BAB I
PENDAHULUAN
macam objek, baik gambar, simbol maupun tulisan-tulisan, bahkan replika foto.
tato ditubuhnya sebagai lambing keberanian dan kejantanan mereka. Media massa
kerap menampilkan tato yang ada pada tubuh penjahat atau orang yang dijadikan
tersangka. Hal ini secara tidak langsung mengkondisikan masyarakat untuk selalu
mengkaitkan tato dengan kriminalitas. Pada era orde baru ketika rezim yang
yang memang rata-rata bertato tersebut dibunuh dengan terorganisir dan rapi, hal
Walaupun begitu, dunia tato tidak surut langkah, sekarang banyak penato
membuat gambar pada tubuh seseorang dengan jarum dan tinta ini. Seiring
perkembangan jaman tato menjadi salah satu cabang seni, para penato
alat-alat yang canggih dan juga pengerjaannya yang tepat dan higienis. Pada
personal, tato menjadi bagian dari revolusi budaya yang menjadi mode bersama-
2
sama dengan music rock ‘n’ roll, narkotika kriminalitas dan gerakan perdamaian.
permukaaan untuk dilukisi, disablon, dilobangi atau ditato (Marianto & Bhari,
sebagai tattoo artist. Tato merupakan sebuah produk jasa, produk jasa dapat
didefinisikan sebagai tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada
pihak lain yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik, dan tidak
Walaupun demikian produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik, ada
produk jasa murni seperti konsultasi psikologi dan konsultasi manajemen, ada
pula jasa yang membutuhkan produk fisik sebagai persyaratan utama misalnya
kapal angkutan laut, pesawat dan makanan restoran (Tjiptono, 2014 :27). Tato
dalam kaitannya dengan penyedia jasa, merupakan sebuah produk jasa yang
membutuhkan produk fisik tetapi juga merupakan pelayanan jasa murni. Seni
merajah tubuh dengan menggunakan jarum dan tinta dan menghasilkan gambar di
klien yang dihasilkan melalui dari proses pembicaraan awal pemilihan gambar
cenderung menunjuk pada jenis pekerjaan di lapangan kerja formal. Mereka yang
dianggap bekerja hanya terbatas pada pegawai atau karyawan yang mempunyai
kantor, setiap hari berangkat kerja, dan menerima gaji pada akhir bulan. Padahal
3
tenaga kerja justru kurang mendapat perhatian dari para pencari kerja. Lapangan
kerja informal biasanya dijadikan pilihan terakhir setelah mereka gagal memasuki
lapangan kerja formal. Tattoo artist sebagai sebuah pekerjaan penyedia jasa yang
sifatnya informal, keberadaannya merupakan usaha sendiri dan upah yang tidak
yang lebih tinggi, implikasi karakteristiknya meliputi tiga aspek utama : Pertama
berintraksi secara efektif terhadap klien, Kedua mencegah agar jangan sampai
bekerja lebih cepat dan mendirikan multi-site locations (Tjiptono, 2014 :27).
kenyataan apa yang dialami manusia (Berger & Luckmann, 1990:28). Tattoo
artist berkembang seiring dengan mulai dikomersialkannya seni tato tersebut, seni
tato yang kini sudah dianggap hal yang bukan lagi menyimpang merupakan
bentuk sebuah realitas sosial yang merupakan sebuah konstruksi sosial yang
diciptakan oleh individu atau manusia bebas yang melakukan hubungan antara
manusia yang satu dengan yang lain (Berger & Luckmann, 1990:22). Individu
menjadi penentu dalam dunia sosial dimana tattoo artist sekarang mulai
4
televisi dan juga internet, tato mengalami banyak perubahan stigma, dimana
cenderung negatif berubah menjadi sebuah stigma dalam seni menggambar pada
media kulit yang kini sifatnya lebih positif, batasan-batasan kognitif dan normatif
kedepannya seni tato menjadi lebih bernilai positif bagi masyarakat dan bisa
diterima sebagai sebuah gaya hidup bagi masyarakat modern di Bali. Salah satu
oleh Bali Tattoo artist Club (BTAC) bekerja sama dengan Komisi
Menurut Sudikerta (Ketua KPA) “Dengan peralatan tato yang steril tentunya
tattoo artist bias bekerja dengan nyaman dan kesehatan klien juga bias terjamin.
sendiri. Selanjutnya, diharapkan masa depan usaha studio tato sendiri sangat
riskan terjadi penyebaran penyakit, oleh karena itu diperlukan upaya prefentif atau
pencegahan dari Bali Tatoo Artist Club (BTAC) Bekerja sama dengan Dinas
mengenai penanganan limbah tato yang riskan dengan penularan penyakit apabila
dalam bekerja, tattoo artist juga harus mengetahui bagaimana mereka memilih
individu yang layak untuk mereka tato terutama dilihat dari segi umur,
memberikan saran dan keyakinan pada klien sebelum mentato tubuh mereka,
arahan dan penjelasan tentang kesehatan kulit dan peralatan yang akan digunakan
dan juga mengikuti kemauan individu tentang posisi tato yang ingin dibuat
dengan pertimbangan dari tattoo artist itu sendiri sehingga seorang tattoo artist
bisa menjadi sebuah pekerjaan professional yang kini bisa ditekuni siapa saja dan
Sebagai penyedia jasa tentu banyak bentuk konstruksi sosial bagi tattoo
professional. Hal inilah ingin diangkat atau dikaji lebih mendalam dalam sebuah
penelitian atau tulisan skripsi yang berjudul Konstruksi Sosial Tattoo Artist :
2. Tattoo artist yang dimaksud disini adalah seseorang yang bekerja sebagai
pembuat tato.
3. Objek yang menjadi penelitian disini adalah para tattoo artist yang
legian Kuta.
sebagai berikut: