Anda di halaman 1dari 5

Pemerintah Tolak Pemulangan 600 WNI Eks-ISIS, Bagaimana Nasib

Anak Mereka?
Kelompok 2
1. Calvin Andika P (1831130036)
2. M. Rafli Wahyu P (1831130053)
3. Munadya Ihsani Utari (1831130071)
4. Nimas Ayu P (1831130125)
Pemerintah Indonesia memutuskan tidak akan memulangkan
600 WNI eks-teroris ISIS dari Timur Tengah. Langkah tersebut
diputuskan mengingat pemerintah tak mau jika nantinya mantan
WNI yang pernah bergabung dengan ISIS tersebut mengganggu
keamanan dalam negeri.
Meski demikian, Menkopolhukam Mahfud MD asih akan
mempertimbangkan kepulangan anak-anak yang berusia di
bawah 10 tahun. Lantaran itu, pemerintah akan menghimpun
data valid para WNI yang berada di sana.
"Anak-anak di bawah 10 tahun akan dipertimbangkan, tapi case
by case. Artinya, lihat apakah anak itu di sana ada orang tuanya
atau tidak? Anak yatim piatu yang orang tuanya tidak ada," kata
Mahfud MD di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa
(11/2/2020).
Menurut Mahfud, ratusan teroris pelintas batas berbahaya dan
dapat mengancam keamanan bila mereka kembali ke tanah air.
Sehingga, pemerintah menolak pemulangan mereka sebagai
bentuk menjamin rasa keamanan masyarakat.
"Karena kalau FTF (Foreign Terrorist Fighters) pulang itu bisa
menjadi virus baru yang membuat rakyat yang 267 juta merasa
tidak aman, sehingga pemerintah tidak ada rencana memulangkan
teroris. Tidak akan memulangkan FTF ke Indonesia," ujarnya.
Mahfud menyebut, keputusan tersebut merujuk pada rapat kabinet
yang digelar dua hari lalu. Termutakhir, pemerintah akan
menghimpun data orang-orang yang diduga bergabung dengan
ISIS.
"Meskipun begitu pemerintah akan menghimpun data yang lebih
valid tentang jumlah dan identitas orang-orang yang dianggap
terlibat teror, bergabung dengan ISIS," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Hukum Internasional
Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana meminta agar
pemerintah berhati-hati dalam mempertimbangkan wacana
pemulangan anak WNI eks-ISIS. Pemerintah harus berhati-hati
dalam proses pemulangan agar tidak menimbulkan masalah di
kemudian hari.
Hal itu disampaikan oleh Hikmahanto saat menjadi
pembicara di acara talkshow Mata Najwa bertajuk
Menangkis ISIS, Rabu (13/2/2020). Hikmahanto
menyebut ada tiga hal yang harus diperhatikan.

Pertama, seberapa dalam anak terpapar ISIS," kata


Hikmahanto seperti dikutip Suara.com, Kamis (13/2/2020).

Kedua, pemerintah harus memastikan orang tua pengganti


bagi anak yang eks kombatan ISIS yang dipulangkan.
Mereka harus memiliki orang tua penggati setelah kembali
ke tanah air.
"Kita harus pastikan anak ini jangan sampai dia punya
persepsi negara yang memisahkan mereka (dengan orang
tuanya). Saya tidak mau mereka besar dengan punya
dendam kepada negara," ungkapnya.
Terakhir, pemerintah juga perlu
mewaspadai anak-anak yang telah
mengikuti latihan militer ISIS.
Mereka sudah disumpah janji setia
dengan ISIS, jika mereka
dipulangkan maka akan sangat
berbahaya.
"Walaupun mereka berumur
katakanlah 8 tahun, bahaya.
Jangan sampai mereka itu
berkumpul bersama teman-teman
sebaya 8 tahun di indonesia,"
tuturnya.

Anda mungkin juga menyukai