Anda di halaman 1dari 8

115

ANALISIS PENGADAAN BARANG DAN JASA


Oleh:
Zaenal Arifin Dan Ade Haryani
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
zen_z36@yahoo.com

ABSTRAK
Perjanjian pengadaan adalah perjanjian dimana pihak memegang pekerjaan untuk pihak tertentu
yang diterima. Dalam prakteknya, perjanjian untuk pengadaan barang dan jasa dari pemasok sebagai
penyedia penyelesaian tepat waktu dan bekerja sesuai dengan janji yang terkandung dalam
dokumen. Selain itu, penyedia layanan wajib merumuskan kontrak yang diajukan oleh pengguna
pendekatan akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan empiris untuk yuridis.
Dalam pengadaan barang dan jasa menjadi penyedia layanan tetap bertanggung jawab atas semua
konsekuensi yang timbul dari pekerjaan subkontrak, dan apabila terbukti dalam pelaksanaan
penyedia jasa tenaga kerja, tidak sesuai dengan perencanaan atau keterlambatan dalam penyelesaian
penyedia layanan akan dikenakan sanksi sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan.

Kata kunci: barang dan jasa kontrak,Politeknik Negeri Jakarta, Perjanjian, Pengadaan

ABSTRACT
The procurement agreement is an agreement by which the parties hold a job for a certain party
received. In practice, the agreement for the procurement of goods and services from the supplier as a
provider of completion on time and work in accordance with the promise contained in a document.
In addition, service providers obliged to formulate a contract submitted by the user of the approach
will be used in this study uses an empirical approach to juridical. In the procurement of goods and
services into the service provider remains responsible for all the consequences arising out of the
subcontract work, and if it is proven in the implementation of employment services provider, is not
in accordance with planning or delays in the completion of the service providers will be subject to
sanctions in accordance with the agreement has been established.

Keywords: goods and services contracts.agreement, State Polytechnic of Jakarta, contract

PENDAHULUAN menciptakan kemakmuran dan


Latar Belakang kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu
Dalam dunia usaha selalu bergerak hasil- hasil pembangunan harus dapat
dinamis, pelaku usaha selalu mencari dinikmati seluruh rakyat sebagai
terobosan tebosan baru mengembangkan peningkatan kesejahteraan lahir dan batin
usahanya. Hal ini semakin terasa di era secara adil dan merata. Dalam
tekonologi, dengan mengggunakan mensukseskan pembangunan disegala
Teknologi Modern bahkan dengan bisnis bidang perlu adanya partisipasi dari
on-line, sehingga pelaku usaha harus seluruh lapisan masy arakat Indonesia
benar-benar memahami berbagai macam agar terciptanya tujuan dari
kebutuhan para pengguna jasa, sehingga Pembangunan nasional tersebut.
bisnis ini sudah tidak terbatas lagi dengan Pembangunan Nasional sangat banyak
ruang dan waktu. Negara Indonesia jenis dan macamnya, salah satu bentuk
adalah negara yang sedang membangun realisasi dari pembangunan yaitu
(developing country), dimana pada saat pembangunan proyek-proyek sarana dan
ini sedang giat melaksanakan prasarana umum. Sebagai contohnya
pembangunan disegala bidang. adalah pembangunan saluran-saluran air,
Pembangunan adalah usaha untuk

Epigram, Vol.11 No.2 Oktober 2014:115-122


116

jalan-jalan, jembatan, perkantoran, pe- No. 80 tahun 2003 tentang Pedoman


rumahan rakyat,dan masih banyak lagi. Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa
Pembangunan Nasional tidak Instansi Pemerintah dan terakhir
terlepas dari partisipasi berbagai perubahannya Perpres No.95 tahun
pihak.Dalam pelaksanaannya, 2007.Oleh kerena itu dalam pelaksanaan
pembangunan proyek-proyek ini pengadaan barang dan jasa oleh instansi
melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah haruslah berpedoman pada
pemborong, pemberi tugas, arsitek, peraturan- peraturan yang ada agar
agraria, Pemda dan sebagainya. pembangunan nasional di Indonesia dapat
Disamping itu perlu diperhatikan berjalan dengan sukses, sehingga
peralatan - peralatan yang canggih yang pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
dibutuhkan dalam pelaksanaan pem- sesuai dengan prosedur yang telah
bangunan tersebut, dalam pelaksanaan ditetapkan.
pembangunan ini antara pihak- pihak
yang melaksankannya perlu adanya suatu Identifikasi Masalah
perjanjian, salah satu bentuk perjanjian itu Bertitik tolak dari latar belakang di
adalah perjanjian / kontak pengadaan atas, adapun yang menjadi perumusan
barang dan jasa. Perjanjian pengadaan masalahan dalam penelitian ini adalah :
barang dan jasa termasuk dalam 1. Apakah yang menjadi permasalahan
perjanjian pemborongan yang terdapat dalam kontrak pengadaan barang dan
dalam KUHPerdata dan Pasal 1601,Pasal jasa di Politekbnik Negeri Jakarta ?
1601b dan Pasal 1604 dan sampai dengan 2. Apakah kontrak pengadaan barang
Pasal 1616 bahwa agar pengadaan barang dan Jasa Negeri Jakarta telah sesuai
dan jasa Pemerintah dapat dengan Perpres No.95 tahun
dilaksanakandengan efektif, efisien, 2007?
dengan prinsip persaingan sehat, 3. Bagaimana upaya - upaya Penyelesai-
transparan,terbuka dan perlakuan yang an sengketa terhadap kontrak yang
adil dan layak bagi semua pihak, sehingga Bermasalah?
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan
baik dari egi fisik, keuangan, maupun Tinjauan Pustaka
manfaatnya bagi kelancaran tugas Landasan Teori
pemerintah dan pelayanan. Pengertian Barang dan Jasa
Sebagai negara hukum, maka Secara harfiah kata “barang” tentu
pembangunan di Indonesia tidak terlepas berbeda dengan kata “jasa”, namun pada
dari peraturan- peraturan hukum yang dasarnya secara common sense istilah
berkaitan dengan masalah tersebut. barang dan jasa dipahami dan dimengerti
Dalam kenyataanya peraturan- maknanya secara fisik untuk barang
peraturan hukum itu sangatlah banyak, (wujud, bentuk, jenis) dan perwujudan
sehingga menimbulkan kurang adanya jasa dari sisi hasilnya dalam bentuk fisik
kepastian hukum. Peraturan- peraturan (misalnya sistem transportasi, sistem
yang dipakai dalam proyek- proyek komunikasi, sistem pembayaran). Untuk
pemerintah ada yang sudah ketinggalan memahami dan mengetahui arti atau
jaman tetapi masih digunakan. Maka definisi atau istilah barang dan jasa secara
disempurnakanlah Keppres No.16 tahun komprehensif, maka pengertian barang
1994 tentang pelaksanaan anggaran dan jasa dapat dipahami dari berbagai
pendapatan dan belanja negara serta aspek yakni aspek hukum perdata, aspek
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa ilmu ekonomi, aspek sistem akuntansi
pada instansi pemerintah dengan Keppres pemerintahan, aspek undang-undang
No.18 tahun 2000, lalu kemudian keuangan negara dan undang-undang
disempurnakan kembali dengan Keppres perbendaharaan negara serta peraturan

Zaenal Arifin Dan Ade Haryani, Analisis


Pengadaan Barang Dan Jasa….
117

perundang-undangan lainnya, serta


pengertian barang dan jasa menurut Tujuan Penyusunan Keppres No. 80
kamus. Tahun 2003. Secara umum,
Menurut Weele (2005:10), pengadaan memperoleh barang atau jasa dengan
berkaitan dengan fungsi dari input harga yang dapat dipertanggung
pengadaan yang digunakan dalam rantai jawabkan, jumlah dan mutu sesuai, tepat
nilai perusahaan, yang meliputi waktu.
bahanbaku, persediaan, dan item yang lain 1. Mengurangi ekonomi biaya tinggi dan
sebagai aset seperti mesin, peralatan untuk meningkatkan efisiensi.
laboratorium, peralatan kantor, dan 2. Meningkatkan persaingan usaha yang
bangunan. Contoh ini mengilustrasikan sehat.
bahwa input pengadaan berkaitan dengan 3. Penyederhanaan prosedur.
aktivitas primer di dalam suppor activities 4. Mempercepat proses pengadaan
Fokus pengadaan saat ini ada pada total barang/jasa
biaya dan peningkatan hubungan antara 5. Mengurangi kemungkinan KKN
pembeli dan penjual, sehingga pengadaan 6. Melindungi dan memperluas peluang
dijadikan sebagai strategic activity dalam usaha kecil/koperasi kecil.
perusahaan (Bowersox, 2010:75) 7. Mendorong penggunaan produksi/jasa
Pengadaan Barang dan Jasa” menurut dalam negeri.
Keppres no 80 tahun 2003 adalah 8. Meningkatkan profesionalisme SDM
kegiatan pengadaan barang/jasa yang pelaksana dan pengelola proyek.
dibiayai dengan APBN/APBD, Politeknik Kebijakan pengadaan Secara umum,
Negeri Jakarta adalah Instansi memperoleh barang atau jasa dengan
Pemerintah yang bergerak dalam harga yang dapat dipertanggung
Pendidikan di kepalai seorang Direktur jawabkan, jumlah dan mutu sesuai, tepat
dan bertanggung jawab kepada waktu.
Kementrian Pendidikan mempunyai Mengapa pengadaan barang/jasa di
tugas menyelenggarakan Pendidikan . sektor publik perlu di “reform”?
Maksud umum adalah merubah pola • Volume yang sangat besar
pikir dari yang sebelumnya persaingan • Peran belanja negara bagi
menjadi pemberdayaan, sekaligus dalam perekonomian sangat significant
rangka memacu proses pengadaan dapat • Inefisiensi, bagaimana belanja yang
dilaksanakan dengan penuh tanggung efisien
jawab dan menjamin persaingan yang luas • Lemahnya daya saing nasional,
dan sehat. Selain itu maksud pengaturan bagaimana memaksimalkan peran
ini didasarkan atas keadaan bahwa : belanja pemerintah bagi pertumbuhan
1. Besarnya pembelanjaan uang APBN / perekonomian, khususnya mendorong
APBD yang dibelanjakan / daya saing;
dikeluarkan melalui proses pengadaan
barang / jasa. Konsep Etika pengadaan Barang dan
2. Agara adanya kejelasan pengaturan Jasa
yang mengatur pengadaan barang/jasa Yang dimaksud dengan Konsep
pemerintah untuk tercapainya efisiensi. pengadaan barang dan jasa dalam adalah
3. Kebijakan dalam menghadapi Konsep terkandung didalamnya yaitu
tantangan ke depan hakekat, filosofi, etika dan norma
– Liberalisasi perdagangan pengadaan barang dan jasa. Sedangkan
– Government Procurement yang dimaksud dengan kebijaksanaan
Aggreement dalam Panel WTO umum pengadaan barang dan jasa adalah
kebijaksanaan Pemerintah Republik
Indonesia dalam rangka melaksanakan
Epigram, Vol.11 No.2 Oktober 2014:115-122
118

kebijaksanaan peningkatan produksi perilaku yang baik adalah perilaku untuk


dalam negeri serta memberdayakan usaha saling menghormati terhadap tugas dan
kecil dan menengah. fungsi masing-masing pihak, bertindak
Pengadaan barang dan jasa pada secara profesional, dan tidak saling
hakekatnya adalah upaya pihak pengguna mempengaruhi untuk maksud tercela atau
untuk mendapat atau mewujudkan barang untuk kepentingan/keuntungan pribadi
dan jasa yang diinginkan dengan dan atau kelompok dengan merugikan
menggunakan metoda dan proses tertentu pihak lain. Perbuatan yang tidak patut
untuk dicapai kesepakatan harga, waktu, dilakukan dan sangat bertentangan dengan
dan kesepakatan lainnya. Agar hakekat etika pengadaan adalah apabila salah satu
atau esensi pengadaan barang dan jasa pihak atau secara bersama-sama
tersebut dapat dilaksanakan sebaik- melakukan praktek korupsi, kolusi dan
baiknya, maka kedua belah pihak yaitu nepotisme (KKN). Pengadaan barang dan
pihak pengguna dan penyedia haruslah jasa dapat menjadi titik rawan terjadinya
selalu berpatokan kepada filosofi praktek KKN, oleh karena itu perlu
pengadaan barang dan jasa, tunduk adanya upaya untuk meningkatkan mutu
kepada etika dan norma pengadaan barang pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.
dan jasa yang berlaku, mengikuti prinsip- Upaya tersebut diantaranya dapat
prinsip, metoda dan proses pengadaan dilakukan melalui penyempurnaan
barang dan jasa yang baku. peraturan perundang-undangan yang
Berdasarkan uraian dan pengertian berkaitan dengan pengadaan,
tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa meningkatkan profesionalisme para
filosofi pengadaan barang dan jasa adalah pelaku pengadaan, meningkatkan
upaya untuk mendapatkan barang dan jasa pengawasan serta penegakan hukum.
yang diinginkan yang dilakukan atas dasar
pemikiran yang logis dan sistimatis (the Tujuan Pengadaan Barang dan jasa
system of thought), mengikuti norma dan Agar tujuan pengadaan barang dan jasa
etika yang berlaku, berdasarkan metoda dapat tercapai dengan baik, maka semua
dan proses pengadaan yang baku. pihak yang terlibat dalam proses
Pengadaan barang dan jasa pada dasarnya pengadaan harus mengikuti Etika
melibatkan dua pihak yaitu pihak Pengadaan yaitu :
pengguna dan pihak penyedia yang a. Melaksanakan tugas secara tertib,
mempunyai kehendak atau kepentingan tanggung jawab, disertai rasa
berbeda bahkan dapat dikatakan tanggungjawab untuk mencapai sasaran
bertentangan. Pihak pengguna kelancaran dan ketepatan tercapainya
menghendaki memperoleh barang dan tujuan pengadaan barang/jasa
jasa dengan harga semurah-murahnya, b. Bekerja secara profesional dan mandiri
sedang pihak penyedia ingin mendapatkan atas dasar kejujuran, serta menjaga
keuntungan yang setinggi-tingginya. Dua kerahasiaan dokumen pengadaan
kehendak atau keinginan yang barang dan jasa yang seharusnya
bertentangan tersebut akan sulit dirahasiakan untuk mencegah
dipertemukan kalau tidak ada saling terjadinya penyimpangan dalam
pengertian dan kemauan untuk mencapai pengadaan barang/jasa
kesepakatan. Untuk itu perlu adanya etika c. Tidak saling mempengaruhi baik
dan norma yang disepakati dan dipatuhi langsung maupun tidak langsung untuk
bersama. mencegah dan menghindari terjadinya
Sehingga etika dalam pengadaan persaingan tidak sehat
barang dan jasa adalah perilaku yang baik d. Menerima dan bertanggungjawab atas
dari semua pihak yang terlibat dalam segala keputusan yang ditetapkan
proses pengadaan. Yang dimaksud sesuai dengan para pihak

Zaenal Arifin Dan Ade Haryani, Analisis


Pengadaan Barang Dan Jasa….
119

e. Menghindari dan mencegah terjadinya a. Efisien, berarti pengadaan barang /


pertentangan kepentingan para pihak jasa harus diusahakan dengan
yang terkait, langsung maupun tidak menggunakan dana dan daya yang
langsung dalam proses pengadaan terbatas untuk mencapai sasaran yang
barang/jasa (conflik of interest) ditetapkan dalam waktu sesingkat-
f. Menghindari dan mencegah terjadinya singkatnya dan dapat
pemborosan dan kebocoran keuangan dipertanggungjawabkan.
negara dalam pengadaan barang/jasa b. Efektif berarti pengadaan barang / jasa
g. Menghindari dan mencegah penyalah- harus sesuai dengan kebutuhan yang
gunaan wewenang dan atau kolusi ditetapkan dan dapat memberikan
dengan tujuan untuk keuntungan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai
pribadi, golongan atau pihak lain yang dengan sasaran yang ditetapkan.
secara langsung atau tidak langsung c. Terbuka dan Bersaing, berarti peng-
merugikan negara adaan barang / jasa harus terbuka bagi
h. Tidak menerima, tidak menawarkan penyedia barang / jasa yang
atau tidak menjanjikan untuk memberi memenuhi persyaratan dan dilakukan
atau menerima hadiah, imbalan berupa melalui persaingan yang sehat
apa saja kepada siapapun yang diantara penyedia barang / jasa yang
diketahui atau patut dapat diduga setara dan memenuhi syarat/kriteria
berkaitan dengan pengadaan tertentu berdasarkan ketentuan dan
barang/jasa prosedur yang jelas dan transparan.
Sebagaimana norma lain yang berlaku, d. Transparan, berarti semua ketentuan
norma pengadaan barang dan jasa terdiri dan informasi mengenai pengadaan
dari norma yang tidak tertulis dan norma barang / jasa, termasuk syarat teknis
yang tertulis. Norma yang tidak tertulis administrasi pengadaan, tata cara
pada umumnya adalah norma yang evaluasi, penetapan calon penyedia
bersifat ideal, sedangkan yang tertulis barang / jasa, sifatnya terbuka bagi
pada umumnya adalah norma yang peserta penyedia barang / jasa yang
bersifat operasional. Norma ideal berminat serta bagi masyarakat luas
pengadaan barang dan jasa antara lain pada umumnya.
yang tersirat dalam bentuk e. Adil / Tidak Diskriminatif, berarti
profesionalisme dalam bidang pengadaan memberikan perlakuan yang sama
barang dan jasa. Sedangkan norma bagi semua calon penyedia barang /
pengadaan barang dan jasa yang sifatnya jasa dan tidak mengarah untuk
operasional pada umumnya telah memberikan keuntungan kepada pihak
dirumuskan dan dituangkan dalam tertentu, dengan cara dan atau alasan
peraturan perundang-undangan yaitu apapun.
berupa undang-undang, peraturan, f. Akuntabel, berarti harus mencapai
pedoman, petunjuk dan bentuk produk sasaran baik fisik, keuangan maupun
hukum lainnya. manfaat bagi kelancaran pelaksanaan
tugas umum pemerintahan dan
Prinsip Dasar Pengadaan Barang/Jasa pelayanan masyarakat sesuai dengan
Pemerintah prinsip-prinsip serta ketentuan yang
Pengadaan barang dan jasa harus berlaku dalam pengadaan barang /
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip jasa.
pengadaan yang dipraktekkan secara
internasional yaitu prinsip efisiensi,
efektifitas, persaingan sehat, keterbukaan,
transparansi, tidak diskriminasi, dan
akuntabilitas.
Epigram, Vol.11 No.2 Oktober 2014:115-122
120

PEMBAHASAN kriteria supplier yang dirumuskan PNJ


Proses Pengadaan Barang dan / atau sudah sangat lengkap, seperti harus
jasa memiliki NPWP ,membayar pajak, tidak
Pada tahap menentukan spesifikasi, dalam pengawasan, tidak pailit, memiliki
pihak Politeknik Negeri Jakarta track record yang baik, menandatangani
dihadapkan pada pilihan untuk membuat pakta integritas, dan kriteria lainnya.PNJ
sendiri barang/jasa yang dibutuhkan, tapi juga telah mengatur tentang peserta
membeli kepada perusahaan-perusahaan pengadaan asing yang tidak memiliki
yang menjual alat produksi atau jasa NPWP dengan cara mengganti dengan
tertentu,seperti bantuan teknis, dokumen lain yang sejenis.Pada
pemborongan, dan lain-lain. Keputusan penyusunan kontrak/ perjanjian dengan
untuk membeli barang / jasa ini supplier , PNJ telah memuat ketentuan-
merupakan proses bisnis dengan ketentuan kontrak yang seharusnya dan
menyediakan layanan pemeliharaan dan sesuai dengan prosedur kontrak.
perbaikan alat produksi, bukan membuat Setelahbmenandatangani surat
alat produksi. Ketika menerima justifikasi kontrak,supplier harus membayarkan
kebutuhan dari user / unit kerja pemakai, jaminan pelaksanaan sebesar 5-7% dari
PNJ menerima deskripsi barang yang total harga pembelian untuk mengurang
diuraikan dalam spesifikasi teknis. Selain tingkat risiko bagi PNJ . Dalam
itu,user / unit kerja masing - masing pengawasan kualitas barang/jasa, PNJ
jurusan pemakai juga menjelaskan alasan telah melakukan evaluasi sebagai
mengapa harus menunjuk merk / pengukuran performa supplier PNJ tidak
pabrikan tertentu (jika ada).Sebelum hanya mengevaluasi diakhir pelaksanaan
mengirim Rencana Kerja dan Syarat- pekerjaan, namun juga pada persyaratan
Syarat (RKS) kepada peserta pengadaan, administrasi sebelum pemilihan supplier
PNJ terlebih dahulu menentukan cara yang tepat dan sesuai. Pada evaluasi akhir
pengadaan yang ingin dilakukan. Menurut pelaksanaan, PNJ menggunakan tiga
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan tahun pendekatan, yaitu metode evaluasi harga
2011,PNJ hanya melakukan pengadaan terendah, evaluasi sistem nilai, dan
melalui tiga cara, yaitu pelelangan, evaluasi khusus metode penunjukan
pemilihan langsung dan penunjukan langsung. Pada metoda penunjukan
langsung.. Menurut penulis, metode langsung, PNJ sulit untuk menilai harga
penunjukan langsung ini kurang efisien yang tepat dan wajar karena evaluasi
karena menyebabkan kurangnya hanya sebatas keabsahan dan/atau
bargainingpower yang dimiliki PNJ, kebenaran aritmatik. Sebaiknya pnj
sehingga berdampak pada harga menetapkan standar harga untuk
barang/jasa. Sebaiknya PNJ barang/jasa tertentu yang hanya bisa
meningkatkan pengadaannya melalui dibeli menggunakan metoda penunjukan
pelelangan atau pemilihan langsung, langsung, tentunya dengan prinsip
karena dengan semakin banyaknya ketepatan dan kewajaran harga.
peserta pengadaan, secara tidak langsung
akan meningkatkan kemampuan tawar KESIMPULAN
menawar PNJ dengan peserta pengadaan
tersebut. Proses pemilihan supplier yang Setelah mempelajari proses Pengadaan
dilakukan PNJ terhadap peserta Barang dan Jasa, beserta permasalahannya
pengadaan telah diatur melalui beberapa yang terdapat di Politeknik Negeri
tahap yang detail, salah satunya Jakarta maka dapat disimpulkan bahwa :
dibuktikan dengan adanya evaluasi awal 1. Pelaksanaan Pengadaan Barang dan
terhadap peserta pengadaan sebelum Jasa di Politeknik Negeri Jakarta
melakukan negosiasi harga. Selain itu, merupakan kegiatan yang dilakukan

Zaenal Arifin Dan Ade Haryani, Analisis


Pengadaan Barang Dan Jasa….
121

secara rutin, pihak sebagai pelaksana Fuady, Munir. 2003. Hukum Kontrak
kegiatan atau sebagai user dan (Dari Sudut Pandang Hukum
penyedia barang, berbeda .karena Bisnis), PT Citra Aditya Bakti,
proses pengadaan barang dan jasa Bandung.
sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan oleh Undang-undang. Patrik, Purwahid. 1994. Dasar-Dasar
2. Pihak Politeknik Negeri Jakarta Hukum Perikatan (Perikatan
membuat akte Perjanjian pengadaan YangLahir Dari Perjanjian dan
Barang dan jasa sebagai pedoman Dari Undang-Undang),
pelaksanaan Perjanjian kepada pihak
kontraktor yang ditandatangani kedua M Sutedi Andrian, 2008,. Aspek Hukum
belah pihak. Pengadaan Barang dan Jasa dan
3. Dalam praktek penyelesaian Berbagai Permasalahannya, Sinar
perselisihan perjanjian Grafika Jakarta Cet I andar
peemborongan dilakukan secara Maju,Bandung.
musyawarah. Apabila perselisihan
tidak dapat diselesaikan secara _______. 1986. Asas Itikad Baik dan
mustawarah maka akan diselesaikan Kepatutan dalam Perjanjian,
suatu badan arbitrase. Keputusan Semarang, Badan Penerbit
badan arbitrase ini mengnikat kedua UNDIP.
belah pihak, dan biaya perselisihan
akan dipikul bersama, dan apabila Projodikoro, R. Wiryono. 1993. Asas-asas
pada perselisihan ini tidak dapat Hukum Perjanjian, Sumur,
diselesaikan maka melalui Bandung.
Pengadilan. Namun selama ini, dalam
praktenya perselesihandapat Rahman, Hasanuddin. 2003. Contract
diselesaikan melalui musyawarah dan Drafting Seni Ketrampilan
mufakat selama tidak ada pihak
dirugikan, dan diantara para pihak Merancang Kontrak, PT. Citra Aditya
belum pernah terjadi perselesihan Bhakti, Bandung.
yang diselesaikan oleh pihak
Arbitrase atau ke Pengadilan S, Nasution. 1992. Metode Penelitian
Kualitatif, Tarsito, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Satrio, J. 1995. Hukum Perikatan,
Andasasmita, Komar. 1993. Hukum Perikatan yang Lahir dari
Pemborongan Malakukan Perjanjian, PT. Citra Aditya
Pekerjaan Tertentu Alumni, Bakti, Bandung.
Bandung.
Sutedi Andrian, 2008,. Aspek Hukum
Djumialdji, 1995. Perjanjian Pengadaan Barang dan Jasa dan
Pemborongan, Rineka Cipta, Berbagai Permasalahannya, Sinar
Jakarta. Grafika Jakarta Cet I

_______. 1996. Hukum Bangunan Dasar- Soemitro, Ronny Hanitijo. 1990.


Dasar Hukum Dalam Proyekdan Metodologi Penelitian Hukum
Sumber Daya Manusia, Rineka dan Jurimetri, Ghalia Indonesia,
Cipta, Jakarta. Jakarta.

Epigram, Vol.11 No.2 Oktober 2014:115-122


122

_______. 1985. Metode Penelitian


Hukum, Ghalia Indonesia,
Jakarta.

Subekti, R. 1992. Aneka Perjanjian, PT.


Citra Aditya Bakti, Bandung.

______. 1963. Hukum Perjanjian, PT.


Intermasa, Jakarta.dilan.

Zaenal Arifin Dan Ade Haryani, Analisis


Pengadaan Barang Dan Jasa….

Anda mungkin juga menyukai