Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DASAR DAN PERKEMBANGAN

AKUNTANSI MANAJEMEN

Budi Gautama Siregar1


1
Dosen FEBI IAIN Padangsidimpuan
Email: budigautamasrg20@gmail.c0m

1. Definisi dan karakteristik akuntansi manajemen


1.1. Definisi Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen merupakan dua perpaduan bidang ilmu sosial yaitu
akuntansi dan manajemen. Sekalipun keduanya telihat memiliki perbedaan dari
segi penamaan, namun kedua kata tersebut mempunyai keterkaitan dan korelasi
yang cukup signifikan dalam menghasilkan informasi dalam perusahaan
khususnya perusahaan manufaktur.
Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menyajikan laporan kepada
berbagai pengguna atau para pembuat keputusan baik internal perusahaan
maupun eksternal mengenai aktivitas bisnis dari suatu satu kesatuan ekonomi
(Siregar, 2019:1). Pada umumnya akuntansi proses yang dilakukan berdasarkan
ketentuan yang berlaku dan akan menghasilkan informasi yang sangat dalam
menentukan langkah/ kebijakan bagi para penggunanya. Setiap perusahaan
tentunya melakukan proses akuntansi dalam mengelola transaksi keuangannya,
terutama bagi perusahaan yang sudah go publik.
Efektifitas dari perjalanan sebuah perusahaan dan organisasi tergantung
kepada pengelolaan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Pihak manajemen jika
dilihat berdasarkan teori agensi adalah dikatakan sebagai pihak agen, yaitu pihak
yang dipercayakan oleh pemegang saham dalam mengelola investasi mereka.
Pemegang saham dan manajemen terikat dalam sebuah kontrak terkait dengan
tujuan yang akan dicapai dalam menjalankan perusahaan tersebut.
Setiap perusahaan baik skala kecil, menengah dan besar sudah pasti dikelola
seorang manajer yaitu orang yang diberi amanah oleh pemegang saham. Manajer
tersebut bertanggung jawab untuk melaksanakan proses manajemen dalam
perusahaan tersebut, mulai dari aktivitas penyusunan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pemberian motivasi bagi para karyawan serta
pengendalian kegiatan perusahaan secara keseluruhan[ CITATION Har18 \l 1057 ] .
Fungsi-fungsi manajemen dalam perusahaan terdiri dari:
1) Perencanaan (Planning).
Perencanaan (Planning) adalah proses yang dilakukan dalam menentukan
apa saja yang ingin dicapai oleh perusahaan dimasa mendatang serta
menetapkan tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam mencapainya.
2) Pengorganisasi (Organizing)
Pengorganisasi (Organizing) adalah proses dalam penyusunan dan
pengkoordinasian dalam struktur organisasi sesuai dengan tujuannya. Proses
tersebut antara lain pengaturan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
untuk membagi tugas, tangung jawab dan wewenang pada masing-masing
bagian/ departemen dalam perusahaan tersebut.
3) Pengarahan dan Pemberian Motivasi (Directing/Leading)
Pengarahan dan Pemberian Motivasi (Directing/Leading) adalah proses
pemberian bimbingan, motivasi, arahan serta petunjuk kepada anggota yang
tergabung dalam perusahaan tersebut sehingga tercipta rasa memiliki dan
tanggung jawab terhadap tugas masing-masing. Seorang manajer yang baik
adalah yang mampu memberikan pengarahan dan motivasi bagi para
karyawannya sehingga tercipta kinerja dan loyalitas yang tinggi dalam
menjalankan tugasnya masing-masing pada perusahaan.
4) Pengendalian (Controlling)
Pengendalian (Controlling) adalah kegiatan dalam mengawasi semua
aktivitas perusahaan serta memastikan berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Pengawasan atau pengendalian tersebut dimulai dari aktivitas
perencanaan, aktivitas dalam pengimplementasian dilakukan dengan cara
memonitor antara perencanaan dan implementasi. Adanya perbedaan antara
perencanaan dengan implementasi, maka akan dilakukan koreksi untuk
perbaikan kedepannya.
5) Pengambilan keputusan (decision making)
Dengan adanya proses manajamen dalam perusahaan merupakan proses
untuk melahirkan sebuah informasi yang valid, dengan informasi tersebut akan
dilakukan proses pengambilan keputusan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan perusahaan.
Pelaksanaan fungsi manajemen merupakan tolak ukur dalam keberhasilan
menjalankan aktivitas organisasi/ perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sedangkan akuntansi juga merupakan kebutuhan yang penting bagi
perusahaan guna mengetahui dan menganalisis kondisi finansialnya pada periode
tertentu. Jika dilihat bahwa akuntansi dan manajemen sama-sama menghasilkan
sebuah informasi yang valid guna dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan.
Akuntansi manajemen merupakan salah satu bidang dalam akuntansi yang
berfungsi untuk menyediakan informasi bagi pengguna dalam internal
perusahaan. Dengan informasi tersebut akan membantu perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. The Institut of Management
Accountants (IMA) dalam Atkinson, et.al menjelaskan bahwa “a value adding
continuous improvement process of planning, designing, measuring, and operating
nonfinancial and financial information systems that guides management action,
motivates behavior and support and creates the cultural values necessary to achieve
an organization’s strategic, tactical and operating objectives”. [ CITATION Atk07 \l
1057 ].
Dari definisi tersebut diatas menunjukkan bahwa akuntansi manajemen
memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap proses manajemen dimana
akuntansi manajemen memberikan informasi yang berguna bagi pihak manajemen
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Pengertian ini banyak didukung oleh
peneliti yang lainnya diantaranya adalah Horngren T. Charles yang mengatakan
bahwa akuntansi manajemen sebagai proses mengidentifikasi, mengukur,
mengakumulasi, menganalisa, menyiapkan, menafsirkan dan mengkomunikasikan
tentang informasi yang membantu masing-masing manajer untuk memenuhi
tujuan organisasi. Dari definisi tersebut jelas tergambarkan bahwa informasi yang
dihasilkan oleh akuntansi manajemen hanya digunakan oleh pihak internal
manajemen perusahaan saja.
Pihak internal yang membutuhkan informasi akuntansi manajemen tersebut
diantaranya para karyawan, para manajer dan eksekutif. Dalam menghasilkan
informasi yang berguna, akuntansi manajemen harus melakukan serangkaian
proses manajemen, diantaranya:
a. Aktivitas perencanaan yaitu menformulasikan secara rinci dari kegiatan-
kegiatan operasional perusahaan dalam mencapai tujuan akhir tertentu. Maka
dalam merencanakan kegiatan harus dilakukan penetapan tujuan dan
pengidentifikasian metode yang akan dilakukan dalam mencapainya;
b. Aktivitas pengendalian yaitu kegiatan dalam memonitor pelaksanaan
perencanaan kegiatan tersebut dan melakukan tindakan korektif sesuai dengan
kebutuhan perusahaan guna memastikan rencana tersebut terlaksana sebagai
mestinya;
c. Pengambilan keputusan yaitu proses pemilihan diantara berbagai alternatif.
Dalam memilih alternatif inilah peran dari informasi akuntansi manajemen
sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan yang tepat.
1.2. Karakteristik Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen memiliki karakteristik yaitu akuntansi manajemen
sebagai suatu tipe akuntansi dan akuntansi manajemen sebagai suatu tipe
informasi.
1) Akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi
Pada umumnya tipe akuntansi terbagi menjadi dua yaitu akuntansi
keuangan dan akuntansi manajemen. Masing-masing dari kedua tipe ini
mempunyai karakteristik yang berbeda, akuntansi keuangan merupakan tipe
akuntansi yang menghasilkan informasi keuangan ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan manajemen eksekutif dan pihak ektern perusahaan/ organisasi.
Sedangkan akuntansi manajemen merupakan tipe akuntansi yang
menghasilkan informasi yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak
internal manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan, pengendalian
dan pengambilan keputusan.
Manajer dari setiap divisi bagian perusahaan akan memerlukan informasi
keuangan yang akan dijadikannya salah satu dasar dalam mengambil keputusan
yang berhubungan dengan divisi/ bagiannya. Informasi yang dibutuhkan
tersebut akan diproses dan disajikan dalam bentuk tipe akuntansi manajemen.
Sedangkan akuntansi keuangan merupakan salah satu bidang dari akuntansi
yang mempunyai tujuan untuk menyajikan informasi keuangan perusahaan
bagi pengguna ekternal perusahaan.
2) Akuntansi Manajemen Sebagai Suatu Tipe Informasi
Informasi adalah fakta, data, persepsi pengamatan atau sesuai yang lain
yang dapat menambah pengetahuan. Informasi diperlukan oleh setiap orang
guna mengurangi ketidakpastian dalam tindakan pengambilan keputusan atas
suatu kegiatan. Akuntansi sering juga disebut sebagai language business yang
dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
a. Informasi operasi. Informasi operasi diperlukan oleh pihak manajemen
dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, misalnya inventory,
perlengkapan, jumlah produksi, jumlah yang terjual, tenaga kerja, jumlah
jam kerja, dll. Informasi-informasi tersebut merupakan raw material dalam
mengolah tipe akuntansi yang lain.
b. Informasi akuntansi keuangan. Informasi ini diperlukan oleh pihak-pihak
internal dan eksternal perusahaan. Informasi ini dihasilkan melalui proses
pengolahan data perusahaan sehingga menjadi informasi keuangan.
Biasanya informasi ini berisi tentang laporan neraca, laporan laba-rugi,
laporan perubahan modal, laporan laba ditahan dan laporan posisi
keuangan.
c. Informasi akuntansi manajemen. Informasi akuntansi ini disajikan kepada
pihak internal perusahaan atau manajemen dalam berbagai bentuk laporan
keuangan kegiatan, misalnya penganggaran, laporan penjualan, laporan
biaya pemasaran, laporan biaya administrasi dan umum, dll (Erlina, 2005:2-
3).

2. Ruang lingkup dan Tujuan Akuntansi Manajemen


2.1. Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen
Proses akuntansi manajemen yang sesuai dengan prinsip akuntansi
diantaranya proses identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisis, persiapan,
interpretasi, dan pemberitahuan informasi keuangan kepada pihak manajemen
perusahaan guna menyusun perencanaan, melakukan evaluasi, dan memantau
jalannya kegiatan operasi perusahaan.
Akuntansi yang merupakan sistem informasi mempunyai peran yang penting
dalam perencanaan keuangan terkait identifikasi biaya-biaya yang terjadi dalam
jangka waktu tertentu. Akuntansi manajemen dibutuhkan untuk menilai kelayakan
investasi secara ekonomi dan finansial saat perusahaan akan melakukan kegiatan
investasi. Hal tersebut penting untuk menghindari investasi yang tidak layak
karena hal itu termasuk pemborosan dan merugikan bagi perusahaan. Penilaian
suatu investasi harus memperhatikan faktor-faktor tertentu, diantaranya besaran
diskonto, laju inflasi, tingkat risiko, ketidakpastian (termasuk country risk dan
political risk), dan sumber pendanaan.
Manfaat akuntansi manajemen berhubungan dengan penyediaan informasi
bagi pihak internal perusahaan untuk, merencanakan, mengarahkan,
mengendalikan kegiatan operasional, serta mengambil keputusan manajemen.
Sistem akuntansi manajemen menyajikan laporan keuangan untuk kepentingan
tertentu sesuai bagian atau divisi di dalam perusahaan. Misalnya, manajer
keuangan butuh data keuangan untuk menyusun anggaran selama setahun,
manajer pemasaran butuh informasi keuangan untuk mengetahui seberapa besar
dana anggaran untuk promosi produk atau jasa yang dihasilkan. Informasi ini juga
bisa menjadi pedoman dalam pengambilan kebijakan pada masa yang akan datang.
Ruang lingkup akuntansi manajemen adalah sebagai berikut:
1) Manajer keuangan pada umumnya membutuhkan informasi tentang pencatatan
transaksi keuangan dan kegiatan-kegiatan perusahaan yang membutuhkan
pendanaan seperti modal kerja, beban biaya (cost of fund) terhadap sejumlah
modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan, tingkat pengembalian investasi
(modal), berbagai rasio keuangan, macam macam harta dalam akuntansi,
transaksi bisnis perusahaan, dan lain-lain.
2) Manajer produksi umumnya membutuhkan informasi tentang rincian biaya
sehingga terbentuk harga pokok produksi (cost of good sold) seperti total biaya
produksi, biaya produk per unit, beban tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead lainnya yang berperan dalam proses produksi secara langsung.
3) Manajer pemasaran umumnya membutuhkan data informasi yang memuat
seluruh komponen biaya terkait penetapan harga jual produk, penentuan
sistem penjualan secara kredit atau tunai, beban komisi penjualan, biaya
pemasaran (marketing fee), dan informasi nilai diskon untuk produk tertentu
dalam rangka peningkatan volume penjualan yang tentunya berasal dari
manajemen akuntansi.
4) Pihak Manajemen Puncak (Top Management) umumnya membutuhkan
informasi keuangan perusahaan untuk mengambilan keputusan strategis bagi
perusahaan atau pengendalian perusahaan jika terjadi masalah tertentu.
Aktivitas manajemen puncak terkait laporan akuntansi manajemen antara lain
penyusunan anggaran, diversifikasi produk, ekspansi usaha, dan aneka
kebijakan investasi yang juga memerhatikan kriteria uang menurut para ahli
untuk menambah cadangan keuangan perusahaan.
Data-data keuangan yang disediakan oleh akuntansi manajemen sangat
berpengaruh pada peningkatan volume penjualan perusahaan sesuai dengan
perkembangan akuntansi Meskipun ruang lingkup akuntansi manajemen hanya
terbatas pada internal perusahaan, tetapi dampak yang dihasilkannya cukup luas,
yakni seluruh perusahaan termasuk anak perusahaan jika pimpinan mengacu
kepada standar operasional prosedur yang sama.

2.2. Tujuan Akuntansi Manajemen


Akuntansi manajemen berperan dalam membantu organisasi/ perusahaan
untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengendalikan biaya dan
merencanakan masa depan melalui peramalan keuangan. Hal ini juga berfokus
pada unsur unsur laporan keuangan yang tersedia untuk memastikan pengawasan
manajemen secara komprehensif.
Sistem akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi
para pemakai internal, khususnya para manajer keuangan untuk memenuhi tujuan
manajemen. Hal akan dapat mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan
keputusan. Inti dari sistem informasi akuntansi manajemen adalah proses yang
dideskripsikan oleh aktivitas-aktivitas seperti pengumpulan, pengukuran,
penyimpanan, analisis, pelaporan dan pengelolaan informasi. Sistem informasi
akuntansi manajemen tidak terikat oleh kriteria formal apapun yang
mendefinisikan sifat dari proses, masukan, atau keluaran. Sehingga kriterianya
dapat menjadi fleksibel dan sesuai dengan tujuan manajemen.
Berkaitan dengan informasi tersebut, maka akuntansi manajemen bertujuan
untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen dalam pengambilan
keputusan, sehingga para akuntan manajemen mampu memberikan manfaat bagi
manajer perusahaan. Jadi tujuan utama dari akuntansi manajemen adalah
menyiapkan laporan keuangan perusahaan untuk kebutuhan pihak internal dalam
rangka melaksanakan proses manajemen yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian, evaluadi dan pengambilan keputusan.
Supriyono mengatakan bahwa akuntansi manajemen dirancang untuk
menyediakan informasi guna pengambilan keputusan internal suatu perusahaan,
memudahkan pihak internal dalam pengambilan keputusan, memotivasi tindakan
serta perilaku pihak internal dalam suatu arah yang diinginkan dan meningkatkan
efisiensi. Sedangkan tujuan akuntansi manajemen dibagi menjadi dua yaitu tujuan
primer dan tujuan sekunder. Tujuan primer yaitu untuk membantu para manajer
dalam proses pengambilan keputusan manajemen, sedangkan tujuan sekunder
yaitu untuk membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan,
menjawab masalah bidang organisasi, melaksanakan fungsi pengendalian
manajemen dan melaksanakan kegiatan-kegiatan manajemen[ CITATION Sup87 \l
1057 ].
Sedangkan Erlina menambahkan tujuan sekunder akuntansi manajemen
tersebut yaitu:
1) Membantu manajemen dalam menjawab masalah organisasi, seperti;
menghubungkan struktur organisasi dengan tujuan yang akan dicapai;
membangun dan memelihara sistem komunikasi dan pelaporan yang efektif;
mengukur penggunaan sumber-sumber, menemukan prestasi dan
penyimpangan dan mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya
2) Membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi pengendalian
3) Membantu manajemen dalam melaksanakan sistem kegiatan manajemen yang
meliputi; (a) pengukuran masukan (biaya) dan keluaran (pendapatan) yang
relevan untuk tiap pusat pertanggungjawaban, (b) pengkomunikasian data yang
tepat dan karakteristik ekonomi yang penting untuk para pejabat dalam yang
tepat (Erlina, 2005:1).
3. Perbedaan dan Hubungan antara Akuntansi Manajemen, Akuntansi
Keuangan dan Akuntansi Biaya
Akuntansi manajemen, akuntansi biaya dan akuntansi keuangan merupakan
pembidangan dalam ilmu akuntansi yang pada hakikatnya berfungsi untuk
menghasilkan informasi untuk para peggunanya. Perbedaan dari ketiga bidang
akuntansi tersebut diantaranya terletak pada tujuannya. Akuntansi manakjemen
bertujuan untuk memberikan informasi dan membantu para manajer dalam
membuat keputusan (berguna untuk pihak internal perusahaan), sedangkan
akuntansi keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan yang
ditujukan kepada pihak ekternal perusahaan sebagai dalam menilai perusahaan
guna mengambil keputusan.
Akuntansi biaya bertujuan untuk memberikan informasi kepada akuntansi
manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi bidaya mengukur, menganalisis,
melaporkan perhitungan cost untuk akuntansi keuangan, misalnya perhitungan
harga pokok produksi dan biaya lainnya. Sedangkan akuntansi manajemen
membutuhkan informasi harga pokok produksi untuk mengetahui berapa harga
yang diterima dipasar sehingga dapat menentukan margin yang akan
ditetapkan[ CITATION Adi19 \l 1057 ].
Jadi perbedaan dari ketiga bidang akuntansi tersebut adalah kalau pada
akuntansi biaya itu berfungsi sebagai penentu harga pokok pada suatu produk,
sedangkan akuntansi manajemen berfungsi sebagai penyusun perencanaan yang
didasarkan pada laporan akuntansi dan manajemen biaya juga berperan sebagai
proses kegiatan perusahaan yang senantiasa diikuti dengan adanya biaya. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Perbedaan Akuntansi Keuangan dengan Akuntansi Manajemen
No. Dasar Perbedaan Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen
1. Tujuan Untuk pihak eksternal Pihak internal
2. Dasar penyusunan Prinsip Akuntansi yang Cost dan Benefit,
laporan Berlaku Umum (PABU) hubungannya dengan
teori keputusan
manajemen
3. Obyek yang diukur Kondisi dan kemampuan Prestasi para manajer
ekonomi perusahaan pada berbagai level/
secara keseluruhan tingkatan dalam
perusahaan
4. Orientasi laporan Masa lalu Orientasi masa depan,
melakukan prediksi
dengan
mempertimbangkan
faktor-faktornya baik
faktor ekonomi maupun
non ekonomi
5. Bentuk laporan Ringkas serta Terinci untuk setiap
berhubungan dengan kegiatan, bagian, divisi,
perusahaan secara jenis produk, dll
keseluruhan
6. Isi laporan Laporan keuangan Anggaran, laporan biaya,
laporan kinerja, laporan
analisis khusus, dll
7. Tingkat presisi Presisi dan akurasinya Presisi dan akuranya
lebih tinggi lebih rendah karena
yang penting adalah
cepat dan tepat waktu
8. Sifat mandatori Bersifat mandatori, Tidak bersifat
mengikuti madat mandatori, yang penting
penguasa tertentu informasi yang disajikan
bermanfaat

Selain adanya perbedaan diantara akuntansi biaya, akuntansi manajemen


dan akuntansi keuangan, juga terdapat persamaan dan hubungan diantara ketiga
bidang akuntansi tersebut. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen
merupakan pengolah informasi yang menghasilkan informasi keuangan untuk
para penggunanya, disamping itu juga berfungsi sebagai penyedia informasi
keuangan yang dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Akuntansi biaya mempunyai tujuan untuk menghitung biaya produksi dalam
rangka penetapan besarnya harga pokok produk serta menyusun laporan biaya
guna memenuhi kebutuhan kepentingan manajemen perusahaan. Jadi dapat
diketahui bahwa akuntansi biaya tersebut merupakan bagian dari akuntansi
keuangan dan akuntansi manajemen karena tujuan akuntansi biaya tersebut
adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak internal dan eksternal
perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa akuntansi biaya tersebut tidak dapat
dipisahkan dengan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
Hubungan akuntansi biaya dengan akuntansi keuangan, dimana akuntansi
keuangan bertujuan menyediakan informasi keuangan berupa laporan
keuangan bagi pihak-pihak di luar perusahaan, diantaranya pemegang saham,
kreditor, pemerintah serta masyarakat umum. Laporan keuangan tersebut terdiri
dari laporan laba-rugi, laporan neraca, laporan arus kas, laporan perubahan
equitas dan catatan-catatan atas laporan keuangan. Dalam menyusun laporan rugi-
laba dan neraca pada perusahaan manufaktur, diperlukan suatu informasi berupa
informasi harga pokok barang atau produk jadi dan harga pokok barang atau
produk dalam proses pada akhir periode tertentu. Harga pokok barang produk
jadi secara formal dihitung dan disajikan dalam laporan harga pokok produksi
yang merupakan lampiran dari laporan rugi-laba.
Dari penjelasan di atas, dapat disebutkan bahwa akuntansi biaya merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari akuntansi keuangan, karena akuntansi biaya
membantu akuntansi keuangan dalam menghasilkan informasi biaya akurat yang
diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan.
Hubungan akuntansi biaya dengan akuntansi manajemen, dimana akuntansi
manajemen mempunyai tujuan yakni menyediakan informasi keuangan bagi
manajemen perusahaan yang berguna untuk pengambilan keputusan. Sebagai
contoh, seorang manajer marketing membutuhkan informasi yang relevan
sebelum memutuskan apakah perusahaan perlu memberikan potongan harga
kepada pembeli atas produk yang akan dijual atau tidak, atau apakah perusahaan
perlu memberikan hadiah atau bonus kepada pembeli atas pembelian produk
dalam jumlah tertentu. Untuk mengambil keputusan tersebut, maka perusahaan
memerlukan informasi yang relevan dengan keputusan yang akan diambil, yakni
informasi biaya produksi. Informasi biaya produksi ini diolah, diproses dan
disajikan oleh akuntansi biaya.
Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa akuntansi biaya juga
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari akuntansi manajemen. Karena
akuntansi biaya menghasilkan informasi biaya yang dibutuhkan oleh akuntansi
manajemen guna memberikan pertimbangan kepada manajer baik ditingkat
divisi/ bagian maupun eksekutif dalam proses pengambilan keputusan tertentu.
4. Tantangan–Tantangan Akuntansi Manajemen Saat Ini
Dalam era teknologi dan informasi saat sekarang ini perubahan terjadi
sangat cepat dan dinamis, disamping itu juga terjadinya persaingan yang cukup
kompetitif sehingga dituntut untuk senantiasa melakukan inovasi untuk
senantiasa dapat bertahan. Demikian juga dengan akuntansi manajemen, harus
senantiasa menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi. Seiring dengan
perkembangannya, akuntansi manajemen sudah banyak melakukan
perkembangan. Pada awalnya akuntan manajemen mempunyai tugas yaitu :
1) Melindungi aktiva perusahaan yaitu kas, piutang, persediaan serta aktiva lancar
lainnya dan aktiva tetap perusahaan agar terhindar dari pencurian serta
penyalahgunaan sehingga dapat digunakan secara efektif dan efisien;
2) Menganalisis laporan keuangan perusahaan terutama penyebab terjadinya
fluktuasi terhadap laba perusahaan;
3) Menilai prestasi yang dicapai setiap divisi dalam perusahaan tersebut;
4) Melakukan pemeriksaan apakah sistem dan prosedur yang telah ditetapkan
dapat terlaksana dengan baik pada masing-masing divisi dalam perusahaan;
5) Mencari penyebab ketidakberesan yang berkaitan dengan keuangan
perusahaan
Namun, seiring dengan perkembangan dunia perekonomian dalam era
teknologi dan informasi saat ini, maka akuntan manajemen dituntut untuk mampu
menyesuaikan diri sehingga tetap survive dalam persaingan global (Anisa,
2005:223).
Mengingat pentingnya peran akuntansi manajemen dalam perusahaan
khususnya dalam perusahaan manufaktur, maka pihak manajemen manajemen
juga dituntut harus siap menghadapi tantangan global yang terjadi saat ini.
Terdapat beberapa tantangan bagi perusahaan manufaktur, diantaranya:
a. Prediksi permintaan produk. Sekarang ini banyak perusahaan yang kesulitan
dalam memprediksi permintaan pelanggan di masa mendatang, hal ini
disebabkan karena perusahaan tersebut tidak memiliki alat pelaporan yang
canggih yang memungkinkan perusahaan untuk memperkirakan berapa banyak
produk yang harus mereka juga untuk beberapa bulan ke depan atau tahun
berikutnya. Akibatnya produk yang diproduksi tidak sesuai dengan permintaan
yang dilakukan oleh pelanggan. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan
seharusnya mempunyai perangkat lunak dengan fitur pelaporan yang akurat
sehingga dapat memudahkan untuk menargetkan penjualan serta
memperkirakan berapa banyak produk yang sebaiknya mereka jual untuk
waktu yang akan datang.
b. Pengontrolan persediaan. Salah satu tantangan utama dalam perusahaan
industri adalah pengelolaan persediaan. Masih banyak perusahaan terutama
yang masih berskala kecil dalam pengelolaan persediaannya masih manual.
Akibatnya banyak waktu yang termakan dalam melakukan pengelolaan
persediaan tersebut serta tidak akurat, efisien dan rawan terjadinya kesalahan
dalam pengelolaan persediaan perusahaan tersebut.
c. Peningkatan efisiensi. Perusahaan manufaktur masih mencari solusi yang efektif
dalam mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi proses produksi
perusahaan. Banyak perusahaan yang melakukan penurunan kualitas
produknya agar dapat mengurangi biaya produksi, namun akibatnya justru
menurunkan target perolehan laba perusahaan sebab pelanggan merasa tidak
puas dengan produk yang diproduksi perusahaan.
d. Berpacu dengan teknologi baru. Setiap saat, pasti ada teknologi baru yang
bermunculan, yang meliputi IoT, robot, dan perangkat lunak manufaktur.
Kemunculan teknologi-teknologi canggih ini tentu membuat perusahaan
kebingungan dalam keputusan.
Dari beberapa tantangan yang dihadapi oleh perusahaan manufaktur
tersebut, maka dalam hal ini akuntan manajemen juga harus mampu mengambil
andil dalam menghadapi tantangan tersebut. Akuntan manajemen harus mampu:
a) Memposisikan profesi akuntan manajemen sebagai anggota senior dalam tim
manajemen yang berperan aktif dalam penentuan sasaran strategik
perusahaan, bukan hanya berperan sebagai penyedia informasi akuntansi saja.
Akuntan manajemen harus mampu bertindak sebagai pengambil keputusan itu
sendiri dengan bergabung dengan tim manajemen perusahaan.
b) Kompetensi teknis akuntan manajemen pada perusahaan bukan lagi didasarkan
pada traditional cost accounting, melainkan didasarkan pada advanced
management control process. Advanced management control process tersebut
terdiri dari:
1. Menempatkan pengendalian pada lokasi tempat operasi berlangsung.
Pengendalian bukan lagi hanya tanggungjawab supervisor tetapi juga melalui
pemberdayaan karyawan berupa self-improsed control.
2. Memakai real time control bukan afetr the fact control. Dengan self inprosed
control, persoalan-persoalan langsung diselesaikan pada sumbernya oleh
karyawan yang sesungguhnya melakukan pekerjaan tersebut.
3. Merumuskan kembali asumsi yang mendasari akuntan manajemen untuk
membangun kepercayaan. Informasi bukan untuk mengendalikan bawahan
namun untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.
4. Pengendalian berdasarkan visi dan values. Dalam era teknologi dan informasi
menuntut kreativitas pada karyawan yang memerlukan visi perusahaan
sebagai gambaran kondisi yang ingi dicapai dimasa depan. Dengan melalui
visi dan values, kreativitas pekerja dapat diarahkan oleh manajemen
perusahaan.
5. Merumusakan sistem insentif yang dapat membangkitkan motivasi para
karyawan
6. Perubahan lingkungan bisnis yang pesat dapat memotivasi karyawan untuk
mengikuti perubahan itu dengan penyesuaian diri atau sebaliknya membuat
karyawan menjadi malas karena terlalu membuang waktu dan tenaga. Oleh
karena itu perusahaan harus mengendalikan hal tersbeut dengan
menentukan sistem insentif yang tepat sehingga karyawan menjadi lebih
termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.
c) Memperluas tanggung jawab akuntan manajemen sehingga mengarah ke proses
pengendalian di luar daerah yang murni keuangan. Dalam manajemen modern,
akuntan manajemen tidak hanya dituntut untuk mencapau tujuan-tujuan jangka
pendek perusahaan saja yang diindikasikan dengan profit tetapi tujuan jangka
panjang.
d) Mengarahkan orientasi akuntan manajemen ke bisnis yang bersifat strategik
bukan yang bersifat rutin dan operasional saja (Anisa, 2005:226).
5. Gambaran tentang value chain dalam akuntansi manajemen
Konsep value chain dikembangkan oleh Porter pada tahun 1985, dengan
pandangan bahwa perusahaan sebagai suatu rangkaian aktivitas dasar yang
menambah nilai bagi produk atau jasanya guna menambah margin nilai bagi
perusahaan dan pelanggannya. Aktivitas value chain menggambarkan aktivitas
dalam dan sekitar perusahaan/ organisasi serta menghubungkannya dengan
keukat persaingan perusahaan. Porter juga mengelompokkan aktivitas
perusahaan kedalam dua kelompok yaitu aktivitas utama (primary activities) dan
aktivitas pendukung (supporting activities). Selanjutnya Porter mengatakan bahwa
suatu perusahaan akan dapat mencapai keunggulan kompetitifnya dengan
mengembangkan salah satu sari dua strategi umum yaitu low cost strategy dan
differentiation strategy.
Low cost strategy menfokuskan pada pencapaian cost yang lebih rendah
secara relatifnya dibandingkan dengan kompetitor (cost leadership). Sementara
Cost leadership dapat dicapai dengan beberapa pendekatan, antara lain economic
of scale in production, experience curve effects, high cost control, dan cost
minimization dalam area research and development, sales, atau advertizing.
Differentiation strategy fokus utamanya yaitu menciptakan produk yang
mempunyai perbedaan tersendiri bagi konsumen atau memiliki atribut yang lain
secara signifikan dengna produk pesaing. Keunikan produk dapat dicapai dengan
berbagai cara, antara lain brand royalty, superior customer service, dealer network
product design, atau technology.
Analisis value chain merupakan alat analisis strategis yang digunakan untuk
lebih memahami keunggulan kompetitif perusahaan, mengidentifikasi dimana
nilai bagi pelanggan dapat ditingkatkan atau biaya dapat diturunkan, dan lebih
memahami hubungan perusahaan dengan pemasok, pelanggan, dan perusahaan
lainnya dalam industri yang sama.
Aktivitas-aktivitasnya mencakup seluruh langkah yang dibutuhkan untuk
menyediakan produk atau jasa yang kompetitif bagi pelanggan. Untuk perusahaan
manufaktur, hal ini dimulai dari pengembangan produk dan pengujian produk
baru, kemudian pada pembelian bahan baku dan proses produksi, dan akhirnya
penjualan dan pelayanan. Untuk perusahaan jasa, aktivitas-aktivitasnya dimulai
dari konsep jasa dan desainnya, tujuan, permintaan, dan kemudian pada
serangkaian aktivita yang menyediakan jasa untuk menciptakan pelanggan yang
puas. Meski rantai nilai sering kali sulit untuk digambarkan pada perusahaan jasa
atau organisasi nirlaba, pendekatan ini diaplikasikan pada seluruh jenis organisasi.

5.1. Penerapan Value Chain


Terdapat dua langkah dalam menganalisis value chain, yaitu:
1)  Identifikasi Aktivitas Vakue Chain.
Perusahaan harue mengidentifikasi aktivitas nilai (value activities) tertentu
dalam perusahaannya, yakni dalam proses perancangan, produksi, dan
penyediaan layanan pelanggan. Pengembangan suatu value chain tergantung pada
jenis perusahaanya, misal, fokus pada industri jasa adalah pada operasi,
periklanan, dan promosi, bukan pada bahan baku dan produksi.
2)  Mengembangkan Keunggulan Kompetitif dengan Menurunkan Biaya atau
Menambah Nilai.
Perusahaan harus menentukan sifat dari keunggulan kompetitifnya saat ini
dan yang potensial dengan mempelajari aktivitas nilai dan penggerak biaya (cost
driver) yang telah diidentifikasi sebelumnya. Dalam melakukan hal ini, perusahaan
harus mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya:
a.  Identifikasi keunggulan kompetitif (kepeminpinan biaya atau diferensiasi)
Analisis aktivitas nilai dapat membantu pihak manajemen agar lebih
memahami keunggulan kompetitif strategis perusahaan dan menempatkan
posisinya yang tepat dalam keseluruhan rantai nilai industri.
b. Identifikasi kesempatan untuk menambah nilai.
Analisis aktivitas nilai dapat membantu mengidentifikasi aktivitas
dimana perusahaan dapat menambah nilai yang signifikan bagi pelanggan.
Contohnya, Dalam industri perbankan, ATM diperkenalkan untuk menyediakan
pelayanan pelanggan dan mengurangi biaya pemrosesan. Bank mulai
mengembangkan teknologi komputer online untuk lebih meningkatkan
pelayanan pelanggan dan menyediakan peluang untuk mengurangi biaya
pemrosesan lebih lanjut.
c. Identifikasi peluang untuk mengurangi biaya.
Pengkajian atas aktivitas nilai dapat membantu perusahaan menentukan
bagian dari rantai nilai dimana perusahaan tidak kompetitif. Contohnya,
perusahaan dalam bisnis elektronik, seperti Flextronics International Ltd. dan
Sanmina-SCI, telah menjadi pemasok suku cadang yang besar dan pembuat
komponen-komponen perakitan suku cadang untuk produsen komputer dan
produsen alat-alat elektronik lainnya seperti Hewlett-Packard, Sony, Apple, dan
Microsoft, di samping perusahaan yang lain. Produsen mereka terkenal telah
menemukan bahwa melakukan alih daya terhadap sebagian proses produksi
pada perusahaan lain seperti Flextronics mengurangi total biaya dan dapat
meningkatkan kecepatan, kualitas, dan kemampuan berkompetensi. (Wijaya,
2011:66)

5.2. Metode Analisis Value Chain


Metode analisis value chain meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1)  Identifikasi value chain industri, pembebanan kos, pendapatan dan aset untuk
nilai aktivitas.
Langkah ini harus dilakukan dengan ide untuk mendapatkan competitive
advantage. Penilaian competitive advantage tidak dapat diuji sepenuhnya pada
level industri secara keseluruhan. Value chain suatu industri dibagi dalam
aktivitas yang berbeda sehingga starting point analisis kos didefinisikan dalam
value chain industri kemudian menetapkan kos, pendapatan dan aset dalam
berbagai nilai aktivitas. Aktivitas ini untuk membangun blok perusahaan dalam
industri untuk menciptakan produk yang bernilai bagi pelanggan.
Aktivitas-aktivitas harus diisolasi dan dipisahkan jika sesuai dengan
kondisi-kondisi tersebut, dimana aktivitas tersebut menggambarkan persentase
yang signifikan dengan kos operasional, perilaku kos aktivitas (cost driver)
berbeda. Aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan oleh kompetitor dalam cara
yang berbeda. Setelah mengidentifikasi value chain, kos operasional,
pendapatan dan aset harus dibebankan pada nilai aktivitas secara individual.
Untuk nilai aktivitas intermediate, pendapatan harus ditetapkan dengan
menyesuaikan harga transfer internal dengan harga pasar.
2)  Mendiagnosis Cost Driver
Dalam akuntansi manajemen konvensional fungsi utama suatu cost
driver adalah volume output. Konsep kos berhubungan dengan volume input,
kos tetap versus kos variabel, kos rata-rata versus kos marginal, kos volume
analisis profit, analisis break event, budget fleksibel, dan margin kontribusi.
Dalam kerangka kerja value chain sangat berbeda, volume output
dipandang untuk menangkap sejumlah kecil variasi perilaku biaya. Oleh karena
itu, biasanya digunakan cost driver multiple, yaitu cost driver yang berbeda
untuk berbagai nilai aktivitas yang berbeda. Cost driver dibagi dalam dua
kategori, yaitu struktural cost driver dan executional cost driver.
a.  Structural Cost Driver
Structural cost driver ditetapkan dari pilihan perusahaan tentang
struktur ekonomi yang mendasarinya. Pilihan tersebut diturunkan dari
posisi kos untuk berbagai kelompok produk yang ditawarkan. Ada lima
pilihan strategi yang harus dibuat perusahaan tentang struktur ekonomi
yang mendasari, yaitu sebagai berikut:
a) Scale: berapa ukuran investasi dalam manufakturing, research and
development, dan marketing resource?
b) Scope: bagaimana tingkat integrasi secara vertikal (integrasi horizontal
lebih berhubungan dengan skala?).
c) Experience: berapa banyak waktu yang dibutuhkan perusahaan pada masa
yang lalu dan apakah masih bisa dilakukan dalam waktu yang sama untuk
scat ini?
d) Technology: proses teknologi apa yang digunakan dalam masing-masing
tahap value chain perusahaan?
e) Complexity: seberapa luas lini produk atau jasa yang akan ditawarkan pada
konsumen?
b. Executional Cost Driver
Executional cost driver diturunkan dari posisi kos perusahaan yang
meliputi hal-hal berikut:
a) Work force involvement (participation) : apakah pekerjaan ditekankan
untuk perbaikan yang terus menerus?
b) Total quality management (TQM) : apakah pekerjaan ditekankan untuk
kualitas produk total?
c) Capacity utilization : bagaimana pilihan skala untuk memaksimalkan plant
construction?
d) Plant layout efficiency : seberapa efisien plant’s layout saat ini
dibandingkan dengan standar yang ada?
e) Product configuration : apakah desain produk efektif?
f)  Linkages with supplier or cistomer : apakah hubungan dengan supplier dan
konsumen sesuai dengan rantai nilai perusahaan? (Mirdah, 2011: 7-9)
DAFTAR PUSTAKA

CITATION Har18 \l 1057 : , (Hariyani, 2018),

CITATION Atk07 \l 1057 : , (Atkinson, Kaplan, & Matsumura, 2007),

CITATION Sup87 \l 1057 : , (Supriyono, 1987),

CITATION Adi19 \l 1057 : , (Aditama, 2018),

Anda mungkin juga menyukai