Cost Management
Cost Management
mengenai apa sih yang dimaksud dengan Cost Management? Nah, jadi gini sob, Cost
Management atau Manajemen Biaya itu merupakan sistem yang di desain untuk
menyediakan informasi bagi manajemen untuk pengidentifikasian peluang-peluang
penyempurnaan, perencanaan strategi, dan pembuatan keputusan operasional mengenai
pengadaan dan penggunaan sumber-sumber yang diperlukan oleh organisasi/perusahaan. Jadi
intinya sob, Cost Management ini mempunyai fungsi yang hampir sama dengan anggaran.
Hanya saja, jika anggaran kita lebih membahas mengenai peramalan keuangan perusahaan
pada periode yang akan datang, sedangkan Cost Management lebih membahas secara
mendalam mengenai strategi dan sistem yang digunakan oleh manajer untuk keberlangsungan
operasional perusahaan, jadi bisa dikatakan Anggaran merupakan bagian dari Cost
Management yang tak terpisahkan, sob.
Elemen-Elemen dari manajemen biaya itu sendiri ada 8, yaitu, lingkungan pemanufakturan
maju, Just-in-Time (JIT), Total Quality Management (TQM), Activity-Based Management
(ABM), akuntansi aktivitas (AA), Activity-Based Costing (ABC), pengukuran dari kinerja
serta manajemen investasi
Pengertian Manajemen Biaya menurut Deden Mulyana adalah sistem yang didesain untuk
menyediakan informasi baik bersifat keuangan (pendapatan dan biaya) maupun non keuangan
(kualitas dan produktivitas) bagi manajemen (baca: Pengertian Manajemen) organisasi
untuk mengidentifikasi berbagai peluang penyempurnaan, perencanaan strategik, dan
pembuatan keputusan operasional mengenai pengadaan dan penggunaan sumber-sumber
yang dibutuhkan oleh organisasi.
Manajer harus melakukan segala aktivitas atau kegiatan perusahaan yang memiliki nilai
tambah dengan cara-cara yang efisien serta menghilangkan kegiatan yang tidak bernilai
tambah. Tujuannya adalah mengoptimalkan biaya yang diperlukan untuk operasional setiap
kegiatan.
Manajer bertugas untuk mengumpulkan dan melacak apakah operasional yang sudah
dikeluarkan sesuai dengan aktivitas yang dijalankan. Sehingga dalam konsep ini dikenal
istilah Activity-Based Costing (ABC) sebagai metode untuk mengukur biaya dan kinerja,
sumber biaya dan obyek biaya.
3. Konsep Biaya Target
Sesuai dalam pengertian manajemen biaya, manajer akan bertindak untuk menyempurnakan
biaya target untuk mencapai pangsa pasar melalui biaya berbasis pasar. Biaya target disini
merupakan harga pasar untuk mendapatkan pangsa pasar atau laba yang diinginkan. Tujuan
konsep biaya target ini untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan selama daur hidup produk
tertentu.
Dari konsep manajemen biaya diatas, maka secara keseluruhan manajemen biaya diperlukan
untuk identifikasi biaya aktivitas, efektivitas dari ekonomi perusahaa, penyempurnaan untuk
kinerja masa depan dan mengendalikan biaya perusahaan dari kegiatan-kegiatan yang tidak
berguna.
Secara garis besar ada empat tujuan dari sistem manajemen biaya, diantaranya adalah:
Mengacu dari pengertian manajemen biaya sebagai suatu aksi untuk mengoptimalkan dana
perusahaan melalui kegiatan-kegiatan yang menguntungkan, maka seorang manajer sebagai
langkah pertama untuk tujuan tersebut adalah dengan identifikasi biaya penggerak sebagai
biaya utama yang dikeluarkan perusahaan. Biaya penggerak disini merupakan suatu faktor
yang dapat memberi implikasi terhadap total biaya.
Dalam hal ini manajer perlu mengelompokan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan
berdasarkan kategorinya, misalnya biaya operasional, biaya sumber daya dan biaya lainnya
yang menyangkut kegiatan dalam perusahaan. Pembedaan biaya tersebut didasarkan pada
jenis biaya dan pertanggungajawabannya.
Pada manajemen biaya terdapat istilah pembebanan biaya atau cost assignment yang
diartikan sebagai proses pembebanan elemen-elemen biaya ke tempat penampuangn biaya.
Seorang manajer dapat memiliki salah satu dari dua jenis pembebanan atau memilih
keduanya yaitu alokasi dan pembebanan penelusuran langsung.
Alokasi di sini tujuannya untuk membebankan biaya tidak langsung (biaya yang tidak mudah
ditelusuri dan ekonomis) sedangkan penelusuran langsung untuk membebankan biaya
langsung (biaya yang mudah ditelusuri).
Sedangkan untuk prinsipnya sendiri ada sepuluh, pertama pengidentifikasian terhadap biaya
bernilai tambah serta tak tambah. Kedua, pelacakkan terhadap biaya aktivitas yang nilainya
tak bertambah. Ketiga, pelacakan terhadap biaya signifikan pada tujaun pelaporan biaya.
Keempat, penentuan terhadap pusat biaya pada kelompok aktivitas homogen. Kelima,
peningkatan kelancaran biaya dengan sistem ABC. Keenam, pengembangan dalam driver
biaya untuk menunjukkan sebab akibat biaya serta aktivitas.
Ketujuh, pengumpulan semua biaya terhadap daur hidup produk. Kedelapan, pembebanan
terhadap biaya teknologi. Kesembilan, mambandingkan antara biaya terget dengan biaya
sesungguhnya. Terakhir, penggunaan biaya efektif terhadap pengendalian internal.
Sedangkan prinsip pengukuran kinerja akan mengharuskan sistem manajemn biaya agar
dapat mengukur kinerja, keselarasan terhadap tujuan perusahaan, aktivitas yang signifikan,
peningkatan visibilitas driver biaya, pencangkuapan aktivitas keuangan serta bukan
keuangan.
Bila kita berbicara dengan prinsip manajemen investasi maka sistem manajemen biaya ini
harus dapat,mengaji semua usulan terhadap investasi secara teliti, pembuatan keputusan
investasi yang konsisten terhadap tujuan awal, mengkoreksi keputusan dengan kriteria ganda.
Selain diatas sistem manajemen biaya juga harus dapat mempertimbangkan resiko dari
investasi, pelacakkna terhadap aktivitas probability investasi, mendukung dari pengurangnan
terhadap aktivitas tak bernilai tambah, sderta mandukung dalam pencapaian biaya target.
Sedangkan untuk elemen dari manajmen biaya itu sendiri ada 8, yaitu, lingkuanagn
pemanufakturan maju, Just-in-time (JIT), total quality management (TQM), activity-based
managemen (ABM), akutansi aktivitas (AA), activity-based coasting (ABC), pengukuran dari
kinerja serta manajemen investasi.