Anda di halaman 1dari 4

PENGANTAR OSEONOGRAFI

“RANGKUMAN MATERI SEA WATER DAN SEDIMENT”

Oleh

Dwina Basyaasyah R.P

19135110379

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
Sea Water
Struktur Atom: Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas
inti atom serta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya.
Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan
netral (kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron)

Molekul air: Terdiri dari 1 oksigen dan 2 atom hidrogen (H 2 0) Berisi kuat
(kovalen) ikatan antar atom Tekukan geometri yang tidak biasa Memiliki polaritas
(sebaliknya ujung yang dibebankan)

Molekul air merupakan senyawa polar dan molekul aseton juga adalah


senyawa polar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa interaksi yang
dominan antara molekul air dengan molekul aseton yang terlarut di dalamnya
adalah gaya dipol-dipo dan meungkinkan air menjadi pelarut uiversal. Karena
sifat interaksinya, molekul air mampu melarutkan unsur" yg tercampur. Pada air
laut diperkirakan ada 48.000 triliun ton garam yang rerlarut di dalqmnya. Garam
tersebut terdiri dari Sodium Cloridha 38.000 ton, sukphates 3000 triliun ton,
magnesium 1.600 triliun ton, pottasium 480 triliun ton dan bromide 83 triliun ton.
Dan Chlorida (Cl) merupakan zat yang paling banyak terkandung dal air laut.
Sedangkan zat sodium (NaCl) atau garam dapjt merupakan zat clorida yang
presentasenya paling besar.

Sifat air yang tidak biasa adalah bahwa bentuk padatnya — es beku pada
tekanan atmosfer — kira-kira 8,3% lebih padat daripada bentuk cairnya, ini setara
dengan ekspansi volumetrik 9%. Kepadatan es adalah 0,9167[6] –0,9168
g/cm3 pada 0 °C dan tekanan atmosfer standar (101.325 Pa), sedangkan air
memiliki kerapatan 0.9998[6] –0.999863 g/cm3 pada suhu dan tekanan yang sama.
Air cair paling padat, dengan kerapatan 1 g/cm3 pada suhu 4 °C dan menjadi tidak
begitu padat ketika molekul air mulai membentuk kristal es heksagonal saat titik
beku tercapai. Hal ini disebabkan ikatan hidrogen mendominasi gaya
antarmolekul, yang menghasilkan pengemasan molekul yang kurang padat dalam
padatan. Kepadatan es sedikit meningkat dengan penurunan suhu dan memiliki
nilai 0,9340 g/cm3 pada suhu -180 °C.

Salinitas didefinisikan sebagai berat dalam gram dari semua zat padat yang
terlarut dalam 1 kilo gram air laut jikalau semua brom dan yodium digantikan
dengan khlor dalam jumlah yang setara; semua karbonat diubah menjadi
oksidanya dan semua zat organik dioksidasikan. Nilai salinitas dinyatakan dalam
g/kg yang umumnya dituliskan dalam ‰ atau ppt yaitu singkatan dari part-per-
thousand. DEFANT pada tahun 1961 (MAMAYEV 1975), menunjukkan bahwa
salinitas air laut kira-kira 0,14 ‰ lebih kecil dibandingkan dengan kadar garam
sesungguhnya yang ada di air laut. Yang dimaksud dengan garam di sini ialah
istilah garam dalam pengertian kimia, yaitu semua senyawaan yang terbentuk
akibat reaksi asam dan basa. Jadi bukannya garam dalam arti garam dapur saja.

Salinitas atau kadar garam pada air bergantung pada beberapa faktor yang
mempengaruhi. Itulah sebabnya ada jenis-jenis air berdasarkan pada tingkat
salinitas, yakni air tawar dengan kadar garam kurang dari 0,05%, air payau
dengan kadar garam dari 0,05 hingga 3%, air saline atau asin dengan kadar garam
3 sampai 5%, dan brine dengan kadar garam melebihi 5%.

Air laut termasuk dalam kategori air saline, dengan salinitas rata-rata
sebesar 3,5%. Meskipun secara spesifik dijelaskan bahwa konsentrasi salinitas
tiap laut berbeda, rasio antara ion-ion yang berbeda akan selalu tetap. Kondisi ini
dibuktikan oleh studi pelayaran H.M.S Challenger yang meneliti ilmiah selama
empat tahun dan berakhir pada 1876. Hal ini dikenal dengan Hukum Proporsi
Konstan.

Hukum Proporsi Konstan: “Salinitas laut berada dalam keadaan stabil


karena keseluruhan proses ini berada dalam suatu keseimbangan tunak
atau steady state equilibrium. Jumlah garam yang ditambah ke laut kira-kira sama
dengan jumlah yang dikeluarkan darinya. Mekanisme utama perpindahan garam
terjadi pada area sub-duksi atau penunjaman lempengan benua, dimana air laut
tertarik ke dalam mantel bumi untuk akhirnya didaur ulang.”
Kandungan garam pada setiap lautan berbeda, bergantung pada beberapa hal-hal
berikut.

 Penguapan: Air memiliki kandungan mineral organik dan satu di


antaranya adalah garam. Apabila air menguap, garam dan kandungan mineral
tersebut akan tertinggal dan mengendap di dasar laut. Maka dari itu, semakin
banyak air menguap, maka air laut akan menjadi semakin asin karena tingkat
garam yang mengendap tinggi.

 Pemasukan air tawar: Sama halnya dengan larutan yang terlalu asin, salah
satu cara menetralkannya adalah dengan menambahkan air tawar ke dalamnya,
maka lama-kelamaan kandungan garam akan menurun. Pada kasus kadar garam di
laut, air tawar bisa berasal dari hujan, air sungai atau rawa, dan juga dari es yang
mencair di daerah kutub.

 Pencampuran air: Hal ini terjadi pada Laut Mati dan Laut Hitam. Laut
Mati dengan kadar garam yang sangat tinggi karena pada dasarnya Laut Mati
merupakan danau asin. Danau tidak terhubung dengan lautan namun, diakibatkan
volume air pada Laut Mati menurun cukup jauh hingga permukaannya nampak,
maka dibuatlah sebuah muara yang mengubungkan Laut Mati dengan Laut Hitam.
Hal ini juga guna menetralisasi kadar garam yang terlalu tinggi di Laut Mati.

 Air sungai: Semakin banyak sungai yang bermuara ke laut, tingkat


salinitas air laut akan berkurang, karena tercampur dengan air laut yang berkadar
lebih rendah.
 Letak dan ukuran lau: Laut yang terisolasi atau tidak terhubung dengan
laut lepas akan memiliki salinitas tinggi. Seperti kasus danau garam, Laut Mati,
air di dalam danau sebanyak tujuh juta ton air menguap setiap harinya dan
membuat endapan garam di dasar semakin banyak.

 Arus laut: Laut yang dipengaruhi arus panas, maka salinitasnya akan naik
(tinggi). Hal ini berlaku pula sebaliknya, dimana laut yang dipengaruhi arus
dingin, maka salinitasnya akan turun (rendah).

 Kelembaban udara: Semakin banyak terjadi penguapan, maka udara di


sekitar menjadi lembab. Maka semakin tinggi pula salinitas air laut.

 Kandungan mineral: Konsentrasi mineral tertinggi dalam air laut adalah


kandungan magnesiumnya. Air tawar dan air laut, keduanya memiliki magnesium.
Namun, jumlah yang terkandung dalam air laut lebih besar, sehinga ini
membuktikan bahwa semakin banyak kmineral yang dikandung oleh air, maka air
tersebut semakin asin. Hal ini juga dibuktikan oleh kondisi Laut Mati.

Anda mungkin juga menyukai