Anda di halaman 1dari 11

Analisis Rancang Bangun Pembangkit Listrik Dengan Mesin Sepeda

Motor Dengan Penggerak Mula Terkendali

Arif Rahman*, Suwitno**

*Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Dosen Teknik Elektro Universitas Riau
Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293
Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau

Email: arif_rahman0304@yahoo.com

ABSTRACT
Utilization of DC motors for moving the mechanical drive in place of the gas starter (prime
mover). Which controlled by a controller to regulate the movement of the voltage controlled
DC motor power window. Change of generator output voltage will read the sensor voltage
Vout generator converted to a voltage which in this Vdc. Voltage read ATMEGA8
Mickrokontroler IC by using the ADC will determine the movement of the motor as the
controller of gas, if the voltage is less than 220 V to its minimum voltage of the motor which
has coupled on gas prime movers will rotate clockwise so the motor is pulling gas to reach
the expected speed of the generator and its reverse in case of overspeed which causes more
stress then the generator will rotate anti-clockwise so that the gas will drop to adjust the
speed generator. So, rotation of DC motors forward and reverse and at a predetermined
voltage level is normal voltage 220 -230 V motor will stop, and will hold the gas engine
driving the generator speed will be maintained so long as the voltage under normal
conditions 220-230 V.
.
Keywords: DC Motor, DC Motor Driver, microkontroller ATMEGA8, Vdc Power Supply.

1. PENDAHULUAN harus mendapatkan putaran untuk turbin


sebagai penggerak mula, generator dan
Salah satu bentuk energi yang paling penguatan arus yang dibutuhkan yang sesuai
dibutuhkan manusia sekarang ini adalah energi dengan keadaan di lapangan. Oleh karena itu
listrik. Manusia membutuhkan energi listrik penulis mencoba membahas yaitu “Analisis
untuk keperluan rumah tangga, industri, Rancang Bangun Pembangkit Listrik
transportasi dan lainnya Pembangkit Tenaga Dengan Mesin Sepeda Motor Dengan
Listrik adalah salah satu bagian dari sistem Penggerak Mula Terkendali”. Agar bisa
tenaga listrik, pada Pembangkit Tenaga Listrik dimanfaatkan sehingga dapat terciptanya
terdapat peralatan elektrikal, mekanikal, dan sumber energi listrik alternatif.
bangunan kerja. Terdapat juga komponen-
komponen utama pembangkitan yaitu 2. LANDASAN TEORI
generator, turbin yang berfungsi untuk
mengkonversi energi (potensi) mekanik 2.1 Prime Mover (Penggerak Mula)
menjadi energi (potensi) listrik. Prime mover merupakan peralatan yang
Dalam pembangkit konvensional, dalam mempunyai fungsi menghasilkan energi
perancangan suatu pembangkit listrik kita mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1


Pada pembangkit ini menggunakam
akam penggerak
p udara pada ruang bakar. Pemba
Pembakaran bahan
mula dari mesin sepeda motor yang di couple bakar dan udara ini menyeba
enyebabkan motor
langsung dengan roda gigi (gigi tarik) ke menghasilkan daya pada langkah
langk ekspansi.
generator sinkron AC 220 V,3 KW. Seperti Gambar 2.2

Gambar 2.1 Mesin sepeda


da motor
mo Gambar 2.2 Prinsip Kerja Motor
Moto Bensin 4
Langkah
Dengan mesin sepeda motor sebagai
penggerak mula akan dihasilkan an putaran
put yang 2.3 Generator
langsung ke generator. Putaranan adalah
ada salah Generator berfungsi meng mengubah tenaga
satu faktor yang penting yang memberi mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak-
pengaruh besar terhadap tegangan
gan ya
yang timbul balik.. Generator sinkron sering
ering disebut juga
oleh arus bolak-balik. Listrik yang dihasilkan
d seabagai alternator, generator
or AC (alternating
generator harus sebanding dengan
ngan kecepatan current), atau generator AC bolak balik.
putar generator tersebut. Dalamm hal ini rotor Dikatakan generator sinkronon ka karena jumlah
sebagai bagian yang bergerak ak terdiri
te atas putaran rotornya sama dengan
gan ju
jumlah putaran
Rangkaian elektromagnet dengan gan ararus searah medan magnet pada stator. Kecepatan
Kecep sinkron
(DC) sebagai sumber arusnya. MedaMedan magnet ini dihasilkan dari kecepatan
patan putar rotor
rotor akan bergerak sesuai dengan
an arah
ara putaran dengan kutub-kutub magnet net yayang berputar
rotor. dengan kecepatan yang sama ma de
dengan medan
alik (AC)
Tegangan dan arus bolak-balik ( yang putar pada stator. Mesin ini tidak dapat
dihasilkan oleh generator
or umumnya dijalankan sendiri karena kutub
kutub-kutub rotor
mempunyai frekuensi diantara 50 Hz – 60 Hz. tidak dapat tiba-tiba mengiku
ngikuti kecepatan
Untuk menentukan jumlah pasang sang kutub (p) medan putar pada waktu sakla saklar terhubung
atau kecepatan putar rpm (n), besarnya dengan jala-jala.
frekuensi harus sebanding dengan jumlah
kutub dan kecepatan putarannya. 2.4 Kontruksi Generator
Konstruksi generator arus
rus bolak-balik
bo ini
2.2 Motor Bakar Bensin terdiri dari dua bagian utama,
a, yait
yaitu :
Motor bensin atau yang lebilebih dikenal 1. Stator yakni bagian
ian diam yang
dengan motor pembakaran nyal nyala (spark mengeluarkan tegangan bolak
bolak-balik; dan
ignition engine) bekerja berdasark
dasarkan siklus 2. Rotor yakni bagian bergerak ber yang
Otto, yaitu siklus empatt langlangkah yang menghasilkan medan magnet ma yang
dikenal dengan motor empat langkah
lan dan menginduksikan ke stator.
siklus dua langkah yang dikenal
ikenal dengan
motor dua langkah. Motor bensin
ensin termasuk Stator terdiri dari badan
an ge
generator yang
dalam motor pembakaran dala dalam yang terbuat dari baja yang berfungs
rfungsi melindungi
memanfaatkan bahan bakar bensin
bens untuk bagian dalam generator, kotak
otak tterminal pada
menghasilkan pembakaran dengan
engan bantuan generator. Inti Stator yang terbua
terbuat dari bahan
oksigen di udara, sehingga timbul
timb panas feromagnetik yang berlapis-lapis
lapis dan terdapat
yang kemudian dimanfaatkan menjadi
menja energi alur-alur tempat meletakkankan llilitan stator.
mekanik. Pembakaran dapat terjadi
terja karena Lilitan stator yang merupakan
akan ttempat untuk
busi menghasilkan loncatan bunga
unga api
a listrik menghasilkan tegangan. SedanSedangkan, rotor
yang menyalakan campuran bahan
ahan bakar dan berbentuk kutub sepatu (salient
ient) atau kutub
dengan celah udara sama rata (rorotor silinder).
Konstruksi dari generator sinkron ini dapat oleh generator dapat dicari berdasarkan
dilihat pada Gambar 2.3. besarnya jumlah putaran dan banyaknya
jumlah pasang kutub pada generator sinkron,
sehingga diperoleh hubungan dengan
Persamaan 2.1 sebagai berikut:
Pn
f = (2.1)
120

dimana :
f = frekuensi listrik (Hz)
P = jumlah kutub pada rotor (kutub)
Gambar 2.3 Kontruksi generator sinkron n = kecepatan putaran rotor (rpm)

2.5 Prinsip Kerja Generator Umumnya frekuensi listrik yang


Generator serempak (sinkron) adalah suatu dihasilkan suatu generator sinkron di
penghasil tenaga listrik dengan landasan Indonesia 50 Hz. Ini berarti untuk generator
hukum Faraday. Jika pada sekeliling sinkron yang mempunyai 4 kutub diperlukan
penghantar terjadi perubahan medan magnet, sebanyak 25 putaran setiap detik atau sama
maka pada penghantar tersebut akan dengan 60 x 25 = 1500 putaran per menit.
dibangkitkan suatu gaya gerak listrik (GGL) Untuk menjaga frekuensi yang dihasilkan
yang sifatnya menentang perubahan medan generator sinkron sebesar 50 Hz dan generator
tersebut. Untuk dapat terjadinya gaya gerak sinkron yang mempunyai jumlah kutub pada
listrik (GGL) tersebut diperlukan dua kategori rotornya lebih dari satu pasang maka jumlah
masukan, yaitu: putarannya ini disesuaikan dengan persamaan
1. Masukan tenaga mekanis yang akan di atas.
dihasilkan oleh penggerak mula (prime Kecepatan putaran juga sangat
mover). berpengaruh terhadap tegangan yang
2. Arus masukan (If) yang berupa arus dihasilkan generator sinkron. Jika putarannya
searah yang akan menghasilkan medan turun, maka tegangan generator sinkron juga
magnet yang dapat diatur dengan akan turun dan apabila putarannya bertambah
mudah. Di bawah ini akan dijelaskan maka akan mengakibatkan bertambahnya
secara sederhana cara pembangkitan tegangan yang dihasilkan oleh generator.
listrik dari sebuah generator. Jadi jika putaran generator sinkron
bertambah maka akan mengakibatkan
bertambahnya kemampuan pembangkitan
daya dari generator sinkron. Tetapi biasanya
dalam pengoperasiannya jumlah putaran
generator sinkron dijaga konstan dan yang
diatur biasanya adalah arus penguat
medannya.

Gambar 2.4 Sistem pembangkit generator 2.7 Daya yang dihasilakan Generator
Sinkron
2.6 Kecepatan Putar Generator Sinkron Generator untuk pembangkit listrik tenaga
Kecepatan putaran suatu generator sinkron mesin sepeda motor menggunakan
generator sinkron satu phasa. Daya yang
tergantung kepada penggerak mulanya. Jadi
apabila putaran mesinnya tinggi, maka putaran dihasilkan oleh generator satu phasa
pada generator juga akan tinggi. Dan jika dihitung dengan Persamaan 2.2.
sebaliknya, jika putaran mesin rendah maka
P = VI cosα (2.2)
putaran pada generator juga akan rendah.
Putaran pada generator selalu dijaga
dimana :
konstan agar tegangan yang dihasilkan
P = daya yang dihasilkan generator
generator sinkron tetap konstan. Untuk
(watt)
menentukan besarya frekuensi yang dihasilkan

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3


V = tegangan terminal generator (volt)
I = arus (ampere)
cos α = faktor daya

2.8 Automatic Voltage Control (AVR)


Automatic Voltage Regulator (Pengaturan
Tegangan Otomatis) yang bekerja secara
automatis. Pembebanan digenerator atau
pembangkit listrik mengakibatkan penurunan
tegangan di output generator dimana
pembebanan yang rasakan bervariasi. Untuk
Gambar 2.5 Kontruksi motor DC
itu diperlukan pengaturan tegangan yang
mampu mempertahankan keluaran generator
Konstruksi motor DC pada gambar 2.5
yang konstan.
memiliki 2 bagian dasar, yaitu :
Tegangan generator sinkron dalam
1. Bagian yang tetap/stasioner yang disebut
keadaan berbeban akan lebih rendah nilainya
stator. Stator ini menghasilkan medan
dari pada tegangan generator sinkron dalam
magnet, baik yang dibangkitkan dari
keadaan tanpa beban. Nilai relatif, yaitu nilai
sebuah koil (elektro magnet) ataupun
selisih antara tegangan dalam keadaan
magnet permanen; dan
berbeban penuh dengan keadaan tanpa beban
2. Bagian yang berputar disebut rotor. Rotor
biasanya disebut dengan regulasi tegangan
ini berupa sebuah koil dimana arus listrik
atau voltage regulation (VR).
mengalir.
V NL − VFL Gaya elektromagnet pada motor DC
VR = x100% (2.3)
VFL timbul saat ada arus yang mengalir pada
dimana: penghantar yang berada dalam medan magnet.
VR = Regulasi tegangan (voltage regulation) Medan magnet itu sendiri ditimbulkan oleh
VNL = Tegangan tanpa beban (non load megnet permanen. Garis-garis gaya magnet
voltage) mengalir diantara dua kutub magnet dari kutub
VFL = Tegangan beban penuh (full load utara ke kutub selatan. Menurut hukum Gaya
voltage) Lourentz, arus yang mengalir pada penghantar
yang terletak dalam medan magnet akan
Generator-generator sekarang dirancang menimbulkan gaya. Gaya F, timbul tergantung
dan dibuat untuk tegangan yang bervariasi pada arah arus I, dan arah medan magnet B.
akibat dari adanya variasi arus jangkar atau
variasi beban yang menimbulkan turunnya 2.10 Rangkaian Driver Motor DC
tegangan (voltage drop) pada kumparan dengan L239D
jangkar yang bervariasi pula. Jatuhnya Pada dasarnya beberapa aplikasi yang
tegangan impedansi tersebut tergantung menggunakan motor DC harus dapat mengatur
kepada besar arus dan faktor daya beban. kecepatan dan arah putar dari motor DC itu
sendiri. Untuk dapat melakukan pengaturan
2.9 Motor DC kecepatan motor DC dapat menggunakan
Motor DC merupakan jenis motor yang metode PWM (Pulse Width Modulation)
menggunakan tegangan searah sebagai sumber sedangkan untuk mengatur arah putarannya
tenaganya. Dengan memberikan beda tegangan dapat menggunakan rangkaian H-bridge yang
pada kedua terminal tersebut, motor akan tersusun dari 4 buah transistor. Tetapi
berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari dipasaran telah disediakan IC L293D sebagai
tegangan tersebut dibalik maka arah putaran driver motor DC yang dapat mengatur arah
motor akan terbalik pula seperti pada Gambar putar dan disediakan pin untuk input yang
2.10. Polaritas dari tegangan yang diberikan berasal dari PWM untuk mengatur kecepatan
pada dua terminal menentukan arah putaran motor DC. Untuk lebih memahami tentang
motor sedangkan besar dari beda tegangan membangkitkan sinyal PWM menggunakan
pada kedua terminal menentukan kecepatan fitur timer pada mikrokontroler Bascom-AVR
motor. dapat membacanya pada postingan tutorial

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4


Bascom-AVR tentang PWM. Sebelum penyearah, sumber AC di ubah menjadi DC.
membahas tentang IC L293D, alangkah Komponen utama dalam blok ini adalah
baiknya jika kita membahas driver motor DC transformator penurun tegangan dan dioda
menggunakan rangkaian analog terlebih (Gambar 2.7).
dahulu.
Jika diinginkan sebuah motor DC yang
dapat diatur kecepatannya tanpa dapat
mengatur arah putarnya, maka kita dapat
menggunakan sebuah transistor sebagai driver.
Untuk mengatur kecepatan putar motor DC
digunakan PWM yang dibangkitkan melalui
fitur timer pada mikrokontroler. Sebagian Gambar 2.7 Sensor tegangan
besar power supply untuk motor DC adalah
sebesar 12V, sedangkan keluaran PWM dari Jadi, prinsip kerjanya adalah
mikrokontroler maksimal sebesar 5V. membandingkan Vrms dengan Vout yaitu dengan
Oleh karena itu digunakan transistor mengunakan Rtotal . Dari Gambar 2.7 diatas
sebagai penguat tegangan. Dibawah ini adalah didapatkan Persamaan 2.4.
gambar driver motor DC menggunakan Rtotal = R12 + Rx + R13 (2.4)
transistor. Salah satu jenis motor yang sering Setelah mendapatkan nilai Rtotal maka kita
digunakan dalam bidang kontrol yaitu Motor dapat menentukan Vkatoda_dioda (peak) yaitu
DC. Motor DC akan berputar jika dialiri dengan Persamaan 2.5.
tegangan dan arus DC. Berikut Gambar 2.16
adalah motor DC dan H-bridge yang Vkatoda _ dioda ( peak) = Vsekunder × 2 − Vdrop (2.5)
digunakan pada rancangan alat ini: Jadi, Itotal dapat dihitung untuk menentukan
ripple-nya,
Vkatoda _ dioda ( peak )
I total = (2.6)
Rtotal
Maka, didapatkan Vriple dengan mengunakan
Persamaan 2.7.
I total
V riple = (2.7)
2 fc
Didapatkan tegangan dikaki kapasitor,
Vc = Vkatoda _ dioda ( peak ) − Vriple (2.8)
Gambar 2.6 Motor DC dan H-bridge
Jadi, Tegangan keluaran yang ditunjukkan
Sistem pengaturan motor DC yang sering persamaan dibawah merupakan tegangan
digunakan pada sistem kontrol seperti pada searah (Vout) yang dibandingkan dengan nilai
gambar 2.10 yaitu dengan H-bridge yang pada Vrms yaitu nilainya dihitung dengan Persamaan
pada dasarnya adalah 4 buah transistor yang 2.9:
difungsikan sebagai saklar. Pengaturan motor Vc × R13
DC yaitu meliputi kecepatan dan arah.
Vout = (2.9)
Rtotal
Pengaturan arah yaitu dengan cara membalik
Tegangan inilah nantinya yang menjadi input
tegangan logika masukan H-bridge.
ADC ke mikrokontroler yang akan diubah
Sedangkan sistem pengendalian kecepatan
menjadi PWM.
motor DC digunakan prinsip PWM (Pulse
Width Modulator) yaitu suatu metode
pengaturan kecepatan putaran motor DC
dengan mengatur lamanya waktu pensaklaran 3. PERANCANGAN ALAT
aktif (Duty Cycle).
3.1 Blok Diagram Kerja Alat
2.11 Sensor Tegangan
Bagian ini merupakaian rangkaian untuk
membaca hasil tegangan, yaitu dengan sistem

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 5


rangkaian kontrol akan dinput kan ke IC L293
D, IC ini merupakan driver motor DC akan
menggerakkan motor yang telah digabungkan
pada tali gas penggerak mula.

Gambar 3.1 Blok diagram kerja alat

Keterangan Gambar 3.1:


1. Power Supply, berfungsi sebagai supply
tegangan DC untuk mikrokontroler
atmega8 dan driver motor DC.
2. Sensor Tegangan AC, berfungsi sebagai
pendeteksi level tegangan pada generator Gambar 3.1 Sistem minimum ATEMEGA8
AC dan memiliki keluaran tegangan
analog sebagai input mikrokontroler Keterangan Gambar 3.1:
atmega8 pada input analog. Pin 7 : Vcc 9 Volt
3. Mikrokontroler ATMEGA8, sebagai Pin 8 : Ground
pengolah data analog dari sensor tegangan Pin 17 : Keluran Mikrokontroler (PWM)
generator AC dan akan memberi perintah Pin 21 : Aref (Referensi)
ke driver motor DC sesuai dengan Pin 28 : Dari Sensor sebagai kaki ADC
perintah program output
4. Driver Motor DC, mendapat perintah dari
mikrokontroler ATMEGA8 untuk Kedua kapasitor (C1 & C2) yang terhubung
melakukan perintah putar kanan, putar dari kaki-kaki kristal ke ground adalah
kiri, dan berhenti (stop). kapasitor beban (load capacitance) yang perlu
5. Pedal Gas, akan digerakkan oleh motor untuk berfungsinya rangkaian osilator ini.
DC melalui driver motor DC yang telah Nilai total kapasitor beban akan
dirancang. mempengaruhi frekuensi getar sebuah kristal.
6. Mesin Sepeda Motor, akan mendapat Efek ini juga disebut pulling, dimana
pengaruh dari gas yang dikendalikan oleh perubahan nilai kapasitor beban (atau mode
mikrokontroler ATMEGA8. resonansi, seperti disebutkan diatas) dalam
7. Generator AC, akan digerak oleh mesin rangkaian osilator kristal akan merubah
sepeda motor dan menghasilkan jala-jala frekuensi getar kristal tersebut.
tegangan AC. C1 × C 2
CL = + CS (3.1)
3.2 Blok Diagram Kerja Alat C1 + C 2
Untuk mendapatkan pengontrolan yang dimana:
baik maka dibutuhkan komponen seperti CL = Capasitansi Load optimum, telah
ATMEGA8 dimana IC ini nantinya ditentukan sebesar 18pF
ditanamkan berupa program yang telah CS = Capasitansi Stray PCB, telah
didesain agar IC ini bekerja sesuai dengan ditentukan sebesar 5pF
instruksi perintah program yang kita inginkan, CLEx = Capasitans Load external, Clext
dan komponen pendukung lain nya seperti ; C1 = C2
power supply sebagai tegangan sumber
kontrol dan ADC, Crystal 12 Mhz sebagai C LEx
oscilator external untuk menghasilkan
18 ρF = + 5 ρF
2
frekuensi tertentu yang mempengaruhi sistem
C LEx = (18 − 5)ρF × 2
kerja alat dalam mengolah data yang kita
tanamkan pada IC kontrol ATMEGA8 C LEx = 26 ρF
tersebut, perintah yang dihasilkan oleh

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 6


Nilai C1 dan C2 = 26 pF, ini patokan nilai 10
maksimalnya. Jika kapasitor yang dipasang C=
n.ω.Zb
lebih dari nilai maksimum, akan menyebabkan
masalah start up dan penyimpangan terhadap 10
C=
osilasi crystal. C1 dan C2 yang dipasang dalam n.2πf .Zb
rangkaian oscilator ini sebesar 22pF.
10
C=
3.3 Blok Diagram Kerja Alat 2 × 2 × 3,14 × 50 × 2,4
Seluruh rangkaian dan komponen 10
pendukung pada alat kontrol ini membutuhkan C=
1507
catu daya sebagai suplai arus, agar rangkaian
dapat bekerja sesuai yang telah direncanakan C = 1507 µF
pada penelitian ini tegangan catu daya yang Untuk meminimalisir riak harmonisa
dibutuhkan adalah 5 Volt dan 12 Volt dimana digunakan kapasitor dengan kapasitas lebih
tegangan 5 volt akan disuplai ke rangkaian besar dari hasil rancangan yaitu 4700µF.
kontrol dan 12 Volt pada rangkaian Driver Penentuan nilai kapasitansi kapasitor pada catu
Motor. daya 5 Volt Rangkaian Driver Motor ( Id = 1
A) :
Vdc
Zb =
Idc
5
Zb =
1
Zb = 5Ω
10
C=
n.ω.Zb
10
C=
n.2πf .Zb
10
C=
2 × 2 × 3,14 × 50 × 5
10
C=
3140
C = 3140µF
Untuk meminimalisir riak harmonisa
digunakan kapasitor dengan kapasitas lebih
Gambar 3.2 Rangkaian catu daya 12 Volt dan besar dari hasil rancangan yaitu 4700µF.
5 Volt Sumber catu daya untuk AVR digunakan
sumber dari luar yaitu suplai DC dengan
Penentuan nilai kapasitansi kapasitor pada maksimal 4 A,40 V DC. Dimana dalam
catu daya 12 Volt Rangkaian Motor DC Power penelitian ini digunakan suplai DC yang
Window ( Id = 5A ): variabel untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
Vdc
Zb =
Idc 3.4 Rangkain Driver Motor DC
12 Rangkaian driver motor ini menggunakan
Zb = IC L293, dimana IC ini adalah IC yang
5
didesain khusus sebagai driver motor DC dan
Zb = 2,4Ω
dapat dikendalikan dengan rangkaian T TL
maupun mikrokontroler. pada IC L293 ini
sistem driver yang digunakan adalah
totempole dalam 1 unit chip IC driver l293 .

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 7


terdiri dari 4 buah driver motor DC yang Cara kerja sensor ini adalah tegangan
berdiri sendiri dengan kemampuan sumber oleh trafo penurun tegangan di
mengalirkan arus 1A tiap driver nya. pada turunkan dengan rasio 15/220 V, yaitu jika
penelitian ini IC ini akan mengatur pergerakan primer trafo bernilai 220 VAC maka sekunder
motor DC tersebut kekiri kekanan atau trafo bernilai 15 VAC. Tegangan pada
berhenti sesuai dengan perintah yang diberikan sekunder di searahkan dengan dioda d3 dan d4
oleh rangkaian kontrol tersebut. sehingga menjadi gelombang penuh. Tegangan
pada katoda dioda penyearah dapat di hitung
dengan :

Vprimer(rms) = 220 Vac


Vkatoda_Dioda (peak) = Vsekunder(rms) x
√2 -Vdrop_Dioda
(1,4V)
Vkatoda_Dioda(peak) = 15V x 1,414 – 1,4V
Vkatoda_Dioda(peak) = 19,813 V

Kemudian oleh kapasitor C6 tegangan


gelombang penuh ini di ubah menjadi
tegangan DC.

Tegangan
Primer Trafo

Gambar 3.3 Rangkaian driver motor L293D

3.5 Sensor Tegangan


Rangkaian sensor tegangan berfungsi Tegangan
Sekunder Trafo

untuk mengubah tegangan sumber menjadi Tegangan

tegangan DC (0 s/d +5V). Dengan demikian Keluaran


Penyearah
Gelombang Penuh

keluarannya dapat langsung dimasukkan ke


ADC untuk di baca nilainya. Gambar 3.5 Hasil penyearah gelombang penuh

Tegangan DC pada kapasitor C6 masih


terlalu tinggi untuk di masukkan ke ADC
yang mempunyai batas tegangan masukkan
5V, untuk itu digunakan pembagi tegangan
yang di implementasikan dengan R12 dan R13
dan Rx.
Dengan menggunakan R12 = 12k, Rx =
500 dan R13 = 3k3, dan saat tegangan primer
trafo 220VAC, maka tegangan pada R13 dari
rangkaian pembagi tegangan :
diketahui:
Frekuensi = 50 Hz
Kapasitor = 4700 µf
Arus ADC (IADC) = 5mA

Rasio sensor pada perancangan ini masih


Gambar 3.4 Rangkaian sensor tegangan sangat memenuhi syarat untuk penggunaan
ADC 10-bit. Dimana ADC 10-bit mempunyai
sensitifitas setiap 1-bit adalah 5/1023 =

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 8


4,88x10-3 V, yang artinya setiap perubahan pembacaannya akan disesuaikan dengan bit
4,88x10-3 V pada input ADC akan untuk pengaturan di mikrokontroler.
menyebabkan data digital berubah 1-bit.

Gambar 3.6 Model sensor tegangan


Gambar 4.1 Grafik tegangan dalam keadaan
Dengan demikian dapat di lakukan stabil driver motor DC
penyesuaian dengan mengubah nilai VR3 dari
0 Ohm menjadi 500 KOhm dan hal ini di 4.2 Pengujian Rangkaian PWM
lakukan dengan mengabaikan perubahan arus Pengujian ini sesuai dengan
total di karenakan nilai yang sangat kecil, persamaan berikut :
maka lebar pengaturan: Vsensor
presscaler = × 1023
 x 
(
Vsensor  R = min  − Vsensor R x = mak ) 5V
Lebar pengaturan = Setelah mendapatkan jumlah bit maka
rasio sensor dikonversi lagi ke PWM :
Lebar pengaturan =
( 4,272 V - 4,137 V ) %PWM(Duty cycle) =
prescaler
× 100 %
1023 (Ekivalen dengan 100 %)
0,019
Contoh untuk perhitungan Tabel 4.2
Lebar pengaturan = 7,105 V
Saat VSensor (4,35 Volt):
4,35
4. ANALISA DAN PENGUJIAN presscaler = × 1023 = 890
ALAT 5
Saat VSensor (4,35 Volt):
890
4.1 Pengujian Rangkaian Sensor %PWM = × 100% = 87
Pada pengujian sensor ini didapatkan hasil 1023
sesuai dengan perancangan yaitu
perbandingannya seperti Tabel 4.1 dibawah Tabel 4.2 Pengujian PWM
ini. Vsensor PWM
No Prescaler
Tabel 4.1 Hasil pengujian sensor (VDC) (%)
No Vgenerator (VAC) Vsensor (VDC) 1 4.35 890 87
1 220 4.35 2 4.2 860 84
2 215 4.2 3 4.05 829 81
3 210 4.05 4 3.9 798 78
4 205 3.9 5 3.75 768 75
5 200 3.75 6 3.6 737 72
6 195 3.6 7 3.45 706 69
7 190 3.45 8 3.3 676 66
8 185 3.3 9 3.15 645 63
9 180 3.15
4.3 Pengujian Rangkaian Pengontrol
Dari tabel hasil pengujian sensor, Terkendali
diperoleh pembacaan mulai dari tegangan 180 Pengujian ini dilakukan dengan
V sampai 220 V dirancang mendapatkan VDC mengasumsikan bahwa setiap ada perubahan
3.15 V sampai 4.35 V dimana bertujuan untuk rpm prime over akan terjadi drop tegangan.
mencegah kerusakan pada mikrokontroler Pengujian ini menggunakan variabel putaran
karena pembacaan maksimal mikrokontroler dari generator sebagai acuan dalam perubahan
ATMEGA8 maksimal 5.5 Volt. Maka tegangan keluaran generator. Setiap perubahan
dari rpm generator akan dihitung seberapa

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 9


besar arus dan tegangan yang dibutuhkan. tegangan output yang stabil (220 V).
Terlihat perubahan pada Tabel 4.3. Dari data Berdasarkan tabel.1 dan tabel.2 didapatkan
diatas ketika putaran rpm generator berkurang perbedaan tegangan regulasi dimana dengan
maka tegangan keluaran generator akan ikut mengunakan penggerak terkendali sekitar
berkurang. 0.12% jauh lebih baik dari tanpa menggunakan
Untuk menghitung % error tegangan pengontrolan terkendali yang mencapai
keluaran generator (Vout) digunakan rumus : tegangan regulasi 8.88%. Kinerja pengontrolan
(Vout _ ker ja − Vout _ hitung ) terkendali ini akan menambah arus eksitasi
%E = x100% sesuai yang dibutuhkan. Tampak terbukti
Vout _ ker ja dengan hasil perhitungan rata regulasi
tegangan yang semula tanpa pengontrolan
% error saat Rpm 1500: terkendali sebesar 8.88% sedangkan dengan
( 220 − 220) menggunakan pengontrol terkendali rerata
%E = x100% = 0%
220 regulasi tegangan menjadi 0.12%, memenuhi
standard regulasi tegangan SPLN 1:1995 pasal
dimana Vout generator kerja pada nameplate 4.
generator sebesar 220 Volt.

Tabel 4.3 Tanpa alat penggerak terkendali


Voutput
Error
Ieksitasi Veksitasi
Generator
No Rpm Vout
(A) (V) Hitung
(%)
(V)
1 1500 1.18 20.1 220 0
2 1450 1.18 20.6 216.5 1.59
3 1400 1.18 20.56 208.3 5.32
4 1350 1.18 20.52 201.3 8.50
5 1300 1.16 20.39 193.1 12.23
6 1250 1.15 20.4 183.1 16.77
Rata-rata tegangan regulasi 8.88

Sedangkan untuk menggunakan penggerak


terkendali didapatkan kesimpulan bahwa rpm
generator berkurang mengakibatkan tegangan Gambar 4.2 Fisik keseluruhan alat
output juga berkurang tapi dengan
menggunakan penggerak terkendali ini arus
5. KESIMPULAN
dan tegangan akan stabil antara 180-230 V.
kesetabilan generator akan terjaga karena
driver motor DC akan mengontrol tegangan Setelah merancang pengontrolan
melalui pedal gas . penggerak mula dengan menggunakan driver
motor DC maka dapat disimpukan:
Tabel 4.4 Dengan menggunakan alat 1. Pembangkit listrik dengan mesin sepeda
penggerak terkendali motor ini mampu menaikkan dan
Ieksitasi Veksitasi
Voutput Error menurunkan tegangan dengan driver
No Rpm Generator Ieksitasi motor DC pada penggerak mula yang
(A) (V)
(V) (%)
1 1500 1.18 20.1 220.2 0.09 diharapkan untuk mendapatkan tegangan
2 1450 1.2 21.40 220.6 0.27 stabil 180-220 V.
3 1400 1.32 23.26 220.3 0.14 2. Dari hasil analisa rata-rata regulasi
4 1350 1.41 25.64 220.1 0.05
5 1300 1.52 26.6 220.2 0.09 tegangan yang semula tanpa pengontrolan
6 1250 1.66 28.1 220.2 0.09 sebesar 8,88% sedangkan dengan
Rata-rata tegangan regulasi 0.12
menggunakan pengontrolan terkendali
dengan rata-rata regulasi tegangan
4.4 Analisa Kinerja Rangkaian menjadi 0,12%.
Pengontrol Terkendali 3. Batas kesetabilan tegangan antara 180 s/d
Analisa alat pengontrol terkendali ini 220 V, apabila kurang dari 180 V maka
berfungsi menaikkan dan menurunkan pengendali motor DC power window akan
tegangan pada penggerak pemula (prime menaikan gas pada penggerak pemula
mover) generator untuk mendapatkan (prime mover), dan apabila tegangan lebih

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 10


dari 220V maka pengendali motor DC
power window menurunkan gas
penggerak pemula (prime mover).

DAFTAR PUSTAKA

Antonius Rajagukguk. 2012. Bahan Ajar


Kendali Mesin Listrik. Pekanbaru : Teknik
Elektro UR.
Malvino, A, David J. Bates, Electronic
Principles Seventh Edition, McGraw-Hill,
United States.
Mohan, N., 1989, Power Electronics
converters, Applications, and Design
Second Edition, John Wiley & Sons, Inc,
New York.
Pathak, Abhijit D., 2001, Mosfet/IGBT Drivers
Theory and Applications, IXYS
Corporation, Jerman
Suwitno.,2012. Bahan Ajar Elektronika Daya
Lanjut. Pekanbaru : Teknik Elektro UR.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 11

Anda mungkin juga menyukai