Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR TUGAS RESUME 3

RESUME BUKU BIROKRAT [BUKAN] PELAYAN KORUPTOR

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan dan

Budaya Anti Korupsi Semester I Prodi DIII Analis Kesehatan

Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Disusun oleh :

EL RAHMA ALIFA

NIM. P07134118050

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2018
a. Identitas buku
1) Judul buku : Birokrat [Bukan] Pelayan Koruptor
2) Penulis : Dwiyanto Indiahono
3) Penerbit : Penerbit Gava Media, Yogyakarta
4) Tahun terbit : 2016
5) Tebal buku : 1,3 cm

b. Isi resume

Birokrat [Bukan] Pelayan Koruptor


(Dwiyanto Indiahono)

Kepala Daerah dan Korupsi

Kepala Daerah merupakan jabatan yang memiliki prestise


tinggi di masyarakat. Sebab imajinasi dalam masyarakat tentang
pemerintah dan birokrasi belumlah bergeser dari mindset klasik
tentang birokrasi dan kekuasaan. Kepala daerah merupakan raja
kecil yang berhak mendapatkan pelayanan mutlak dari birokrat
dan rakyat yang ada dalam kekuasannya. Pola pikir seperti ini
adalah pola pikir kerajaan kolonial yang hingga kini enggan atau
belum beranjak pergi dari pikiran rakyat, birokrat dan celakanya
lagu belum beranjak dari benak dan pikiran pejabat-kepala
daerah.

Catatan dari Menteri Dalam Negeri terakhir di era Susilo


Bambang Yudhoyono tentang korupsi kepala daerah cukup
mencengangkan, yaitu terdapat 330 kepala daerah yang
tersangkut kasus korupsi.

Jabatan kepala daerah dengan demikian benar-benar


dijadikan pertaruhan untuk memperebutkan kekuasaan absolut di
daerah. Harga mahal dari sebuah prosesi pemilihan kepala
daerah langsung pun tak dianggap menjadi penghalang.
Pemilihan kepala daerah pun menjadi ajang pertaruhan para aktor
politik tingkat lokal.

Perang terhadap pemberantasan korupsi ternyata menjadi


penting untuk meningkatkan perekonomian suatu negara. Hal ini
karena salah satu yang menyuplai pertumbuhan ekonomi adalah
tingkat investasi, yang menandakan tingginya tingkat wirausaha.
Tingkat wirausaha sendiri berdasarkan penelitian dipengaruhi oleh
tingkat korupsi di suatu negara. Tata kelola pemerintahan yang
lemah (banyak korupsi) yang menjadi salah satu temuan penting
menjadikan suatu negara menjadi daerah yang tidak kondusif
untuk investasi wirausaha pada jangka waktu yang lama.

Pengembangan Etika Administrasi Publik Islam sebagai Solusi


Pengentasan Korupsi di Indonesia.

Pemahaman menyeluruh secara konseptual dan praktek


dari etika administrasi Islam menjadi penting sebgai upaya
menengentaskan korupsi. Nilai-nilai etika administrasi Islam
seperti: rendah hati dan tidak sombong, dilarang menerima
hadiah, mendahulukan orang lain dalam kepemimpinan, mudah
memaafkan, tidak berubah setelah menjadi pemimpin,
mendudukan warga negara secara adil, sensitif kepada barang
milik negara, ikhlas/ tanpa pamrih, mendahulukan kepentingan
rakyat, menjauhkan diri dari nepotisme, hidup (sangat) sederhana,
dan terbuka dengan kritik, merupakan nilai-nilai yang dapat
dikembangkan untuk menerangi korupsi dan memastikan lahirnya
kepuasan pelayanan publik yang lebih memuaskan dan kebijakan
publik yang demokratis.
Satu sisi yang menarik adalah bahwa desentralisasi justru
memicu lahirnya perilaku yang tidak akuntabel dan tidak
transparan. Dengan demikian, tindak pidana korupsi tidak lagi
dipandang sebagai kejahatan elit politik di tingkat pusat dan
berskala besar saja, melainkan juga harus sudah mulai dilihat
sebagai ancaman yang bersifat lokal dengan skala kecil.

Dilahirkan tiga hal utama dari responsifitas dan


akuntabilitas yang prima dalam tata pemerintahan negara Islam :

Pertama, menciptakan hubungan vertikal dalam


menjalankan tugas. Administrator menyadari bahwa
menjadi elit bukan tujuan namun amanah yang harus
dipertanggungjawabkan kepada Sang Pencipta.

Kedua, melahirkan hubungan horizontal yang baik


antara: administrator dengan publik atau warga negara.

Ketiga, melahirkan kesamaan dan perlindungan


hukum publik. Islam memandang semua manusia
sederajat dan yang membedakan hanya ketaqwaannya
kepada Allah.

Demokrasi, Korupsi dan Kesejahteraan : Meletakkan Logika yang


Benar

Demokrasi terbukti memiliki dampak tidak langsung yang


signifikan dengan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan publik
demokratis yang menghasilkan pelayanan pendidikan dan
kesehatn yang memadai bagi publik akan mendorong
berkembangnya modal manusia. Berkembangnya modal manusia
inilah yang kemudian diyakini menyuplai pertumbuhan ekonomi.

Kondisi negara yang demokratis yang menghasilkan


pertumbuhan ekonomi ini, kemudian berperan menimalisisir
dampak korupsi terhadap pertumbuhan ekonomi negara.
Demokrasi dengan demikian memliki hubungan tidak langsung
dengan kesejahteraan. Pertumbuhan ekonomi yang baik juga
akan berimbas pada menguatnya modal manusia (publik maupun
elit) sehingga bangunan modal sosial dan demokrasi akan
semakin kuat.

Dalam upaya pemberantasan korupsi, perlu ditegakkan


sendi-sendi demokrasi dan karakter publik atau elit. Kehidupan
berbangsa dan bernegara sebenarnya tidak dapat delepaskan
dari nilai-nilai yang melekat pada individu. Nilai-nilai etika Islam
yang telah dibahas dalam buku ini bukanlah bermaksud untuk
bersikap non-toleran dengan nilai-nilai yang diampu oleh individu
atau kelompok lain.

Anda mungkin juga menyukai