1.1. Definisi Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen merupakan dua perpaduan bidang ilmu sosial yaitu akuntansi dan manajemen. Sekalipun keduanya telihat memiliki perbedaan dari segi penamaan, namun kedua kata tersebut mempunyai keterkaitan dan korelasi yang cukup signifikan dalam menghasilkan informasi dalam perusahaan khususnya perusahaan manufaktur. Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menyajikan laporan kepada berbagai pengguna atau para pembuat keputusan baik internal perusahaan maupun eksternal mengenai aktivitas bisnis dari suatu satu kesatuan ekonomi (Siregar, 2019:1). Pada umumnya akuntansi proses yang dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku dan akan menghasilkan informasi yang sangat dalam menentukan langkah/ kebijakan bagi para penggunanya. Setiap perusahaan tentunya melakukan proses akuntansi dalam mengelola transaksi keuangannya, terutama bagi perusahaan yang sudah go publik. Efektifitas dari perjalanan sebuah perusahaan dan organisasi tergantung kepada pengelolaan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Pihak manajemen jika dilihat berdasarkan teori agensi adalah dikatakan sebagai pihak agen, yaitu pihak yang dipercayakan oleh pemegang saham dalam mengelola investasi mereka. Pemegang saham dan manajemen terikat dalam sebuah kontrak terkait dengan tujuan yang akan dicapai dalam menjalankan perusahaan tersebut. Setiap perusahaan baik skala kecil, menengah dan besar sudah pasti dikelola seorang manajer yaitu orang yang diberi amanah oleh pemegang saham. Manajer tersebut bertanggung jawab untuk melaksanakan proses manajemen dalam perusahaan tersebut, mulai dari aktivitas penyusunan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pemberian motivasi bagi para karyawan serta pengendalian kegiatan perusahaan secara keseluruhan[ CITATION Har18 \l 1057 ] . Fungsi-fungsi manajemen dalam perusahaan terdiri dari: 1) Perencanaan (Planning). Perencanaan (Planning) adalah proses yang dilakukan dalam menentukan apa saja yang ingin dicapai oleh perusahaan dimasa mendatang serta menetapkan tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam mencapainya. 2) Pengorganisasi (Organizing) Pengorganisasi (Organizing) adalah proses dalam penyusunan dan pengkoordinasian dalam struktur organisasi sesuai dengan tujuannya. Proses tersebut antara lain pengaturan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk membagi tugas, tangung jawab dan wewenang pada masing-masing bagian/ departemen dalam perusahaan tersebut. 3) Pengarahan dan Pemberian Motivasi (Directing/Leading) Pengarahan dan Pemberian Motivasi (Directing/Leading) adalah proses pemberian bimbingan, motivasi, arahan serta petunjuk kepada anggota yang tergabung dalam perusahaan tersebut sehingga tercipta rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap tugas masing-masing. Seorang manajer yang baik adalah yang mampu memberikan pengarahan dan motivasi bagi para karyawannya sehingga tercipta kinerja dan loyalitas yang tinggi dalam menjalankan tugasnya masing-masing pada perusahaan. 4) Pengendalian (Controlling) Pengendalian (Controlling) adalah kegiatan dalam mengawasi semua aktivitas perusahaan serta memastikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pengawasan atau pengendalian tersebut dimulai dari aktivitas perencanaan, aktivitas dalam pengimplementasian dilakukan dengan cara memonitor antara perencanaan dan implementasi. Adanya perbedaan antara perencanaan dengan implementasi, maka akan dilakukan koreksi untuk perbaikan kedepannya. 5) Pengambilan keputusan (decision making) Dengan adanya proses manajamen dalam perusahaan merupakan proses untuk melahirkan sebuah informasi yang valid, dengan informasi tersebut akan dilakukan proses pengambilan keputusan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Pelaksanaan fungsi manajemen merupakan tolak ukur dalam keberhasilan menjalankan aktivitas organisasi/ perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan akuntansi juga merupakan kebutuhan yang penting bagi perusahaan guna mengetahui dan menganalisis kondisi finansialnya pada periode tertentu. Jika dilihat bahwa akuntansi dan manajemen sama-sama menghasilkan sebuah informasi yang valid guna dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Akuntansi manajemen merupakan salah satu bidang dalam akuntansi yang berfungsi untuk menyediakan informasi bagi pengguna dalam internal perusahaan. Dengan informasi tersebut akan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. The Institut of Management Accountants (IMA) dalam Atkinson, et.al menjelaskan bahwa “a value adding continuous improvement process of planning, designing, measuring, and operating nonfinancial and financial information systems that guides management action, motivates behavior and support and creates the cultural values necessary to achieve an organization’s strategic, tactical and operating objectives”. [ CITATION Atk07 \l 1057 ]. Dari definisi tersebut diatas menunjukkan bahwa akuntansi manajemen memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap proses manajemen dimana akuntansi manajemen memberikan informasi yang berguna bagi pihak manajemen perusahaan dalam mencapai tujuannya. Pengertian ini banyak didukung oleh peneliti yang lainnya diantaranya adalah Horngren T. Charles yang mengatakan bahwa akuntansi manajemen sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, mengakumulasi, menganalisa, menyiapkan, menafsirkan dan mengkomunikasikan tentang informasi yang membantu masing-masing manajer untuk memenuhi tujuan organisasi. Dari definisi tersebut jelas tergambarkan bahwa informasi yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen hanya digunakan oleh pihak internal manajemen perusahaan saja. Pihak internal yang membutuhkan informasi akuntansi manajemen tersebut diantaranya para karyawan, para manajer dan eksekutif. Dalam menghasilkan informasi yang berguna, akuntansi manajemen harus melakukan serangkaian proses manajemen, diantaranya: a. Aktivitas perencanaan yaitu menformulasikan secara rinci dari kegiatan- kegiatan operasional perusahaan dalam mencapai tujuan akhir tertentu. Maka dalam merencanakan kegiatan harus dilakukan penetapan tujuan dan pengidentifikasian metode yang akan dilakukan dalam mencapainya; b. Aktivitas pengendalian yaitu kegiatan dalam memonitor pelaksanaan perencanaan kegiatan tersebut dan melakukan tindakan korektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan guna memastikan rencana tersebut terlaksana sebagai mestinya; c. Pengambilan keputusan yaitu proses pemilihan diantara berbagai alternatif. Dalam memilih alternatif inilah peran dari informasi akuntansi manajemen sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan yang tepat. 1.2. Karakteristik Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen memiliki karakteristik yaitu akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi dan akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi. 1) Akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi Pada umumnya tipe akuntansi terbagi menjadi dua yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Masing-masing dari kedua tipe ini mempunyai karakteristik yang berbeda, akuntansi keuangan merupakan tipe akuntansi yang menghasilkan informasi keuangan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manajemen eksekutif dan pihak ektern perusahaan/ organisasi. Sedangkan akuntansi manajemen merupakan tipe akuntansi yang menghasilkan informasi yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Manajer dari setiap divisi bagian perusahaan akan memerlukan informasi keuangan yang akan dijadikannya salah satu dasar dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan divisi/ bagiannya. Informasi yang dibutuhkan tersebut akan diproses dan disajikan dalam bentuk tipe akuntansi manajemen. Sedangkan akuntansi keuangan merupakan salah satu bidang dari akuntansi yang mempunyai tujuan untuk menyajikan informasi keuangan perusahaan bagi pengguna ekternal perusahaan. 2) Akuntansi Manajemen Sebagai Suatu Tipe Informasi Informasi adalah fakta, data, persepsi pengamatan atau sesuai yang lain yang dapat menambah pengetahuan. Informasi diperlukan oleh setiap orang guna mengurangi ketidakpastian dalam tindakan pengambilan keputusan atas suatu kegiatan. Akuntansi sering juga disebut sebagai language business yang dikelompokkan menjadi 3, yaitu: a. Informasi operasi. Informasi operasi diperlukan oleh pihak manajemen dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, misalnya inventory, perlengkapan, jumlah produksi, jumlah yang terjual, tenaga kerja, jumlah jam kerja, dll. Informasi-informasi tersebut merupakan raw material dalam mengolah tipe akuntansi yang lain. b. Informasi akuntansi keuangan. Informasi ini diperlukan oleh pihak-pihak internal dan eksternal perusahaan. Informasi ini dihasilkan melalui proses pengolahan data perusahaan sehingga menjadi informasi keuangan. Biasanya informasi ini berisi tentang laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, laporan laba ditahan dan laporan posisi keuangan. c. Informasi akuntansi manajemen. Informasi akuntansi ini disajikan kepada pihak internal perusahaan atau manajemen dalam berbagai bentuk laporan keuangan kegiatan, misalnya penganggaran, laporan penjualan, laporan biaya pemasaran, laporan biaya administrasi dan umum, dll (Erlina, 2005:2- 3).
2. Ruang lingkup dan Tujuan Akuntansi Manajemen
2.1. Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen Proses akuntansi manajemen yang sesuai dengan prinsip akuntansi diantaranya proses identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisis, persiapan, interpretasi, dan pemberitahuan informasi keuangan kepada pihak manajemen perusahaan guna menyusun perencanaan, melakukan evaluasi, dan memantau jalannya kegiatan operasi perusahaan. Akuntansi yang merupakan sistem informasi mempunyai peran yang penting dalam perencanaan keuangan terkait identifikasi biaya-biaya yang terjadi dalam jangka waktu tertentu. Akuntansi manajemen dibutuhkan untuk menilai kelayakan investasi secara ekonomi dan finansial saat perusahaan akan melakukan kegiatan investasi. Hal tersebut penting untuk menghindari investasi yang tidak layak karena hal itu termasuk pemborosan dan merugikan bagi perusahaan. Penilaian suatu investasi harus memperhatikan faktor-faktor tertentu, diantaranya besaran diskonto, laju inflasi, tingkat risiko, ketidakpastian (termasuk country risk dan political risk), dan sumber pendanaan. Manfaat akuntansi manajemen berhubungan dengan penyediaan informasi bagi pihak internal perusahaan untuk, merencanakan, mengarahkan, mengendalikan kegiatan operasional, serta mengambil keputusan manajemen. Sistem akuntansi manajemen menyajikan laporan keuangan untuk kepentingan tertentu sesuai bagian atau divisi di dalam perusahaan. Misalnya, manajer keuangan butuh data keuangan untuk menyusun anggaran selama setahun, manajer pemasaran butuh informasi keuangan untuk mengetahui seberapa besar dana anggaran untuk promosi produk atau jasa yang dihasilkan. Informasi ini juga bisa menjadi pedoman dalam pengambilan kebijakan pada masa yang akan datang. Ruang lingkup akuntansi manajemen adalah sebagai berikut: 1) Manajer keuangan pada umumnya membutuhkan informasi tentang pencatatan transaksi keuangan dan kegiatan-kegiatan perusahaan yang membutuhkan pendanaan seperti modal kerja, beban biaya (cost of fund) terhadap sejumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan, tingkat pengembalian investasi (modal), berbagai rasio keuangan, macam macam harta dalam akuntansi, transaksi bisnis perusahaan, dan lain-lain. 2) Manajer produksi umumnya membutuhkan informasi tentang rincian biaya sehingga terbentuk harga pokok produksi (cost of good sold) seperti total biaya produksi, biaya produk per unit, beban tenaga kerja langsung, dan biaya overhead lainnya yang berperan dalam proses produksi secara langsung. 3) Manajer pemasaran umumnya membutuhkan data informasi yang memuat seluruh komponen biaya terkait penetapan harga jual produk, penentuan sistem penjualan secara kredit atau tunai, beban komisi penjualan, biaya pemasaran (marketing fee), dan informasi nilai diskon untuk produk tertentu dalam rangka peningkatan volume penjualan yang tentunya berasal dari manajemen akuntansi. 4) Pihak Manajemen Puncak (Top Management) umumnya membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk mengambilan keputusan strategis bagi perusahaan atau pengendalian perusahaan jika terjadi masalah tertentu. Aktivitas manajemen puncak terkait laporan akuntansi manajemen antara lain penyusunan anggaran, diversifikasi produk, ekspansi usaha, dan aneka kebijakan investasi yang juga memerhatikan kriteria uang menurut para ahli untuk menambah cadangan keuangan perusahaan. Data-data keuangan yang disediakan oleh akuntansi manajemen sangat berpengaruh pada peningkatan volume penjualan perusahaan sesuai dengan perkembangan akuntansi Meskipun ruang lingkup akuntansi manajemen hanya terbatas pada internal perusahaan, tetapi dampak yang dihasilkannya cukup luas, yakni seluruh perusahaan termasuk anak perusahaan jika pimpinan mengacu kepada standar operasional prosedur yang sama.
2.2. Tujuan Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen berperan dalam membantu organisasi/ perusahaan untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengendalikan biaya dan merencanakan masa depan melalui peramalan keuangan. Hal ini juga berfokus pada unsur unsur laporan keuangan yang tersedia untuk memastikan pengawasan manajemen secara komprehensif. Sistem akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi para pemakai internal, khususnya para manajer keuangan untuk memenuhi tujuan manajemen. Hal akan dapat mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Inti dari sistem informasi akuntansi manajemen adalah proses yang dideskripsikan oleh aktivitas-aktivitas seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan dan pengelolaan informasi. Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh kriteria formal apapun yang mendefinisikan sifat dari proses, masukan, atau keluaran. Sehingga kriterianya dapat menjadi fleksibel dan sesuai dengan tujuan manajemen. Berkaitan dengan informasi tersebut, maka akuntansi manajemen bertujuan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen dalam pengambilan keputusan, sehingga para akuntan manajemen mampu memberikan manfaat bagi manajer perusahaan. Jadi tujuan utama dari akuntansi manajemen adalah menyiapkan laporan keuangan perusahaan untuk kebutuhan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, evaluadi dan pengambilan keputusan. Supriyono mengatakan bahwa akuntansi manajemen dirancang untuk menyediakan informasi guna pengambilan keputusan internal suatu perusahaan, memudahkan pihak internal dalam pengambilan keputusan, memotivasi tindakan serta perilaku pihak internal dalam suatu arah yang diinginkan dan meningkatkan efisiensi. Sedangkan tujuan akuntansi manajemen dibagi menjadi dua yaitu tujuan primer dan tujuan sekunder. Tujuan primer yaitu untuk membantu para manajer dalam proses pengambilan keputusan manajemen, sedangkan tujuan sekunder yaitu untuk membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan, menjawab masalah bidang organisasi, melaksanakan fungsi pengendalian manajemen dan melaksanakan kegiatan-kegiatan manajemen[ CITATION Sup87 \l 1057 ]. Sedangkan Erlina menambahkan tujuan sekunder akuntansi manajemen tersebut yaitu: 1) Membantu manajemen dalam menjawab masalah organisasi, seperti; menghubungkan struktur organisasi dengan tujuan yang akan dicapai; membangun dan memelihara sistem komunikasi dan pelaporan yang efektif; mengukur penggunaan sumber-sumber, menemukan prestasi dan penyimpangan dan mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya 2) Membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi pengendalian 3) Membantu manajemen dalam melaksanakan sistem kegiatan manajemen yang meliputi; (a) pengukuran masukan (biaya) dan keluaran (pendapatan) yang relevan untuk tiap pusat pertanggungjawaban, (b) pengkomunikasian data yang tepat dan karakteristik ekonomi yang penting untuk para pejabat dalam yang tepat (Erlina, 2005:1). 3. Perbedaan dan Hubungan antara Akuntansi Manajemen, Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya Akuntansi manajemen, akuntansi biaya dan akuntansi keuangan merupakan pembidangan dalam ilmu akuntansi yang pada hakikatnya berfungsi untuk menghasilkan informasi untuk para peggunanya. Perbedaan dari ketiga bidang akuntansi tersebut diantaranya terletak pada tujuannya. Akuntansi manakjemen bertujuan untuk memberikan informasi dan membantu para manajer dalam membuat keputusan (berguna untuk pihak internal perusahaan), sedangkan akuntansi keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan yang ditujukan kepada pihak ekternal perusahaan sebagai dalam menilai perusahaan guna mengambil keputusan. Akuntansi biaya bertujuan untuk memberikan informasi kepada akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi bidaya mengukur, menganalisis, melaporkan perhitungan cost untuk akuntansi keuangan, misalnya perhitungan harga pokok produksi dan biaya lainnya. Sedangkan akuntansi manajemen membutuhkan informasi harga pokok produksi untuk mengetahui berapa harga yang diterima dipasar sehingga dapat menentukan margin yang akan ditetapkan[ CITATION Adi19 \l 1057 ]. Jadi perbedaan dari ketiga bidang akuntansi tersebut adalah kalau pada akuntansi biaya itu berfungsi sebagai penentu harga pokok pada suatu produk, sedangkan akuntansi manajemen berfungsi sebagai penyusun perencanaan yang didasarkan pada laporan akuntansi dan manajemen biaya juga berperan sebagai proses kegiatan perusahaan yang senantiasa diikuti dengan adanya biaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Perbedaan Akuntansi Keuangan dengan Akuntansi Manajemen No. Dasar Perbedaan Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen 1. Tujuan Untuk pihak eksternal Pihak internal 2. Dasar penyusunan Prinsip Akuntansi yang Cost dan Benefit, laporan Berlaku Umum (PABU) hubungannya dengan teori keputusan manajemen 3. Obyek yang diukur Kondisi dan kemampuan Prestasi para manajer ekonomi perusahaan pada berbagai level/ secara keseluruhan tingkatan dalam perusahaan 4. Orientasi laporan Masa lalu Orientasi masa depan, melakukan prediksi dengan mempertimbangkan faktor-faktornya baik faktor ekonomi maupun non ekonomi 5. Bentuk laporan Ringkas serta Terinci untuk setiap berhubungan dengan kegiatan, bagian, divisi, perusahaan secara jenis produk, dll keseluruhan 6. Isi laporan Laporan keuangan Anggaran, laporan biaya, laporan kinerja, laporan analisis khusus, dll 7. Tingkat presisi Presisi dan akurasinya Presisi dan akuranya lebih tinggi lebih rendah karena yang penting adalah cepat dan tepat waktu 8. Sifat mandatori Bersifat mandatori, Tidak bersifat mengikuti madat mandatori, yang penting penguasa tertentu informasi yang disajikan bermanfaat
Selain adanya perbedaan diantara akuntansi biaya, akuntansi manajemen
dan akuntansi keuangan, juga terdapat persamaan dan hubungan diantara ketiga bidang akuntansi tersebut. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen merupakan pengolah informasi yang menghasilkan informasi keuangan untuk para penggunanya, disamping itu juga berfungsi sebagai penyedia informasi keuangan yang dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Akuntansi biaya mempunyai tujuan untuk menghitung biaya produksi dalam rangka penetapan besarnya harga pokok produk serta menyusun laporan biaya guna memenuhi kebutuhan kepentingan manajemen perusahaan. Jadi dapat diketahui bahwa akuntansi biaya tersebut merupakan bagian dari akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen karena tujuan akuntansi biaya tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa akuntansi biaya tersebut tidak dapat dipisahkan dengan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Hubungan akuntansi biaya dengan akuntansi keuangan, dimana akuntansi keuangan bertujuan menyediakan informasi keuangan berupa laporan keuangan bagi pihak-pihak di luar perusahaan, diantaranya pemegang saham, kreditor, pemerintah serta masyarakat umum. Laporan keuangan tersebut terdiri dari laporan laba-rugi, laporan neraca, laporan arus kas, laporan perubahan equitas dan catatan-catatan atas laporan keuangan. Dalam menyusun laporan rugi- laba dan neraca pada perusahaan manufaktur, diperlukan suatu informasi berupa informasi harga pokok barang atau produk jadi dan harga pokok barang atau produk dalam proses pada akhir periode tertentu. Harga pokok barang produk jadi secara formal dihitung dan disajikan dalam laporan harga pokok produksi yang merupakan lampiran dari laporan rugi-laba. Dari penjelasan di atas, dapat disebutkan bahwa akuntansi biaya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari akuntansi keuangan, karena akuntansi biaya membantu akuntansi keuangan dalam menghasilkan informasi biaya akurat yang diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan. Hubungan akuntansi biaya dengan akuntansi manajemen, dimana akuntansi manajemen mempunyai tujuan yakni menyediakan informasi keuangan bagi manajemen perusahaan yang berguna untuk pengambilan keputusan. Sebagai contoh, seorang manajer marketing membutuhkan informasi yang relevan sebelum memutuskan apakah perusahaan perlu memberikan potongan harga kepada pembeli atas produk yang akan dijual atau tidak, atau apakah perusahaan perlu memberikan hadiah atau bonus kepada pembeli atas pembelian produk dalam jumlah tertentu. Untuk mengambil keputusan tersebut, maka perusahaan memerlukan informasi yang relevan dengan keputusan yang akan diambil, yakni informasi biaya produksi. Informasi biaya produksi ini diolah, diproses dan disajikan oleh akuntansi biaya. Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa akuntansi biaya juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari akuntansi manajemen. Karena akuntansi biaya menghasilkan informasi biaya yang dibutuhkan oleh akuntansi manajemen guna memberikan pertimbangan kepada manajer baik ditingkat divisi/ bagian maupun eksekutif dalam proses pengambilan keputusan tertentu. 4. Tantangan–Tantangan Akuntansi Manajemen Saat Ini Dalam era teknologi dan informasi saat sekarang ini perubahan terjadi sangat cepat dan dinamis, disamping itu juga terjadinya persaingan yang cukup kompetitif sehingga dituntut untuk senantiasa melakukan inovasi untuk senantiasa dapat bertahan. Demikian juga dengan akuntansi manajemen, harus senantiasa menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi. Seiring dengan perkembangannya, akuntansi manajemen sudah banyak melakukan perkembangan. Pada awalnya akuntan manajemen mempunyai tugas yaitu : 1) Melindungi aktiva perusahaan yaitu kas, piutang, persediaan serta aktiva lancar lainnya dan aktiva tetap perusahaan agar terhindar dari pencurian serta penyalahgunaan sehingga dapat digunakan secara efektif dan efisien; 2) Menganalisis laporan keuangan perusahaan terutama penyebab terjadinya fluktuasi terhadap laba perusahaan; 3) Menilai prestasi yang dicapai setiap divisi dalam perusahaan tersebut; 4) Melakukan pemeriksaan apakah sistem dan prosedur yang telah ditetapkan dapat terlaksana dengan baik pada masing-masing divisi dalam perusahaan; 5) Mencari penyebab ketidakberesan yang berkaitan dengan keuangan perusahaan Namun, seiring dengan perkembangan dunia perekonomian dalam era teknologi dan informasi saat ini, maka akuntan manajemen dituntut untuk mampu menyesuaikan diri sehingga tetap survive dalam persaingan global (Anisa, 2005:223). Mengingat pentingnya peran akuntansi manajemen dalam perusahaan khususnya dalam perusahaan manufaktur, maka pihak manajemen manajemen juga dituntut harus siap menghadapi tantangan global yang terjadi saat ini. Terdapat beberapa tantangan bagi perusahaan manufaktur, diantaranya: a. Prediksi permintaan produk. Sekarang ini banyak perusahaan yang kesulitan dalam memprediksi permintaan pelanggan di masa mendatang, hal ini disebabkan karena perusahaan tersebut tidak memiliki alat pelaporan yang canggih yang memungkinkan perusahaan untuk memperkirakan berapa banyak produk yang harus mereka juga untuk beberapa bulan ke depan atau tahun berikutnya. Akibatnya produk yang diproduksi tidak sesuai dengan permintaan yang dilakukan oleh pelanggan. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan seharusnya mempunyai perangkat lunak dengan fitur pelaporan yang akurat sehingga dapat memudahkan untuk menargetkan penjualan serta memperkirakan berapa banyak produk yang sebaiknya mereka jual untuk waktu yang akan datang. b. Pengontrolan persediaan. Salah satu tantangan utama dalam perusahaan industri adalah pengelolaan persediaan. Masih banyak perusahaan terutama yang masih berskala kecil dalam pengelolaan persediaannya masih manual. Akibatnya banyak waktu yang termakan dalam melakukan pengelolaan persediaan tersebut serta tidak akurat, efisien dan rawan terjadinya kesalahan dalam pengelolaan persediaan perusahaan tersebut. c. Peningkatan efisiensi. Perusahaan manufaktur masih mencari solusi yang efektif dalam mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi proses produksi perusahaan. Banyak perusahaan yang melakukan penurunan kualitas produknya agar dapat mengurangi biaya produksi, namun akibatnya justru menurunkan target perolehan laba perusahaan sebab pelanggan merasa tidak puas dengan produk yang diproduksi perusahaan. d. Berpacu dengan teknologi baru. Setiap saat, pasti ada teknologi baru yang bermunculan, yang meliputi IoT, robot, dan perangkat lunak manufaktur. Kemunculan teknologi-teknologi canggih ini tentu membuat perusahaan kebingungan dalam keputusan. Dari beberapa tantangan yang dihadapi oleh perusahaan manufaktur tersebut, maka dalam hal ini akuntan manajemen juga harus mampu mengambil andil dalam menghadapi tantangan tersebut. Akuntan manajemen harus mampu: a) Memposisikan profesi akuntan manajemen sebagai anggota senior dalam tim manajemen yang berperan aktif dalam penentuan sasaran strategik perusahaan, bukan hanya berperan sebagai penyedia informasi akuntansi saja. Akuntan manajemen harus mampu bertindak sebagai pengambil keputusan itu sendiri dengan bergabung dengan tim manajemen perusahaan. b) Kompetensi teknis akuntan manajemen pada perusahaan bukan lagi didasarkan pada traditional cost accounting, melainkan didasarkan pada advanced management control process. Advanced management control process tersebut terdiri dari: 1. Menempatkan pengendalian pada lokasi tempat operasi berlangsung. Pengendalian bukan lagi hanya tanggungjawab supervisor tetapi juga melalui pemberdayaan karyawan berupa self-improsed control. 2. Memakai real time control bukan afetr the fact control. Dengan self inprosed control, persoalan-persoalan langsung diselesaikan pada sumbernya oleh karyawan yang sesungguhnya melakukan pekerjaan tersebut. 3. Merumuskan kembali asumsi yang mendasari akuntan manajemen untuk membangun kepercayaan. Informasi bukan untuk mengendalikan bawahan namun untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. 4. Pengendalian berdasarkan visi dan values. Dalam era teknologi dan informasi menuntut kreativitas pada karyawan yang memerlukan visi perusahaan sebagai gambaran kondisi yang ingi dicapai dimasa depan. Dengan melalui visi dan values, kreativitas pekerja dapat diarahkan oleh manajemen perusahaan. 5. Merumusakan sistem insentif yang dapat membangkitkan motivasi para karyawan 6. Perubahan lingkungan bisnis yang pesat dapat memotivasi karyawan untuk mengikuti perubahan itu dengan penyesuaian diri atau sebaliknya membuat karyawan menjadi malas karena terlalu membuang waktu dan tenaga. Oleh karena itu perusahaan harus mengendalikan hal tersbeut dengan menentukan sistem insentif yang tepat sehingga karyawan menjadi lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. c) Memperluas tanggung jawab akuntan manajemen sehingga mengarah ke proses pengendalian di luar daerah yang murni keuangan. Dalam manajemen modern, akuntan manajemen tidak hanya dituntut untuk mencapau tujuan-tujuan jangka pendek perusahaan saja yang diindikasikan dengan profit tetapi tujuan jangka panjang. d) Mengarahkan orientasi akuntan manajemen ke bisnis yang bersifat strategik bukan yang bersifat rutin dan operasional saja (Anisa, 2005:226). 5. Gambaran tentang value chain dalam akuntansi manajemen Konsep value chain dikembangkan oleh Porter pada tahun 1985, dengan pandangan bahwa perusahaan sebagai suatu rangkaian aktivitas dasar yang menambah nilai bagi produk atau jasanya guna menambah margin nilai bagi perusahaan dan pelanggannya. Aktivitas value chain menggambarkan aktivitas dalam dan sekitar perusahaan/ organisasi serta menghubungkannya dengan keukat persaingan perusahaan. Porter juga mengelompokkan aktivitas perusahaan kedalam dua kelompok yaitu aktivitas utama (primary activities) dan aktivitas pendukung (supporting activities). Selanjutnya Porter mengatakan bahwa suatu perusahaan akan dapat mencapai keunggulan kompetitifnya dengan mengembangkan salah satu sari dua strategi umum yaitu low cost strategy dan differentiation strategy. Low cost strategy menfokuskan pada pencapaian cost yang lebih rendah secara relatifnya dibandingkan dengan kompetitor (cost leadership). Sementara Cost leadership dapat dicapai dengan beberapa pendekatan, antara lain economic of scale in production, experience curve effects, high cost control, dan cost minimization dalam area research and development, sales, atau advertizing. Differentiation strategy fokus utamanya yaitu menciptakan produk yang mempunyai perbedaan tersendiri bagi konsumen atau memiliki atribut yang lain secara signifikan dengna produk pesaing. Keunikan produk dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain brand royalty, superior customer service, dealer network product design, atau technology. Analisis value chain merupakan alat analisis strategis yang digunakan untuk lebih memahami keunggulan kompetitif perusahaan, mengidentifikasi dimana nilai bagi pelanggan dapat ditingkatkan atau biaya dapat diturunkan, dan lebih memahami hubungan perusahaan dengan pemasok, pelanggan, dan perusahaan lainnya dalam industri yang sama. Aktivitas-aktivitasnya mencakup seluruh langkah yang dibutuhkan untuk menyediakan produk atau jasa yang kompetitif bagi pelanggan. Untuk perusahaan manufaktur, hal ini dimulai dari pengembangan produk dan pengujian produk baru, kemudian pada pembelian bahan baku dan proses produksi, dan akhirnya penjualan dan pelayanan. Untuk perusahaan jasa, aktivitas-aktivitasnya dimulai dari konsep jasa dan desainnya, tujuan, permintaan, dan kemudian pada serangkaian aktivita yang menyediakan jasa untuk menciptakan pelanggan yang puas. Meski rantai nilai sering kali sulit untuk digambarkan pada perusahaan jasa atau organisasi nirlaba, pendekatan ini diaplikasikan pada seluruh jenis organisasi.
5.1. Penerapan Value Chain
Terdapat dua langkah dalam menganalisis value chain, yaitu: 1) Identifikasi Aktivitas Vakue Chain. Perusahaan harue mengidentifikasi aktivitas nilai (value activities) tertentu dalam perusahaannya, yakni dalam proses perancangan, produksi, dan penyediaan layanan pelanggan. Pengembangan suatu value chain tergantung pada jenis perusahaanya, misal, fokus pada industri jasa adalah pada operasi, periklanan, dan promosi, bukan pada bahan baku dan produksi. 2) Mengembangkan Keunggulan Kompetitif dengan Menurunkan Biaya atau Menambah Nilai. Perusahaan harus menentukan sifat dari keunggulan kompetitifnya saat ini dan yang potensial dengan mempelajari aktivitas nilai dan penggerak biaya (cost driver) yang telah diidentifikasi sebelumnya. Dalam melakukan hal ini, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya: a. Identifikasi keunggulan kompetitif (kepeminpinan biaya atau diferensiasi) Analisis aktivitas nilai dapat membantu pihak manajemen agar lebih memahami keunggulan kompetitif strategis perusahaan dan menempatkan posisinya yang tepat dalam keseluruhan rantai nilai industri. b. Identifikasi kesempatan untuk menambah nilai. Analisis aktivitas nilai dapat membantu mengidentifikasi aktivitas dimana perusahaan dapat menambah nilai yang signifikan bagi pelanggan. Contohnya, Dalam industri perbankan, ATM diperkenalkan untuk menyediakan pelayanan pelanggan dan mengurangi biaya pemrosesan. Bank mulai mengembangkan teknologi komputer online untuk lebih meningkatkan pelayanan pelanggan dan menyediakan peluang untuk mengurangi biaya pemrosesan lebih lanjut. c. Identifikasi peluang untuk mengurangi biaya. Pengkajian atas aktivitas nilai dapat membantu perusahaan menentukan bagian dari rantai nilai dimana perusahaan tidak kompetitif. Contohnya, perusahaan dalam bisnis elektronik, seperti Flextronics International Ltd. dan Sanmina-SCI, telah menjadi pemasok suku cadang yang besar dan pembuat komponen-komponen perakitan suku cadang untuk produsen komputer dan produsen alat-alat elektronik lainnya seperti Hewlett-Packard, Sony, Apple, dan Microsoft, di samping perusahaan yang lain. Produsen mereka terkenal telah menemukan bahwa melakukan alih daya terhadap sebagian proses produksi pada perusahaan lain seperti Flextronics mengurangi total biaya dan dapat meningkatkan kecepatan, kualitas, dan kemampuan berkompetensi. (Wijaya, 2011:66)
5.2. Metode Analisis Value Chain
Metode analisis value chain meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1) Identifikasi value chain industri, pembebanan kos, pendapatan dan aset untuk nilai aktivitas. Langkah ini harus dilakukan dengan ide untuk mendapatkan competitive advantage. Penilaian competitive advantage tidak dapat diuji sepenuhnya pada level industri secara keseluruhan. Value chain suatu industri dibagi dalam aktivitas yang berbeda sehingga starting point analisis kos didefinisikan dalam value chain industri kemudian menetapkan kos, pendapatan dan aset dalam berbagai nilai aktivitas. Aktivitas ini untuk membangun blok perusahaan dalam industri untuk menciptakan produk yang bernilai bagi pelanggan. Aktivitas-aktivitas harus diisolasi dan dipisahkan jika sesuai dengan kondisi-kondisi tersebut, dimana aktivitas tersebut menggambarkan persentase yang signifikan dengan kos operasional, perilaku kos aktivitas (cost driver) berbeda. Aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan oleh kompetitor dalam cara yang berbeda. Setelah mengidentifikasi value chain, kos operasional, pendapatan dan aset harus dibebankan pada nilai aktivitas secara individual. Untuk nilai aktivitas intermediate, pendapatan harus ditetapkan dengan menyesuaikan harga transfer internal dengan harga pasar. 2) Mendiagnosis Cost Driver Dalam akuntansi manajemen konvensional fungsi utama suatu cost driver adalah volume output. Konsep kos berhubungan dengan volume input, kos tetap versus kos variabel, kos rata-rata versus kos marginal, kos volume analisis profit, analisis break event, budget fleksibel, dan margin kontribusi. Dalam kerangka kerja value chain sangat berbeda, volume output dipandang untuk menangkap sejumlah kecil variasi perilaku biaya. Oleh karena itu, biasanya digunakan cost driver multiple, yaitu cost driver yang berbeda untuk berbagai nilai aktivitas yang berbeda. Cost driver dibagi dalam dua kategori, yaitu struktural cost driver dan executional cost driver. a. Structural Cost Driver Structural cost driver ditetapkan dari pilihan perusahaan tentang struktur ekonomi yang mendasarinya. Pilihan tersebut diturunkan dari posisi kos untuk berbagai kelompok produk yang ditawarkan. Ada lima pilihan strategi yang harus dibuat perusahaan tentang struktur ekonomi yang mendasari, yaitu sebagai berikut: a) Scale: berapa ukuran investasi dalam manufakturing, research and development, dan marketing resource? b) Scope: bagaimana tingkat integrasi secara vertikal (integrasi horizontal lebih berhubungan dengan skala?). c) Experience: berapa banyak waktu yang dibutuhkan perusahaan pada masa yang lalu dan apakah masih bisa dilakukan dalam waktu yang sama untuk scat ini? d) Technology: proses teknologi apa yang digunakan dalam masing-masing tahap value chain perusahaan? e) Complexity: seberapa luas lini produk atau jasa yang akan ditawarkan pada konsumen? b. Executional Cost Driver Executional cost driver diturunkan dari posisi kos perusahaan yang meliputi hal-hal berikut: a) Work force involvement (participation) : apakah pekerjaan ditekankan untuk perbaikan yang terus menerus? b) Total quality management (TQM) : apakah pekerjaan ditekankan untuk kualitas produk total? c) Capacity utilization : bagaimana pilihan skala untuk memaksimalkan plant construction? d) Plant layout efficiency : seberapa efisien plant’s layout saat ini dibandingkan dengan standar yang ada? e) Product configuration : apakah desain produk efektif? f) Linkages with supplier or cistomer : apakah hubungan dengan supplier dan konsumen sesuai dengan rantai nilai perusahaan? (Mirdah, 2011: 7-9) DAFTAR PUSTAKA