Anda di halaman 1dari 5

PENGELOLAAN DAN LINGKUNGAN PESISIR

TOPOGRAFI LAUTAN

DISUSUN OLEH:

DWINA BASYAAsAH R.P.


1913511079

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
1. CONTINENTAL SHELF. Landas kontinental (Continental shelf). Wilayah
laut ini dangkal, dasar laut yang berbatasan dengan benua yang diliputi air laut
dangkal sekitar kurang dari 200 m, menurun landai dari benua. Kemringan ke arah
laut umumnya kurang dari satu derajat. Landas Kontinen di Eropa Barat sejauh
250 Km ke arah barat. Landas kontinen ke arah laur Artktik dari Siberia sejauh
100 Km. Lembah beberapa sungai terdapat landas kontinen yang merupakan bukti
bahwa suatu 7 ketika landas kontinen ini merupakan msasa daratan yang
kemudian mengalami penenggelaman.

2. CONTINENTAL SLOPE. Lereng benua (Continental slope), merupakan


keberlanjutan dari landas kontinen mempunyai kedalaman lebih dari 200 meter.
Pada tepian landas kontinen ke arah laut lerengnya menjadi curam, membentuk
lereng benua. Sudut kemiringan biasanya tidak lebih dari lima derajat. Zona ini
mencapai kedalaman hingga sampai 1500 meter. Ada beberapa teori yang
menerangkan terjadinya sub marine canyon tersebut, yaitu :
 Akibat permukaan laut yang naik atau daratan turun, sehingga daerah yang
dahulu berupa lembah sungai, sekarang tenggelam di dasar laut. Teori ini
didukung oleh kenyatan bahwa banyak diantara sub merine canyon yang
bersambungan dengan sungai-sungai besar di daratan. Misalnya sub marine
canyon yang bersambungan dengan suara sungai Congo dan sungai Hudson.

 Akibat dari terjadinya patahan. Seperti halnya di daratan di dasar laut juga
terjadi patahan. Teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa banyak diantaranya sub
marine canyon yang tidak ada hubungannya dengan sungai-sungai di daratan.
Misalnya di Teluk Biscaya dijumpai banyak sub marine canyon, tetapi di pantai
yang berdekatan tidak terdapat sungai besar bermuara.

 Akibat pengerjaan turbidity current. Turbidity current adalah arus dasar laut
yang kuat dan jenuh dengan sedimen. Arus menyebabkan terjadinya erosi dasar
laut yang kuat, sehingga terbentuk lembah-lembah yang berbentuk V. Turbidity
current biasanya terjadi ketika berlangsung gempa bumi pada lrang dasar laut
yang curam dan banyak mengandung sedimen. Salah satu bukti yang memperkuat
teori ini ialah pada muara sub marine canyon biasanya terdapat timbunan endapan

. 3. CONTINENTAL RISE. Pengangkatan benua (Continental Rise), Continental


rise terletak di luar kontonetal slepe dan merupakan peralihan dengan ocean basin.
Dibandingkan dengan continental slope, lerengnya lebih landai. Lereng
continental rise ratarata 0,50 . Continental rise mempunyai lapisan sedimen yang
tebal. Tebal lapisan sedimen pada continental rises kadang-kadang mencapai 10
km. Tetapi terdapat juga dasar laut yang tidak mempunyai continental rise. Dasar
laut yang tidak mempunyai continental rise itu adalah jika continental slope
bersambungan 8 dengan palung laut (trench). Morfologi ini merupakan komponen
pada lereng kontinen berbatasan langsung dengan samudera bagian dasar.
4. MID OCEAN RIDGE Pematang tengah samudra (bahasa Inggris: mid
oceanic ridge) atau biasa disingkat MOR, adalah rantai gugusan gunungapi di
bawah laut di mana kerak bumi baru terbentuk dari leleran magma dan aktivitas
gunung berapi. MOR juga berasosiasi dengan daerah divergensi lempeng
tektonik yang membentuk celah di dasar laut (rift).

4. Dataran Abisal (Deep Sea plain atau Abyssal Plains), Meliputi dua pertiga
seluruh dasar laut terletak pada kedalaman lebih dari 1500 ,meter. Relief di zona
ini bervariasi dari yang rata sampai yang berpungunungan dan plato yang kadang-
kadang terdapat puncak vulkanik yang menyembul di atas permukaan laut,
sebagai pulau yang terisolasi.

5. Ngarai Bawah Laut (Submarine Canyon), terletak pada sisi curam pada
bagian lembah berbentuk V yang memotong lereng kontinental.

6. The Deeps. Dasar laut yang dikarakteristikkan dengan adanya trought (palung)
yang mencapai kedalaman sangat besar. Pada Samudera Pasifik mencapai
kedalaman lebih dari 5000 meter. Zona ini hanya meliputi sebagian kecil dari
dasar lautan.
DAFTAR PUSTAKA

Bhatt J J. 1978. Oceanography Exploring the Planet Ocean. New York: D.Van
Nostrand Company.

Castro P.and Huber M.E. 2000. Marine Biology,3rd edition. USA: Mc Graw Hill
Companies.

Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai