Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktek Lapang Ekonomi Sumber Daya

PENGOLAHAN LIMBAH JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN TERNAK

MUHAMMAD ALWI AKBAR


I011171005

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Muhammad Alwi Akbar


NIM : I011 17 1005
Departemen : Sosial Ekonomi Peternakan
Judul : Pengolahan Limbah Jerami Padi Sebagai Pakan Ternak

Makassar, April 2020

Telah Disetujui:

Koordinator Asisten Asisten pembimbing

Andi Tenri Rakiyah Andi Tenri Rakiyah


NIM. I111 16 009 NIM. I111 16 009
Mengetahui
Koordinator Praktek Lapang Dosen Pembimbing

Prod. Dr. Ir. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt., M.Si Dr. Kasmiyati Kasim, S.Pt., M.Si
NIP. 19710421 199702 2 002 NIP. 19730719 200604 2 012

Tanggal Pengesahan : April 2020


KATA PENGANTAR

ii
Puji Syukur kepada Allah ta’ala yang masih melimpahkan rahmat

sehingga penulis tetap menjalankan aktivitas sebagaimana mestinya, dan tak lupa

pula penulis hanturkan salawat serta salam kepada junjungan baginda Nabi

Muhammad sallallahu’alaihi wasallam, keluarga dan para sahabat, tabi’in dan

tabiuttabi’in yang terdahulu, yang telah memimpin umat islam dari jalan addinul

yang penuh dengan cahaya kesempurnaan.

Limpahan rasa horomat, kasih sayang, cinta dan terima kasih tiada tara,

kepada kedua orang tua yang telah melahirkan, mendidik, dan membesarkan

dengan cinta dan kasih sayang yang begitu tulus serta senantiasa memanjatkan

do’a dalam kehidupannya untuk keberhasilan penulis.

Terima kasih diucapakan penulis sebesar-besarnya kepada segenap jajaran

dosen dan teman-teman atas bantuanya dalam menyelesaikan laporan ini, karena

berkat bantuan dan bimbinganya sehingga laporan ini dapat selesai.

Dengan sangat rendah hati, penulis menyadari bahwa laporan ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik serta saran pembaca sangat

diharapkan demi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan nantinya.

Semoga laporan ini dapat memberi manfaat kepada kita semua. Aamiin Ya

Robbal Aalamin. Akhir Qalam Wassalamu’alaikum Warahmatullahi

Wabarakatuh.

Makassar, April 2020

Muhammad Alwi Akbar


DAFTAR ISI
Halaman
iii
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................... iv

ABSTRAK....................................................................................................... v

PENDAHULUAN........................................................................................... 1

PERMASALAHAN........................................................................................ 3

PEMBAHASAN.............................................................................................. 4

Teknologi Pengolahan Limbah Jerami Padi untuk Pakan Ternak.......... 4


Peran Peternak dalam Pemanfaatan Limbah Jerami Padi untuk Pakan
Ternak...................................................................................................... 6
Strategi Pemanfaatan Limbah Jerami Padi untuk Pakan Ternak............ 8
PENUTUP....................................................................................................... 11

Kesimpulan.............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK

iv
Muhammad Alwi Akbar. I011171005. Pengolahan Limbah Jerami Padi Sebagai
Pakan Ternak (Andi Tenri Rakiyah).
Jerami padi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pakan sapi dewasa sebanyak
2-3 ekor pertahun dan pada lokasi yang mampu panen 2 - 4 kali setahun akan
dapat menunjang kebutuhan pakan berserat untuk 4 - 6 ekor. Karakteristik jerami
padi adalah rendahnya kandungan nitrogen, kalsium, fassor, serta kandungan serat
kasarnya termasuk tinggi, sehingga daya cerna rendah dan komsumsinya menjadi
terbatas. Jerami padi yang langsung diberikan kepada ternak, daya cernanya
rendah dan proses pencernaannya lambat, sehingga total yang dimakan persatuan
waktunya menjadi sedikit. Sebagai bahan pakan, jerami padi memiliki kandungan
gizi yang rendah sehingga perlu adanya teknologi fermentasi yang sederhana,
maka untuk mengatasi kekurangan rumput ataupun hijauan pakan lainnya salah
satunya adalah pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan. Dengan
menggunakan berbagai teknologi pengolahan pakan, limbah jerami tersebut, akan
dapat diatasi kekurangan pakan ternak. Dewasa ini pertimbangan peningkatan
efisiensi pemeliharaan ternak terutama pakan merupakan biaya terbesar sekitar
60-70% dari biaya total produksi
Kata Kunci : Jerami Padi, Fermentasi dan Pakan

v
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rencana penyebaran dan pengembangan ternak di suatu wilayah harus

melalui analisis potensi yang dimiliki wilayah tersebut berkaitan dengan

ketersediaan sumber daya lahan dan daya dukung, komoditas yang akan

dikembangkan serta sarana dan prasarana yang mendukung. Aspek yang perlu

dipertimbangakan dalam pengembangan ternak sapi potong meliputi aspek

ketersediaan pakan, sarana dan prasarana pendukung dan sumber daya yang ada.

Penyebaran dan pengembangan ternak diberbagai daerah bertujuan untuk

membentuk kawasan peternakan, keseimbangan pembangunan antar wilayah,

optimalisasi sumberdaya untuk meningkatkan pendapat peternak, populasi dan

produksi, dalam rangka pemberdayaan masyarakat peternak (Yuniar, dkk., 2016).

Jenis-jenis sumber daya lokal yang dapat dimanfaatkan ialah pemanfaatan

limbah pertanian. Pada pertanian tradisional, petani biasanya menanam palawija

yaitu jagung, kacang-kacangan, padi dan ketela pohon. Indonesia sebagai Negara

tropis di kawasan katulistiwa dengan areal yang cukup luas, maka persediaan

bahan pakan ternak sebetulnya bukan merupakan kendala dalam usaha peternakan

sapi potong. Banyak potensi bahan baku pakan lokal yang belum diolah atau

dimanfaatkan secara maksimal antara lain berupa limbah industri perkebunan,

tanaman pangan dan lain-lain (Sudarwati dan Susilawati, 2013).

Jerami padi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pakan sapi dewasa

sebanyak 2-3 ekor pertahun dan pada lokasi yang mampu panen 2 - 4 kali setahun

1
akan dapat menunjang kebutuhan pakan berserat untuk 4 - 6 ekor. Di samping itu,

dedak padi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai salah satu komponen bahan

pakan untuk menyusun ransum ternak. Sebagai bahan pakan, jerami padi memiliki

kandungan gizi yang rendah sehingga perlu adanya teknologi fermentasi yang

sederhana, maka untuk mengatasi kekurangan rumput ataupun hijauan pakan

lainnya salah satunya adalah pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan

(Yusriani, dkk., 2015). Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya Praktek

Lapang Ekonomi Sumber Daya Alam mengenai Pengolahan Limbah Jerami Padi

sebagai Pakan Ternak.

2
PERMASALAHAN

Limbah jerami padi yang berlimpah selama musim panen, dengan inovasi

teknologi sederhana dapat dirubah menjadi pakan ternak dan kotoran ternak dapat

dirubah menjadi kompos, sehingga dapat mewujudkan pembangunan pertanian

yang berwawasan lingkungan. Dengan menggunakan berbagai teknologi

pengolahan pakan, limbah jerami tersebut, akan dapat diatasi kekurangan pakan

ternak. Dewasa ini pertimbangan peningkatan efisiensi pemeliharaan ternak

terutama pakan merupakan biaya terbesar sekitar 60-70% dari biaya total

produksi.

Dalam pengembangan usaha di bidang peternakan sangat diperlukan

usaha-usaha untuk menurunkan biaya pakan, sehingga biaya produksi dapat

ditekan. Di lain pihak kini masyarakat dunia pada umumnya dan masyarakat

Indonesia khususnya, sangat dipusingkan oleh adanya masalah limbah dan

sampah yang dapat mencemari lingkungan. Tidak semua sampah dan limbah

tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak, karena untuk bisa

dijadikan sebagai sumber pakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu, misalnya

mengandung nutrisi yang cukup untuk pakan, mau dimakan oleh ternak, tidak

mengandung racun atau anti nutrisi, tersedia secara berkesinambungan dan

sebagainya.

Jerami merupakan limbah pertanian, khususnya jerami padi cukup

potensial sebagai pakan ternak ruminansia, mengingat produksinya yang besar

sepanjang tahun. Oleh karena itu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan

3
kecernaan dan meningkatkan nilai nutrisinya, maka perlu sentuhan teknologi

pakan, baik fisik, kimia, fisiko-kimia dan biologis

PEMBAHASAN

Teknologi Pengolahan Limbah Jerami Padi untuk Pakan Ternak

Salah satu teknologi pengolahan jerami padi ialah dengan menggunakan

amoniasi. Amoniasi dapat meningkatkan kualitas gizi jerami padi agar dapat

bermanfaat bagi ternak, karena melalui amoniasi akan dapat menambah kadar

protein kasar. Kadar protein kasar tersebut diperoleh dari ammonia yang terdapat

di dalam urea. Amonia berperan untuk memuaikan serat selulosa. Dengan

memuainya selulosa akan memudahkan peresapan unsur N sehingga dapat

meningkatkan kandungan protein kasar jerami (Badrudin, 2011).

Potensi bahan pakan yang ada tersebut secara optimal belum mampu untuk

mendukung produktivitas ternak yang diusahakan, karena nilai nutrisi dan

kecernaannya yang rendah. Kelemahan pemanfaatan limbah pertanian sebagai

pakan adalah kandungan seratnya yang tinggi (35 - 45 %) dan kadar proteinnya

yang rendah (1,8 – 3,5%). Oleh karena itu dalam pemanfaatannya perlu dilakukan

pengolahan. Salah satu cara pengolahan kimia yang sangat efisien dan mudah

dilakukan adalah amoniasi, yaitu dengan menambahkan urea dan air pada bahan

yang diamoniasi. Sedangkan cara biologi yang paling mudah dilakukan yaitu

proses fermentasi. Gabungan perlakuan tersebut (amoniasi dan fermentasi) yang

biasa disebut “Amofer” adalah merupakan salah satu cara peningkatan kualitas

bahan pakan berserat tinggi yang cukup ampuh. Amoniasi berfungsi memutuskan

4
ikatan antara selulosa dan lignin, serta membuat ikatan serat menjadi longgar,

sedangkan dalam proses fermentasi, enzym-enzym selulase dari berbagai mikroba

selulolitik dapat melakukan penetrasi dengan lebih mudah dalam bahan pakan

berserat tersebut, sehingga dapat menurunkan serat kasar yang pada akhirnya

meningkatkan kecernaan. Oleh karena itu, pemanfaatan limbah pertanian dengan

perlakuan teknologi Amofer (Amoniasi fermentasi) ini dilakukan untuk

meningkatkan kandungan nutrisinya sehingga menjadi pakan alternatif yang

berkualitas (Susilo, 2018).

Salah satu usaha untuk meningkatkan kulitas jerami padi dapat dilakukan

dengan meningktakan nilai cerna padi dapat dilakukan dengan meningkatkan nilai

cernanya melalui pemecahan ikatan kompleks lignoselulosa baik secraa kimia,

fisika, biologi maupun kombinasinya. Teknik amoniasi termasuk perlakuan alkali

yang dapat meningkatkan daya cerna jerami padi. Urea dalam prses amoniasi

benrfungsi untuk melemahkan ikatan lignoselulosa dan silika yang menjadi faktor

penyebab rendahnya daya cerna jerami padi. Nitrogen yang berasal dari urea

meresap dalam jerami mampu meningkatkan kadar amonia dalam rumen sehingga

tersedia substrat untuk memperbaiki tingkat dan efesiensi sistesis protein oleh

mikroba (Trisnadewi, dkk., 2011).

Jerami padi merupakan limbah pertanian yang memiliki kualitas rendah,

namun dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dengan diolah terlebih dahulu

untuk pengayaan nutrisi pakan. Teknologi fermentasi cukup tepat untuk

dilakukan, karena mampu meningkatkan kandungan protein kasar dan energinya,

serta produk ini dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama sehingga mampu

5
mengatasi kesulitan pakan di musimmusim tertentu. Penambahan jerami padi

fermentasi dan hijauan dalam ransum perlakuan untuk sapi potong memberikan

performans yang berbeda dibandingkan tanpa penambahan jerami padi fermentasi

dan hijauan (Yusriani, dkk., 2015).

Metode mekanik/fisik, kimia, dan biologis merupakan dasar dari metode

pengolahan jerami. Metode mekanik/ fisik yang sering digunakan pada jerami

padi adalah pemotongan, pencacahan dan penggilingan karena metode tersebut

dapat dikerjakan dengan mudah dan dengan biaya yang rendah. Metode kimia

yang digunakan dalam pengolahan jerami adalah perlakuan dengan senyawa

alkali, asam dan reagen oksidatif. Sedangkan metode biologis yang digunakan

untuk meningkatkan nilai nutrisi jerami padi adalah pembuatan kompos,

fermentasi dengan pemberian enzim, bakteri maupun fungi. Penggunaan jamur

dan enzim yang memiliki kemampuan memetabolisme lignoselulosa berpotensi

meningkatkan nilai gizi jerami padi melalui mekanisme delignifikasi yang selektif

Ketiga metode tersebut merupakan dasar metode pengolahan limbah yang

kemudian oleh para peneliti dikembangkan lebih lanjut menjadi bervariasi.

Metode yang populer dan telah diterapkan karena dapat diaplikasikan dilapangan

dengan mudah dan biaya murah adalah fermentasi dan amoniasi (Yanuartono,

dkk., 2017).

Peran Peternak dalam Pemanfaatan Limbah Jerami Padi untuk

Pakan

Ternak

6
Peran peternak dalam pemanfaatan limbah jerami padi ialah dengan

memanfaatkan teknologi pengolahan jerami padi seperti burger jerami dan

amoniasi jerami. Peternak perlu berkolaborasi dengan peternak yang lain untuk

memudahkan dalam pemanfaatan teknologi tersebut. Salah satu cara yang dapat

dilakukan ialah mengembangkan cara baru, metode dan situasi yang menampilkan

nilai positif dari perbedaan dalam tradisi, ide, kepercayaan, kebutuhan dan

harapan. Dengan melakukan hal tersebut peternak dengan mudah dapat

melakukan pemanfaatan pengolahan jerami tersebut (Paturochman, dkk., 2018).

Sistem penggemukan sapi secara intensif merupakan pemeliharaan sapi di

dalam kandang terus-menerus pada periode tertentu dengan pemberian pakan

hijauan dan konsentrat. Model integrasi tanaman ternak, petani atau peternak

mengatasi permasalahan ketersediaan pakan ternak dengan memanfaatkan limbah

tanaman seperti jerami padi, jerami jagung dan limbah kacang-kacangan. Pada

musim kemarau, limbah ini bisa menyediakan pakan berkisar 33,3 persen dari

total rumput yang dibutuhkan. Tujuan integrasi tanaman dengan ternak adalah

untuk mendapatkan produk tambahan yang bernilai ekonomis, peningkatan

efisiensi usaha, peningkatan kualitas penggunaan lahan, peningkatan kelenturan

usaha menghadapi persaingan global, dan menghasilkan lingkungan yang bersih

dan nyaman (Yusriani, dkk., 2015).

Upaya mengatasi permasalahan pakan melalui pemenuhan kebutuhan

hijauan, seperti jagung dan jerami padi sebagai pakan ternak. Sebagai salah satu

upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan pembinaan terhadap

kelompok-kelompok masyarakat peternak domba, sapi, atau kambing untuk

7
mendapatkan pembinaan mengenai pengenalan limbah hijauan jagung,

pemanfaatan produk jagung dan teknologi pengawetan pakan jagung. Selain

pengetahuan pentingnya manfaat jagung yang harus dimiliki peternak, wawasan

mengenai pemanfaatan limbah jagung pun sangat penting, di samping

pengetahuan dan keterampilan manajemen pakan (Mayasari, dkk., 2013).

Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak mengalami beberapa

kendala antara lain, nilai nutrisinya yang rendah dibandingkan dengan rumput

segar terutama dalam kandungan protein kasar dan mineral serta kecernaannya.

Kandungan protein kasar jerami padi rendah (3-5%), serat kasarnya tinggi

(>34%), kekurangan mineral, ikatan lignoselulosanya kuat dan kecernaannya

rendah. Rendahnya nilai nutrisi jerami padi disebabkan oleh kadar protein,

kecernaan, mineral esensial dan vitamin yang rendah, serta kadar serat kasar yang

tinggi (Trisnadewi, dkk., 2011).

Di sejumlah besar deaerah di indonesia jerami masih dianggap sebagai

sampah dan pada akhirnya hanya akan dibakar begitu saja tanpa ada pemanfaatan

lebih lanjut, padahal indonesia sebagai negara agraris merupakan penghasil jerami

yang sangat besar dengan jumlah 230 juta ton jerami per tahun. Selama ini

pemanfaatan jerami masih sebatas sebagai makanan ternak dan bahan bakar

rumah tangga untuk memasak, selain itu belum ada pemanfaatan lain yang dapat

secara optimal memanfaatkan kandungan jerami padi (Budiman dan Setyawan,

2010).

Strategi Pemanfaatan Limbah Jerami Padi untuk Pakan Ternak

8
Langkah strategis yang dapat ditepuh dalam peningkatan adopsi teknologi

pakan jerami padi melalui penyuuhan partisipatif dengan materi, metode dan

media yang sesuai dengan peternak, serta mendapat dukungan dari pemerintah.

Beberapa langkah stategis yang dapat dilakukan yaitu, program penyuluhan

partisipatif menggunakan metode pembelajaran sosial berbasis aksi dengan

mengoptomalkan fungsi stakeholder yang ada, pengayaan materi dan media

penyuluhan. Buku pedoman teknis pengolahan kerami padi, penetapan

kelompok/peternak percontohan dan pengembangan perluasan penerima adopsi

menggunakan kondisi sebagian peternak yang berpendidikan tinggi, penguatan

kelembagaan melalui bimbingan penataan administrasi, meggalang kebersamaan

anggota kelompok dalam nekerja mengumpulkan, menyimpan dan mengolah

jerami sampai siap pakai (Abdullah, 2016).

Strategi pemanfaatan sumber pakan lokal sangat dibutuhkan dalam

pengembangan ternak unggul karena pakan merupakan faktor terpenting dalam

usaha peternakan. Bahan pakan konvensional sering menjadi tidak ekonomis

apalagi dilakukan pada peternakan skala rakyat dengan kepemilikan ternak yang

sedikit. Langkah yang tepat untuk pengembangan ternak yaitu melalui

optimalisasi sumber pakan lokal yang bersifat inkonvensional. Pakan lokal adalah

setiap bahan baku yang merupakan sumberdaya lokal yang berpotensi sebagai

pakan secara efisien baik sebagai suplemen, komponen konsentrat atau pakan

dasar. Pakan lokal tersebut dapat berupa hasil sisa tanaman (crop residues), hasil

ikutan atau samping atau limbah tanaman (crop byproducts) dan hasil ikutan atau

9
samping atau limbah agroindustri (agroindustry byproducts) (Agustono, dkk.,

2017).

Rendahnya kandungan nutrisi jerami padi dan sulitnya daya cerna jerami

maka dalam pemanfaatannya perlu mendapat perlakuan sehingga nutrisinya

meningkat dan dalam aplilaksinya ke ternak perlu ditambahkan atau

dikombinasikan dengan bahan suplemen lain sehingga nilai nutrisinya dapat

memenuhi kebutuhan hidup ternak secara lengkap. Salah satu cara untuk

meningkatkan kandungan zatzat makananya adalah dengan pengolahan jerami

padi melalui fermentasi (Sugama dan Budiara, 2012).

Pembuatan kompos dari limbah jerami padi dilakukan dengan cara

fermentasi dengan menggunakan dekomposter seperti effective microorganism

(EM4), HCS bioactivator, dan beberapa mikroba yang ada di tanah (alga,

fitoplankton, cendawan, dan bakteri). Kandungan asam humat pada kompos

jerami padi mencapai 0.126 per gram lebih tinggi 0.6 gram dari kompos yang

berasal dari sayuran, hal tersebut menunjukkan bahwa kompos jerami padi

mampu meningkatkan kesuburan tanah sehingga dapat meminimalisir

penggunaan pupuk anorganik yang banyak menimbulkan pencemaran (Rhofita,

2016).

Tolak ukur keberhasilan pemanfaatan limbah tanaman pangan sebagai

pakan adalah limbah tanaman pangan dapat dimanfaatkan secara optimal.

Pemanfaatan limbah sebagai pakan dilakukan penerapan teknologi secara

berkesinambungan dengan sistem pemeliharaan ternak yang intensif dan

peningkatan skala usaha ternak, yang pada gilirannya akan meningkatkan

10
pendapatan peternak. Implikasi strategi mencakup masalah yang dihadapi, solusi

atau pemecahan masalah, program yang harus dilakukan, pelaksana atau unsur

yang terlibat dalam rangka mencapai strategi yang dituangkan dalam bentuk

program implementasi dalam rangka pengembangan ternak ruminansia (Jasmal

dan Agustina, 2010).

PENUTUP

Kesimpulan

Ketersediaan jerami padi yang cukup tinggi belum dimanfaatkan secara

optimal oleh petani peternak bahkan jerami padi sering dibakar sehingga terbuang

percuma. Kondisi ini terjadi karena kurangnya pengetahuan petani peternak dalam

memanfaatkan jerami padi sebagai pakan ternak ruminansia khususnya sapi Bali.

Jerami padi merupakan limbah pertanian yang memiliki kualitas rendah, namun

dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dengan diolah terlebih dahulu untuk

pengayaan nutrisi pakan. Amoniasi merupakan salah satu perlakuan alkali untuk

meningkatkan nilai cerna jerami padi. Teknik amoniasi termasuk perlakuan alkali

yang dapat meningkatkan daya cerna jerami padi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. 2016. Proses adopsi teknolog fermentasi jerami padi sebagai pakan
sapi potong pada peternakan rakyat di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi
Selatan. Sosiohumaniora. 18 (1); 1-8.

Agustono, B., M. Lamid, A. Ma’ruf, dan M. T. E. Purnama. 2017. Identifikasi


limbah pertanian dan perkebunan sebagai bahan pakan inkonvesional di
Banyuwangi. Jurnal Medik Veteriner. 1 (1); 12-22.

Badrudin, U. 2011. Teknologi amoniasi untuk mengolah limbah jerami padi


sebagai sumber pakan ternak bermutu di Desa Pabuaran Kecamatan
Bantarbolang Kabupaten Malang. ABDIMAS. 15 (1); 52-58.

Budiman, A dan S. Setyawan. 2010. Pengaruh konsentrasi substrat, lama inkubasi


dan pH dalam proses isolasi enzim xylanase dengan menggunakan media
jerami padi. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro. Semarang.

12
Mayasari, N., A. Yulianti. Dan A. Mushawir. 2013. Pemberdayaan masyarakat
melalui pemanfaatan produk jagung sebagai pakan ternak di Desa Ciliang
dan Cintaratu, Kecamatan Parigi, Kabupaten Ciamis. 2 (1); 1-7.

Paturochman, M., L. Herlinda dan A. Fitriani. 2018. Pemanfaatn limbah jerami


padi dan jagung sebagai pakan ternak kambing di Desa Kudumulya dan
Desa Kusukeras Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon. Jurnal
Universitas Padjajarang.

Rhofita, E. I. 2016. Kajian pemanfaatan limbah jerami padi di bagian hulu. Jurnal
Teknik Lingkungan. 1 (2); 74-79.

Sudarwati, H. dan T. Susilawati. 2013. Pemanfaatan sumberdaya pakan local


melalui integrasi ternak sapi potong dengan usahatani. Jurnal Ternak
Tropika. 14 (2); 23-30.

Sugama, I. N. dan N. L. G. Budiari. 2012. Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan


alternative untuk sapi bali dara. Majalah Ilmiah Peternakan. 15 (1); 21-
25.

Susilo, A. 2018. Pemanfaatan limbah pertanian dan pengawetan bahan pakan


ternak kambing dengan metode si amofer. Seminar Nasional Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas Terbuka.

Syamsu, J. A. dan A. Abdullah. 2009. Analisis strategi pemanfaatan limbah ternak


pangan sebagai pakan ruminansia di Sulawesi Selatan. Jurnal Ekonomi
Pembangunan. 10 (2); 199-214.
Trisnadewi, A. A. A. S., N. L. G. Sumardani, B. R. T. Putri, I. G. L. O. Cakra dan
I. G. A. I. Aryani. 2011. Peningkatan kualitas jerami padi melalui
penerapan teknologi amoniasi urea sebagai pakan sapi berkualitas di
Desa Bebalang Kabupaten Bangli. Udayana Mengabdi. 10 (2); 72-74.

Yanuartono, H. Purnamaningsih, S. Indarjulianto dan A. Nururrozi. 2017. Potensi


jerami sebagai pakan ternak ruminansia. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan.
27(1); 40-62.

Yuniar, P.S. A. M. Fuah dan Widiatmaka. 2016. Daya dukung dan prioritas
wilayah pengembangan ternak sapi potong di Kota Tangerang Selatan.
Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. 4 (1); 264-268.

Yusriani, Y., Elviwirda, dan M. Sabri. 2015. Kajian pemanfaatan limbah jerami
sebagai pakan ternak sapi di Provinsi Aceh. Jurnal Peternakan Indonesia.
17 (2); 163-169.

13
RIWAYAT HIDUP

Muhammad Alwi Akbar lahir di Polmas, pada tanggal

8 Juli 2000, anak pertama dari bapak Muhammad

Dahar Muchdar dan ibu Suhrawati yang memiliki 4

anak. Penulis sendiri memiliki 3 adik diantaranya 1

adik laki-laki dan 2 adik perempuan. Jenjang

pendidikan yang pernah ditempuh adalah SDI KERA-

KERA, lulus pada tahun 2011. kemudian melanjutkan

pendidikannya di sekolah menengah pertama di MTsN 2 MAKASSAR, lulus

14
pada tahun 2014, dan kemudian melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas

di MAN 3 MAKASSAR. Setelah menyelasaikan tingkat pendidikan menengah

atas atau sederajat dan lulus pada tahun 2017. Penulis melanjutkan kembali

pendidikannya di perguruan tinngi negeri ternama yang ada di Sulawesi Selatan

yaitu Universitas Hasanuddin dan lulus masuk PTN tersebut melalui jalur

SNMPTN Jurusan Peternakan Universitas Hasanuddin dan sekarang penulis

masih dalam tahap belajar di bangku perkuliahan yang berstatus sebagai

mahasiswa Universitas Hasnuddin jurusan Peternakan. Selama kuliah di Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin, penulis ikut serta dalam kegiatan

kelembagaan seperti UKM dan Himpunan. Penulis masuk dalam UKM BV-UH,

KEMA FAPET-UH (Keluarga Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin, MAPERWA KEMA FAPET-UH (Majelis Permusyawaratan

Mahasiswa), HIMSENA-UH (Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi

Peternakan), FOSIL (Forum Studi Ilmiah), dan KOMUTER (Komunitas

Multimedia Peternakan). Penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan seperti menjadi

Ketua Panitia Aniversary FOSIL yang ke-3, menjadi Ketua Panitia UNHAS CUP

X, menjadi ketua panitia Open Recruitmen UKM BV-UH, menjadi mentor dalam

kegiatan BALANCE 2019, dan aktif dalam kegiatan penulisan seperti Lomba

Essai di IPB dengan nama lomba INEC, mengikuti kegiatan PKM 2018-2020.

Penulis saat ini memiliki jabatan sebagai asisten praktek lapang untuk matakuliah

Dasar-Dasar Manajemen dan Penyuluhan dan Komunikasi Peternakan serta

menjadi asisten dosen di Departemen Sosial Ekonomi Peternakan. Selama kuliah

di peternakan penulis mendapatkan banyak tantangan terutama masalah

15
Laboratorium. Sistem laboratorium di Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin itu menurut penulis merupaka sistem paling rumit. Terbukti banyak

teman penulis yang kebingungan dalam manajemen waktu karena banyak-nya

laporan yang datang tiap pertemuan, terlebih lagi laporannya tulis tangan,

ditambah lagi dengan tugas dosen. Semua tantangan itu bukan hanya penulis yang

rasakan namun teman-teman penulis pun ikut merasakan hal yang sama. Penulis

harus menghadapi tantangan tersebut dengan meminta bantuan teman

seperjuangan. Hal yang paling sulit ialah saat membuat kesan dan pesan untuk

asisten praktikum karena harus mencari foto asisten terlebih dahulu dan aturannya

tidak boleh sama foto yang digunakan. Penulis memiliki ambisi setelah lulus nanti

ingat membuat usaha sendiri dan melanjutkan pendidikan S-2 di Luar Negeri.

Berbagai persiapan telah dilakukan oleh penulis terutama modal Bahasa Inggris.

Hobby penulis yaitu main game dan makan, makanan favorit dari penulis sendiri

yaitu ayam goreng dan minuman favoritnya adalah Susu dan Thaitea. Motto hidup

dari penulis adalah jangan pernah menyesal terhadap perlakuan yang telah

dilakukan. Motto yang cukup simple namun memiliki banyak makna bagi penulis.

16

Anda mungkin juga menyukai