Anda di halaman 1dari 47

2017 SEMESTER GANJIL

MODUL PRAKTIKUM

MATA KULIAH

ELEKTRONIKA ANALOG

>> PASS FILTER


>> RECTIFIER
IDENTITAS PEMILIK
>> APP TRANSISTOR Nama : ……………………………………
>> OP-AMP NIM : ……………………………………

>> OSILATOR RELAKSASI CP : ……………………………………

Praktikum elektronika analog (PEA) merupakan DOSEN PENGAMPU:


bagian dari matakuliah Elektronika Analog yang Prof. Dr. Susilo ; Imam Sumpono ;
dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2017.
PEA bertujuan untuk memberikan penguatan
Teguh Darsono
pemahaman terhadap materi yang telah diperoleh
mahasiswa pada pertemuan sebelumnya. TEKNISI:
Wasi Sakti Wiwit Prayitno
PEA 2017 rev 11_panduan

PRAKTIKUM 1
PEMBUATAN

*
PASS FILTER
LAPORAN PRAKTIKUM

TUJUAN
Pembuatan laporan praktikum elektronika ditujukan agar mahasiswa dapat belajar untuk
mengemukakan pendapat / berkomunikasi. Laporan praktikum elektronika melatih
mahasiswa agar mampu menganalisis hasil praktikum, membuat perhitungan untuk
menentukan besaran fisis, mengetahui beberapa besaran dari percobaan, menganalisis
kesalahan dan akhirnya mampu membuat kesimpulan secara keseluruhan serta
merupakan verifikasi terhadap mata kuliah elektronika yang telah diperoleh pada
semester sebelumnya.

FORMAT PENULISAN
Laporan praktikum dibuat dengan menggunakan kertas HVS ukuran A4 (21,0 cm x 29,7
cm) 70 gram, ditulis tangan atau diketik manual (bukan komputer) dengan rapi. Untuk
membuat grafik hanya diperbolehkan menggunakan kertas grafik (milimeterblok) atau
menggunakan program Ms. Office Excel. Laporan ditulis dengan batas kiri 3 cm, batas
kanan 2 cm, batas atas 2 cm dan batas bawah 2 cm.

SISTEMATIKA
Laporan praktikum memiliki susunan sebagai berikut:
1. Tujuan 7. Pembahasan Data Pengamatan
2. Landasan Teori 8. Simpulan
3. Alat dan Bahan 9. Daftar Pustaka
4. Prosedur Praktikum 10. Evaluasi
5. Data Percobaan 11. Lampiran (foto kopi data percobaan
6. Analisis Data Pengamatan yang telah disetujui)

 Cover laporan dibuat dengan menggunakan design yang telah ditentukan. Pada
cover mencantumkan nama matakuliah, identitas praktikan (nama dan NIM), no

*-ii
PEA 2017 rev 11_panduan

kelompok, rombel dan nama dosen pengampu. Pada cover juga mencantumkan
QR-code yang telah ditentukan dan diletakkan di kanan bawah lembar cover.
 Tujuan serta peralatan (Alat dan Bahan) dapat dilihat di dalam modul praktikum.
 Landasan Teori dapat dibaca di modul praktikum dan atau buku – buku referensi
lain yang bersesuaian dengan materi parktikum. Landasan teori pada modul hanya
bersifat minimalis yang digunakan untuk mendasari kegiatan praktikum. Sehingga
hendaknya landasan teori pada laporan praktikum tidak hanya menggunakan
landasan teori yang terdapat pada modul melainkan melengkapinya dengan
referensi lain yang lebih lengkap.
 Kalimat – kalimat perintah dalam modul petunjuk praktikum harus diganti dengan
kalimat kerja.
 Tugas awal pada modul dikerjakan dan dikumpulkan sebelum melaksanakan
praktikum, sedangkan evaluasi dikumpulkan dan disertakan di dalam laporan
praktikum.
 Laporan praktikum dikumpulkan dalam waktu satu minggu setelah melaksanakan
praktikum.
 Data tampilan sinyal pada osiloskop diambil dengan cara memotret (sesuai
ketentuan). Hasil foto dicetak pada kertas A4 (tampak full/tombol dan tampak
screen) dan terakhir menganalisa sinyal tersebut berupa tegangan V, periode T
dan frekuensi f untuk masing-masing channel.
 Tugas awal ditulis pada kertas folio bergaris

*-iii
PEA 2017 rev 11_panduan

TATA TERTIB

* PRAKTIKUM

A. SEBELUM PRAKTIKUM
1. Praktikan hendaknya hadir sepuluh menit sebelum praktikum dimulai.
2. Praktikan yang datang terlambat tidak diberikan tambahan waktu praktikum.
3. Laboratorium adalah tempat praktikum/bekerja, oleh karenanya selama di
dalam laboratorium elektronika praktikan harus tertib, sopan, berpakaian rapi
(memakai kemeja dan celana / rok panjang), mengenakan jas praktikum (warna
putih) serta memakai sepatu beralas karet/bahan isolator.
4. Yang diperbolehkan dibawa masuk ke tempat praktikum yaitu alat tulis,
notebook dan barang berharga lainnya seperti dompet dan alat komunikasi.
5. Jaket, tas dan barang bawaan lainnya (selain yang diperbolehkan masuk)
diletakkan di tempat yang telah disediakan. Keamanan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab praktikan.
6. Praktikan harus sudah memahami apa yang akan dikerjakan selama praktikum
dengan mempelajari modul parktikum dan atau referensi lain, serta telah
mengerjakan tugas awal untuk praktikum yang akan dilaksanakan.
7. Praktikan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum jika :
a. tidak lulus pre test
b. tidak mengenakan jas praktikum
c. tidak berpakaian rapi
d. tidak membawa kartu tanda praktikum (terdapat didalam modul
praktikum)
e. tidak mengumpulkan lembar jawab tugas awal praktikum
f. datang terlambat lebih dari 45 menit
8. Jika perlengkapan 7a hilang, praktikan harap segera melaporkan kepada asisten
selambat-lambatnya satu jam sebelum praktikum berlangsung, kurang dari itu
praktikan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.

*-iv
PEA 2017 rev 11_panduan

B. SELAMA PRAKTIKUM
1. Praktikan diperbolehkan melaksanakan praktikum setelah dinyatakan lulus pre
test pada minggu sebelumnya.
2. Tugas awal dikumpulkan sebelum praktikum dilaksanakan.
3. Setelah mengumpulkan tugas awal, praktikan membuat bon pinjam alat dan
bahan praktikum.
4. Praktikum dimulai setelah bon pinjam disetujui dan seluruh *) anggota
kelompok hadir.
5. Praktikum dilaksanakan hanya selama 100 menit.
6. Praktikan melakukan pengecekan rangkaian kepada dosen atau asisten setelah
selesai merangkai dan sebelum dihubungkan dengan catudaya.
7. Praktikan diperbolehkan menghubungkan rangkaian ke catudaya jika
rangkaian telah dinyatakan benar oleh dosen atau asisten.
8. Praktikan harus dapat memperoleh data dengan melakukan praktikum.
9. Jika praktikan gagal mendapatkan data karena faktor alat dan bahan, harus
segera melapor kepada dosen/asisten agar segera diberikan
penggantian/perbaikan.
10. Jika praktikan gagal mendapatkan data atau mendapatkan data sangat sedikit
atau tidak memenuhi batas minimal maka pratikum pengganti akan
dilaksanakan pada saat minggu-minggu inhal (sesuai agenda kegiatan).
11. Praktikan harus menjaga keselamatan diri, ketertiban, peralatan dan kebersihan
laboratorium.
12. Selama praktikum, praktikan dilarang keras merokok, makan dan minum
(kecuali diluar area praktikum), membawa senjata tajam, membawa senjata api,
membawa/menggunakan NAPZA serta dilarang mengganggu kelompok lain.
13. Praktikan dilarang keras meninggalkan laboratorium tanpa seijin dosen/asisten.

C. SETELAH PRAKTIKUM
1. Setelah selesai pratikum, praktikan meminta persetujuan terhadap data yang
diperoleh selama praktikum kepada dosen/asisten.
2. Setelah selesai praktikum, sebelum meninggalkan ruang praktikan harus :
a. mengembalikan alat dan bahan praktikum yang dipinjam
b. merapikan dan membersihkan meja dan kursi yang telah digunakan
*) semua anggota kelompok yang telah dinyatakan lulus pre test

*-v
PEA 2017 rev 11_panduan

3. Praktikan yang gagal memperoleh data selama praktikum bukan dikarenakan


faktor alat dan bahan, harus segera melapor kepada dosen/asisten. Dan yang
bersangkutan akan diberikan inhal setelah siklus praktikum regular telah
selesai.

D. KETENTUAN LAIN
1. Praktikan yang absen atau gagal pre test akan diberikan kesempatan
mengulang/inhal setelah siklus reguler berakhir (sebelum minggu tenang).
2. Jika praktikan merusakkan atau menghilangkan bahan, alat atau fasilitas
laboratorium yang lain, maka praktikan wajib mengganti berupa barang
yang bersesuaian/sama (bukan berupa uang).
3. Sistem penilaian pada eksperimen elektronika mengikuti aturan berikut:
2 * N1  3 * N 2  2 * N 3
NA 
7
Keterangan :
N1 : nilai pra pratikum, pre-test dan tugas awal
N2 : aktivitas praktikum dan laporan
N3 : project dan UAS
4. Laporan praktikum dikumpulkan (deathline) satu minggu setelah praktikum.
5. Ketentuan poin pada pelaksanaan praktikum dan pengumpulan laporan
a. Poin praktikum
Poin positif akan diberikan kepada (kelompok) praktikan jika terdapat sisa
waktu pelaksanaan praktikum ketika praktkan telah menyelesaikan semua
data praktikum dan benar. Poin positif akan dihitung berdasarkan sisa
waktu pelaksanaan praktikum dalam satuan menit.
b. Poin laporan praktikum
Poin positif akan diberikan kepada praktikan jika pengumpulan laporan
dilakukan sebelum deathline pengumpulan laporan. Dan tiap poin positif
laporan praktikum akan dikalikan 5.
Poin negatif akan diberikan kepada praktikan jika mengumpulkan laporan
setelah deathline pengumpulan laporan, Dan tiap poin negatif laporan
praktikum akan dikalikan 2.
Poin laporan praktikum dihitung dengan satuan hari.

*-vi
PEA 2017 rev 11_panduan

6. Mahasiswa yang berhalangan hadir saat pelaksanaan praktikum, mohon untuk


menghubungi teknisi laboratorium selambat-lambatnya 10 menit sebelum
pelaksanaan praktikum. Dan jika hal tersebut tidak dilaksanakan, kepadanya
akan diberikan status THAT (Tidak Hadir Tanpa Alasan).
7. Mahasiswa yang berhalangan hadir karena alasan yang telah disetujui, maka
kepadanya akan diberikan waktu pengganti sesuai dengan kesepakatan dengan
teknisi laboratorium.
8. Ketentuan yang tidak tercantum pada modul ini akan disampaikan secara lisan
atau tulisan kepada praktikan.

*-vii
PEA 2017 rev 11_panduan

KARTU TANDA

* PRAKTIKUM ELAN

Nama : ...................................................................................................................
NIM : ........................................................ Prodi : ............................................
Kelompok : ........................................................ Group: A / B *
Teman Kerja : 1. ..................................................................... NIM ...............................
2. .................................................................... NIM ...............................
3. .................................................................... NIM ...............................
Nama Aslab : …………………………………………………………………………...

NAMA PRE TEST PRAKTIKUM LAPORAN


NO KODE*
PRAKTIKUM TGL PARAF TGL PARAF TGL PARAF

1 PASS FILTER R/I

R/I
2 RECTIFIER

SAKLAR
3 R/I
TRANSISTOR

R/I
4 OP-AMP

OSILATOR
5 R/I
RELAKSASI

R = Reguler I = Inhal * beri tanda lingkaran O pada pilihan yang sesuai

Semarang, ………………………. 2017


Dosen/Teknisi

NIP.

*-viii
PEA 2017 rev 11_panduan

DAFTAR ISI
*
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... *-i

PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM ........................................................... *-ii

TATA TERTIB ....................................................................................................... *-iv

KARTU TANDA PRAKTIKUM .......................................................................... *-vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... *-viii

PRAKTIKUM 1 PASS FILTER ......................................................................... 1-1

PRAKTIKUM 2 RECTIFIER ............................................................................. 2-1

PRAKTIKUM 3 SAKLAR TRANSISTOR ........................................................ 3-1

PRAKTIKUM 4 OP-AMP .................................................................................. 4-1

PRAKTIKUM 5 OSILATOR RELAKSASI ....................................................... 5-1

NB: TUGAS AWAL dan EVALUASI akan diupload kemudian,

*-ix
PEA_2017 rev 11_1

PRAKTIKUM 1
PRAKTIKUM

1 PASS FILTER
PASS FILTER

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan telah memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. memahami rangkaian tapis pasif RC melalui pemodelan matematik dan analisis
tanggapan frekuensinya (tanggapan amplitude dan tanggapan fasa)
2. memahami pengaruh perubahan resistansi dan kapasitansi terhadap tanggapan
amplitudo serta tanggapan fasa.
3. dapat mengukur tanggapan amplitudo dan fasa untuk tapis lolos rendah dan tinggi.

B. TEORI DASAR
Tegangan bolak-balik adalah tegangan listrik yang berubah tanda secara
berulang. Isyarat yang diproses dalam elektronika banyak yang berupa tegangan
bolak-balik, dengan berbagai bentuk gelombang. Tetapi bentuk gelombang yang
paling dasar adalah bentuk sinusoida. Ada beberapa cara membahas arus bolak-balik,
diantaranya dengan mempergunakan fungsi eksponensial kompleks. Dengan cara ini
aturan yang digunakan pada arus searah tetap berlaku, asalkan digunakan fasor
kompleks. Cara ini dipergunakan untuk membahas rangkaian tapis RC.
Rangkaian tapis merupakan rangkaian yang desain untuk meloloskan isyarat
pada rentang frekuensi tertentu. Daerah frekuensi yang diloloskan tapis disebut pass
band, sedangkan daerah frekuensi yang tidak diloloskan dinamakan stop band.
1. Tapis Lolos Rendah (Low Pass Filter)
Tapis RC lolos rendah atau Low Pass Filter (LPF) merupakan rangkaian RC yang
meloloskan frekuensi rendah, akan tetapi pada frekuensi tinggi isyarat keluarannya
diperkecil.

1-1
PEA_2017 rev 11_1

Rangkaian di samping dikenal


dengan nama rangkaian RC lolos
rendah.
Hambatan R dan kapasitor C
membentuk pembagi tegangan
Gambar 1.1 Rangkaian LPF
kompleks.

Besar atau amplitudo fungsi alih G 


P
G    ; dimana P  1 , disebut kutub/pole
j   P RC

P
G    G   
 2  P2
Dalam melukiskan tanggapan amplitudo, dipergunakan nisbah tegangan dalam dB
(desibel), yang didefinisikan sebagai :
VO  
G  dB   20 log
Vi  

Tanggapan fasa 

  arc tan
 P

Gambar 1.2 Tanggapan amplitudo dari Low Pass Filter

1-2
PEA_2017 rev 11_1

Gambar 1.3 Diagram tanggapan amplitudo (atas), dan diagram


tanggapan fasa (bawah) untuk tapis lolos rendah

2. Tapis Lolos Tinggi (High Pass Filter)


Tapis RC lolos rendah atau High
Pass Filter (HPF) merupakan
rangkaian RC yang meloloskan
frekuensi tinggi, akan tetapi pada
frekuensi rendah isyarat
keluarannya diperkecil. Rangakaian
Gambar 1.4. Rangkaian tapis lolos tinggi di samping dikenal dengan nama
rangakain RC lolos tinggi.
Besar atau amplitudo fungsi alih G 
j
G   
1
; dimana P  dan   2  f
 P  j RC


G   
  2
2
P

1-3
PEA_2017 rev 11_1

Tanggapan fasa 
P
  arc tan

Gambar 1.5 Diagram tanggapan amplitudo (atas) dan diagram


tanggapan fasa (bawah) pada tapis lolos tinggi

Pengukuran tanggapan fasa pada rangkaian pass filter dilakukan dengan


cara berikut:
1). Oscilloscope dihidupkan pada MODE DUAL, akan muncul dua sinyal yang
merupakan sinyal masukan (Ch 1) dan sinyal keluaran (Ch 2)
2). tekan tombol XY, maka secara otomatis Ch 1 akan menjadi sinyal fasor dan Ch
2 akan menjadi sinyal lissojous
3). atur skala Volt/div pada kedua channel diposisi yang sama.
4). geser MODE pada posisi CH 2, sehingga akan muncul hanya bentuk sinyal
lissojous seperti di gambar 1.6
5). atur posisi sinyal lissojous agar tepat (terpusat) ditengah display atau pada posisi
simetris (sumbu koordinat) display oscilloscope
6). analisa sinyal lissojous tersebut untuk mendapatkan besar beda fasanya.

1-4
PEA_2017 rev 11_1

Dari tampilan pada oscilloscope tersebut, dapat ditentukan besar beda fase
 antara kedua sinyal ( masukan dan keluaran). Dengan mengukur posisi tampilan
terpusat di tengah layar oscilloscope, maka beda fasa dapat diukur dengan
persamaan:
sin  = y1/y2
dimana y1 : jarak titik potong pada sumbu y dan
y2 : proyeksi vertikal maksimum.

y2
y1

Gambar 1.6. penentuan y1 dan y2 tampilan lissojous

C. ALAT DAN BAHAN


1. Hambatan R 1K : @1 buah
2. Kapasitor C 10 nF dan 100 nF : 1 buah
3. Audio Frequency Generator (AFG) : 1 unit
4. Protoboard : 1 buah
5. Kabel penghubung : secukupnya
6. Osiloskop (CRO) : 1 unit

D. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Rangkailah rangkaian LPF seperti gambar 1.1 (R = 1K dan C = 0,1 F)
2. Cek rangkaian kepada asisten sebelum dihubungkan dengan catudaya
3. Hitung besar frekuensi potong pada rangkaian tersebut
4. Atur sinyal masukan (AFG) berupa sinusoidal, 500 mVpp dan 100 Hz

1-5
PEA_2017 rev 11_1

5. Hubungkan AFG dan CRO dengan rangkaian yang telah dirangkai,


6. Perhatikan dan gambar bentuk sinyal masukan dan keluaran pada CRO (mode
DUAL)
7. Perhatikan dan gambar bentuk sinyal CRO (mode CH2 – XY)
8. Catat hasil pengamatan dan perhitungan sinyal CRO pada tabel pengamatan
9. Ulangi*) langkah 1-8 untuk 4 variasi frekuensi (sebelum fp, fp, setelah fp dan
100KHz)
10. Ulangi langkah 1-9 untuk kapasitor C sebesar 10nF
11. Ulangi langkah 1-10 untuk rangkaian HPF seperti gambar 1.4.

*) yang perlu digambar pada transparansi hanya untuk frekuensi 100 Hz, frekuensi
potong fp dan frekuensi 100 KHz, sedangkan frekuensi yang lain cukup diambil
datanya saja.

E. LAPORAN
Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam laporan:
1. Lengkapilah semua tabel hasil percobaan anda
2. Buatlah tanggapan amplitudo dari setiap data percobaan tapis, baik tapis lolos
rendah maupun tapis lolos tinggi.
3. Buatlah tanggapan fasa dari data praktikum tapis, baik tapis lolos rendah maupun
tapis lolos lolos tinggi.
4. Bandingkan hasil praktikum dengan teoritisnya.

1-6
PEA_2017 rev 11_1

F. DATA PENGAMATAN
PRAKTIKUM : PASS FILTER.
NAMA : …………………………………………………………
NIM : …………………………………………………………
TANGGAL : ..………………………………………………………..
TEMAN KERJA : 1. ………………………… NIM ..……………………
2. ………………………… NIM ..……………………
3, ………………………… NIM ……………………..

LAPORAN SEMENTARA

Low Pass Filter (LPF)


Hambatan R = 1 K  Kapasitor C = 0,1 F fp: ……………. Hz
Frekuensi Beda fasa Penguatan Av
No. Log f Vi (Vpp) Vo (Vpp)
f (Hz)  (o) kali dB
1 100 2

3 fp 1

5 100K 5

Hambatan R = 1 K  Kapasitor C = 10 nF fp: ……………. Hz


Frekuensi Beda fasa Penguatan Av
No. Log f Vi (Vpp) Vo (Vpp)
f (Hz)  (o) kali dB
1 100 2

3 fp 1

5 100K 5

1-7
PEA_2017 rev 11_1

High Pass Filter (HPF)


Hambatan R = 1 K  Kapasitor C = 100 nF fp: ……………. Hz
Frekuensi Beda fasa Penguatan Av
No. Log f Vi (Vpp) Vo (Vpp)
f (Hz)  (o) kali dB
1 100 2

3 fp 1

5 100K 5

Hambatan R = 1 K  Kapasitor C = 10 nF fp: ……………. Hz


Frekuensi Beda fasa Penguatan Av
No. Log f Vi (Vpp) Vo (Vpp)
f (Hz)  (o) kali dB
1 100 2

3 fp 1

5 100K 5

Semarang, .............................. 2017


Mengetahui, Praktikan,
Teknisi/Dosen

____________________________ ____________________________
NIP, NIM.

1-8
PEA 2017 rev 11_2

PRAKTIKUM 2
PRAKTIKUM

2 RECTIFIER
CATU DAYA

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan telah memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. memahami prinsip dasar dari dioda dan catu daya.
2. mengetahui jenis-jenis penyearah gelombang.
3. memahami fungsi kapasitor dalam rangkaian penyearah.
4. memahami arti dan cara pengukuran pada pembebanan catu daya.

B. LANDASAN TEORI
1. DIODA
Dioda merupakan suatu komponen elektronik yang dapat melewatkan arus
pada satu arah saja, yaitu dari anoda ke katoda.
Kurva karakteristik statik dioda merupakan fungsi dari arus ID, arus yang
melalui dioda, terhadap tegangan VD, beda tegang antara titik a dan b (lihat gambar
2.1 dan gambar 2.2)

Gambar 2.1. Rangkaian untuk Gambar 2.2. Kurva karakteristik dioda


mengukur karakteristik statik dioda.

Karakteristik statik dioda dapat diperoleh dengan mengukur tegangan dioda


(Vab) dan arus yang melalui dioda, yaitu ID. Pada gambar 2.2, VC disebut cut- in-
2-1
PEA 2017 rev 11_2

voltage, IS arus saturasi dan VPIV adalah peak-inverse voltage. Bila harga VDD diubah,
maka arus ID dan VD akan berubah pula. Bila kita mempunyai karakteristik statik
dioda dan kita tahu harga VDD dan RL, maka harga arus ID dan VD dapat kita tentukan
sebagai berikut. Dari gambar 1.
VDD = Vab + (I . RL) atau I = - (Vab/RL) + (VDD/RL)
Bila hubungan di atas kita lukiskan pada karakteristik statik dioda kita akan
mendapatkan garis lurus dengan kemiringan (1/R L). Garis ini disebut garis beban
(load line). Ini ditunjukkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Kurva karakteristik dan garis beban.

2. CATU DAYA
TRANSFORMATOR
Transformator berfungsi untuk menurunkan atau menaikkan tegangan AC.
Dalam percobaan ini digunakan transformator untuk menurunkan tegangan
sekunder.

Gambar 2.4. Pembebanan transformator

Setiap transformator memiliki hambatan keluaran R o, yang akan


menyebabkan turunnya tegangan sekunder dari trafo jika dipasang beban antara CT

2-2
PEA 2017 rev 11_2

dan V. Tegangan turun sebesar V = IL Ro, dimana IL adalah arus beban. Makin besar
arus beban yang ditarik, makin kecil tegangan keluaran.
Tegangan keluaran dalam keadaan terbebani (Vob) adalah Vob = Voo - IL Ro,
sedangkan Voo adalah tegangan keluaran tanpa beban yang merupakan tegangan
keluaran transformator diukur dengan multimeter tanpa beban.
Hal tersebut perlu kita lakukan untuk dapat menentukan hambatan keluaran
transformator, karena kita tidak memiliki amperemeter yang dapat mengukur
langsung arus beban.

PENYEARAH
Untuk memperoleh tegangan penyearah yang cukup konstan pada suatu
harga, kita dapat membuat penyearah tegangan dengan menggunakan dioda. Kita
dapat membuat berbagai macam rangkaian penyearah, misalnya rangkaian
penyearah dengan tapis yang berfungsi meratakan tegangan keluaran

Gambar 2.5. Penyearah setengah gelombang

Gambar 2.6. Penyearah gelombang penuh

Gambar 2.7. Penyearah dengan tapis


2-3
PEA 2017 rev 11_2

3. PEMBEBANAN CATU DAYA


Agar rangkaian elektronika bekerja dengan baik maka diperlukan catu daya,
tetapi catu daya memiliki keterbatasan juga mengenai berapa besar daya yang dapat
dihasilkannya untuk membuat rangkaian elektronika bekerja dengan baik. Hal ini
menyangkut tahanan dalam catu daya, jadi pelajarilah mengenai hambatan Thevenin
dan kurva pembebanan dengan baik. Pada praktikum ini akan dipelajari mengenai
pembebanan pada catu daya sehingga nantinya Anda dapat mengoptimasikan kerja
catu daya.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Transformator CT 1000 mA : 1 buah
2. Dioda 1N4001 : 2 buah
3. Kapasitor 10 F, 100 F dan 1000 F : @ 1 buah
4. Resistor RL 1K, 4K7 dan 10K : @ 1 buah
5. Resistor Rs 1K : 1 buah
6. IC Regulator 7812 : 1 buah
7. Protoboard : 1 buah
8. Osiloskop (CRO) analog : 1 unit (beserta probe)
9. Multimeter digital : 1 unit
10. Kabel jepit buaya MH : 3 buah (2M-1H)
11. Kabel jumper : secukupnya

2-4
PEA 2017 rev 11_2

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Penyearah Setengah Gelombang
a. Pasang rangkaian seperti pada gambar 2.5. (RL = 10K)
b. Periksakan rangkaian sebelum dihubungkan ke stop kontak.
c. Hubungkan rangkaian tersebut dengan osiloskop.
d. Hubungkan rangkaian tersebut pada stop kontak, dan amati sinyal masukan
(bagian sekunder dari trafo) dan keluaran pada osiloskop dan multimeter. Analisa
hasil pengukuran tersebut.
e. Amati keluaran dengan osiloskop jika polaritas dioda dibalik. Analisa hasil
pengukuran dan bandingkan dengan keluaran pada langkah c.

2. Pembebanan Pada Catu Daya Penyearah Gelombang Penuh


a. Pasang rangkaian seperti pada gambar 2.6. (RL = 1K)
b. Periksakan rangkaian sebelum dihubungkan ke stop kontak.
c. Hubungkan rangkaian tersebut dengan osiloskop.
d. Amati sinyal masukan (bagian sekunder dari trafo) dan keluaran pada osiloskop
dan multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut.
e. Ubahlah hambatan RL untuk nilai 2K, 4K7 dan 10K.
f. Amati sinyal masukan (bagian sekunder dari trafo) dan keluaran pada osiloskop
dan multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut.
g. Tambahkan kapasitor (C = 1 F) pada rangkaian sehingga kapasitor terpasang
paralel dengan RL sebesar 10K (seperti gambar 7).
h. Amati sinyal masukan (bagian sekunder dari trafo) dan keluaran pada osiloskop
dan multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut.
i. Ulangi langkah f-g, untuk nilai C sebesar 10F, 100 F dan 1000 F.

3. Catudaya dengan IC regulator


a. Rakit rangkaian seperti gambar berikut: (IC Reg. = 7812 dan RL = 10K)

2-5
PEA 2017 rev 11_2

b. Periksakan rangkaian sebelum dihubungkan ke stop kontak.


c. Amati sinyal masukan (bagian sekunder trafo) dan keluaran pada CRO dan
multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut.
d. Bandingkan hasil pengamatan dan pengukuran tersebut.
e. Rakit rangkaian seperti gambar berikut: (C1 = 10 F, IC Reg. = 7812 dan
RL = 10K)

f. Periksakan rangkaian sebelum dihubungkan ke stop kontak.


g. Amati sinyal masukan (bagian sekunder trafo) dan keluaran pada CRO dan
multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut.
h. Bandingkan hasil pengamatan dan pengukuran tersebut.
i. Ulangi langkah e-h untuk IC Reg. 7809 dan IC Reg. 7806.
j. Rakit rangkaian seperti gambar berikut: (C1 = C2 = 10 F, IC Reg. = 7812 dan
RL = 10K)

k. Periksakan rangkaian sebelum dihubungkan ke stop kontak.

2-6
PEA 2017 rev 11_2

l. Amati sinyal masukan (bagian sekunder trafo) dan keluaran pada CRO dan
multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut.
m. Bandingkan hasil pengamatan dan pengukuran tersebut.

E. LAPORAN
Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam laporan:
1. Lengkapilah semua tabel hasil percobaan Anda
2. Lukis bentuk kedua sinyal pada osiloskop. Jelaskan proses perubahan sinyal yang
terjadi!
3. Bandingkan nilai Vrpp yang anda amati dengan perkiraan kasar (secara teori) untuk
kedua kapasitansi yang digunakan.
4. Grafik hubungan tegangan Vo terhadap kapasitor RL (rectifier tanpa tapis)
5. Grafik hubungan tegangan Vrpp terhadap kapasitor C (rectifier dengan tapis)
6. Grafik hubungan tagangan keluaran Vo terhadap kapasitor C untuk hasil
pengukuran dengan menggunakan CRO dan multimeter. (rectifier dengan tapis)
7. Grafik hubungan tagangan keluaran Vo terhadap tegangan keluaran trafo untuk
hasil pengukuran dengan menggunakan CRO dan multimeter. (catudaya dengan
IC regulator)

2-7
PEA 2017 rev 11_2

F. DATA PENGAMATAN
PERCOBAAN : RECTIFIER
NAMA : ………………………...........…………………………………
NIM : ………………………………...........…………………………
TANGGAL : ..……………………………………...........…………………..
TEMAN KERJA : 1. ...…………………...........…… NIM…………………….…
2. ………………………...........… NIM………………………
3. ................................................... NIM....................................

LAPORAN SEMENTARA
1. Penyearah Setengah Gelombang
Gambar rangkaian penyearah setengah gelombang

Tabel data pengamatan


Data Osiloskop Data
Bentuk sinyal
Kondisi Masukan Keluaran Multimeter
No masukan &
Dioda vi fi Vo fo vi Vo
keluaran
(volt) (Hz) (volt) (Hz)

2-8
PEA 2017 rev 11_2

2. Pembebanan Pada Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh


Rangkaian penyearah gelombang penuh

Tabel data pengamatan


Data Osiloskop Data Multimeter
Hambatan Kapasitor Masukan Keluaran
No vi Vo
RL () C (F) vCH1 f CH1 VCH2 f CH2
(volt) (volt)
(volt) (Hz) (volt) (Hz)
1 1K -

2 2K

3 4K7 -

4 10K -

5 1

6 10
10K
7 100

8 1000

2-9
PEA 2017 rev 11_2

3. Catudaya Dengan IC Regulator


Tabel data pengamatan
Hambatan RL = .................. 
Kapasitor
IC (F) Data Osiloskop Data Multimeter
No Regulator
(78xx) Masukan Keluaran Masukan Keluaran
C1 C2 Vi fi Vo fo Vi (volt) Vo (volt)
(volt) (Hz) (volt) (Hz)
1 12 - -

2 5 10 -

3 9 10 -

4. 12 10 -

5. 12 10 10

6 12 10 1000

7 12 1000 10

8 12 1000 1000

Semarang, .............................. 2017

Mengetahui, Praktikan,
Teknisi / Dosen

____________________________ ____________________________
NIP. NIM.

2-10
PEA 2017 rev 11_3

PRAKTIKUM 2
PRAKTIKUM
APLIKASI TRANSISTOR
CATU DAYA

A. TUJUAN
3
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan telah memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. mampu memahami fungsi dan prinsip kerja dari IC regulator
2. mampu memahami prinsip kerja transistor sebagai saklar
3. mampu memahami cara kerja transistor dan besarnya penguatan menggunakan
hubungan Darlington
4. mampu memahami cara kerja rangkaian relay
5. mampu memahami fungsi diode dalam rangkaian relay

B. TEORI SINGKAT
1. Transistor Sebagai Saklar
Aplikasi transistor tidak dibatasi sebagai rangkaian penguat signal. Transistor
juga dapat dimanfaatkan sebagai saklar elektronik untuk komputer dan aplikasi
kontrol. Rangkaian pada Gambar 3.1 merupakan rangkaian inverter dalam gerbang
dasar logika.

Gambar 3.1 Rangkaian inverter

3-1
PEA 2017 rev 11_3

Sebagai catatan tegangan output VC adalah kebalikan dari nilai input yang berasal
dari bagian basis. Saat input transistor ON rancangan rangkaian harus dapat
memastikan bahwa IB harus lebih besar dibandingkan nilai IB pada kurva saturasi.
VCC
I C sat 
RC
Untuk level saturasi kita harus dapat memastikan kondisi yang memenuhi syarat
I C sat
IB 
 dc
Besarnya nilai IB dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut :
Vi  0,7V VCC
IB  I C sat 
RB RC

Jika terpenuhi syarat yang diatas maka nilai output akan sama dengan ground.
Untuk Vi = 0 V, IB = 0 μA, dan kita dapat mengasumsikan IC = ICEO = 0 mA,
tegangan jatuh pada RC seperti terlihat VRC = IC.RC = 0 V, sehingga output akan
bernilai High = Vcc.

2. Hubungan Darlington
Hubungan yang paling populer untuk transistor BJT adalah hubungan
darlington yang menghubungkan emittor transistor 1 ke Basis transistor 2. Secara
ideal besarnya penguatan :

Ki =  1.2
Hubungan Darlinglon dapat dilihat pada gambar 3.2

Gambar 3.2 Hubungan Darlinglon


3-2
PEA 2017 rev 11_3

Contoh penggunaan saklar transistor adalah untuk menyalakan relay:

Gambar 3.3. Saklar transistor untuk menghidupkan Relay

Pada rangkaian diatas, rangkaian hubungan Darlington digunakan sebagai


driver bagi Riley SPDT. Hambatan R1 akan terhubung dengan sumber tegangan
masukan Vs. besar tegangan masukan Vs akan mempengaruhi driver dan akhirnya
akan mempengaruhi kinerja dari Riley.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Hambatan R330 dan R1K : @ 2 buah
2. Transistor Q BC108B : 2 buah
3. Riley 5 volt DPDT : 1 buah
4. Dioda 1N4001 : 1 buah
5. Sumber tegangan 12 volt : 1 unit
6. IC Regulator 7812, 7809 dan 7805 : @ 1 buah
7. LED : 1 buah
8. Protoboard : 1 buah
9. Kabel jepit buaya MH : 1 pasang (2 buah)
10. Kabel jumper : secukupnya
11. Multimeter digital : 2 unit

3-3
PEA 2017 rev 11_3

D. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. IC regulator
a. Ukurlah tegangan keluaran dari panel catudaya (+Vcc terhadap ground)
b. Hubungkan IC regulator 7812 ke panel catudaya (pin 1 IC ke +Vcc dan
pin 2 IC ke ground).
c. Ukurlah tegangan keluaran dari IC regulator (pin 3 IC terhadap ground)
d. Ulangi langkah a-c untuk IC regulator 7809 dan 7805
e. Hubungkan IC regulator 7812 ke panel catudaya (seperti langkah b),
kemudian hubungkan 7812 dan 7805 (pin 3-7812 ke pin 1-7805)
f. Ukurlah tegangan keluaran dari IC regulator 7805
g. Hubungkan IC regulator 7805 ke panel catudaya (seperti langkah b),
kemudian hubungkan 7805 dan 7812 (pin 3-7805 ke pin 1-7812)
h. Ukurlah tegangan keluaran dari IC regulator 7812

2. Transistor sebagai saklar


a. Ukurlah nilai hfe transistor dengan multimeter digital.
b. Rakitlah rangkaian seperti gambar 3.1, dengan hambatan RB sebesar 330 
dan hambatan RC sebesar 1 k.
c. Jika rangkaian telah dicek oleh asisten, hubungan ke sumber tegangan.
d. Atur sumber tegangan input Vs sebesar 12 volt.
e. Ukurlah besar tegangan VBE, VBC dan Vo.
f. Tulis data pengamatanmu dalam tabel pengamatan.
g. Ulangi langkah c – e untuk Vs sebesar 9 volt, 5 volt dan 0 volt.

3. Hubungan Darlington
a. Ukurlah nilai hfe kedua transistor dengan multimeter digital.
b. Rakitlah rangkaian seperti gambar 3.2, dengan hambatan R B sebesar 330 
dan hambatan RC sebesar 1 k.
c. Jika rangkaian telah dicek oleh asisten, hubungan ke sumber tegangan.
d. Atur sumber tegangan input Vs sebesar 12 volt.
e. Ukurlah besar tegangan VBE.Q1, VBE.Q2 dan Vo.
f. Tulis data pengamatanmu dalam tabel pengamatan.
g. Ulangi langkah c – e untuk Vs sebesar 9 volt, 5 volt dan 0 volt.
3-4
PEA 2017 rev 11_3

4. Riley
a. Tentukan letak NC, NO dan common pada Riley.
b. Rakitlah rangkaian seperti gambar 3.3, dengan hambatan R B sebesar 330 .
(Vcc = 5 volt)
c. Hubungan common Riley ke sumber tegangan 5 volt serta NO Riley ke
resistor 330 dan LED kemudian ke ground.
d. Atur sumber tegangan input Vs sebesar 12 volt.
e. Ukurlah besar tegangan VBE.Q1, VBE.Q2 dan Vo.
f. Perhatikan nyala LED.
g. Tulis data pengamatanmu dalam tabel pengamatan.
h. Ulangi langkah c – g untuk Vs sebesar 9 volt, 5 volt dan 0 volt.
i. Ulangi langkah c – g untuk komponen diode diganti dengan resistor 1K
j. Ulangi langkah c – g untuk kondisi tanpa diode/resistor 1K.
k. Ukurlah nilai hfe kedua transistor dengan multimeter digital setelah
praktikum.

E. LAPORAN
Hal – hal yang perlu dicantumkan
1. Lengkapi tabel pengamatan
2. Grafik hubungan IC regulator terhadap tegangan keluaran Vo.
3. Grafik hubungan tegangan masukan Vs terhadap tegangan keluaran Vo (saklar
transistor)
4. Grafik hubungan tegangan masukan Vs terhadap tegangan keluaran Vo
(Darlington)
5. Grafik hubungan tegangan masukan Vs terhadap tegangan keluaran Vo (Relay)
6. Prinsip kerja rangkaian relay.
7. Fungsi dioda pada rangkaian saklar transistor dengan relay

3-5
PEA 2017 rev 11_3

F. DATA PENGAMATAN
PERCOBAAN : APLIKASI TRANSISTOR
NAMA : ………………………...........…………………………………
NIM : ………………………………...........…………………………
TANGGAL : ..……………………………………...........…………………..
TEMAN KERJA : 1. ...…………………...........…… NIM………………………
2. ………………………...........… NIM………………………
3. ………………………...........… NIM………………………

LAPORAN SEMENTARA

1. IC Regulator
tegangan panel (+Vcc) = ……. volt
No IC Regulator Tegangan keluaran IC regulator
(78xx) (volt)
1. 7812
2. 7809
3. 7805
4. 7812 – 7805
5. 7805 - 7812

2. Transistor sebagai saklar


hfe Q = ……….
Tegangan Tegangan Penguatan
Tegangan Tegangan
No masukan keluaran Av (kali)
VBE (volt) VBC (volt)
Vs (volt) Vo (volt) Vo/Vs
1 12

2 9

3 5

4 0

3-6
PEA 2017 rev 11_3

3. Hubungan Darlington
hfe Q1 = ………. hfe Q2 = ……….
Tegangan Tegangan Tegangan Tegangan Penguatan
No masukan VBE.Q1 VBE.Q2 keluaran Av (kali)
Vs (volt) (volt) (volt) Vo (volt) Vo/Vs
1 12

2 9

3 5

4 0

4. Riley
hfe Q1 = ………. hfe Q2 = ……….
Tegangan Tegangan Tegangan Tegangan
LED
No masukan VBE.Q1 VBE.Q2 keluaran
(nyala/padam)
Vs (volt) (volt) (volt) Vo (volt)
1 12

2 9

3 5

4 0

12
5
(tanpa
dioda)
Nilai hfe transistor setelah praktikum:
hfe Q1 = ………. hfe Q2 = ……….

Semarang, .............................. 2017

Mengetahui, Praktikan,
Teknisi / Dosen

____________________________ ____________________________
NIP. NIM.

3-7
PEA 2017 rev 11_4

PRAKTIKUM 2
PRAKTIKUM OPERATIONAL
CATU DAYA AMPLIFIER

4
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum, praktikan diharapkan telah memiliki kemampuan sebagai
berikut :

1. Memahami penggunaan Op-amp sebagai penguat inverting


2. Memahami penggunaan Op-amp sebagai penguat non inverting
3. Menghitung penguatan tegangan pada rangkaian Op-amp
4. Memahami penggunaan op-amp sebagai komparator

B. TEORI DASAR
Op-amp (LM 741) biasanya dilukiskan dengan simbol seperti gambar 4.1.

+VCC

-
input Output
+

-VCC

Gambar 4.1. Simbol Op-amp

Penguat operasional atau Op-amp adalah penguat diferensial dengan dua masukan
dan satu keluaran yang mempunyai penguatan tegangan yang amat tinggi, biasanya dalam
orde 105.

Seperti tampak dalam gambar 4.1, ada dua masukan yaitu masukan membalik (-)
dan masukan tak membalik (+). Jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan
membalik, maka pada daerah frekuensi tengah isyarat keluaran berlawanan fasa dengan
isyarat masukan. Sebaliknya, bila isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak
membalik, maka isyarat keluaran sefasa dengan isyarat masukan.

Untuk memahami kerja op-amp perlu diketahui sifat-sifat op-amp. Beberapa sifat
ideal op-amp adalah sebagai berikut:

4-1
PEA 2017 rev 11_4

 Penguat lingkar terbuka (AV,lb) tak berhingga


 Hambatan keluaran lingkar terbuka (RO,lb) adalah nol
 Hambatan masukan lingkar terbuka (RI,lb) tak berhingga
 Lebar pita (bandwidth) tak berhingga
 Slew rate tak terhingga
 Offset input adalah nol
 Nisbah penolakan modus bersama (CMRR) tak berhingga

1. Penguat Membalik
Pada penguat inverting (membalik) sumber isyarat dihubungkan dengan masukan
membalik (-).

Gambar 4.2. Penguat membalik

Dari gambar 4.2. diperoleh hubungan :

VO  Av ,lb Vi

 R2
Av ,lb 
R1

2. Penguat Tak Membalik


Sebagai penguat tak membalik (non inverting) sumber isyarat dihubungkan dengan
masukan tak membalik (+).

4-2
PEA 2017 rev 11_4

Gambar 4.3. penguat tak membalik

Dari Gambar 4.3. diperoleh hubungan :

VO  Av ,lb VI

R2
Av ,lb  (1  )
R1

3. Komparator
Untuk keperluan tertentu, op-amp dapat digunakan dalam keadaan lingkar terbuka
atau balikan positif. Pada keadaan ini op-amp pada umumnya tidak berfungsi sebagai penguat.
Salah satu penggunaan ketidak-linieran op-amp adalah sebagai pembanding, masukannya ada
dua yaitu masukan membalik (-) dan masukan tak membalik (+).

Jika rangkaian op-amp diberikan balikan positif, maka akan diperoleh suatu
pembanding dengan fungsi alih yang mempunyai histerisis. Hal ini dapat ditunjukkan pada
gambar 4.4.

4-3
PEA 2017 rev 11_4

Gambar 4.4. Komparator dengan histerisis

Vout

Vid (mV)

Gambar 4.5. Fungsi transfer komparator

Untuk komparator dengan histerisis berlaku :

Jika Vid = V- – V+ > 1 mV, maka Vo = - Vcc

Jika Vid = V- – V+ < 1 mV, maka Vo = + Vcc

Catatan: V- merupakan tegangan masukan membalik / inverting pada op-amp dan V+


merupakan tegangan masukan tak membalik / non-inverting pada op-amp

C. PERALATAN DAN KOMPONEN


1. IC Op Amp LM 741 atau LM 301A : 1 buah
2. Hambatan R1 10 k : 1 buah
3. Hambatan R2 (4.7 k, 10 k, 20 k, 47 k, 100 k) : @ 1 buah
4-4
PEA 2017 rev 11_4

4. Catudaya 12 volt : 1 unit


5. Osiloskop : 1 unit (beserta probe)
6. Audio Generator (AFG) : 1 unit
7. Kabel jepit buaya MH : 5 buah
8. Protoboard : 1 buah

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Penguat Membalik (Inverting)
a. Rakit rangkaian penguat membalik seperti gambar 4.2. (R 1 = 10K dan R2 = 4.7K)
b. Hubungkan rangkaian tersebut dengan catudaya (panel) jika telah disetujui.
c. Atur sinyal masukan yang berasal dari AFG sebesar : 0.5 volt, 1 kHz dan sinusoidal
(dapat dilihat pada chanel 1 CRO)
d. Analisa data dari sinyal kedua channel dari osiloskop.
e. Tabulasikan analisa data yang diperoleh.
f. Ulangi langkah a sampai e untuk R2 = 10k, 20k, 47k dan 100k.

2. Penguat Tak Membalik (non Inverting)


a. Rakit rangkaian penguat membalik seperti gambar 4.3. (R 1 = 10K dan R2 = 10K)
b. Hubungkan rangkaian tersebut dengan catudaya (panel) jika telah disetujui oleh aslab.
c. Atur sinyal masukan yang berasal dari AFG sebesar : 0.5 volt, 1 kHz dan sinusoidal
(dapat dilihat pada chanel 1 CRO)
d. Analisa data dari sinyal kedua channel dari osiloskop.
e. Tabulasikan analisa data yang diperoleh.
f. Ulangi langkah a sampai e untuk R2 = 10k, 20k, 47k dan 100k.
Catatan : selama praktikum Inverting dan non-Inverting tidak merubah sinyal masukan
dari AFG

3. Komparator
a. Rakitlah rangkaian komparator seperti gambar 4.4. (R1 = 100 k; R2 = 10 k)
b. Atur AFG untuk sinyal masukan (1 Vpp; 1kHz; sinusoidal) (lihat pada chanel 1
CRO)
c. Ukurlah tegangan referensi Vref pada pin 3 IC
d. Amati bentuk sinyal dan gambarlah pada kertas grafik bentuk isyarat masukan dan
keluarannya.
e. Ulangi langkah a-d untuk sinyal masukan 2 Vpp dan 3 Vpp.
f. Ulangi langkah a-d untuk R1 = 100 k, R2 = 4,7 k dan sinyal masukan 1 Vpp.
g. Ulangi langkah a-d untuk R1 = 100 k, R2 = 4,7 k dan sinyal masukan 2 Vpp

4-5
PEA 2017 rev 11_4

E. LAPORAN
Hal – hal yang perlu dicantumkan

1. Lengkapilah semua tabel hasil percobaan anda


2. Perhitungan penguatan (dB) untuk rangkaian inverting dan non inverting secara teori
serta data praktikum.
3. Buatlah grafik hubungan penguatan Av (dB) terhadap hambatan R2 dan beri
penjelasan selengkapnya, untuk rangkaian inverting dan non inverting. Setiap grafik
terdiri atas dua line yaitu line teori dan line data praktikum.
4. Penjelasan tentang sinyal keluaran yang terpotong pada rangkaian inverting dan non-
inverting (jika terjadi).
5. Perhitungan tegangan referensi pada rangkaian komparator.
6. Hubungan sinyal masukan dan bentuk sinyal keluaran pada komparator.
7. Penjelasan tentang proses perubahan bentuk sinyal pada rangkaian komparator.
8. Penjelasan tentang hubungan tegangan masukan vi, tegangan referensi Vref dan bentuk
sinyal keluaran vo pada rangkaian komparator.

4-6
PEA 2017 rev 11_4

F. DATA PENGAMATAN
PERCOBAAN : PENGUAT OPERASIONAL (OP-AMP)

NAMA : …………………………………………………………

NIM : …………………………………………………………

TANGGAL : …………………………………………………………

TEMAN KERJA : 1. …………………………… NIM…………………….

2. …………………………… NIM…………………….

3. …………………………… NIM…………………….

LAPORAN SEMENTARA

1. Penguat Membalik
Hambatan R1 = …………………… 

R2 ( k ) 4,7 10 20 47 100

Vi ( Vpp )

VO ( Vpp )

frekuensi (Hz)

kali
Penguatan
dB

2. Penguat Tak Membalik


Hambatan R1 = …………………… 

R2 ( k ) 4,7 10 20 47 100

Vi ( Vpp )

VO ( Vpp )

frekuensi (Hz)

kali
Penguatan
dB

4-7
PEA 2017 rev 11_4

3. Komparator
Tegangan Masukan Keluaran
referensi Bentuk Sinyal
R1 R2
No Vref Vi fi Vo fo masukan dan
() ()
(volt) (volt) (Vpp) keluaran
(Hz) (Hz)

1
100K 10K 1K

2 100K 10K 1K

3 100K 10K 1K

4 100K 4K7 1K

5 100K 4K7 1K

Semarang, .............................. 2017

Mengetahui, Praktikan,

Teknisi / Dosen

____________________________ ____________________________

NIP, NIM.

4-8
PEA 2017 rev 11_4

4-9
PEA 2017 rev 11_5

PRAKTIKUM 2
PRAKTIKUM
OSILATOR RELAKSASI
CATU DAYA

5
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum, praktikan diharapkan telah memiliki kemampuan sebagai
berikut :

1. memahami penggunaan op-amp sebagai osilator relaksasi


2. menentukan bentuk sinyal pada VC, VO, dan VR2
3. mengukur tegangan pada VC, VO, dan VR2
4. memahami hubungan antara ketiga sinyal (VC, VO, dan VR2) pada osilator relaksasi
5. memahami pengaruh perubahan hambatan R terhadap sinyal-sinyal pada osilator
relaksasi
6. memahami pengaruh perubahan hambatan R2 terhadap sinyal-sinyal pada osilator
relaksasi

B. TEORI DASAR
Osilator adalah suatu rangkaian yang dapat membangkitkan atau
menciptakan sinyal keluaran tanpa sinyal masuk dari luar. Osilator memiliki banyak
ragam, salah satu bentuk osilator adalah osilator relaksasi.
Osilator relaksasi menggunakan pengisian dan pembuangan muatan pada suatu
kapasitor melalui suatu hambatan. Suatu perubahan yang terjadi secara eksponensial dalam
waktu tertentu disebut dengan relaksasi. Oleh karena pengisian muatan oleh tegangan tetap
bersifat eksponensial, maka osilator yang menggunakan mekanisme ini juga dikenal dengan
osilator relaksasi.

OP-amp dapat digunakan sebagai osilator relaksasi. Pada umumnya digunakan


rangkaian seperti pada gambar 5.1.

5-1
PEA 2017 rev 11_5

Gambar 5.1. Osilator relaksasi dengan op-amp

Pada rangkaian diatas akan menghasilkan sinyal input Vc, sinyal referensi/acuan
VR2 dan sinyal keluaran Vo sebagai berikut:

VC D 
C

-Vo

VR2
+Vo

-Vo

VO

+Vo

-Vo

Gambar 5.2. Bentuk sinyal input Vc, sinyal referensi VR2 dan sinyal keluaran Vo

R2
pada rangkaian osilator relaksasi, dimana  
R1  R2
5-2
PEA 2017 rev 11_5

C. PERALATAN DAN KOMPONEN


1. IC Op-amp LM 301A : 1 buah
2. Resistor R=R1=R2= 4K7 : @ 1 buah
3. Kapasitor 100 nF : 1 buah
4. Catudaya Vcc 12 volt : 1 unit
5. Potensiometer VR 10 k : 1 buah
6. Osiloskop : 1 unit (beserta probe)
7. Kabel jepit buaya : 3 buah
8. Kabel jumper : secukupnya
9. Protoboard : 1 buah

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rakit rangkaian osilator relaksasi op-amp seperti gambar 5.1.
2. Jika rangkaian sudah benar (tanyakan asisten), hubungkan dengan catudaya.
3. Amati bentuk gelombang pada VC dan VO pada osiloskop.
4. Amati bentuk gelombang pada VC dan VR2 pada osiloskop.
5. Gambar dan analisa sinyal pada VC, Vo, dan VR2 di dalam kertas grafik.
6. Tabulasikan data pengamatan pada tabel pengamatan.
7. Ganti R dengan potensiometer VR, ulangi langkah 1-5 untuk variasi hambatan yaitu 2
K, 6 K, 8K dan 10 K.
8. Ganti R2 dengan potensiometer VR, ulangi langkah 1-5 (R = 4K7) untuk R2 sebesar
2K, 6K, 8K dan 10K.

E. LAPORAN
Hal – hal yang perlu dicantumkan:

1. Lengkapilah semua tabel hasil percobaan anda


2. Analisa frekuensi dan tegangan Vc secara teori
3. Grafik hubungan hambatan R terhadap frekuensi sinyal f.
4. Grafik hubungan hambatan R2 terhadap tegangan Vc
5. Grafik hubungan hambatan R2 terhadap tegangan V R2
6. Grafik hubungan hambatan R2 terhadap tegangan Vo

5-3
PEA 2017 rev 11_5

F. DATA PENGAMATAN
EKSPERIMEN : OSILATOR RELAKSASI

NAMA : ………………………………………………….........…………

NIM : …………………………………………….........………………

TANGGAL : ..…………………………………….........……………………..

TEMAN KERJA : 1. ……………………………......... NIM………………………

2. ……………………………......... NIM………………………

3. ……………………………......... NIM………………………

LAPORAN SEMENTARA

Hambatan R1 = ...................... Ω Kapasitor C = ............................ µF

No R (Ω) R2 (Ω) Vc (volt) VR2 (volt) Vo (volt) C (s) f (Hz)


1 4K7 4K7

2 2K

3 6K

4 8K

5 10K

6 4K7 2K

7 6K

8 8K

9 10K

Semarang, ................................ 2017


Mengetahui, Praktikan
Teknisi / Dosen

_________________________ _________________________
NIP. NIM.
5-4

Anda mungkin juga menyukai