Anda di halaman 1dari 11

ANTON GRAMSCI

DOSEN PEMBIMBING:
KHOIRON, S.AP, M.Si

DISUSUN OLEH:
DINDA SEPTIANA (21801091121)
IMAM ASRORI (21801091105)
MOH. WAKIT HERIYANTO (21801091118)
ABDUL QADIR PELUPESSY (21801091157)
AFRIDA PUTRI M (21801091134)
MAHMUD HIDAYAT (21801091143)

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2018/2019
DAFTAR ISI
Kehidupan dan pemikiran Antonio Gramasci telah dapat perhatian yang lebih besar
dibandingkan pemikir italia lainnya dalam tahun – tahun terakhir ini. Kemasyurannya berakar
dari sumbangannya pada teori marxis yang konon menjadi lonjatan bagi sebuah versi
komunisme yang lebih demokratis daripada yang dipraktekkan di Uni Soviet. Terlepas dari
sifat tulis tulisannya yang fragmentaris, Gramsci menyediakan analisa paling komprehensif
terhadap masalah ini beserta pemecahannya. Bahwa ia juga menelanjangi batasan-baasan dari
teori social itali ketika berpaling dari kritik terhadap masyarakat yang ada kepada suatu
kontruksi mengenai komunitas dimasa depan.

A. Kehidupan dan Karyanya

Gramsci menulis notebooks selama periode refleksi yang dipaksakan mengenai


masyarakat Itali dan strategi partai komunis dalam mentranformasikannya serta memajukan
kepentingan kelas pekerja. Kesempatan untuk melakukan tugas ini seandainya pihak berwajib
fasis, dalam sebuah ungkapan yang kemudian menjadi ironis, tidak bermaksud untuk
“menghentikan pikirannya bekerja selama 20 tahun”. Dalam tradisi Boethius dan
pahlawannya Machiavelli, keterbuangan dari politik mendorongnya untuk menulis “dari
sudut pandang tak terlibat, fur ewig” dalam kurung untuk keabadian.

 Menurut para penulis riwayatnya, hidup Gramsci dapat dibagi kedalam lima fase :
1. Masa kanak-kanak dan remajanya di Sardinia (1891-1911)
2. Studinya di turin University, serta alwal karirnya sebagai pemikir politik sebagai
komentaor untuk Il Grido Del Popolo (1911-18)
3. Pengalaman “tahun-tahun merah” serta dewan pabrik sambil menjadi redaktur
L’Ordine Nuovo (1918-20)
4. Kiritik yang dihasilkan terhadap partai sosialis Italia dan pembentukan partai
Komunis Italia (PCI) (1921-6)
5. Tahun-tahun dipenjara (1926-37)

Masa kecilnya diganggu oleh suatu cacat fisik, yaitu punggungya yang bungkuk,
serta kemlaratan keluarganya yang disebabkan oleh dipenjarakannya ayahnya karena
keterlibatannya dalam intrik politik local. Gramsci menemukan penyelamatan dalam filsafat
humanis Croce serta nasionalisme Sardinia yang kelak mewarnai Marxsimenya. Demikian
juga, perhatian terhadap masalah-masalah wilayah pinggiran, serta pengaruh tradisi social
dan budaya yang berbeda, yang kelak memodfikasi analisa berdasarkan kelasnya terhadap
politik Itali. Perpindahannya ke Turin pada awalnya membawanya untuk menggabungkan
dan memperdalam aspek-aspek Crocean dan regional dari pemikiranna dalam sebuah studi
terhadap dialektika Sard dibawah seorang pionir sosiolinguistik, professor Matteo Bartoli.
Tertarik pada Croceanisme militant dari ulasan Prezzolini La Voce, dan khusunya kelompok
aktivis selatan di sekitar Salvemini, Gramsci semakin mengaitkan perhatian kesarjanaannya
dengan politik. Ia didorong lebih jauh arah ini oleh teman-teman Turinnya yang baru Angelo
Tasca, Umberto Terracini, dan Palmiro Togliatti (semuanya kemudian menjadi pendiri PCI)
yang mendesaknya bergabung dengan partai sosialis.

Sosialisme awal Gramsci mencerminkan latar belakang budaya Idealisnya. Dalam


serangkaian yang ia tulis untuk koran-koran sosialis Il Grido Del Popolo dan Avantil antara
1915 dan 1918, yang paling terkenal adalah “Sosialism and Culture” dan “The Revolution
Againts Capital”. Ia menguji coba argument-argumen pendukung sebuah filsafat Marxis
tentang kebudayaan, yang kemudian dirinci dalam Notebooks. Unsur-unsur dari Croce,
Labriola, dan sampai tingkat tertentu, Gentile, dikombinasikan dalam sebuah teori perubahan
social yang menekankan kebutuhan persiapan budaya sebelum tindakan politik.

 Dianggap penting untuk mengatasi masa kini serta untuk menciptakan sejarah baru :
Marxsime didasarkan pada idealisme filisofis adalah doktrin tentang ada dan
pengetahuan, dimana kedua konsepsi ini diidentikkan serta realitas apa yang kita ketahui
secara teoritis, ego kita sejarah produk manusia, kemanusiaan yang dibagi menjadi kelas
dan kader. Yang dari masa ke masa salah satu diantaranya menjadi dominan serta
mengatur masyarakat sesuai dengan tujuannya, dan dilawan oleh bagian lain yang
cenderung menyatakan dirinya serta mensubtitusikan dirinya sebagai arah masyarakat,
jadi bukan evolusi subtitusi yang saranyya adalah kekuatan yang sadar dan berdisiplin.
 Lenin dan kaum Bolshevik memahmi aspek marxsime yang hidup ini yang merupakan
idealisme Jerman dan Italia serta yang telah dicemar Marx didalam selubung-selubung
positivis dan Naturalis
Pemikiran ini selamanya menetapkan sebagai factor utama dalam sejarah,bukannya
fakta ekonomi nyata, tetapi manusia, masyarakat manusia, manusia yang dekat satu sama
lain , yang saling memahami, yang mengembangkan melalui kontak-kontak ini, suatu
kehndak social kolektif dan yang memahami fakta kolektif dan memahami ekonomi
nyata, menilainya menyesuaikannya sehingga dia menjadi promotor perekonomian.
Gramsci meneruskan serangan Labriola kepada interpreasi Marx yang positivis dan
Darwinan, Hanya Marxisme yang terbebaskan dari sisa determinisme apa pun bisa
menghindari kemerosotan dalam reformisme di pihak lain ia taj mau jatuh kepada lawan
ekstrimnya, yakni utopianisme. Ia paling mendekati sudut pandang ini dengan
mendukung deskan Mussolini agar itali turut serta dalam perang, jelas dipengaruhi oleh
Gentile dan Sorel. Tetapi tidak seperti piero Gobbetti, rekan sekotanya dari Turin, ia tak
menganggap revolusi Rusia dan penekanan pada voluntarisme dan otonomi sebagai
liberalisme, Gramsci belajar dari Groce untuk waspada pada Jacobnisme dan mesianisme
budaya., yang selalu bicara dengan abstraksi tentang kejahatan,kebaikan penindasan,
kebebasan pencerahan dan kegelapan secara absolut, secara generic dan tidak dalam
bentuk konkrit dan historis seperti institusi ekonomi dan politik, yang medisiplinkan
masyarakat.
Untuk menghindar apa yang ia lihat secara benar sebagai kelemahan filsafat
tindakan yang idealis, Gramsci kembali tesis Marxis ortodoks tentang sentralis “kondisi
produksi dan barang material objektif “ dalam menentukan hubungan hamper secara
sistematis. Penggabungan Idealisme awalnya dengan konvensi materialisme historis
menginspirasikan sebagian besar Prison Notebooks. Factor prnting dalam keyakinan
barunya pada capital pengalaman dalam pergerakan dewan Pabrik di Turin, dari 1919
sampai 1920 Bioenno Rosso, setelah berakhirnya perang merupakan periode keresahan
social tiada taranya di seluruh Itali. Kaum majikan menanggapi berakhirnya bom setelah
perang, sementara kontrak—ontrak militer dibatalkan, dan menghasilkan cuitan besar
besaran. Pekerja baja Turin, yang diradikalisasi oleh perang, bereaksi dengan
mengorganisasikan oposisi gerakan ini meluas ke usaha lain. Seperti pabrik Mobil Fiat,
dan melangkahi serikat buruh reformis yang pada umumnya dikuasai oleh PSI. Gerakan
dewan pabrik itu menyebabkan Gramsci mempertimbangkan kembali pandangannya pada
Lenin dan Revolusi Rusia. Ia melihatnya sebagai pengaliha kekuasaan yang murni kepada
pekerja, dan mempercayai bahwa slogan “semua kekuasaan untuk soviet-soviet”
mencerminkan realitas Rusia.
Gramsci percaya bahwa kapitalisme telah enjadi matang sehingga titik transisi
kepada komunisme bisa terjadi, Namun, hal ini hanya bisa terjadi kalau kaum proletar
sudah memperoleh derajad kesadaran memadai terhadap kondisi ini serta
pengorganisasian internal.
 Menurut Gramsci, pendidiksn revoludioner ini disediakan oleh dewan pabrik :
Dewan pabrik adalah model Negara proletar : semua masalh yang inhern dala
perorganisasian Negara proletar adalah intern dalam perorganisasian Dewan, dalam
keduanya konsep warganegara berakhir, dan digantikan oleh konsep kamerad : kerjasama
untuk berproduksi secara baik dan berguna mengembangkan solidaritas dan menambah
beberapa kali ikatan afeksi dan persaudaraan.

Dewan adalah alat paling cocok untuk pendidikan dan pengembangan timbal balik
dari semangat social baru yang telah berhasil diapresiasikan oleh kaum proletar. Dewan-
dewan, menurut pandangan Gramsci, mengatasi pemiliha modal dan buruh dalam Negara
brojuis memberikan pekerja tanggung jawab serta disiplin diri untuk bekerjasama demi
kebaikan bersama.

Penafsiran Gramsci terhadap dewan-dewan tentunya adalah terlalu optimistic


sebagai model masyarakat masa depan, ia pun tidak merenungkan kemungkinan hasil
kesadaran realitas social di pihak pekerja pabrik. Yang ketidakpuasan yang meningkat pada
pekerjaan industry, pekerjaan yang terasa membosankan dan repeletif tidak terpengaruh
kepada siapa kita bekerja. Satu-satunya teori yang diusulkan Gramsci adalah mengukur
keefesiensiannya yang meningkat.

Kegagalan gerakan ditangan pemerintah dan majikan berarti bahwa Gramsci tak
seperti lenin. Suatu revolusi gaya Gramsci berarti mengusahakan bagaimana kesadaran ini
tidak bisa disebar luaskan kepada masyarakat. Akibatnya ia bergabung dengan lawan
reformsme mendirikan PCI pada januari 1921, partai ini semakin mempunyai peranan yang
pebting dalam pemikirannya sebagai menyiapkan kelas pekerja untuk kelak mengambil alih
kekuasaan.

Gramsci mendukung kebijaksanaan sebuah front persatuan partai-partai dengan


dukungan public seluas mungkin, untuk melawan Mussollai. Ia merupakan wakil PCI di
Moskowa antara 1922 dam 1923, serta dukungan Komintern untuk pandangan-
pandangannya, menggantikan Bordiga, seorang “Maksimalis” dogmatic, sebagai sekretaris
jendral partai pada agustus 1924. Tetapi terlepas dari dukungan Moskowa, diragukan apakah
ia bisa mempertahankan simpati ini andaikata ia tak ditangkap pada 1926. Ia sudah
menyatakan keraguannya tentang perkembangan di Rusi, dan oposisinya pada kebijakan
Stalin ketika dipenjara menimbulkan debat-debat panas dikalangan rekan-rekan komunisnya
dipenjara.

1. Penjaraan olrh pihak berwajib fasis mungkin menyelamatka Gramsci dari perlakuan yang
sama di tangan stalin. Di penjara ia memperoleh kesempatan untuk merinci dan
merombak gagasan-gagasan menjadi sebyah filsafat Marxis yang khas. Kita bisa
mengidentifikasi empat tema utama yang bersumber dari tulisan politiknya, yang
dikembangkan lebih jauh dalam notebooks.
i. Kritik terhadap Marxisme vulgar dan revisinya untuk merekomendasikan perhatiak
idealis atas pentingnya gagasan untk kehendak dalam penciptaan tindakan.
ii. Daya tahan kapitalisme yang disebabkan oleh gagasan ideologinya terhadap massa
(hegomoni)
iii. Penciptaan kebudayaan komunis alternative yang mampu menyatakan secara tetap
kepentingan kelas pekerja, serta arti pentingnya dalam sebuah revolusi komunis
yang berhasil.
iv. Perorganisaian masyarakat masa depan berdasarkan mode produksi komunis.
B. Materialisme Historis dan Historisme Crocean
Tema sentral Notebooks adalah hubungan supratukstur sosiokultural dengan proses-
proses “objektif” yang menjadi basis ekonomi Gramsci klaim positivis bahwa yang
pertama hanya merupakan cerminan yang terakhir.”mistisme” atau “tahyul” melawan
kaum marxis evolusioner ia mengulang pertanyaan Labriola bahwa menusia berdiri diluar
proses almiah., jadi manusia tak memasuki hubungan dengan alam hanya merupakan
bagian dari alam melainkan secara aktif melalui kerja dan teknologi. Dua masalah
menghambat hal ini. Pertama, seperti Croce, ia berpendapat bahwa tak ada “fakta nyata”
yang bisa memberikan data eksak untuk membangun teori, sebab fakta sendiri dibentuk
oleh interpretasi yang diberikan padanya.
Penyelidikan kepada serangkaian fakta untuk menemukan hubungan diantara
mereka mensyaratkan sebuah konsep yang memungkinkan kita mebedakan rangkain itu
dari rangkaian lainnya: bagaimana ada pilihan fakta , bisa dijadikan bukti kebenaran
asumsi kita sendiri, bila kita tidak mempunyai kriteria pemlihan ini, kalau bukannya
unggul terhadap fakta unggul yang sedang diselidiki.
Teori tidak saja memberikan pengetahuan tentang proses social, sehingga
mnyediakan landasan bagi tindakan yang lrbih efektif. Teori ini erkandung dalam
tindakan manusia sedemikian rupa sehingga usaha menerangkan memperluas norma-
norma yang mengarahkan aktivitas masa kini akan berakibat pada praktek. Serangan
Gramsci pada “materialisme metafisik” membuktikan kecenderungan idealis awalnya.
Sekali lagi mengikuti Groce, Gramsci percaya pada suatu masyarakat atau kelompok
mempunyai pandangan dunia sama yang memberikan koherensi pada keyakinan dan
tujuan mereka.
Menurut Gramsci, Crocr mrmpunyai kesalahan yang sama dengan Bukharin yakni,
mengasumsikan realitas diluar manusiadiluar kebutuhan dan tujuannya. Meskiun benar
pembaca Bab sebelumbya akan memahami bahwa hal ini tidak sesuai dengan perkenaan
Croce pada momen ”ekonomi” dalam praktek. Sampai sejauh ini kritik Gramsci pada
posotivme dan idealisme Crocean masih sejajar yang dilakukan oleh Labriola maupun
Gentile. Argumennya sanga didasarkan pada suatu pemahaman atas “Theses on
Feuerbach” yang merupakan jantung interpretasi Labriola terhadap Marx maupun teori
Gentile tentang kesatuan pemikiran praktek dalam “himanisasi” kerja. Tetapi Gramsci
tidak puas dengan keduanya : Gentile terlalu idealis, dan Labriola yang selalu positivis.
Seperti sering terjadi pada pembaca Notebooks, kita harus mdmpunyai intuisi
tertentu untuk mengerti maksud Gramsci dan menyatukan pernyataan-pernyataan
terpisahnya mengenai berbagai topic, Gramsci pernah ditafsirkan sebagai memutar
balikkan fakta model basis suprastuktur Marxian dan membuat yang pertama subordinat
pada yang terakhir. Jelas bahwa argmennya kadang-kadang secara berbahayamenekati
gentilr bahwa melalui transformasi alam secara progresif olrh manusia.
Teori rasionalitas Gramsci lebih dekat pada Croce daripada yang diketahui atau
hendak diakui sendiri oleh Gramsci, meski pun ia merumuskannya dengan kejelasan yang
lebih tajam. Namun Gramsci melihat Marxisme sebagai pewaris sejati idealisme Jerman,
yang mengambil kata pengantar A Contribution to The Critique of Political Economy
sebagai sumbernya.
1. Manusia hanya menghadapkan dirinya dengan persoalan-persoalan yang bisa ia
pecahkan, tugas itu sendiri muncul ketika kondisi-kondisi material untuk
penyelesaiannya sudah ada atau setidaknya dalam proses pembentukan.
2. Sebuah formasi social tidak lenyap sebelum kekuatan produktif telah dikrmbangkan,
dan hubungan produksi baru yang lebih tinggi tak akan menggantikannya sebelum
kondisi-kondisi untuk keberadaannya yelah dikrmbangkan dalam Rahim masyarakat
yang lama.

Kedua pokok ini, sering dirujuk dalam Notebooksharus dibaca bersama dengan tesis,
yang diambil dari kata pengantar Marx, “bahwa semua orang menjadi sadar tentang
konflik” antara kekuatan produktif material pada tingkat ideologis bentuk-bentuk
yuridis,politik artistic dan filosofos.

C. Hegomoni dan Kritik terhadap “Kesadaran Palsu”


Konsep hegemono merupakan sumbangan Gramsci yang utama terhadap teori
politik, dan bersumber dari revisinya terhadap marxisme ortodoks. Seperti telah kita lihat,
Gramsci tidak memutar balikkan model basis-suprastruktur tradisional marxis, namun
menginterpretasikan kembali secara Grocean, seingga berarti bahwa teori adalah usaha
menangani persoalan-persoalan yang dihadapkan oleh proses sejarah.

Pentingnya arti-arti faktor budaya bagi Gramsci menandai suatu perbedaan yang
signifikan dengan ekonomisme marxisme klasik. Kelas-klas penguasa memaksakan visi
hagemoni mereka melalui berbagai institusi suprastruktur, seperti sekolah, media, agama, dan
praktek manusia sehari-hari

Gramsci mengalami dilema yang serupa dengan Labriola, seorang yang ia kagumi
dan kembangkan. Labriola juga mengatakan bahwa marxisme hanya sah sebagai praxis,
tetapi ia tetap terpukau secara ortodoks kepada keutamaan faktor ekonomi. Gramsci
mengembangkan gagasan ini dengan cara radikal.

Gramsci menyimpulkan bahwa marxisme pun hanya sebuah “ekspresi kontradiksi-


kontradiksi sejarah”, sehingga dapat saja “di-musnahkan”. Agama Kristen dan Marxisme
vulgar tidak keliru dalam arti yang abstrak, sebab keduanya telah memainkan peranan
sejarah, meskipun waktunya sudah lewat. Tanggapan Gramsci terhadap persoalan ini adalah
bahwa kritik hanya dapat muncul dari dalam. Dan, bahwa kriteria untuk menilai kondisi-
kondisi represif selalu hadir – meskipun dalam “bentuk embrionik” pada pengalaman
penderitaan dan frustasi agen-agen.

Jadi, argument Gramsci bukanlah bahwa basis ekonomi menentukan suprastruktur,


tetapi bahwa basis ekonomi itu menempatkan batasan-batasan bagi bentuk-bentuk kesadaran
yang mungkin.Filsafat Praxis lebih unggul karenamemberikan massa “sarana konkrit” untuk
merealisasi diri:

1. Dengan memberikan arah tertentu yang konkrit terhadap dorongan dan kehendak vital
mereka
2. Dengan mengidentifikasi sarana yang menjadikan kehendak ini konkrit, spesifik, dan
tak sewenang-wenang, dan
3. Dengan membantu memodifikasi kumpulan kondisi-kondisi konkrit untuk
merealisasikan kehendak ini, dalam batas-btas kemampuan seorang dan dalam cara
yang paling berguna.
D. Kaum Intelektual dan Partai: Pengorganisasian Hegemoni baru

Tak ada yang lebih menunjukkan hutang Gramsci pada tradisi politik Itali selain
tulisan-tulisannya tentang peranan intelektual dan partai dalam menciptakan hegemoni baru.
Gramsci membandingkan usul bagi suatu hegemoni baru dengan persatuan yang tercapai oleh
kaum liberal selama dan setelah Risorgimento. Negara Itali diicptakan oleh partai
Moderatnya kaum borjuisi, yang mempunyai tujuan tunggal untuk mempertahankan
kedudukan sosio-ekonomi mereka melalui kekuasaan politik.

Komentar Gramsci yang terkenla tentang intelektual dalam organisasi partai


berkembang dari kritiknya terhadap problematic liberal tentang kelas politik. Ia mengaku
bahwa pemilahan masyarakat menjadi “yang berkuasa” dan “yang dikuasai” merupakan suatu
“kenyataan priomordial”. Gramsci membedakan dua jenis Intelektual: “tradisional”dan
“organik”. Gramsci membandingkan perbdaan antara budaya “tradisional” dan “organik”
dengan perbedaan antara humanisme Renaisans dan reformasi.

Partai terdiri dari 3 unsur:

1. Basis rakyat bisa yang popular


2. Kepemimpinan yang mengkoordinasikan aktivitas di tingkat nasional
3. Unsur penengah yang mengartikulasikan unsur pertama dengan yang kedua serta yang
memelihara kontak antara mereka, bukan saja secara fisik, tetapi juga secara moral
dan intelektual.

Partai yang di rancang Gramsci bertujuan untuk mencakup seluruh rakyat, bukan
saja salah satu bagiannya yang elite. Tidak seperti Lenin, ia tak percaya bahwa kader partai
perlu “merinci sebuah ideology independen” tanpa merujuk pada apa yang dipikirkan sendiri
oleh kaum pekerja yang dibohongi oleh “ideology borjuis”

E. Orde Baru

Gramsci tetap setia terhadap visi Marxis ortodoks tentang “melenyapnya Negara”di
masa depan. Ia menggambarakan transisi ini secara bergantian sebagai “penyerapan kembali
masyarakat politik kedalalm masyarakat sipil” serta “menghilangnya masyarakat politik dan
munculnya suatu masyarakat yang teratur”.

Gramsci yakin bahwa meningkatknya kmampuan untuk mengahsilakn barang dalam


perjalanan sejarah akan diimbangi oleh kemerdekaan yang lebih besar. Meskipun Gramsci
bisa dibebabskan dari segala tuduhan mempunyai maksud maksud otoriter, pemikirannya
jelas bisa sesuai dengan interpretasi semacam itu, bukannya karena apa yang ia katakan,
tetapi karena apa yang gagal ia tangani. Setalh fasisime, orang mulai mempertanyakan
apakah dalam praktek, bukan dalam filsafat, teorinya bisa dilaksanakan dalam cara yang tidak
otoriter, suatu perdebatan yang akan kita bahas pada bab 8.

Anda mungkin juga menyukai