebaik-baiknya.

Pengamalan ilmu pengetahuan atas dasar tanggung jawab kepada Tuhandan


masyarakat manusia merupakan karakteristik pendidikan Islam berikutnya.
Disini pendidikan bukan hanya untuk diketahui dan dikembangkan, melainkan
sekaligus dipraktikan dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, terdapat
konsistensi antara apa-apa yang diketahui dengan pengamalannya dalam
kehidupan sehari-hari. Di dalam Islam, mengetahui suatu ilmu pengetahuan
sama pentingnya dengan pengamalannya secara konkret sehingga dapat
terwujud kemaslahatan bagi umat.

d. Pendidikan Masa Kini


Dahulu kala, fungsi utama pendidikan adalah pemindahan nilai-nilai dari
generasi tua ke generasi muda agar identitas suatu masyarakat terpelihara
adanya. Nilai-nilai seperti keberanian, kejujuran, kesetiakawanan, dan lain-
lainperlu tetap dipelihara demi keutuhan dan kelanjutan hidup masyarakat.
Sebab masyarakat yang tidak punya nilai-nilai akan hancur sendiri.
Kalau inilah salah satu fungsi pendidikan zaman dahulu, yaitu pemindahan
nilai-nilai, tidakkah pendidikan zaman sekarang berfungsi demikian juga.
Masyarakat modern pun memerlukan kejujuran demi kelajutan hidupnya.
Fungsi kedua pendidikan adalah pemindahan ilmu dan ketrampilan-
ketrampilan dari generasi ke generasi. Ilmu adalah prinsip-prinsip yang
digunakan untuk memahami manusia sendiri. Ada beberapa jalan yang dilalui
ilmu itu. Pertama melalui indera. Kedua adalah akal. Seterusnya adalah intuisi,
kemudian ilham, yang tertinggi adalah wahyu yang terdapat pada nabi-nabi dan
rosul-rosul.
Yang penting adalah adanya prinsip-prinsip itu. Prinsip-prinsip inilah yang
dipindahkan dari generasi ke generasi, tidak perlu produk ilmunya. Berkaitan
dengan ilmu, adalah keterampilan. Keterampilan adalah kemampuan membuat
sesuatu walaupun tidak memahami prinsip sesuatu berlaku demikian.
Pendeknya masyarakat zaman dulu melatih generasi mudanya memegang
peranan-peranan yang akan ditinggalkan oleh generasi tua setelah mereka tua
atau meninggal dengan berlatih sambil mengerjakan. Sedang zaman modern
melatih generasi mudanya untuk mengambil alih peranan-peranan itu didalam
lembaga-lembaga pendidikan. Peranan-peranan seperti petani, nelayan, juru
bina, tukang kayu, tukang besi, tukang emas, guru-guru, polisi, dan lain-lain
adalah kekal dari abad ke abad. Hanya metode dan teknik melatihnya yang
berbeda dari zaman ke zaman.
Kembali ke permasalahan awal, adakah perbedaan antara pendidikan zaman
dulu dan pendidikan masa kini? Jawabnya: prinsipnya tidak berbeda, yang
berbeda adalah tekniknya. Sengaja kita hanya sebutkan beberapa aspek
pendidikan, yaitu fungsi-fungsi sosialnya, sebab itulah yang relevan dengan
prose belajar dan penghayatan.
e. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Islam di Indonesia
Pengembangan ilmu pendidikan berkaitan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional BAB II DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN pada
pasal 2 yang menyebutkan: “Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”
Dasar pendidikan Nasional adalah Pancasila yang terdiri atas 5 Sila, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila pertama adalah sila yang menegaskan nilai-nilai dan prinsip ketuhanan
dalam pendidikan. Dengan demikian, pendidikan Islam wajib mengembangkan
nilai-nilai ketauhidan yang meyakinkan kepada segenap umat Islam untuk
mengembangkan pendidikan yang bernilai Ilahiyah dan rubbubiyah. Prinsip
pendidikan ilahiyah adalah tolok ukur kebenaran pendidikan yang mengajarkan
kekuatan iman dan keyakinan kepada Allah Yang Maha Esa sebagai sumber
ilmu pendidikan. Adapun prinsip rubbubiyah adalah tolok ukur pendidikan yang
meyakini bahwa Allah dengan segala ciptaannya menggambarkan sifat-sifat
kependidikan yang sangat sempurna, sebagaimana Allah menyataan bahwa Dia
adalah Rabbul’alamin, artinya Pendidik semua alam.
Dasar kedua dari pendidikan nasional adalah UUD Tahun 1945, sebagaimana
tertuang dalam pasal 3 bahwa “pendidikan nasioanl berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Pengembangan pendidikan Islam dalam wilayah kependidikan tidak
dibedakan dengan pengembangan pendidikan umum. Sebagaimana pendidikan
tersebut dikembangkan mulai dari tingkat dasar sampai dengan pendidikan
tinggi. Oleh karena itu, wilayah pengembangan pendidikan Islam menjadi
tanggung jawab bersama.
Dengan pandangan tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan Islam
dikembangkan demi peningkatan nilai-nilai keimanan dan moralitas bangsa yang
didukung sepenuhnya oleh pendidikan yang tinggi dan ilmu pengetahuan yang
memberikan manfaat kepada masa depan kehidupan bangsa dan negara.Dengan
demikian, pendidikan berprinsip pada “pendidikan seumur hidup” yang
didasarkan pada kedudukan hukumnya yang wajib.
C. Asas dalam Pendidikan Islam
a. Pengertian Asas Pendidikan Islam
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata asas bermakna suatu
kebenaran yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berfikir (berpendapat).
Disebutkan pula terdapat kosakata prinsip semakna dengan kata asas, jadi
dapat dikatakan bahwa asas sama dengan prinsip.

Dengan demikian yang dimaksud dengan asas pendidikan islam adalah


prinsip pendidikan islam yaitu kebenaran yang dijadikan pokok dasar dalam
merumuskan dan melaksanakan pendidikan islam. prinsip-prinsip ajaran
islam ini digunakan dalam merumusksan dan melaksanakan ajaran islam.
Prinsip-prinsip ini sifatnya permanen, karena merupakan ajaran, dan
karenanya tidak boleh dihilangkan atau diubah, karena ketika prinsip
tersebut dihilangkan atau diubah maka menghilangkan sifat dan karakter
pendidikan islam tersebut.

b. Perbedaan Asas dan Dasar Pendidikan Islam


Bertolak dari asal kata asas dan dasar yang pada asal katanya adalah
semakna dimana kata asas merupakan serapan dari bahasa Arab yang
maknanya adalah dasar, akan tetapi berbeda dalam definisi. Asas adalah
kebenaran yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berfikir (berpendapat)
sedangkan dasar adalah adalah segala sesuatu yang bersifat konsep,
pemikiran dan gagasan yang mendasari, melandasi dan mengasasi.
Perbedaaan antara asas dasar pendidikan islam dan dasar pendidikan islam
secara gamblang dijelaskan oleh Abudin Nata, beliau menegaskan kata dasar
digunakan sebagai tempat yang dijadikan Sandaran atau pijakan dalam
membangun sesuatu atau sebagai landasan yang digunakan untuk
mengembangkan konsep atau teori. Adapun kata prinsip sama artimya
dengan asas, yaitu kebenaran yang dijadikan pokok dasar dalam berfikir dan
bertindak. Kata prinsip atau asas merupakan landasan operasional atau
landasan bertindak.

D. Prinsip Dalam Pendidikan Islam.


a. Pengertian Prinsip Dalam Pendidikan Islam
Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun
individual yang dijadikan oleh seseorang atau kelompok sebagai sebuah
pedoman untuk berfikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan roh dari
sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari
pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah objek atau subjek tertentu.

prinsip juga bisa diartikan sebagai dasar atau asas yang menjadi pokok dasar
berfikir, bertindak dan lain sebagainya. Adapun prinsip-prinsip dalam
pendidikan islam ialah :

1. Prinsip Integritasi
Prinsip ini memandang bahwa adanya wujud kesatuan dunia dan akhirat.
Maksudnya adalah pendidikan yang kita laksanakan ini dapat menjadikan
hidup kita menjadi lebih baik dalam bertindak, berucap dan dapat menyadari
bahwa manusia pda dasarnya mengabdi hanya kepada yang maha pencipta,
yang maha Esa yaitu Alloh SWT.

2. Prinsip Keseimbangan
Prinsip keseimbangan merupakan konsekuensi dari prinsip integrasi ,
keseimbangan antara ruhaniyah dan jasmaniyah, ilmu murni dan ilmu
terapan, antara teori dan praktik, dan antara nilai-nilai yang menyangkut
aqidah, syariah dan akhlak.semuanya harus bisa menyeimbangkan keduanya
agar mendapatkan ketenangan dalam suatu proses pemelajaran.

3. Prinsip Persamaan
Manusia pada dasarnya sama yaitu sama-sama diciptakan dari segumpal
darah,yang kemudian ia menjadi daging dan tumbuh menjadi manusia yang
mampu berfikir dan berakal. Yang membedakan hanyalah tingkat keimanan
dan ketaqwaan nya dihadapan tuhan-Nya.

4. Prinsip Kontinutas
Ada ungkapan dalam sebuah mahfudzot “tuntutlah ilmu dari buaian
hingga liang lahat” maka sudah tidak asing bagi umat islam selalu
menanamkan pada diri mereka untuk selalu menuntut ilmu walaupun sampai
ke negeri china.dari yang masih umur 2 tahun samapai berpuluh puluh tahun
sudah ditanamkan tentang pendidikan dengan cara memudayakan membaca
dan menghafal Al-Qur’an.

5. Prinsip Keutamaan

‫ب‬ َ ‫ض ٰى إِ ل َْي‬
ِّ ‫ َو قُ ْل َر‬3ۖ ُ‫ك َو ْح يُ ه‬ ْ ‫آن ِم ْن َق ْب ِل أ‬
َ ‫َن ُي ْق‬ ِ ‫ْق ر‬ ِ
ْ ُ ‫ َو اَل َت ْع َج ْل ب ال‬3ۗ ‫ْح ُّق‬ ُ ِ‫ْم ل‬
َ ‫ك ال‬ َ ‫َف َت َع الَى اللَّ هُ ال‬
‫ِز ْد نِ ي ِع ْل ًم ا‬

“Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah


kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan
mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah
kepadaku ilmu pengetahuan”

.(QS.Thaahaa ayat 114)

Dengan prinsip keutamaan ini, pendidik bukan hanya bertugas


menyediakan tempat belajar bagi peserta didik saja, namun lebih dari itu
seorang pendidik juga harus menyiapkan segala keperluan peserta didik
seperti wawasan yang luas, keteladanan yang baik dan siap mental.karena
penerapan dari prinsip keutamaan ini adalah suatu tindakan nyata dan
sebagai landasan penerapan konsep-konsep pendidikan sekaligus menjadi
tujuan pendidikan itu sendiri. Yang merupakan suatu harapan sebuah
keberhasilan dari tindakan yang tertanam dalam diri setiap peserta didik.

b. Macam-Macam Prinsip Pendidikan Islam


Mengacu kepada sumber ajaran Islam, baik al-Qur’an, al-Hadis, sejarah,
pendapat para sahabat, masalahat murshalah dan uruf, dapat di jumpai beberapa
prinsip pendidikan sebagai berikut :

1. Prinsip Wajib Belajar dan Mengajar


Prinsip wajib belajar adalah prinsip yang menekankan agar setiap
orang dalam Islam merasa bahwa meningkatkan kemampuan diri dalam
bidang pengembangan wawasan pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, intelektual, spiritual, dan sosial merupakan kewajiban yang
harus dilaksanakan. Dengan prinsip ini, pendidikan Islam tidak
menghendaki adanya orang yang bodoh, karena orang yang bodoh
bukan saja menyusahkan dirinya, melainkan menyusahkan orang lain.
2. Prinsip Pendididkan Untuk Semua (Education For All)
Prinsip pendidikan untuk semua adalah prinsip yang menekankan
agar dalam pendidikan tidak terdapat ketidakadilan perlakuan, atau
diskriminasi. Pendidikan harus diberikan kepada semua orang dengan
tidak membedakan karena latar belakang suku, agama, kebangsaan,
status sosial, jenis kelamin, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Dengan
alasan, jika ada orang yang tidak mengenyam pendidiakan (bodoh),
maka kebodohan itu tidak hanya merugikan dirinya, melainkan juga
merugikan atau akan menjadi beban orang lain. Itulah sebabnya, semua
orang harus dididik, sehingga masing-masing dapat melaksanakan peran
dan tanggungjawabnya, dapat mengatasi masalah sendiri dan tidak jadi
beban bagi orang lain. Prinsip ini harus diterapkan dalam merumuskan
kebijakan dan mempraktikkan pendidikan Islam.
3. Prinsip Pendidikan Sepanjang Hayat (Long Life Education)
Prinsip pendidikan sepanjang hayat adalah prinsip yang
menekankan, agar setiap orang dapat terus belajar dan meningkatkan
dirinya sepanjang hayat. mereka harus belajar walaupun sudah
menyandang gelar kesarjanaan. Hal tersebut dilakukan, karena beberapa
alasan. Pertama, setiap ilmu yang dipelajari suatu saat akan hilang atau
lupa dari ingatan, karena disebabkan tidak pernah di pelajari lagi.
Kedua, bahwa ilmu pengetahuan setiap saat mengalami perkembangan,
pembaruan, bahkan pergantian, mengingat data yang digunakan ilmu
pengetahuan tersebut sudah berubah. Oleh sebab itu, jika ia tidak terus
menerus belajar, maka akan tertinggal dari perkembangan, dan ilmu
pengetahuan yang dimilikinya tidak dapat digunakan lagi, karena sudah
tidak relevan.
4. Prinsip Pendidikan Berwawasan Global dan Terbuka
Prinsip pendidikan berwawasan global, maksudnya adalah
bahwa ilmu pengetahuan yang dipelajari bukan hanya yang terdapat di
dalam negeri sendiri, melainkan juga ilmu yang ada di negeri orang lain,
namun sangat diperlukan untuk negeri sendiri. Selain itu, pendidikan
berwawasan gelobal, menekankan bahwa pendidikan yang dilakukan di
tujukan untuk kepentingan seluruh umat manusia di dunia, dan di juga
menggunakan standar yang berlaku di seluruh dunia.
5. Prinsip Pendidikan Integralistik dan Seimbang
Prinsip pendidikan integralistik adalah prinsip yang memadukan
antara pendidiakn ilmu agama dan pendidiakn umum, karena
sebagaimana telah di uraikan di atas, bahwa ilmu agama dan umum baik
secara ontologis (sumbernya), epistimolgi (metodenya), maupun
aksiologis (manfaatnya) sama-sama berasal dari Allah SWT.
6. Prinsip Pendidikan Yang Sesuai Dengan Bakat Manusia
Prinsip pendidiakn yang sesuai dengan bakat manusia adalah
prinsip yang berkaitan dengan merencanakna program atau memberikan
pengajaran yang sesuai denan bakat, minat, hobi dan kecendrungan
manusia sesuai dengan tingkat perkembangan usianya.
7. Prinsip Pendidikan Yang Menyenangkan Dan Menggembirakan
Prinsip pendidikan yang menyenangkan ialah prinsip pendidiakn
yang berkaitan dengan pemberian pelayanan yang manusiawi, yaitu
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan manusia, selalu memberikan
jalan keluar dan pemecahan masalah, memuaskan mencerahkan,
menggembirakan, dan menggairahkan. Dengan prinsip ini, setiap anak
akan merasa senang untuk belajar, timbul gairah dan minat yang
tinggi, \mau melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dengan
rasa senang, betah tinggal di dalam kelas selama berjam-jam, serta
mencintai dan menyayangi gurunya.
8. Prinsip Pendidikan Yang Berbasis Pada Riset Dan Rencana
Prinsip pendidikan yang berbasis pada riset maksudnya adalah
pendidikan yang dilaksanakan dan dikembangkan berdasarkan hasil
penelitian dan kajian yang mendalam, dan bukan berdasarkan dugaan /
asal-asalan. Adapun prinsip pendidikan yang direncanakan adalah
pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang matang
yang ditopang oleh hasil kajian dan penelitian yang mendalam. 
9. Prinsip Pendidikan Yang Unggul Dan Profesional
Prinsip pendidikan yang unggul adalah prinsip pendidikan yang
menjunjung tinggi dan mengutamakan mutu lulusan yang unggul dan di
topang oleh berbagai komponen pendidikan lainya yang unggul pula.
Adapun prinsip pendidikan yang profesional adalh prinsip yang
memberikan tugas dan tanggung jawab dalam mengelola pendidikan
kepada orang yang ahli dalam bidangnya. Prinsip pendidikan yang
unggul dan profesional adalah prinsip yang melihat bahwa tugas
mendidik adalah amanah yang tidak bisa di serahkan pada sembarang
orang.
10. Prinsip Pendidikan Yang Rasional Dan Objektif
Prinsip pendidiakn yang rasional adalah prinsip yang
menekankan, agar segala kebijakan yang di tempuh dalam bidang
pendidiakan dapat di jelaskan alasan dan argumentsinya, sehingga
kebijakan tersebut dapat di terima dengan penuh kesadaran dan
pengertian, dan bukan karena paksaan. Adapun prinsip pendidika yang
objektif adalah prinsip yang menekankan, bahwa segala kebijakan atau
prakrik yang dilakukan dalam bidang pendidikan didasarkan pada fakta
dan alasan yang sesungguhnya, bukan karena kepentingan dan maksud-
maksud seseorang atau kelompok tertentu dengan prinsip ini, maka
pendidikan akan terhindar dari pemaksaan dan penyalah gunaan oleh
berbagai internal dan eksternal yang tidak di harapkan.
11. Prinsip Pendidikan Yang Berbasis Masyarakat
Prinsip pendidikan yang berbasis masyarakat adalah prinsip yang
menekan atau mengidealkan adanya partisipasi dan inisiatif yang penuh
dan kuat dari masyarakat. Pendidikan sebagai sebuah sistem maupun
proses yaitu kegiatan yang membutuhkan bantuan semua disiplin ilmu,
keahlian, dan berbagai hal lainnya: sarana prasarana, infrastruktur,
peralatan dan media pengajaran, sumber daya manusia, keamanan dan
kenyamanan lingkungan, pembiayaan, pengguna lulusan, dan
sebagainya. Semua kebutuhan pendidikan tersebut baru terwujud apabila
mendapatkandungan dari semua pihak.
12. Prinsip Pendidikan Yang Sesuai Dengan Perkembangan Zaman
Prinsip pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman
adalah prinsip yang menekankan danya penyesuaian berbagai kebijakan
dan program pendidikan sesuai dengan kebutuhan zaman, tanpa
mengorbankan hal-hal yang bersifat ajaran dan prinsip. Prinsip ini
ditekankan, karena tugas utama pendidikan adalah mengantarkan atau
menyiapkan manusia agar dapat hidup dan eksis sesuai dengan
zamannya. Pendidikan harus melahirkan lulusan yang dibutuhkan oleh
zaman dalam arti yang positif.
13. Prinsip Pendidikan Sejak Usia Dini
Prinsip pendidikan sejak usia dini adalah prinsip yang
menekankan agar setiap orang tidak terlambat memberikan pendidikan
pada anaknya, dan juga berarti prinsip yang menekankan, bahwa usia
dini merupakan usia yang paling baik untuk dimulainya pendidikan.
Kesadaran terhadap pentingnya pendidikan sejak usia dini ini mulai
disadari, setelah terdapat sejumlah fakta yang menunjukan, bahwa
perilaku seseorang di masa dewas sangat ditentukan oleh pendidikan
yang mereka terima di masa kanak-kanak.

14. Prinsip Pendidikan Yang Terbuka


Prinsip pendidikan yang terbuka adalah prinsip yang
menekankan, agar dalam mengelola pendidiakan senantiasa terbuka
kepada masyarakat untuk menyampaikan saran, masukan, gagasan, dan
pemikiran yang di perlukan bagi kemajuan pendidikan.Prinsip
pendidikan yang terbuka juga di tekankan, agar sekolah dan masyarakat
saling mengisi dan melengkapi serta saling meng akses, mengingat
antara satu yang lainnya saling membutuhkan.Disatu sisi keberadaan
pendidikan karena memenuhi kebutuhan masyarakat, sedangkan di sisi
lain, keberadaan masyarakat juga di tentukan oleh corak pendidikan
yang di terimanya.
c. Evaluasi
Evaluasi dalam pendidikan islam merupakan suatu cara atau teknik penilaian
terhadap tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan yang
bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan
spiritual-religius peserta didik.

Secara etimologi,”evaluasi” berasal dari kata “to evaluate” yang berarti


“menilai”. Istilah ini pada mulanya popular dikalangan para filosof . plato, salah
seorang diantara para seorang filosof, dianggap banyak para pemikir pendidikan
dewasa ini adalah orang yang pertama sekali mengemukakan dan yang
“membidani” lahirnya istilah evaluasi.pada perkembangan selanjutnya istilah
“evaluasi” mulai dipakai dalam berbagai disiplin ilmu tak terkecuali ilmu
pendidikan. yang dimaksud dengan kata “menilai” atau “penilaian” dalam
pendidiksn adalah suatu keputusan yang diambil baik dan buruknya dalam
proses pendidikan.

Oleh karena itu, yang dimaksud dengan evaluasi dalam pendidikan islam
adalah pengambilan sejumlah keputtusan yang bersangkutan dengan pendidikan
islam guna melihat sejauh mana keerhasilan pendidikan yang selaras dengan
nilai-nilai islam sebagai tujuan dari pendidikan islam itu sendiri. Adapun dasar
teori evaluasi dalam pendidikan islam ialah Al-Qur’an, karena sebagai disiplin
ilmu sebenarnya telah memberikan deskripsi tentang evaluasi pendidikan dalam
islam.hal ini dapat ditemukan dari berbagai sistem evaluasi yang ditetapkan
Allah, diantaranya:

1. Evaluasi untuk mengoreksi balasan amal perbuatan manusia.seperti yang


tersirat dalam surat al-zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi
“maka barang siapa mengerjakan kebaikan sebesar zarrah (atom),
niscaya dia akan melihat (balasan )nya.dan barang siapa yang
mnegerjakan kejahatan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya (Q.S. Al-Zalzalah:7-8)
2. Evaluasi dalam hal kejujuran. Nabi Sulaiman pernah mengevaluasi
kejujuran seekor burung hud-hud yang memberitahukan tentang adanya
suatu kerajaan yang dipimpin oleh seorang wanita cantik.yang dikisahkan
dalam surat An-Naml ayat 27 yang berbunyi

۞ ‫ين‬ ِِ ِ َ ‫ت أَم ُك ْن‬


َ ‫ت م َن الْ َك اذ ب‬ ْ َ ْ‫َص َد ق‬
َ ‫ال َس َن ْن ظُ ُر أ‬
َ َ‫ق‬

“Sulaiman berkata: “akan kami cermati (evaluasi) apakah kamu benar


ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta”.
d. Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam
1. Prinsip berkelanjutan
Evaluasi tidak hanya dilakukan sekali dalam suatu jenjang pendidikan,
setahun, caturwulan ataupu sebulan. Tetapi evaluasi harus dilaksanakan
setiap saat dan setiap waktu. Pada saat pelajaran, saat pemberian tugas
atau disaat diluar jam pelajaran. Karena dengan adanya evaluai yang
terus-menerus anak didik akan mudah terkontrol.
2. Prinsip universal
Prinsip ini bermaksud bahwa suatu evaluasi hendaknya dilakukan untuk
semua aspek sasaran pendidikan; aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.

3. Prinsip keikhlasan
Segala aktifitas dalam mendidik siswa sangat dibutuhkan sebuah rasa
ikhlas dalam diri seorang guru, yaitu ikhlas dalam mengevaluasi peserta
didiknya secara terbuka dan memberikan jalan keluar dari suatu
permasalahannya sehingga peserta didik tidak merasa dipesulit dalam
proses pembelajarannya.
e. Fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran
Sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan islam,
evaluasi berfungsi sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas cara belajar dan mengajar
yang telah dilakukan benar-benar tepat atau tidak, baik yang berkenaan
dengan sikap guru maupun murid.
b) Untuk mengetahui hasil prestasi belajar peserta didik guna untuk
menetapkan suatu keputusan, apakah diulang atau dilanjutkan.
c) Untuk mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang
perkembangan dan kemajuan yang diperoleh murid dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan
islam.
d) Untuk meningkatkan pengawasan dan bimbingan serta bantuan dalam
usaha belajar
e) Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam usaha membantu
lembaga pendidikan.

Adapun tujuan evaluasi dapat digunakan untuk mengambil keputusan


individual, institutional, didaktik instruksional, dan keputusan-keputusan
penelitian.

Kesimpulan

Pendidikan –kata ini juga dilekatkan kepada Islam—telah didefinisikan secara


berbeda-beda oleh berbagai kalangan, yang banyak dipengaruhi pandangan dunia
(weltanschauung) masing-masing. Namun pada dasarnya, semua pandangan yang
berbeda itu bertemu dalam semacam kesimpulan awal; pendidikan merupakan suatu
proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan
hidupnya secara lebih efektif dan efisien.

Hakikat pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa
secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah
(kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam kearah titik maksimal pertumbuhan
dan perkembangannya.

asas pendidikan islam adalah prinsip pendidikan islam yaitu kebenaran yang
dijadikan pokok dasar dalam merumuskan dan melaksanakan pendidikan islam. prinsip-
prinsip ajaran islam ini digunakan dalam merumusksan dan melaksanakan ajaran islam.
Prinsip-prinsip ini sifatnya permanen, karena merupakan ajaran, dan karenanya tidak
boleh dihilangkan atau diubah, karena ketika prinsip tersebut dihilangkan atau diubah
maka menghilangkan sifat dan karakter pendidikan islam tersebut.
Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun
individual yang dijadikan oleh seseorang atau kelompok sebagai sebuah pedoman untuk
berfikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan
ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan
oleh sebuah objek atau subjek tertentu. prinsip juga bisa diartikan sebagai dasar atau
asas yang menjadi pokok dasar berfikir, bertindak dan lain sebagainya. Adapun prinsip-
prinsip dalam pendidikan islam ialah :

1. Prinsip Integritasi
2. Prinsip Keseimbangan
3. Prinsip Persamaan
4. Prinsip Kontinutas
5. Prinsip Keutamaan
DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. Azyumardi Azra, M.A., M. Phil., Ph.D. Pendidikan Islam; Tradisi dan
Modernisasi di tengah tantangan Millenium III. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. 2012.
2. Prof. H. M. Arifin, M. Ed. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1994.
3. Dr. Fadlil Al Djamaly. Nahwa Tarbijjatin Mukminatin.
4. Hasan Langgulung. Asas-asas Pendidikan Islam. Jakarta: pustaka Al Husna.
1980.
5. Drs. Hasan Basri, M.Ag dan Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si. ilmu Pendidikan
Islam (Jilid II). Bandung: CV. Pustaka Setia. 2010.
6. Udin Syaefudin dan Abin Syamsudin Makmun, Perencanaan Pendidikan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya,2005).
7. Tatang S, Ilmu Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012).
8. W.J.S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka. 2001).
9. Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
2012).
10. Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana
Prenada Media. 2011).
11. Hasan Basri. Landasan Pendidikan (Bandung : Pustaka Setia, 2013)
12. Kurniawan, syamsul. 2016. Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: ombak
13. Arief.Armai.2002. Pegangtar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
ciputat pers
14. Arifin.M, 1996. Ilmu Pendidikan Islam.. Jakarta: Bumi Aksara
15. Puwanto.ngalim, 1965. Evaluasi Pengajaran.Bandung: Remaja Karya
16. Ramayulis, 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia
17. Dja’far Sididik, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam, 1990.
18. Kamrani Buseri, Pendidikan Islam dan Dakwah, UII Press, yogyakarta,1990.
19. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia,Cetakan.II.
20. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 1989.

Anda mungkin juga menyukai

  • Survival
    Survival
    Dokumen49 halaman
    Survival
    Thariq Al Baariq Baariq
    Belum ada peringkat
  • Nyoh
    Nyoh
    Dokumen2 halaman
    Nyoh
    Thariq Al Baariq Baariq
    Belum ada peringkat
  • Rkat Ormawa KSR
    Rkat Ormawa KSR
    Dokumen11 halaman
    Rkat Ormawa KSR
    Thariq Al Baariq Baariq
    Belum ada peringkat
  • Resuman
    Resuman
    Dokumen2 halaman
    Resuman
    Thariq Al Baariq Baariq
    Belum ada peringkat