Anda di halaman 1dari 10

ASPIRASI JARUM HALUS

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sitohistoteknologi

Semester IV Prodi DIII Analis Kesehatan

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Disusun oleh :

EL RAHMA ALIFA

NIM. P07134118050

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2020
ASPIRASI JARUM HALUS

A. Pengertian
Aspirasi jarum halus adalah salah satu jenis biopsi yang menmggunakan jarum
tipis (jarum halus) untuk mengambil sampel sel. Sampel ini akan dikirim ke laboratorium
untuk dilakukan pemeriksaan. Selain sebagai prosedur diagnostik, aspirasi jarum halus
juga dapat digunakan untuk tujuan pengobatan, dengan mengeluarkan penumpukan
cairan abnormal dari dalam tubuh.
Aspirasi jarum halus memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan jenis
biopsi lainnya. Prosedur ini merupakan jenis biopsi yang paling minim sayatan dan lebih
memudahkan pasien karena dilakukan di klinik, pasien juga dapat menghemat biaya
karena harga nya lebih murah jika dibandingkan dengan biopsi eksisi atau biopsi terbuka.
Fine-needle aspiration biopsy (FNAB) atau biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH)
adalah suatu prosedur diagnostik untuk mengidentifikasi benjolan atau massa yang
superfisial (di bawah kulit). Cara biopsi ini adalah sebuah jarum halus yang berongga
dimasukkan ke dalam massa tersebut kemudian sel-sel yang terambil diwarnai dan
dilihat dibawah mikroskop.
Biopsi aspirasi jarum halus adalah prosedur operasi minor yang sangat aman dan
sangat kurang invasif dibandingkan dengan biopsi yang lain.Biopsi jarum halus
membantu membedakan lesi inflamasi, reaktif, atau fibrosis dari neoplasma serta lesi
neoplastik jinak dari yang ganas. Biopsi jarum halus relatif aman, sederhana, dan hemat
biaya, dan itu ditoleransi dengan baik oleh kebanyakan pasien. Namun, teknik yang tepat
diperlukan untuk memastikan hasil yang akurat. Karena ada resiko akibat halusnya
jarum, sel yang terambil menjadi sedikit dan sel yang patologis bisa tidak terambil.

B. Yang Perlu Menjalani Aspirasi Jarum Halus


Aspirasi jarum halus dapat digunakan untuk mendiagnosis banyak kelainan yang
terjadi pada tubuh. Prosedur ini bekerja pada massa paling efektif di permukaan, yaitu
pada area subkutan di bawah kulit. Kebanyakan aspirasi jarum halus dilakukan pada
massa yang tumbuh di kelenjar payudara atau pada kelenjar tiroid.
Tindakan aspirasi jarum halus juga dapat dilakukan di lokasi lain, diantaranya
pada nodus limfa di berbagai bagian tubuh, seperti leher atau selangkangan. Massa di
organ tubuh yang lebih dalam seperti hati dan paru-paru. Massa berisi cairan seperti kista
atau abses. Seroma, yaitu akumulasi cairan yang biasanya terbentuk di area pembedahan,
ditemukan di area sayatan atau di area pengangkatan massa atau jaringan.
Prosedur ini dilakukan untuk :
1. Mendiagnosis patologi benjolan atau massa dan menentukan apakah bersifat
jinak atau ganas (kanker).
2. Mendiagnosis infeksi dan menentukan penyebabnya.
3. Mengevaluasi efek pengobatan pada pasien yang telah terdiagnosis memiliki
tumor.

Secara umum, biopsi aspirasi jarum halus digunakan untuk mengidentifikasi


benjolan atau massa yang mencurigakan yang terlihat atau teraba di bawah kulit, atau
yang terdeteksi oleh alat-alat pemeriksaan penunjang seperti foto rontgen, mammografi
atau ultrasonografi.

C. Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi absolut untuk FNAB. Jika masaa dekat dengan organ
atau struktur yang vital, FNAB dapat dilakukan dengan bimbingan CT scan atau USG
jika tersedia.

Gambar 1. FNAB dengan Bantuan USG


Pasien dengan gangguan pembekuan darah perlu mendapat perhatian khusus.
Perlu dilakukan konsultasi medis dan pengobatan yang tepat sebelum prosedur. Pada
pasien yang menggunakan antikoagulan, sebaiknya dihentikan terlebih dahulu sebelum
prosedur. Apabila antikoagulan tidak dapat dihentikan dengan aman, harus
dipertimbangkan penggunaan jarum dengan diameter sekecil mungkin, gesekan sesedikit
mungkin dan atau menggunakan panduan ultrasonografi untuk mengidentifikasi dan
menghindari pembuluh darah.
D. Cara Kerja Aspirasi Jarum Halus

1. Alat

Alat yang dibutuhkan terlihat pada gambar :

Gambar 2. Alat-alat FNAB


a. Jarum: Sebagian besar literatur menggunakan jarum 22-27 Gauge dengan
panjang yang sesuai dengan hub yang transparan atau bening.
b. Syringe 10ml. Jarum suntik yang lebih besar belum terbukti memberikan hisap
yang lebih besar.
c. Pistol grip jarum suntik, ini sangat dianjurkan dan memungkinkan daya hisap
lebih seragam dan manipulasi jarum lebih mudah.
d. Kapas yang mengandung alkohol atau iodium.
e. Kaca slide untuk membuat sediaan.

2. Prosedur
a. Persiapan
Beberapa persiapan dibutuhkan sebelum melakukan prosedur:
1) Tidak menggunakan aspirin atau obat anti-inflamasi non-steroid (misalnya
ibuprofen, naproxen) selama satu minggu sebelum prosedur;
2) Asupan makanan dihentikan beberapa jam sebelum prosedur;
3) Tes darah rutin (termasuk tes pembekuan darah) dilakukan dua minggu
sebelum biopsi;
4) Pastikan riwayat penggunaan obat antikoagulan darah;
5) Antibiotik profilaksis dapat diberikan.
6) Sebelum prosedur dimulai, tanda-tanda vital (denyut nadi, tekanan darah,
suhu, pernafasan) diperiksa. Pada keadaan tertentu mungkin dibutuhkan
pemasangan jalur intravena, pasien sangat gelisah mungkin perlu diberikan
obat penenang dengan jalur intravena. Untuk pasien yang tidak terlalu
gelisah dapat diberikan obat oral (Valium) dapat diresepkan sebelum
prosedur.

b. Posisi Pasien
Posisi pasien sangat menentukan keberhasilan dari biopsi. Pasien
diposisikan sedemikian rupa sehinga massa dapat dipalpasi secara optimal. Jika
massa sulit dipalpasi maka dapat dilakukan biopsi dengan bantuan
ultrasonografi atau CT.

c. Anastesi
Penggunaan anestesi lokal sebelum biopsi jarum halus bergantung pada
kebijaksanaan masing-masing dokter. Beberapa penulis tidak
merekomendasikan penggunaan anestesi lokal sebelum biopsi jarum halus,
terutama untuk massa dangkal. Mereka mencatat bahwa suntikan anestesi lokal
dapat menyebabkan rasa sakit sesakit biopsi jarum halus itu sendiri. Selain itu,
infiltrasi anestesi lokal bisa membuat massa kecil lebih sulit untuk teraba.
Seorang penulis merekomendasikan penempatan es kecil di kulit di atasnya
sebelum biopsi. Untuk anak-anak, penerapan 30-60 menit topikal anestesi
sebelum prosedur dapat mengurangi rasa sakit dan kecemasan.
Penulis lain berpendapat bahwa penggunaan anestesi lokal mengurangi
ketidaknyamanan pasien dan kecemasan. Lidocaine 1-2% dengan atau tanpa
epinefrin 1:100.000 adalah obat pilihan. Kadang-kadang, infiltrasi lebih dalam
anestesi diperlukan jika massa target meradang.

d. Teknik
Biopsi aspirasi jarum halus adalah prosedur sederhana yang
memerlukan waktu beberapa menit. Sangat ideal jika ada ahli patologi pada
saaat aspirasi dilakukan, hal ini memungkinkan penilaian langsung dari
kecukupan spesimen. Jika sel-sel tidak cukup, aspirasi dapat diulang. Kadang-
kadang diagnosis dapat dibuat dengan segera.
Kulit yang akan dibiopsi dibersihkan dengan kapas yang mengandung
isopropil alkohol 70%. Untuk operator dengan tangan kanan dominan, massa
digenggam dengan tangan kiri dan diusahakan stabil.
Sebuah jarum suntik siap pakai dengan jarum 23-gauge terpasang
ditempatkan tepat di bawah permukaan kulit. Tekanan negatif dibuat dengan
menarik plunger jarum suntik.Jarum dimasukkan pada massa dan ditarik
berulang tanpa keluar dari kulit, kira-kira sebanyak enam kali. Jika yang
ditemukan adalah kista, maka harus benar-benar dievakuasi, dengan cairan dan
kapsul dikirim untuk sitologi. Ingat bahwa cairan kista mungkin mendilusi
spesimen dan membuat interpretasi sitologi tidak mungkin dilakukan. Dengan
demikian, sangat ideal bila mengasipirasi bagian padat dari massa.

Gambar 3. Teknik FNAB

Setetes kecil cairan yang telah disedot ditempatkan pada slide kaca,
seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Sebuah smear dilakukan
dengan meletakkan satu slide kaca di atas setetes cairan dan menarik slide
terpisah untuk menyebarkan cairan, seperti yang ditunjukkan pada gambar
kedua di bawah. Sediaan yang basah ditempatkan di dalam ethyl alkohol 95%
dan lakukan pewarnaan dan teknik sesuai teknik Papanicolau. Sediaan ini dapat
memberi informasi detail dan dapat menentukan dimana asal dari tumor
metastasis. Spesimen dikeringkan dengan udara kemudian diwarnai dengan
pewarnaan Wright- Giemsa apabila diagnosis banding meliputi tumor kelenjar
saliva, limfoproliperatif, dan atau lemak. Setelah itu sediaan siap dilihat
dibawah mikroskop dan dievaluasi secara sitologis.

Gambar 4. Teknik pembuatan preparat dari hasil FNAB

e. Perawatan setelah prosedur


Analgesik ringan dapat diberikan setelah prosedur untuk mengurangi
rasa sakit. Obat-obatan seperti aspirin tidak dianjurkan untuk dikonsumsi
sampai dengan 48 jam setelah prosedur kecuali ada indikasi yang kuat.

E. Sensitivitas
Biopsi aspirasi maupun biopsi biasa memiliki dua macam hasil yaitu positif dan
negatif. Dikenal ada dua istilah positif yaitu “true positive” dan “false positive”,
demikian pula dengan hasil negatif, terdapat “true negative” dan “false negative”.
a. True positive : bila memberikan hasil yang sesuai dengan keadaan penyakitnya,
misalnya menemukan keganasan pada keadaan yang benar-benar ganas. True
positive inilah yang seringkali disebut sensitivitas suatu pemeriksaan.
b. True negative : tidak ditemukannya suatu hasil pada keadaan yang emang benar-
benar tidak ada penyakitnya.
c. False positive : Adalah bila memberikan hasil pada keadaan yang idak ada
penyakitnya seperti misalnya memberikan hasil keganasan padahal sebenarnya
hanya pertumbuhan yang jinak.
d. False negative : yaitu tidak ditemukannya keganasan pada keadaan yang sebenarnya
ada keganasan.

F. Komplikasi
Biopsi aspirasi jarum halus memiliki tingkat morbiditas yang sangat rendah.
Dalam beberapa penelitian besar, hanya sejumlah komplikasi kecil dicatat, komplikasi
parah jarang terjadi. Komplikasi biasanya tergantung pada tempat biopsi. Komplikasi
umum yang dapat terjadi antara lain :
1. Hematoma merupakan komplikasi yang signifikan dan paling umum. Hematoma
kebanyakan hilang tanpa pengobatan. Risiko hematoma diyakini dapat dikurangi
dengan penggunaan jarum 23 gauge atau lebih kecil . Tekanan langsung pada
tempat biopsi setelah prosedur juga dianjurkan.
2. Infeksi setelah biopsi jarum halus jarang. Menyapu kulit dengan kapas alkohol
atau yodium dianjurkan sebelum biopsi jarum halus untuk meminimalkan
kemungkinan infeksi.

G. Kegunaan dalam Klinik


Melihat dari beberapa keuntungan teknik biopsi aspirasi dan jarangnya
komplikasi, teknik ini sangat berguna dalam :
1. Dengan biopsi aspirasi dapat ditegakkan diagnosa secara cepat sehingga
pengobatan dapat diberikan dengan segera. Biopsi aspirasi sebaiknya dilakukan
pada penderita-penderita sebagai berikut :
a. Pembesaran kelenjar getah bening leher tetapi tumor primernya tidak
diketemukan pada pemeiksaan endoskopi atau pemeriksaan sinar tembus.
b. Menentukan metastase dari dua tumor primer atau pembesaran kelenjar
yang tidak biasanya seperti letaknya yang kontralateral.
c. Setelah pengobatan baik operasi dan radiasi kemudian timbul lagi dengan
pembesaran kelenjar getah bening yang baru sehingga perlu ditentukan
apakah ini suatu metastase atau rekurensi.
d. Dengan adanya biopsi aspirasi dapat dipakai untuk menentukan adanya
peradangan akut atau kronis, baik yang spesifik, nonspesifik maupun
granulomatosa.
2. Biopsi aspirasi dapat dipakai untuk menentukan stadium keganasan, misalnya
dalam tumor primer yang sulit diketahui.
3. Kegunaan ekonomis terutama bagi daerah yang jauh dari fasilitas yang memadai
biopsi aspirasi lebih menguntungkan terutama untuk mengurangi
ketergantungan pemakaian alat-alat canggih.
DAFTAR PUSTAKA

Boone J, Mullin DP. Biopsy, Fine Needle, Neck Mass. Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/1520111-overview#a03. Accessed August 25th
2012

Johnson JT. Fine-Needle Aspiration of Neck Masses . Available at:


http://emedicine.medscape.com/article/1819862-overview. Accessed August 25th 2012.

Zakaria, D. Deteksi Benjolan Dengan Menggunakan Jarum Halus. At:


http://yankes.kemkes.go.id/read-deteksi-benjolan-dengan-menggunakan-jarum-
halus-6398.html

Anda mungkin juga menyukai