Anda di halaman 1dari 47

VOLUME PERNAPASAN

DAN PERTUKARAN GAS

FLORA RUMIATI, S.SI, M.KES


DEPARTEMEN FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UKRIDA
VOLUME PERNAPASAN
• Pada orang dewasa, kapasitas paru total
- Pria : 5,7 L
- Wanita : 4,2 L
Dipengaruhi :
- Ukuran anatomik
- Usia
- Daya regang paru
- Penyakit pernapasan

Diukur dengan menggunakan SPIROMETER


Hasil : SPIROGRAM
 Volume tidal /sealun (VT / TV) = Volume udara yang masuk
atau keluar paru selama satu kali bernapas
Nilai rerata pada kondisi istirahat = 500 mL
 Volume cadangan inspirasi (VCI/IRV) = Volume udara
tambahan yang dapat secara maksimal dihirup di atas
volume tidal istirahat
Volume udara maksimal yang dapat masuk paru sesudah
inspirasi biasa
Nilai rerata = 3000 mL
 Kapasitas inspirasi (KI/IC) = Volume udara maksimal yang
dapat dihirup pada akhir ekspirasi tenang normal
IC = TV + IRV
Nilai rerata = 3500 mL
 Volume cadangan ekspirasi (VCE/ERV) =
Volume udara tambahan yang secara aktif
dikeluarkan dengan mengontraksikan secara
maksimal otot-otot ekspirasi melebihi udara
yang secara normal dihembuskan secara pasif
pada akhir volume tidal istirahat

Jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan


dari paru sesudah ekspirasi biasa
Nilai rerata = 1000 mL
 Kapasitas Vital (KV/VC) = Volume udara maksimal
yang dapat dikeluarkan dalam satu kali bernapas
setelah inspirasi maksimal.
Subyek melakukan inspirasi maksimal lalu ekspirasi
maksimal
KV = VT + VCI + VCE
Nilai rerata = 4500 mL
• VC = TV + IRV + ERV
• VC = IC + ERV
 Volume residu (VR / VR) = Volume udara minimal
yang tertinggal di paru setelah ekspirasi maksimal
Nilai rerata = 1200 mL
 Tidak dapat diukur secara langsung dengan
spirometer karena volume udara ini tidak
keluar dan masuk paru
 Kapasitas Residu Fungsional (KRF / FRC) = Volume
udara di paru pada akhir eksirasi normal
KRF = VCE + VR
Nilai rerata = 2200 mL
 Kapasitas paru total / Total lung capacity (KPT/TLC)
= Volume udara maksimal yang dapat ditampung oleh
paru
KPT = KV + VR
Nilai rerata = 5700 mL
• Volume Ekspirasi Paksa Dalam Satu Detik (VEP1) =
Volume udara yang dapat dihembuskan selama detik
pertama ekspirasi dalam suatu penentuan KV
Biasanya berkisar 80% dari KV
 dalam keadaan normal 80% udara yang dapat
dihembuskan secara paksa dari paru yang telah
mengembang maksimal dapat dihembuskan dalam
satu detik
FEV & FVC
FEV1
• Forced expiratory volume 1detik
• = volume udara yang dapat dikeluarkan paksa (kuat, cepat)
dalam 1 detik setelah inspirasi maksimal
• Normal 80% and 120%
• Bergantung usia, gender, TB, BMI, etnis

Forced vital capacity (FVC)


• = volume udara yang dapat dikeluarkan paksa (kuat, cepat)
setelah inspirasi maksimal
• Paling banyak dipakai
FEV1/FVC (FEV1%)
Normal 70–85%)
 sejalan usia
penyakit obstruktif (hambatan ekspirasi)
asthma, COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease),
bronchitis kronis, emphysema
• Ruang Rugi Anatomi (Ruang mati anatomi)
- Tidak semua udara yang dihirup sampai ke
tempat pertukaran gas di alveolus
- Ada sebagian tetap berada di saluran napas
penghantar yang tidak terjadi pertukaran gas
- Volume rerata = 150 mL
- Mempengaruhi efisiensi ventilasi paru
- Dari 500 mL VT, hanya sekitar 350 mL yang
benar-benar dipertukarkan antara atmosfer dan
alveolus, karena yang 150 mL menempati ruang
mati anatomik
• PREDICTED VITAL CAPACITY
Formula berdasarkan :
- Jenis Kelamin
- Tinggi Badan (cm)
- Umur (tahun)

Laki-laki :
[27,63 – (0,112 x umur (th)) x tinggi badan (cm)]
Perempuan :
[21,78 – (0,101 x umur (th)) x tinggi badan (cm)]
 Rumus tidak dapat digunakan untuk anak-anak
PEMERIKSAAN FUNGSI PARU
1. Spirometer Biasa
TV, IRV, ERV, IC, VC
2. Spirometer + Pengatur kecepatan pencatatan
- Volume Ekspirasi Paksa (Forced Expiratory Volume)
FEV 1 detik  83 % VC
FEV 3 detik  97 % VC
3. M.B.C (Maximal Breathing Capacity) / Kapasitas
Pernapasan Maksimal (KPM) :
Volume pernapasan semenit pada pernapasan
sekuat- kuatnya dan secepat-cepatnya, 125 – 170
L/menit
Spirometer

Figure 17-6
Lungs Volumes and Capacities

Figure 17-7
VC pada sikap berbaring < 300 ml dari pada sikap
berdiri, sebab :
1. Perubahan volume darah paru
2. Perubahan posisi diaphragma
Pemeriksaan  pada sikap yang sama
- Dilakukan beberapa kali, dapatkan nilai rata-rata
- Ada kerja sama antara OP dan pemeriksa
- Memenuhi instruksi yang benar
- Perubahan VC antara 200 ml – 250 ml 
bermakna
ONE STAGE VITAL CAPACITY
- Inspirasi maksimal
- Ekspirasi maksimal
TWO STAGE VITAL CAPACITY
Penetapan IC (Inspiratory Capacity) dan ERV
terpisah  kemudian dijumlahkan
Pada keadaan Asthma bronchial dan emphysema
(PPOK = Penyakit paru obstruktif kronis)
 Two stage > One stage
- Penyebab : air trapping
Jika Two stage < One stage  tidak ada kerja sama
antara PS dan pemeriksa
Pengaruh kerja fisik terhadap volume pernapasan
GANGGUAN RESPIRASI
• Terdapat 2 kategori umum disfungsi respirasi :
1. Penyakit Paru Obstruktif
= Kesulitan dalam mengosongkan paru
Penyempitan/penyumbatan saluran udara nafas
TLC normal, FRC & RV karena air trapped diparu
waktu ekspirasi, RV  VC
Tahanan jalan udara meningkat, FEV 1 dan MBC
turun
2. Penyakit Paru Restriktif
= Kesulitan dalam pengisian paru
Kemampuan paru mengembang terhambat
Ditandai dengan penurunan Compliance paru, VC, MBC
GANGGUAN RESPIRASI

Obstr = obstruktif, restr = restriktif


Ventilasi
• Ventilasi pulmonal:
= volume udara yang dihirup dan dihembuskan dalam 1 menit
= TV (mL/napas) X Frek napas (napas/menit)
= 500 ml/menit x 12 = 6000 ml / menit
• Ventilasi alveolar
= volume udara yang dipertukarkan antara atmosfer dan
alveolus per menit
= (TV-Rr (Ruang rugi) X Frek napas
= (500 – 150) x 12 = 4200 ml/menit
PERTUKARAN GAS PARU
Udara atmosfir  campuran berbagai gas
dengan kadar berbeda-beda
Nitrogen (N2) = ± 79 %
O2 = ± 21 %
CO2, H2O, gas lain = hampir dapat diabaikan
(dianggap 0)
Tekanan atmosfir total 760 mmHg
Tekanan parsial : tekanan yang ditimbulkan
secara independen oleh tiap-tiap gas dalam
suatu campuran gas
GRADIEN TEKANAN PARSIAL
= Perbedaan dalam tekanan parsial antara darah
kapiler dan struktur sekitar
Gradien tekanan parsial antara udara alveolus
dan darah kapiler paru
Gradien tekanan parsial antara darah kapiler
dan jaringan sekitar
Gas selalu berdifusi menuruni gradien tekanan
parsialnya dari daerah dengan tekanan parsial
tinggi ke daerah dengan tekanan parsial yang
lebih rendah
Pertukaran Gas di Alveoli dan di Sel

Gas bergerak dari


area dengan
tekanan parsial
tinggi ke area
dengan tekanan
parsial rendah
Darah vena
memiliki PO2
yang sama
dengan jaringan
Hukum Dalton
Dalam campuran gas tekanan masing-masing
gas = tekanan partial gas ( P gas )
Bergantung % Volume tiap gas dalam campuran
- P O2 = 158 mm Hg
- P CO2 = 0.3 mm Hg
- P H2O = 5.7 mm Hg
- P N2 = 596 mm Hg
Volume gas bergantung pada suhu, tekanan dan
P H2 O
Proses Difusi
O2 Alveol difusi ke darah kapiler, CO 2 darah kapiler
difusi ke Alveol, proses ini berlangsung terus
menerus, sebab :
1. Alveol selalu berisi udara ± 2500 ml pada akhir

34
ekspirasi tenang
2. Aliran darah di kapiler paru juga terus menerus,
waktu diastol ventrikel dan waktu menahan nafas
difusi terus berlangsung
3 Fase Proses Difusi Gas (Antara udara
Alveol dan darah kapiler paru)

a. Fase gas
Luas penampang total saluran udara dari trakea
sampai alveol makin besar, aliran udara hanya

35
sampai Duktus Alveolaris, dalam alveol gerakan
molekul gas dan pencampuran gas dengan cara
difusi. Gas dengan BM rendah bergerak lebih
cepat, O2 lebih cepat difusi dari pada CO2.

b. Fase Membran
Bila membran respirasi tebal, difusi gas sukar
c. Fase Cairan
O2 difusi ke cairan (Plasma), kemudian ke
eritrosit dan berikatan dengan HB,
kecepatan difusi bergantung kepada daya
larut dan BM gas. CO2 lebih mudah larut
dalam air dari pada O2
Transport O2 dan CO2
Terutama dilakukan eritrosit sebab mengandung Hb

- Hb mengikat O2 di kapiler paru dan dilepaskan di


jaringan

37
- Hb dapat mengikat CO2 yang diproduksi jaringan
dan dilepaskan di paru
Transport O2
1. Bentuk larut sangat sedikit
2. Terikat secara kimia dengan Hb
Tiap komponen heme mengandung 1 atom zat besi
(Fe)
a. Hb dapat berubah menjadi bentuk “Oxygenated”

39
waktu mengikat O2 dan membentuk
“Oksihemoglobin”
Hb + O2  HbO2
b. Di kapiler jaringan Hb melepaskan O 2
(Deoksigenisasi) menjadi Deoxygenated
(Deoksihemoglobin)
HbO2  Hb + O2
Tiap atom Fe dalam heme mampu mengikat 1 molekul
O2, tiap molekul Hb dapat mengikat 4 molekul O2
Hb tersaturasi penuh dengan O2 bila seluruh Hb
dalam tubuh berikatan secara maksimal dengan O2
Kejenuhan Hb dengan O2 = 75% berarti rata -rata 3
dari 4 atom Fe dalam tiap molekul Hb berikatan

40
dengan O2
Bukan berarti ¾ bagian dari jumlah molekul Hb dalam
darah mengalami Oksigenisasi 100%
Faktor penting dalam penentuan persen saturasi HbO2
adalah P O2 darah
Transport CO2
a. CO2 sebagai terlarut, daya larut CO2 lebih besar
dari O2, tiap 100 ml darah hanya dapat
membebaskan 0.3 CO2 dalam bentuk terlarut.
b. Ikatan dengan protein:
- dengan Hb

41
- dengan protein plasma
Membentuk senyawa karbamino Hb. Deoksi Hb
afinitasnya lebih besar terhadap CO2
dibandingkan dengan HbO2.
HbCO2 dan Karbamino Hb adalah ikatan longgar
(reversibel)
c. Ion HCO3- sama dengan cara pengangkutan CO2
terpenting (60 – 70 % dari CO2 total )
CO2 + H2O ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3-

Di plasma reaksi diatas berlangsung lambat


Di eritrosit sangat cepat (dikatalisa enzim
anhidrase karbonat )
Ion Khlorida masuk kedalam eritrosit (Chlorida
Shift) mengimbangi pengeluaran ion
bikarbonat dari sel.
Pertukaran dan Transportasi Oksigen dan Karbondioksida

CO2 O2

Airways

Alveoli of lungs

CO2 O2
6 CO2 exchange 1 Oxygen exchange
at alveolar-capillary at alveolar-capillary
interface CO2 O2 interface
Pulmonary
circulation 2 Oxygen transport

5 CO2 transport
Systemic
CO2 circulation O2

4 CO2 exchange 3 Oxygen exchange


at cells at cells
CO2 O2
Cellular
Cells respiration
Nutrients
ATP
Carbon Dioxide Transport in the Blood
VENOUS BLOOD
CO2 Dissolved CO2
(7%)
Cellular Red blood cell
respiration
in CO2 + Hb Hb•CO2 (23%) Cl–
peripheral
tissues HCO3– HCO3– in
CA
CO2 + H2O H2CO3 plasma (70%)
H+ + Hb Hb•H

Capillary
endothelium
Cell membrane
Transport
to lungs

Dissolved CO 2 Dissolved CO2 CO2

Hb•CO2 Hb + CO2
Cl– Alveoli
CA
HCO3– HCO3 – H2 CO3 H2O + CO2
in
plasma Hb•H H+ + Hb

Anda mungkin juga menyukai