Anda di halaman 1dari 12

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN

DIREKTUR JENDERAL
POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM

PADA
RAPAT KOORDINASI ANGK. I

“ARAH KEBIJAKAN PENGUATAN


KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH
KESBANGPOL DALAM MEMELIHARA
STABILITAS POLITIK DALAM NEGERI DAN
KESATUAN BANGSA MENJELANG PEMILU
SERENTAK TAHUN 2019”
1

JAKARTA, 18 MARET 2019

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Salam Sejahtera bagi kita semua.

Yth. Kepala Badan Kesbangpol Provinsi dan


Kabupaten/Kota terpilih;
Yth. Kepala Biro Ortala Provinsi dan Kepala
Bagian Ortala Kab/kota terpilih;
Yth. Kepala Bappeda provinsi dan kab/kota
terpilih;
Yth. Para Pejabat Eselon II, Eselon III dan
Eselon IV dilingkungan Ditjen Politik dan
Pemerintahan Umum;dan
Yth. Para Narasumber dan undangan yang
berbahagia.

Mengawali sambutan ini, saya ingin


mengajak Saudara-Saudara sekalian untuk
bersama-sama memanjatkan puji dan syukur
kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kita senantiasa diberikan kesehatan
lahir dan batin serta kekuatan dalam menjalankan
2

tugas-tugas pengabdian kepada Bangsa dan


Negara. Serta atas izin-Nya pula kita dapat
berkumpul bersama dalam rangka Rapat
Koordinasi Angk. I dengan tema “Arah
Kebijakan Penguatan Kelembagaan
Perangkat Daerah Kesbangpol Dalam
Memelihara Stabilitas Politik Dalam Negeri
dan Kesatuan Bangsa Menjelang Pemilu
Serentak Tahun 2019”.

Hadirin yang berbahagia,

Kita pahami bersama bahwa dengan


berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
telah terjadi perubahan paradigma dalam
penyelenggaraan pemerintahan di daerah.
Perubahan tersebut antara lain adanya pembagian
urusan pemerintahan yang terdiri dari urusan
pemerintahan absolut yang merupakan
kewenangan Pemerintah Pusat, urusan
3

pemerintahan konkuren yang merupakan


urusan yang dibagi antara Pemerintah Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta urusan
pemerintahan umum yang merupakan
kewenangan Presiden yang meliputi pemeliharaan
ideologi Pancasila, ketahanan nasional, menjaga
NKRI, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika,
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, menjaga
kerukunan beragama, penanganan konflik sosial,
memfasilitasi berkembangnya kehidupan yang
demokratis serta untuk menyelenggarakan
koordinasi dengan semua instansi pemerintahan
yang ada di daerah, serta tampung tantra.

Perubahan tersebut juga berdampak pada


peraturan perundang-undangan dibawahnya
khususnya pasca penundaan Peraturan Pemerintah
tentang Pelaksanaan urusan Pemerintahan Umum,
yang secara signifikan dirasakan oleh perangkat
4

daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan


bidang kesatuan bangsa dan politik, baik dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya maupun
kedudukannya sebagai perangkat daerah.

Padahal saat ini perangkat daerah


Kesbangpol sangat diharapkan dapat
mengoptimalkan peran dan fungsinya ditengah
kondisi lingkungan strategis yang semakin
komplek. Penurunan kesadaran masyarakat
terhadap pengamalan Pancasila, pelaksanaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, pelestarian Bhinneka Tunggal Ika
serta pemeliharaan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, telah memberikan dampak
yang serius terhadap kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Hal tersebut ditandai
dengan menguatnya primordialisme SARA,
radikalisme, terorisme, dan separatisme yang
5

berpotensi menimbulkan konflik sosial


dimasyarakat. Disisi lain Kondisi politik dalam
negeri saat ini diwarnai dengan persiapan
penyelenggaraan Pemilihan Umum Serentak Tahun
2019, yang juga turut menentukan kondisi
stabilitas politik dalam negeri agar dalam
pelaksanaannya dapat membawa dampak positif
tanpa menimbulkan ekses negatif dalam
penyelenggaraannya.

Kondisi ini menuntut pemerintah dan


pemerintah daerah untuk meningkatkan
kewaspadaan dalam menghadapi berbagai
permasalahan yang berpotensi mengancam
stabilitas politik pemerintahan dalam negeri dan
kesatuan bangsa.

Hadirin yang berbahagia,

Bahwa untuk mengantisipasi terjadinya


kekosongan hukum dalam pelaksanaan urusan
6

pemerintahan umum, Pemerintah telah


mengeluarkan berbagai kebijakan mulai dari Surat
Edaran, Instruksi Menteri Dalam Negeri maupun
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah khususnya Pasal 122
yang menyatakan bahwa “seluruh Perangkat
Daerah yang melaksanakan Urusan Pemerintahan
di bidang kesatuan bangsa dan politik tetap
melaksanakan tugasnya dengan pembiayaan
dibebankan pada APBD sampai dengan peraturan
perundang-undangan mengenai pelaksanaan
urusan pemerintahan umum diundangkan”.

Kebijakan tersebut merupakan solusi


sementara yang mengatur keberadaan Perangkat
Daerah Kesbangpol sebelum ditetapkannya
Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Urusan
Pemerintahan Umum, hanya saja pasca pengaturan
tersebut ternyata masih menyisakan berbagai
7

permasalahan dalam pelaksanaannya di daerah


antara lain:

1. Terdapat keraguan sebagian Pemerintah Daerah


dalam memposisikan status kelembagaan
Kesbangpol, mengingat ketidakjelasan struktur
dan tugas fungsi Kesbangpol di daerah pasca
restrukturisasi Perangkat Daerah berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah.
2. Ketidakjelasan status Kesbangpol di daerah
apakah perangkat daerah atau bukan,
mengingat berdasarkan Pasal 122 merupakan
Perangkat daerah sementara berdasarkan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tidak
ada lagi urusan kesatuan bangsa dan politik.
3. Tidak terakomodirnya pelaksanaan program
prioritas di daerah yang berkaitan dengan
substansi urusan pemerintahan umum termasuk
8

antisipasi persiapan pelaksanaan pelaksanaan


Pemilu Serentak Tahun 2019.
4. Masih terdapat Perangkat Daerah Kesbangpol
yang bergabung dengan Sekretariat Daerah
atau bergabung dengan Perangkat Daerah lain
dalam bentuk Bidang, Sub Bidang maupun
Subbagian;
yang pada akhirnya bermuara pada tidak
optimalnya pelaksanaan pembinaan kesatuan
bangsa dan politik dalam negeri di daerah.
Dalam kondisi ini tentunya perlu adanya
suatu kebijakan mengenai penegasan kedudukan,
tugas, fungsi dan struktur organisasi dan tata kerja
Perangkat Daerah Kesbangpol di daerah,

Dalam rangka penguatan dari sisi


kelembagaan serta menunjang tugas dan fungsi
Perangkat Daerah yang membidangi urusan
Kesatuan Bangsa dan Politik maka disusun dan
9

diundangkan Peraturan Menteri Dalam Negeri


Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perangkat Daerah
Yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan Di
Bidang Kesatuan Bangsa Dan Politik. Dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun
2019 mengatur point-point penting yang
diharapkan mampu menjawab dinamika perangkat
daerah yang membidangi urusan kesatuan bangsa
dan politik di daerah, antara lain :

1. Kedudukan Kesbangpol adalah tetap sebagai


perangkat daerah yang bertanggung jawab
kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris
Daerah;
2. Tugas dan fungsi Kesbangpol daerah
diselaraskan dengan tugas dan fungsi Ditjen
Polpum;
3. Penetapan struktur organisasi ; serta
10

4. Memberikan kewenangan kepada Kelapa


Daerah untuk melakukan evaluasi dalam rangka
melakukan penataan Perangkat Daerah yang
melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang
kesatuan bangsa dan politik guna
mengakomodir dinamika perkembangan
pelaksanaan tugas dan fungsi termasuk
peningkatan status dari kantor menjadi Badan.

Hadirin yang berbahagia,


Kami sangat berharap, bahwa dengan
hadirnya Kesbangpol, Bapeda dan Ortala Provinsi
maupun Kabupaten kota dapat bersinergi dalam
penguatan kelembagaan Kesbangpol baik dalam
aspek kelembagaan maupun aspek penganggaran.
Sinergi juga harus dibangun oleh kesbangpol
dengan seluruh stekholder instansi pemerintah di
daerah serta masyarakat melalui pemberdayaan
forum-forum maupun tim yang telah dibentuk
11

berdasarkan regulasi yang ada, agar pemeliharaan


stabilitas politik pemerintahan dalam negeri dan
kesatuan bangsa dapat berjalan dengan optimal.
Akhirnya dengan mengucapkan bismillahir
rahmanir rahiim Rapat Koordinasi Angk. I
dengan tema “Arah Kebijakan Penguatan
Kelembagaan Perangkat Daerah Kesbangpol
Dalam Memelihara Stabilitas Politik Dalam
Negeri dan Kesatuan Bangsa”, secara resmi
saya nyatakan dibuka.

Sekian dan terimakasih.


Wasalamu’alaikumWR. WB

DIRJEN POLITIK DAN


PEMERINTAHAN UMUM

SOEDARMO

Anda mungkin juga menyukai