Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS INTERNAL

TELUR AYAM RAS PADA FASEKEDUA

EFFECT ON THE QUALITY OF INTERNAL STORAGE LAYER EGGS


SECOND PHASE
Repilina Sihombinga, Tintin Kurtinib, dan Khaira Novab
a
The Student of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University
b
The Lecture of Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Lampung University
Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture Lampung University
Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145
Telp (0721) 701583. e-mail: kajur-jptfp@unila.ac.id. Fax (0721)770347

ABSTRACT

Egg are nutrient-rich livestock products and are needed by the body as a source of protein, fat, and
minerals are cheap and affordable for all people. However, the egg is a perishable farm products. The
second phase of broiler production was 42--72 weeks to produce eggs which have a large surface area,
thin shell, causing release CO2 and H2O through the pores for fast storage, so that the rate of decline in
internal egg quality the faster.
The purpose of this study are (1) determine the effect of egg storage time on the internal quality of
eggs and (2) determine the best long shelf against internal quality egg production in the second
phase.This research was carried out on September 25--October 9, 2013 housed in the Laboratory
Animal Production and Reproduction, Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture,
University of Lampung. This study use a completely randomized design (CRD) with 4 treatments egg
storage time for 1,5, 10, and 15 days. The data obtained were tested in accordance with the
assumption of variance. If there was a real variable Duncan test at 5% significance level.
The results of this study showed that treatment of egg storage significant effect (P<0,05) on egg
weight, HU impairment, an increase in the pH of the egg, and egg yolk color score. Storage time for
five day the best effect on egg weight is lowest at 1,4% and the value of Haugh Units (HU) of 55,4
(quality B) compared to the old 10 and 15 days of storage.

Keywords : egg storage time, the internal quality of eggs, second production phase.

PENDAHULUAN Menurut Sudaryani (2000), telur akan


mengalami perubahan kualitas seiring dengan
Ketersediaan telur yang tidak mengenal lamanya penyimpanan.Semakin lama waktu
musim, keunggulan gizi dari telur dan penyimpanan akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan jumlah penduduk di Indonesia banyak penguapan cairan dan gas dalam telur
yang diikuti dengan tingginya kesadaran sehingga akan menyebabkan rongga udara
masyarakat akan kebutuhan protein hewani semakin besar.
menyebabkan terjadinya peningkatan produk Menurut hasil penelitian Widiyanto
hasil peternakan seperti daging, susu, dan (2003), selain faktor penyimpanan, berat telur
telur. juga berperan penting dalam menentukan
Telur adalah produk peternakan yang kualitas internal telur. Berat telur yang besar
kaya gizi dan sangat dibutuhkan oleh tubuh memiliki pori-pori yang banyak sehingga
karena merupakan sumber protein, lemak, dan pengeluaran CO2 melalui pori-pori telur
mineral yang murah dan dapat dijangkau oleh selama penyimpanan bertambah dan
semua kalangan masyarakat. Namun, telur mempercepat penurunan kualitas internal
merupakan produk peternakan yang mudah telur. Semakin berat telur tersebut, maka
rusak. jumlah putih telur yang ada juga semakin
Penyimpanan telur yang terlalu lama tinggi.
akan mengakibatkan menurunnya kualitas Saat ini, penurunan kualitas telur ayam
internaltelur seperti menurunnya kekentalan ras yang beredar di masyarakat belum jelas
putih telur, kuning telur, dan membesarnya diketahui. Lama dan panjang distribusi
rongga udara. pemasaran adalah salah satu penyebab

81
penurunan kualitas telur ayam ras. Ditingkat saat penyimpananrata-ratanya yaitu 29,61
peternak, diperlukan waktu 2--3 hari untuk 2,08oC, sedangkan rata-rata kelembapannya
mendapatkan jumlah telur ayam ras yang siap adalah 58,53 7,06 %.
dipasarkan.Ditingkat distributor, telur ayam Data yang diperoleh diuji sesuai
ras disimpan selama 3--5 hari.Sementara dengan asumsi sidik ragam. Bila terdapat
ditingkat konsumen, telur ayam ras ada yang peubah yang nyata dilakukan uji Duncan pada
langsung dikonsumsi namun ada pula yang taraf nyata 5% .Pengamatan yang dilakukan
kembali disimpan. Hal inilah yang meliputi penurunan berat telur, nilai HU, pH
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan telur, dan skor warna kuning telur.Hintono
akibat penyimpanan telur. (1997) menyatakan bahwa cara menghitung
Abbas (1989) menyatakan bahwa penurunan berat telur:
penentuan kualitas internal telur ditekankan
pada kekentalan putih telur dan pHnya. Penurunan berat telur = A-B x 100%
Kualitas internal telur tersebut akan A
mengalami penurunan, baik karena proses Keterangan:
fisiologis maupun karena bakteri pembusuk. A = berat telur awal (g) sebelum disimpan
Wahyu (1992) menyatakan bahwa mulai B = berat telur akhir (g) setelah disimpan
memasuki periode produksi, ukuran telur
bertahap semakin besar dengan tingkat Cara menghitung nilai HU
produksi yang meningkat. Semakin tua umur Nesheim dkk. (1997) menyatakan cara
induk, semakin besar ukuran telur, tetapi kerja menghitung nilai HU:
organ reproduksinya semakin tidak sempurna,
Nilai HU = 100 Log (H+7,57 – 1,7 W0,37)
sehingga telur yang diproduksi akan memiliki
kerabang telur yang tipis dan mudah
retak.Berdasarkan uraian diatas, penulis Keterangan :
tertarik untuk meneliti berapa lama HU= Haugh Unit
penyimpanan yang terbaik untuk telur H = Tinggi putih telur (mm)
produksi fase kedua yang disimpan selama 1, W = Berat telur (g)
5, 10, dan 15 hari.
Pengukuran pH telur dapat diukur
dengan menggunakan pH meter.Putih telur
BAHAN DAN METODE dan kuning telur dimasukkan ke dalam gelas
piala kecil aduk sampai rata, lalu dilakukan
Bahan pengukuran dengan menggunakan pH meter.
Pengukuran dilakukan 3 kali kemudian
Telur ayam ras strain CP 909 pada fase hasilnya dirata--rata (Kurtini, dkk., 2011).
produksi kedua(umur 72 minggu) denganrata- Untuk mengukur kualitas warna kuning
rata berat telur 59,96 0,71g, dengan telur dapat dilakukan secara visual yaitu
koefisien keragamannya sebesar 1,18%. Telur mencocokkan warna kuning telur
berasal dari Peternakan Sumber Sari di Desa dibandingkan dengan kipas warna (yolk colour
Srisawahan, Kecamatan Punggur, Kabupaten fan), kisaran skor 1--15 dari warna pucat
Lampung Tengah. sampai pekat (Ningsih dan Setiyono, 1983).

Metode
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan metode
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 Hasil penelitian penurunan kualitas
perlakuan lama penyimpanan telur (P0: 1hari, internal telur (penurunan berat telur,
P1: 5 hari, P2: 10 hari,dan P3: 15 hari) dengan penurunan nilai HU, peningkatan pH telur,
ulangan 5 kali. Setiap satuan percobaan terdiri dan warna kuning telur) yang disimpan selama
atas 3 butir telur, dan setiap perlakuan terdiri 1, 5, 10, dan 15 hari dapat dilihat pada Tabel
atas 15 butir telur sehingga jumlah telur yang 1.
digunakan60 butir.Suhu yang digunakan pada

82
Tabel 1. Rata-rata Penurunan berat telur, penurunan nilai HU, peningkatan pH telur, dan warna kuning
telur pada setiap perlakuan

Peubah P0 P1 P2 P3
Penurunan berat telur (%) 1,44b 1,74b 4,65a
Nilai HU 95,20a 55,38b 41,00c 37,01c
pH telur 6,00d 7,18c 7,40b 7,62a
Skor warna kuning telur 6,74a 6,70a 6,62a 6,06b

Keterangan : P0 : penyimpanan telur 1 hari


P1 : penyimpanan telur 5 hari
P2 : penyimpanan telur 10 hari
P3 : penyimpanan telur 15 hari
Huruf superskrip yang berbeda pada baris yang sama menujukkan berpengaruh nyata
(P<0,05)

A. Pengaruh Perlakuan terhadap dan air dari dalam telur, sehingga penyusutan
Persentase Penurunan Berat Telur berat akan lebih cepat.
Selain itu telur yang digunakan dari fase
Rata-rata persentase penurunan berat produksi kedua memiliki tebal kerabang telur
telur selama penyimpanan 5, 10, dan 15 hari rata--rata 0,20 mm, yang relatif lebih
berkisar antara 1,44 dan 4,65% . Hasil tipis,telur ayam ras yang digunakan berasal
analisis ragam menunjukkan bahwa lama dari induk ayam fase produksi kedua, telur ini
penyimpanan telur berpengaruh nyata memiliki ukuran telur yang lebih besar dengan
(P<0,05)terhadap penurunan berat telur. luas permukaan telur yang besar dan tebal
Hasil uji jarak berganda Duncan kerabang yang relatif tipis. Tebal kerabang
menunjukkan bahwa penurunan berat telur telur yang normal untuk telur ayam ras
dengan penyimpanan selama 15 hari berbeda berkisar antara 0,35 dan 0,40 mm. Kondisi ini
nyata (P<0,05) dengan lama penyimpanan menyebabkan perbedaan pada penurunan berat
telur selama 5 dan 10 hari. Akan tetapi lama telur selain waktu pada lama penyimpanan 5
penyimpanan telur selama 5 dan 10 hari hari lebih singkat daripada lama penyimpanan
berbeda tidak nyata (P>0,05). telur selama 10 dan 15 hari, akibat adanya
Penyimpanan telur selama 15 hari perbedaan penurunan berat telur.
berbeda nyata (P<0,05) dengan penyimpanan Penurunan berat telur selama 5 dan 10
telur selama 5 dan 10 hari terhadap penurunan hari berbeda tidak nyata (P>0,05). Hal ini
berat telur. Adanya penurunan berat telur terjadi karena berat dari telur pada
selama penyimpanan dipengaruhi oleh suhu penyimpanan 5 hari adalah 60,26 g relatif
penyimpanan, kelembaban relatif, dan sama dibandingkan dengan penyimpanan 10
porositas kerabang telur. Pada saat penelitian hari yaitu 59,66 g sehingga penguapan CO2
rata-rata suhu 29,61 ± 0,62oC, sedangkan rata- dan H2O dari pori--pori telur selama
rata kelembapannya 58,53 ± 4,3%. penyimpanan relatif sama serta didukung
Kisaran suhu tinggi tersebut dengan suhu dan kelembapan diruang
mengakibatkan penguapan CO 2 dan H2O lebih penyimpanan yang tinggi. Penurunan berat
cepat. Penyimpanan telur pada suhu ruang telur pada penyimpanan 5 hari sebesar 1,44%
yang memiliki kelembapan relatif rendah juga yang merupakan lama penyimpanan terbaik
mempercepat penurunan berat telur, karena dibandingkan dengan penyimpanan 10 dan 15
kelembapan yang rendah akan mempercepat hari.
penguapan CO 2 dan H2O sehingga penurunan
berat telur lebih cepat. Hal ini sesuai dengan
Stadelman dan Cotterill (1995), bahwa telur B. Pengaruh Perlakuan terhadap Nilai
yang disimpan pada suhu ruang dengan HaughUnit (HU)
kelembaban udara yang rendah akan
mengalami penyusutan berat lebih cepat Rata-rata nilai HU telur ayam ras yang
dibandingkan dengan telur yang disimpan disimpan selama 1, 5, 10, dan 15 hari berkisar
pada suhu ruang dengan kelembaban udara antara 95,20 dan 37,01. Hasil analisis ragam
yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh pengaruh menunjukkan bahwa penyimpanan selama 1,
kelembaban yang rendah selama penyimpanan 5, 10, dan 15 hari memberikan pengaruh nyata
akan mempercepat penguapan karbondioksida (P<0,05) terhadap rata-rata nilai HU.

83
ini terjadi karena tinggi putih telur pada lama
Hasil uji jarak berganda Duncan penyimpanan 10 dan 15 hari adalah 2,74 dan
menunjukkan nilai HU pada perlakuan 2,44 mm tidak terlalu berbeda. Masing--
penyimpanan telur 1 hariberbeda nyata masingtinggi putih telur kental memengaruhi
(P<0,05) lebih tinggi daripada penyimpanan 5, nilai HU, dengan kondisi tinggi putih telur
10 dan 15 hari. Demikian juga nilai HU pada yang tidak jauh berbeda mengakibatkan
penyimpanan 5 hari berbeda nyata (P<0,05) terjadinya penguapan CO2 dan H2O dari dalam
lebih tinggi dengan nilai HU penyimpanan 10 telur relatif sama, sehingga nilai HU telur
dan 15 hari, sedangkan antara penyimpanan tidak berbeda nyata.
10 dan 15 hari tidak berbeda nyata (P>0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan
Nilai HU pada penyimpanan 1 hari penelitian Nurhartanti (2005) yang
nyata (P<0,05) lebih tinggi daripada menunjukkan bahwa penyimpanan 10 dan 15
penyimpanan 5, 10, dan 15 hari. Hal ini hari berpengaruh terhadap HU. Rata-rata nilai
terjadi karena masih segarnya telur dan belum HU selama penelitian berkisar 45,58 dan
banyak terjadi penguapan CO2 dan H2O dari 50,96 dan memiliki kualitas B (nilai HU
dalam telur.Telur yang masih baru, pori- antara 31--60 digolongkan kualitas B) artinya
porinya masih dilapisi oleh lapisan tipis telur dengan penyimpanan 15 hari masih layak
kutikula yang terdiri dari 90% protein dan untuk dikonsumsi.
sedikit lemak.Fungsi kutikula untuk
mencengah penetrasi mikroba melalui C. Pengaruh Perlakuan terhadap pH Telur
kerabang telur dan mengurangi penguapan air
yang terlalu cepat (Sirait, 1986). Rata-rata nilai pH telur ayam ras yang
Semakin lamanya waktu penyimpanan, disimpan selama 1, 5, 10, dan 15 hari berkisar
semakin tingginya penguapan CO2 dan H2O antara 6,00 dan 7,62. Hasil analisis
sehingga putih telur semakin menurun ragammenunjukkan bahwa penyimpanan telur
kekentalannya.Pengenceran putih telur terjadi selama 1, 5, 10, dan 15 hari memberikan
karena perubahan struktur gelnya, akibat pengaruh nyata (P<0,05) terhadap pH telur.
kerusakan fisiko--kimia serabut ovomucin Hasil uji jarak berganda Duncan menunjukkan
yang menyebabkan keluarnya air dari jala-- bahwa nilai pH pada perlakuan lama
jala yang telah dibentuknya. Telah diketahui penyimpanan telur 1 hari berbeda nyata
bahwa ovomucin adalah glikoprotein (P<0,05) lebih rendah dengan penyimpanan
berbentuk serabut dan dapat mengikat air telur selama 5, 10 dan 15 hari. Demikian juga
membentuk struktur gel (Sirait, 1986). nilai pH pada penyimpanan telurselama 5 hari
Nilai HU pada penyimpanan 5 hari nyata lebih rendah (P<0,05) dengan nilai pH
(55,38) berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi pada penyimpanan telur 10 hari. Nilai pH
daripada penyimpanan 10 (41,00) dan 15 hari. telur berbeda nyata (P<0,05) pada telur yang
Rata-rata nilai HU pada penyimpanan 15 hari disimpan 10 dan 15 hari. Pada penyimpanan
adalah 37,01 dengan kualitas B. Hal ini telur selama 5 hari berbeda nyata (P<0,05)
terjadikarena perbedan tinggi putih telur pada dengan penyimpanan telur selama 15 hari.
penyimpanan 5 hari masih lebih tinggi (3,82 Nilai pH pada penyimpanan telur umur
mm) dibandingkan dengan tinggi putih telur 1 hari berbeda nyata (P<0,05) dengan
pada penyimpanan telur selama 10 dan 15 hari penyimpanan telur selama 5, 10, dan 15 hari.
(2,74 dan 2,44 mm), sehingga semakin rendah Hal ini terjadinya karena pada lama
tinggi putih telur maka nilai HU semakin penyimpanan selama 1 hari belum terjadi
kecil. banyak penguapan CO2 dan H2O dibadingkan
Nilai HU ditentukan berdasarkan dengan lama penyimpanan telur selama 5, 10,
keadaan putih telur, yaitu korelasi antara dan 15 hari sehingga pH belum banyak terjadi
bobot telur dan tinggi putih telur. Menurut perubahan.
Stadelman dan Cotteril (1995), nilai HU Nilai pH pada penyimpanan 5 hari
dipengaruhi oleh kandungan ovomucin yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap penyimpanan
terdapat pada putih telur.Putih telur yang telur selama 10 hari. Hal ini diduga terjadi
semakin kental, maka nilai HU yang diperoleh karena perpindahan H2O dari putih telur ke
semakin tinggi.Menurut Mountney, kuning telur yang mengakibatkan pH
(1976),putih telur yang mengandung meningkat.Kurtini, dkk.(2011), menyatakan
ovomucin lebih sedikit maka akan lebih cepat putih telur sebagian besar mengandung unsur
mencair. anorganik natrium dan kalium bikarbonat, saat
Nilai HU pada penyimpanan selama 10 terjadi penguapan CO2 selama penyimpanan
hari tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan lama maka putih telur menjadi alkalis yang
penyimpanan 15 hari. Tidak berbedanya HU

84
berakibat pH putih telur meningkat, sehingga Warna kuning telur pada penyimpanan
berakibat pH telur juga meningkat. 15 hari berbeda nyata (P<0,05) terhadap
warna kuning telur dari penyimpanan selama
Nilai pH penyimpanan telur selama 10 1, 5, dan 10 hari. Argo dan Mangisah (2013)
hari berbeda nyata (P<0,05) lebih rendah menyatakan warna kuning telur salah satunya
dibandingkan dengan penyimpanan 15 hari. dipengaruhi oleh kandungan xanthopyl,
Hal ini terjadi karena semakin lamanya waktu betacaroten, klorofil dan cytosan dari ransum.
penyimpanan yang mengakibatkan ovomucin Adanya perbedaan warna kuning telur ini
yang berbentuk jala akan rusak dan pecah diduga disebabkan oleh perbedaan
sehingga bagian cairan dari putih telur kemampuan metabolisme dalam mencerna
menjadi lebih lebar dan tipis. Serta didukung ransum dan perbedaan dalam menyerap
dengan suhu dan kelembapan di ruang pigmen xantophyl dalam ransum. Selain itu,
penyimpanan yang tinggi. Menurut telur mengalami perembesan air dari putih
Indratiningsih (1984), suhu dapat telur ke kuning telur yang mengakibatkan
memengaruhi pH putih dan kuning telur. perenggangan membran vitelin, sehingga
Semakin tinggi suhu maka CO2 yang hilang volume kuning telur menjadi lebih besar yang
lebih banyak sehingga menyebabkan pH putih mengakibatkan warna kuning telur menjadi
dan kuning telur meningkat. pucat. Menurut Scanes, dkk. (2004) warna
Nilai pH penyimpanan telur selama 5 kuning telurtergantung dari pigmen dalam
hari berbeda nyata (P<0,05) lebih rendah ransum unggas yang dikonsumsi.
dibandingkan dengan penyimpanan telur Warna kuning telur pada penyimpanan
selama 15 hari. Hal ini terjadi karena waktu 1, 5, dan 10 hari berbeda tidak nyata
penyimpanan 15 hari terlalu lama yang (P>0,05).Hal ini diduga disebabkan oleh
mengakibatkan pengenceran putih telur, kemampuan metabolisme dari induk fase
sehingga nilai pH pada lama penyimpanan kedua yang tidak optimal dalam menyerap zat-
telur 15 hari meningkat. zat makanan serta menurunnya fungsi
Hasil penelitian ini, menunjukkan fisiologis organ reproduksi.Kondisi ini
bahwa pH telur selama penyimpanan tidak berakibat pada kualitas telur khususnya warna
terlalu besar peningkatannya, ini terbukti dari kuning telur yang dihasilkan relatif sama.
kualitas telur (HU) sampai penyimpanan 15 Argo dan Mangisah (2013) menyatakan
hari masih dalam kualitas B. Sejalan dengan bahwa warna kuning telur dipengaruhi oleh
penelitian Dini (1996) menunjukkan bahwa zat-zat yang terkandung dalam ransum, seperti
dengan meningkatnya umur simpan telur, xanthopyl, betacaroten, klorofil dan cytosan.
tinggi lapisan kental putih telur akan menurun Pigmen warna kuning telur yang ada dalam
karena perubahan struktur gelnya sehingga ransum secara fisiologis akan diserap oleh
permukaan tinggi putih telur semakin meluas organ pencernaan usus halus dan diedarkan ke
akibat pengenceran yang terjadi dalam putih organ target yang membutuhkan (Sahara,
telur karena penguapan CO2 dan pH 2011).
meningkat. Seperti yang diungkapkan oleh
Juliambarwati (2012), untuk mengetahui
D. Pengaruh Perlakuan terhadap Warna kualitas warna kuning telur perlu dilakukan
Kuning Telur pengukuran dengan menggunakan yolk colour
fan dengan skala 1--15 dan berwarna kuning
Rata-rata warna kuning telur ayam ras pucat hingga kuning jingga tua.
yang disimpan selama 1, 5, 10, dan 15 hari Sudaryani (2003) menyatakan bahwa
berkisar antara 6,74 dan 6,06. Hasil analisis skor warna kuning telur yang baik berkisar 9--
ragam menunjukkan bahwa penyimpanan 12. Semakin tinggi warna kuning telur maka
selama 1, 5, 10, dan 15 hari memberikan semakin baik kualitas telur tersebut
pengaruh nyata (P<0,05) terhadap warna (Muharlien, 2010).
kuning telur. Hasil penelitian Mampioper, dkk.
Hasil uji jarak berganda Duncan (2008) menunjukkan warna kuning telur
menunjukkan warna kuning telur pada berada pada kisaran 4 dan 8 atau dengan rata-
penyimpanan telur selama 15 hari berbeda rata 6,1. Jelas terlihat bahwa warna kuning
nyata (P<0,05) lebih rendah (warna kuning telur cenderung menurun sejalan dengan
telur lebih pucat) dengan penyimpanan telur meningkatnya subtitutsi jagung. Pada
selama 1, 5, dan 10 hari, tetapi pada penelitian ini skor warna kuning telur berada
penyimpanan telur selama 1, 5, dan 10 hari pada kisaran 6,06 dan 6,74 dengan warna
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap warna kuning muda.
kuning telur.

85
SIMPULAN Tepung Singkong.Jurnal Penelitian.
Ternak Tropika. 2(9): 42-51.
1) Lama penyimpanan telur selama 1, 5, 10, Muharlien. 2010. Meningkatkan
dan 15 hari memberikan pengaruh nyata KualitasTelur Melalui Penambahan
(P<0,05) terhadap penurunan berat telur, Teh Hijau dalam Pakan Ayam
nilai Haugh Unit (HU), pH telur, dan skor Petelur.http://jitek.ub.ac.id/index.php/ji
warna kuning telur. tek/article/download/154/-147.
2) Lama penyimpanan 5 hari memberikan Diakses tanggal 25 Oktober 2013.
pengaruh terbaik terhadap penurunan berat Mountney, G. I. 1976. Poultry Technology.
telur yang terrendah yaitu sebesar 1,4% 2ndEdition. The AVI Publishing Inc.,
dan nilai Haugh Unit (HU) sebesar 55,4 Westport.
(kualitas B) dibandingkan dengan lama Nesheim, M, C., R. E. Austic., and L. E. Card.
penyimpanan 10 dan 15 hari. 1997. Poultry Production. Lea and
Febiger.Fhiladelphia.
Ningsih, I dan Setiyono.1983. Pengaruh
DAFTAR PUSTAKA Warna Kerabang dan Kemasan Plastik
Penyimpanan terhadap Kualitas Isi
Abbas, M. H. 1989. Pengelolaan Produksi Telur Konsumsi. Fakultas Peternakan.
Unggas. Jilid Ke-1. Universitas Universitas Gajah Mada.Yogyakarta.
Andalas. Padang. Nurhartanti, I. F. 2005. Pengaruh Pemberian
Argo. L. B. dan Mangisah. 2013. Kualitas Zeolit dalam Ransum dan Lama
Fisik Telur Ayam Arab Petelur Fase I Penyimpanan Telur Terhadap Kualitas
Dengan Berbagai Level Azolla Internal Telur Ayam Strain Lohmann
Microphylla. Animal Agricultural Brown Fase Produksi.Skripsi. Fakultas
Journal, Vol. 2 No 1, 445-457. Pertanian. Universitas Lampung,
Dini, S. 1996. Pengaruh Pelapisan Parafin Bandar Lampung.
Cair terhadap Sifat Fisik dan Kimia Sahara, E.2011. Penggunaan Kepala Udang
Telur Ayam Ras Selama Penyimpanan. Sebagai Sumber Pigmen dan Kitin
Skripsi.Fakultas Teknologi Pangan dan dalam Pakan Ternak.Agrinak. Vol. 01
Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor. No. 1: 31-35.
Hintono, A. 1997.Kualitas Telur yang Scanes, C. G., G. Brant, and M. E. Esminger.
disimpan dalam Kemasan Atmosfer 2004. Poultry Scrence. 4 thEdition.
Termodifikasi. Jurnal Sainteks. Vol. Pearson Education, Inc., New Jersey.
IV No. 3 Juni 1997. Halaman 45-51. Sirait, C. H. 1986. Telur dan
Indratiningsih. 1984. Pengaruh Flesh Head Pengolahannya.Pusat Penelitian dan
pada Telur Ayam Konsumsi Selama Pengembangan Peternakan. Bogor.
Penyimpanan. Laporan Penelitian. Stadelman, W. J. and O. J. Cotteril. 1995. Egg
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Science and Technology. 4th Ed. Food
Juliambarwati, M. 2012. Pengaruh Products Press. An Imprint of the
Penggunaan Tepung Limbah Udang Haworth Press, Inc., New York.
Dalam Ransum Terhadap Kualitas Sudaryani. 2000. Kualitas Telur. Penebar
Telur Swadaya, Jakarta
Itik.http://peternakan.fp.uns.ac.id/medi Wahyu. J. 1992. IImu Nutrisi Ternak Unggas.
a/sains. Diakses tanggal 20 Januari UGM-Press. Cetakan ke-1 Yogyakarta.
2012. Widiyanto, D.2003. Pengaruh Bobot Telur
Kurtini, T., K. Nova., dan D. Septinova. 2011. dan Lama Penyimpanan terhadap
Produksi Ternak Unggas. Universitas Kualitas Telur Ayam Strain CP 909
Lampung. Bandar Lampung. yang ditambahkan Zeolit pada
Mampioper, A., S. D. Rumetor, dan F. Ransumnya.Skripsi. Fakultas
Pattiselanno. 2008. Kualitas Telur Pertanian. Universitas Lampung.
Ayam Petelur yang Mendapat Ransum Bandar Lampung.
Perlakuan Substitusi Jagung dengan

86

Anda mungkin juga menyukai