Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1.

BAHASA INDONESIA

NAMA : ZAINAL ARIFIN

NIM/FAKULTAS : 041022742/FHISIP

1. Utarakan sikap Anda tentang penggunaan bahasa Indonesia di media sosial


seperti Twitter , Facebook , dan Instagram yang keluar dari kaidah bahasa Indonesia
seperti penggunaan angka, tanda baca, bahasa alay, dan yang menyinggung SARA.

2. Bunyi tiruan (onomatope) suara hewan berbeda di setiap negara. Tiruan suara
anjing di Indonesia gonggongannya berbunyi "guk guk 'di Jepang" wang wang', dan
juga di Korea "mang mang." Menurut Anda apa penyebab perbedaan bunyi
onomatope tersebut?

JAWABAN:

1. Bahasa merupakan identitas dan kebanggaan suatu bangsa. Oleh karena itu,
untuk membangun rasa percaya diri yang kuat, sebuah bangsa memerlukan
identitas. Identitas sebuah bangsa dapat diwujudkan melalui bahasa. Sebagai
lambang identitas nasional, bahasa Indonesia harus dijunjung tinggi, selain bendera
dan lagu kebangsaan. Di dalam pelaksanaan fungsi ini, bahasa Indonesia harus
memiliki identitas tersendiri yang membedakannya dengan bahasa yang lain.
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai
sosial budaya yang mendasari rasa kebanggaan.

Bangsa Indonesia harus merasa bangga karena memiliki bahasa Indonesia


sebagai bahasa pesatuan yang telah menyatukan berbagai suku bangsa yang
berbeda. Maka atas dasar kebanggaan itu, bahasa Indonesia harus terus dipelihara
dan dipertahankan. Tentunya beragam upaya dapat dilakukan dalam
mengembangkan bahasa Indonesia yang menjadi perhatian kita bersama sebagai
sebuah bangsa yang berbudaya. Pusat Bahasa yang ditunjuk oleh negara sebagai
lembaga yang berkepentingan mengawal pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia juga telah melakukan berbagai macam program agar masyarakat dapat
menanamkan sejak dini rasa cinta dan bangga terhadap bahasa Indonesia dengan
cara membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar
sesuai dengan kaidah yang berlaku. Akan tetapi, usaha-usaha tersebut dirasa masih
kurang berdaya membendung pesatnya efek negatif dari media sosial terhadap
eksistensi bahasa Indonesia. Namun demikian, optimisme kebangsaan harus tetap
tumbuh dan terus digalakkan, utamanya dalam menumbuhkan kecintaan dan
kebanggan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam
berinteraksi, baik berkomunikasi di dalam lingkungan keluarga, di tengah
masyarakat, dan juga dalam penggunaannya di media sosial.

Di sisi lain, fenomena bahasa pada dunia maya dan jejaring sosial dapat
memberi peluang kepada Bahasa Indonesia untuk semakin menegaskan posisinya
sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan. Setiap pemakai Bahasa Indonesia
menjadi “hati-hati” terhadap perkembangan varian bahasa yang berkembang di
masyarakat. Kita menjadi semakin “peduli” terhadap Bahasa Indonesia yang baik
dan benar setelah munculnya fenomena bahasa dunia maya dan jejaring sosial.
Secara jujur, inilah momentum bagi pemakai Bahasa Indonesiauntukmenerapkan
polatutur yang baik dan benar secara lisan maupun tulisan.Kita harus
bersikapbanggaterhadap Bahasa Indonesia dan selalu menjunjung tinggi kaidah
pemakaiannyaagar tidak hilangakibat dinamika peradaban manusiadan intervensi
dari bahasa lain.Kita harusaktif dan tepat dalam menggunakan Bahasa Indonesia
dantidak menjadikanBahasa Indonesiasebagaibahasa sarkasmeterhadapgenerasi
mudadan remaja.Bahasa adalah keharmonian.“Tidak ada satupun negara di dunia
ini yang monolingual secara murni” (Meyerhoff, 2006:103).

2. Penyebab perbedaan bunyi onomatope pada hewan di setiap negara


berbeda-beda karena perbedaan sistem bunyi bahasa, maka tiruan bunyi yang
dihasilkan pun berbeda walau sumber suara yang dihasilkan sama.

Misal, menyebut suara kucing di Indonesia yaitu meong sedangkan di Jepang


nyannyan.

Penjelasan :

Onomatope berasal dari Bahasa Yunani yang berarti kata atau sekelompok kata
yang menirukan bunyi-bunyi dari sumber yang digambarkannya.
Konsep ini berupa sintesis dari kata Yunani όνομα (onoma yang berarti nama) dan
ποιέω (poieō yang berarti "saya buat" atau "saya lakukan") sehingga artinya adalah
"pembuatan nama" atau "menamai sebagaimana bunyinya".

Bunyi-bunyi ini mecakup antara lain suara hewan dan suara-suara lain yang bukan
merupakan kata, seperti suara orang tertawa.

Beberapa contoh onomatope :

• Suara hewan : menggonggong, mendesis, mengeong dsb.

• Suara lain : tercebur

• Suara manusia : ha-ha-ha

• Suara burung, namanya berasal dari suara yang dikeluarkannya.

Perbedaan bunyi onomatope pada hewan di setiap negara yang memiliki karakter
unik tersebut dapat terlihat dalam sistem fonologinya.

Fonologi merupakan bidang ilmu yang meneliti sistem bunyi suatu bahasa, dan
perbedaan berbagai bunyi sehingga mampu membedakan makna.

Anda mungkin juga menyukai