Anda di halaman 1dari 3

Nama : ALGHIFFARI

NIM : 17040048

Klorokuin
adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati malaria. Klorokuin bersifat
sisontosida darah dan gametosida P.vivax dan P. malariae. Obat ini biasanya diberikan pada
penderita malaria di daerah endemik atau area yang diketahui berisiko tinggi terjangkit malaria.
Obat ini juga digunakan sebagai profilaksis (pencegahan) bagi orang yang akan berkunjung ke
daerah endemik malaria seperti Papua, Papua Barat dan beberapa wilayah Indonesia Timur. Efek
samping dari penggunaan klorokuin adalah mual, muntah, diplopia dan vertigo[1], merusak
lapisan saraf mata (retina) jika diminum lebih dari batasan dosis maksimalnya dalam sehari [3],
kerontokan rambut sementara, perubahan warna rambu.

Mekanisme Kerja

Klorokuin bekerja seperti halnya obat jenis kuinolin lainnya, yaitu menghambat aktifitas
heme polimerase, hingga menyebabkan akumulasi heme menjadi bebeas pada sel darah. Proses
akumulasi tersebut menjadi racun bagi parasit. Dimana parasit atau plasmodium yang ada di
dalam sel darah merah mengubah hemoglobin dan menciptakan asam amino esensial untuk
kebutuhan pembentukan protein dan energi. Selama proses ini parasit memproduksi racun dan
molekul heme yang dapat larut. Sebagai proses lanjutan, klorokuin mengikat heme dan
membentuk FP-klorokuin. Senyawa ini sangat beracun bagi sel dan mengganggu fungsi
membran sehingga terjadi lisis dan kematian pada sel parasit.

obat Chloroquine yang akan diserahkan kepada RSPI Sulianti Saroso di Jakarta, Sabtu
(21/3/2020). Kementerian BUMN menyerahkan sebanyak 1.000 butir Chloroquine kepada RSPI
Sulianti Saroso sebagai simbol bahwa pemerintah bergerak untuk menangani penyebaran virus
corona (COVID-19).
Jumlah kasus virus Corona di Indonesia per 23 Maret 2020 sebanyak 579 orang.
Bertambah 65 orang dari 22 Maret. Kondisi ini memaksa pemerintah bergerak cepat untuk
mengatasinya. “Di beberapa negara, klorokuin digunakan, banyak pasien Covid-19 sembuh dan
membaik kondisinya,” kata Presiden Joko Widodo, di Wisma Atlet Kemayoran.
Sosok yang akrab dipanggil Jokowi itu menyebut obat klorokuin adalah produksi dalam
negeri, yakni diproduksi PT Kimia Farma Tbk. Meskipun begitu Jokowi menyatakan masyarakat
tak bisa membeli obat ini secara bebas, tapi harus melalui resep dokter. Selain Jokowi, Presiden
Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri India Narendra Modi pun menyebut
klorokuin sebagai obat yang mampu menyembuhkan Corona.
Klorokuin adalah obat yang memiliki nama resmi klorokuin fosfat. Obat ini untuk
mengobati malaria. Menurut Medicine for Malaria Venture, sebuah organisasi kesehatan resmi
dari Swiss, klorokuin pertama kali dikembangkan seorang kimiawan Prancis pada 1820 untuk
mengobati demam. Dikembangkan lagi oleh ilmuan Jerman pada 1934 menjadi tablet klorokuin
seperti yang dikenal hari ini. WHO menjadikan klorokuin obat utama untuk menyembuhkan
malaria secara global, termasuk selama Perang Dunia II. Klorokuin berkembang dalam bentuk
hydroxychloroquine yang berfungsi mengobati lupus dan rheumatoid arthritis. Nabil Seidah, ahli
biologi molecular Montreal Clinical Research Institute, kepada The-Scientist.com menjelaskan
cara kerja klorokuin dalam mengobati malaria. Menurutnya, klorokuin membuat hemoglobin
yang menjadi sarang mikroparasit Plasmodium penyebab malaria beracun. Sehingga,
mikroparasit tak menemukan inang untuk berkembang dan malaria sembuh. Akan tetapi, kata
Seidah, hal itu tak akan berlaku sama kepada Corona. Karena Corona disebabkan virus.
Meskipun begitu, Seidah yang pernah tergabung dalam pengujian klorokuin sebagai obat SARS-
Cov pada 2005 menyebut obat ini memang secara teori mampu melawan Corona. Klorokuin bisa
meningkatkan PH dalam sel protein yang menjadi sasaran virus Covid-19 untuk berkembang
biak. Dengan begitu, peluang penyebaran virus bisa terhambat karena tak banyak sel protein
yang terikat dengannya. Permasalahannya lagi, kata Seidah, virus Covid-19 sudah jauh
berkembang dari SARS. Kemampuan virus Corona mengikat sel lebih cepat. Sehingga tak bisa
disamakan efek penggunaan klorokuin yang berhasil mengobati SARS dengan Covid-19.
Menurutnya klorokuin mustahil bekerja sendiri dalam mengobati Corona, tapi harus didampingi
obat lain. Klorokuin termasuk dalam obat generik yang murah dan mudah ditemui di pasaran.
Tak heran jika Jokowi begitu optimis menyediakan stok klorokuin. Karena, Indonesia masih
tergolong rendah dalam tingkat pengeluaran kesehatan per kapita. Di antara negara-negara
ASEAN, Indonesia berada di urutan keenam, di bawah Thailand dengan pengeluaran kesehatan
per kapita sebesar US$ 362,7/kapita. Sehingga tak berat jika benar klorokuin bisa mengobati
Corona.

"Klorokuin tampaknya memblokir virus corona dalam studi laboratorium. Ada beberapa
bukti anekdotal dari dokter yang mengatakan bahwa obat itu tampaknya membantu," kata James
Gallagher, koresponden kesehatan BBC. Tetapi yang harus diperhatikan, belum ada uji klinis
lengkap yang menunjukkan bagaimana obat tersebut bereaksi pada pasien yang sebenarnya,
meskipun uji coba sedang berlangsung di China, AS, Inggris dan Spanyol. Organisasi Kesehatan
Dunia, WHO, mengatakan bahwa sejauh ini tidak ada bukti definitif terhadap efektivitas
Klorokuin, tetapi uji coba berkelanjutan sedang dilaksanakan.

"Untuk mengetahui terapi mana yang dapat bekerja untuk mengobati infeksi virus, kita
perlu melakukan uji klinis untuk mendapatkan bukti lengkap untuk mengetahui apakah obat itu
bekerja atau tidak," kata Prof Trudie Lang, direktur Jaringan Kesehatan Global di Universitas
Oxford.

Pencarian informasi terkait Klorokuin telah meningkat dalam sepekan terakhir, menurut data
Google Trends, dan pengusaha Elon Musk menyebabkan kegemparan ketika ia menulis dalam
akun Twitternya beberapa penelitian tentang obat itu.

Anda mungkin juga menyukai