Anda di halaman 1dari 27

BAB V.

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


Uraian Pendahuluan1

1. Latar Belakang Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Surakarta


merupakan pengembangan dari Unit Pelaksana Fungsional
(UPF) Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta.
Berawal dari didirikannya UPF Surakarta adalah untuk
memberikan pelayanan Pengujian/Kalibrasi Alat Kesehatan
diwilayah kerja Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta. UPF BPFK Jakarta yang di Surakarta didirikan
pada bulan Juli 2008 dengan menempati lokasi pertama di
Jl. Serayu No 1 Semanggi Pasar Kliwon Surakarta.
Kemudian pada tanggal 25 Oktober 2009 UPF BPFK Jakarta
di Surakarta pindah lokasi di Jl. Kolonel Sutarto Kompleks
RC Jebres Surakarta hingga sekarang menempati bekas
gedung Akademi Fisioterapi hasil hibah dari Politeknik
Kesehatan Surakarta dengan luas total lahan 1.553 m²
dengan bangunan seluas 1.098 m² . Kepindahan ini juga
diikuti dengan semakin bertambahnya sarana prasarana
dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada sehingga
semakin berkembang dalam proses jumlah pelayanannya.
UPF BPFK Jakarta di Surakarta secara struktural dibawah
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian
Kesehatan RI.

Dalam perkembangannya UPF BPFK Jakarta di Surakarta


sesuai surat Menpan No. B/885/M.PAN-RB/03/
Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit pelaksana Teknis di Bidang
Pengamanan Fasilitas Kesehatan diubah namanya menjadi
Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Surakarta
dengan Pembina Teknis Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan yang bertanggung
jawab kepada Setditjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI. Hal tersebut diperkuat dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 919/MENKES/PER/V/2011
tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Pengamanan
Fasilitas Kesehatan yang telah mengukuhkan Loka
Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK) Surakarta sebagai
oraganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Untuk melengkapi kebutuhan dibidang sarana dan


prasarana Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK)
Surakarta pada tahun 2019 mendapatkan lahan baru

1
seluas ± 8.630 m² di daerah Jl. Lingkar Mojosongo,
Kampung Randusari, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan
Jebres, Kota Surakarta. Sedangkan untuk renacana
penggunaan lahan tertuang dalam Masterplan Rencana
Pengembangan LPFK Surakarata untuk 10 (sepuluh) tahun
kedepan.

Pada usianya yang relative muda LPFK Surakarta harus


mampu mensejajarkan diri dengan lembaga sejenis lainnya
khususnya lembaga pemerintah dengan melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya terhadap pengamanan fasilitas
kesehatan. Tugas dan Fungsi Loka pengamanan Fasilitas
Kesehatan (LPFK) Surakarta sebagaimana diamanahkan
dalam Permenkes No 919/MENKES/PER/V/2011 adalah
sebagai berikut :
1. Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
2. Pengujian sarana kesehatan
3. Uji kesesuaian pesawat sinar X dan Uji Paparan Radiasi
4. Monitoring dosis personal
5. Pengukuran Luaran radiasi terapi
6. Pengendalian mutu dan pengembangan teknologi
pengamanan fasilitas kesehatan
7. Pelaksanaan jejaring dan kemitraan
8. Tata kelola organisasi dan urusan kerumahtanggaan

Untuk dapat melaksanakan tugas Pokok Dan Fungsi sesuai


amanat undang – undang serta untuk mewujudkan
institusi yang dapat memberikan pelayanan yang
komprehensif kepada masyarakat sekaligus sebagai
Rencana Pengembangan Pelayanan yang berimbas pada
penambahan sarana bangunan yang memadai maka perlu
dilakukan studi yang meliputi kajian mengenai rencana
induk yang berbasis pada fungsi dengan konsep green
building. Tuntutan kebutuhan pelayanan dari pelanggan
pada saat ini telah bergeser ke arah pelayanan paripurna
dengan berbasis pada kenyamanan, keamanan, efektive
dan efisien. Oleh karena itu LPFK Surakarta hendaknya
mampu memberikan pelayanan yang memenuhi unsur
ekologis serta jaminan prosedur yang tepat dan akurat.
Sehubungan dengan hal tersebut maka LPFK Surakarta
pada tahun 2020 ini merencanakan menambah fasilitas
bangunan gedung berupa Pembangunan Gedung
Penunjang Pelayanan LPFK Surakarta Tahap II.

2
Pembangunan Gedung Penunjang Pelayanan LPFK
Surakarta Tahap II ini merupakan lanjutan dari Tahap I.
Bangunan gedung ini terdiri dari 4 (empat) lantai dari
bagian belakang dan 3 (tiga) lantai dari bagian depan. Hal
ini terjadi karena mengikuti struktur/bentuk tanah
eksisting. Masing-masing lantai mempunyai fungsi yang
berbeda-beda yaitu lantai dasar/basement untuk ruang
parkir kendaraan, lantai 1 (satu) untuk Pealayan
Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan,
lantai 2 (dua) untuk kegiatan administrasi dan manajemen
serta lantai 3 (tiga) untuk auditorium dan ruang kelas
Diklat.

Dalam pelaksanaannya untuk Pembangunan Gedung


Penunjang Pelayanan LPFK Surakarta ini dilaksanakan
dalam 2 (dua) tahap dilokasi tanah kosong. Tahap I yaitu
pekerjaan lantai Basement sampai dengan lantai 2 berupa
pekerjaan struktur, sebagian Arsitektur, Mekanikal dan
Elektrikal. Sedangkan pada tahap II yaitu untuk pekerjaan
Struktur, Arsitektur, Mekanikal dan Elektrikal Lantai 3
serta pekerjaan finishing pada lantai Basement lantai 1, 2
dan 3 sehingga diharapkan semua bagian dari bangunan
gedung sudah dapat difungsikan dengan baik. Pekerjaan
bangunan ini diharapkan dilaksananakan secara parsial.
Artinya tahap atau bagian awal mengutamakan pekerjaan
lantai Basement samapai lantai 2 sehingga dapat segera
difungsikan mengingat kebutuhan yang sangat mendesak
sebagai institusi pelayayanan. Sedangkan untuk lantai 3
dapat dikerjakan secara simultan.

Pada proses pembangunan Gedung Penunjang Pelayanan


LPFK Surakarta ini menggunakan pendekatan desain green
building yaitu salah satunya berupaya dalam penghematan
penggunaan energi dengan tetap menjaga kinerja
operasional bangunan dan lingkungan yang prima.
Sedangkan pada saat proses pembangunan berlangsung
harus memperhatikan dan mengutamakan aspek
keamanan dan keselamatan lingkungan kerja sesuai
dengan peraturan perundang-undanagan yang berlaku
serta mencapai hasil yang berkualitas dan dapat
difungsikan dengan baik. Untuk pekerjaan yang
membutuhkan ijin dan uji fungsi supaya dilengkapi dengan
data ijin dan hasil uji fungsi sebelum sarana dan prasarana
tersebut digunakan sebagaimana mestinya.

3
2. Maksud dan Maksud :
Tujuan Maksud Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan
petunjuk bagi Penyedia Jasa Konstruksi Pembangunan
Gedung Penunjang Pelayanan LPFK Surakarta Tahap II
yang memuat masukan, azaz, kriteria,
Persyaratan/Ketentuan, keluaran - keluaran yang memadai
dan yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterprestasikan dalam pelaksanaan tugas.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diharapkan bahwa
Penyedia Jasa dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
penuh tanggung jawab, tepat waktu sesuai jadwal dan
sesuai dengan perencanaan sehingga menghasilkan
bangunan yang berkualitas.

Tujuan :
Tujuan kegiatan ini adalah dapat terlaksananya Gedung
Penunjang Pelayanan LPFK Surakarta sesuai dengan
perencanaan dan dapat mengoptimalkan penggunaan
anggaran yang efisien, tepat sasaran serta hasil optimal
sehingga dapat digunakan sebaik-baiknya.

3. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai pada KAK ini adalah


terealisasinya kegiatan Pembangunan Gedung Penunjang
Pelayanan LPFK Surakarta Tahap II oleh Penyedia Jasa
Konstruksi yang dapat melaksanakan tanggung jawab
dengan biaya yang wajar dengan kualitas atau standar
sesuai dengan yang ditentukan serta komprehensif dan
menyeluruh yang meliputi :
1. Bangunan gedung yang representatif, serta efisien dan
efektif sesuai dengan tujuan dan fungsi bangunan,
2. Pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung yang
memperhatikan pengendalian/ketepatan waktu, hasil
akhir yang berkualiatas sesuai dengan perencanaa dan
tertib administrasi
3. Pembangunan Gedung Penunjang Pelayanan LPFK
Surakarta Tahap II dengan mengacu pada peraturan
Perundang-undangan yang terkait dan masih berlaku.
4. Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung
Penunjang Pelayanan LPFK Surakarta Tahap II harus
mempertimbangkan aspek keamanan dan keselamatan
terhadap tenaga kerja serta bangunan pada saat proses
pelaksaan dan bila terjadi bencana.

4. Lokasi Pekerjaan Lokasi Pekerjaan : Jl. Lingkar Mojosongo, Kampung


Randusari, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota
Surakarta 57127

5. Sumber a. Sumber Dana


Pendanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Penunjang Pelayanan
dan
Perkiraan LPFK Surakarta Tahap II ini dibiayai dari sumber
Biaya pendanaan DIPA APBN No : 024.04.2.035659, tanggal
12 November 2019. Tahun Anggaran 2020

4
b. Perkiraan Biaya
Biaya yang digunakan untuk proses Pembangunan
Gedung Penunjang Pelayanan LPFK Surakarta Tahap II
ini dengan pagu sebesar Rp.9.004.203.000,- (Sembilan
Milyar Empat Juta Dua Ratus Tiga Ribu Rupiah).

6. Nama dan Nama Organisasi yang melaksanakan kegiatan pengadaan


Organisasi Pejabat jasa konstruksi :
Pembuat a. K/L/D/I Kementerian Kesehatan RI
Komitmen
b. Satker/SKPD Loka Pengamanan Fasilitas
Kesehatan (LPFK) Surakarta
c. PPK SUDARTONO, S.Si., MM.

Data Penunjang2

7. Data Dasar a. Nama kegiatan :


Pembangunan dan Renovasi Gedung dan Bangunan
b. Nama pekerjaan :
Pembangunan Gedung Penunjang Pelayanan LPFK
Surakarta Tahap II,
c. Lingkup pekerjaan :
Belanja Modal Gedung dan Bangunan berupa
pekerjaan Pembangunan Gedung Penunjang
Pelayanan LPFK Surakarta Tahap II.
d. Proses Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung
Penunjang Pelayanan LPFK Surakarta Tahap II yang
akan dilaksanakan harus memperhatikan kriteria
umum pembangunan Gedung dengan disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas yang meliputi :
1) Persyaratan Konstruksi Pembangunan Gedung,
2) Persyaratan Analisa Anggaran Biaya Pekerjaan dan
3) Persyaratan K3 Konstruksi.

8. Studi-Studi a. Masterplan Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan


Terdahulu
(LPFK) Surakarta.
b. Dokumen DED Pembangunan Gedung Penunjang
Pelayanan LPFK Surakarta Tahap II.

9. Referensi Hukum Pada Pembangunan Gedung Penunjang Pelayanan LPFK


Surakarta Tahap II ini dalam proses pekerjaannya harus
memenuhi standar ketentuan teknis dan berpedoman pada
peraturan yang berlaku diantaranya :
a. Peraturan dan ketentuan-ketentuan teknis yang
berlaku antara lain :

5
1) Undang-undang Nomor 23/1997 tentang
Lingkungan Hidup.
2) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3) Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Jasa Konstruksi.
4) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung.
5) Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
6) PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan;
7) Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2000 Tentang
Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi.
8) Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
9) Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi.
10) Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang
Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
11) Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2008 Tentang
Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Usaha
Jasa Konstruksi.
12) Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 51
Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan Atas
Penghasilan Dari Jasa Usaha Jasa Konstruksi.
13) Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 28
Tahun 2000 Tentang Usaha dan Peran Masyarakat
Jasa Konstruksi.
14) Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 29
Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi.
15) Peraturan Pemerintah No. 92 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah No.
28 Tahun 2000 Tentang Usaha dan Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi.
16) Peraturan Presiden No. 73 Tahun 2011 Tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
17) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
468/KPTS/1998 tanggal 1 Maret 1998, tentang
persyaratan teknis aksesibilitas pada bangunan

6
umum dan lingkungan.
18) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada
bangunan Gedung dan Lingkungan.
19) Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No.
11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di
Perkotaan;
20) Kepmenkes No. 876/Menkes/SK/VII/2001
tentang Pedoman teknis analisis dampak
kesehatan lingkungan;
21) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Pesyaratan
Teknis Bangunan Gedung;
22) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis
Aksesbilitas dan Fasilitas pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan.
23) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
33/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Sistem Pengendalian Manajemen Penyelenggaraan
Kontrak Jasa Konsultansi.
24) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
34/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Sistem Pengendalian Manajemen (SISDALEMEN)
Penyelenggaraan Kontrak Jasa Konstruksi.
25) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum
Penyusunan RTBL;
26) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
06/PRT/M/2008, Tentang Pedoman Pengawasan
Penyelenggaraan Dan Pelaksanaan Pemeriksaan
Konstruksi.
27) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
09/PER/M/2008 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
28) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
15/PRT/M/2008 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
43/PRT/M/2007, Tentang Standar Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi.
29) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

7
08/PRT/M/2011,Tentang Pembagian Klasifikasi
dan Subklasifikasi Usaha Jasa Konstruksi,
30) Peraturan Mentri Perumahan Rakyat
No.31/PRT/M/2015 Tentang perubahan ketiga
atas peraturan Mentri Pekerjaan Umum
No.7/PRT/M/2015,
31) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
22/PRT/M/2018 tahun 2018 tentang Pedoman
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
32) Peraturan Gubernur Jawa Tengah No.73 tahun
2018, tanggal 21 Agustus 2018 tentang
Standarisasi Biaya Kegiatan, Honorarium, Biaya
Pemeliharaan dan Standarisasi Harga Pengadaan
Barang/Jasa Kebutuhan Pemerintahan Propinsi
Jawa Tengah 2019.
33) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 07/PRT/M/2019 tahun
2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Jasa Konstruksi melalui Penyedia;
34) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 897/KPTS/M/2017
tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga
Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk
Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
35) A.V (Algemens Voowaarden voo de uitvoesing bij
anneming van openbear warken) 1941, yang
disyahkan dengan Surat Pemerintah Hindia
Belanda No. 09 Tanggal 28 mei 1941 dan
Tambahan Lembaran Negara Nomor 1457 (khusus
untuk pasal-pasal yang berlaku).
36) Ketentuan-ketentuan yang diatur diatas sepanjang
masih berlaku dan jika telah dirubah maka
mengacu kepada perubahannya.
37) Peraturan Perundang-Undangan dan Peraturan
Daerah terkait Standar Teknis dan Pedoman Teknis
lainnya yang dianggap perlu.
38) Edaran Dirjen Bina Kontruksi Kementerian PU –
PR tentang Protokol pencegahan covid 19 di
proyek kontruksi
b. Persyaratan kelayakan keamanan dan fungsi
bangunan harus memenuhi syarat :
1) Ketahanan bahan dan bangunan menerima beban
angin, gempa dan beban bangunan itu sendiri.
2) Ketahanan bahan dan bangunan terhadap

8
kelusuhan dan keausan baik oleh aktifitas
manusia maupun karena pengaruh cuaca dan
iklim.
3) Keamanan penggunaan pada waktu terjadi
bencana karena aktifitas manusia ataupun alam.
c. Persyaratan guna yaitu bangunan yang harus dapat
menampung semua kegiatan secara efisien dan terpadu
sesuai fungsi dan peruntukannya dengan aman dan
nyaman.

Ruang Lingkup

10. Ruang Lingkup a. Ruang lingkup kegiatan


Pekerjaan dan
Untuk Pembangunan Gedung Penunjang Pelayanan LPFK
Fasilitas Penunjang
Surakarta Tahap II ini terdiri dari 4 (empat) lantai.
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Penyedia
Jasa dalam proses pelaksanaan pekerjaan diantaranya
adalah :
1. Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen
untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik, baik
dari segi kelengkapan maupun segi kebenarannya.
2. Menyusun/membuat program kerja yang meliputi
struktur organisasi pelaksana kegiatan, jadwal waktu
pelaksanaan, jadwal pengadaan bahan, jadwal
penggunaan tenaga kerja, dan jadwal penggunaan
peralatan berat.
3. Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan
pedoman pelaksanaan.
4. Menyusun gambar pelaksanaan (shop drawing)
untuk pekerjaan yang memerlukannya.
5. Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik di lapangan
sesuai dengan dokumen pelaksanaan diantaranya
meliputi pekerjaan :
a) Pekerjaan Lantai Dasar/Basement,
Berupa Pekerjaan Dinding Beton dan Plat Beton,
Urugan, Pemasangan bata ringan, plafond,
pengecatan Ruang Parkir, Ruang Gudang, Utilitas,
Ruang Lift, ME dan Pekerjaan Finishing Arsitektur
lainnya dengan luasan keseluruhan + 765 m².
b) Pekerjaan Lantai 1 (Satu),
Berupa Pekerjaan penyekatan, plafond,
pengecatan Ruang Kantor, Lobby Hall
(Reception), Ruang Meeting, Ruang
Laboratorium, Library, utilitas, Lift, ME, Toilet,
9
Pantry dan Pekerjaan Finishing Arsitektur lainnya
dengan luasan keseluruhan + 880 m².
c) Pekerjaan Lantai 2 (Dua),
Berupa Pekerjaan penyekatan, plafond dan
Finishing Ruang Kantor, Lobby Hall, Ruang
Kepala, Ruang Meeting, Ruang Operator, utilitas,
ME, Gudang, Toilet, Pantry dan Pekerjaan
Finishing Arsitektur lainnya dengan luasan
keseluruhan + 765 m²;
d) Pekerjaan Lantai 3 (Tiga),
Berupa Pekerjaan Struktur , penyekatan,
pengectan, plafond, Ruang Kantor, Ruang
Kelas/Meeting, Lobby Hall, utilitas, Lift, ME,
Toilet, Pantry dan Pekerjaan Finishing Arsitektur
lainnya dengan luasan keseluruhan + 765 m².
6. Selama dalam proses pelaksanaan pekerjaan
Penyedia Jasa wajib mencari informasi yang
dibutuhkan baik dari pemberi tugas maupun
informasi lainnya yang dianggap perlu. Informasi
tersebut harus diperiksa kebenarannya dan bila
terjadi kesalahan pembangunan sebagai akibat dari
kelalaian/kesalahan informasi maka menjadi
tanggung jawab Pelaksana Konstruksi.
7. Pada saat proses pekerjaan skala prioritas yang
harus dilaksanakan dan diselesaiakan dalam waktu
90 (Sembilan puluh) hari tahap awal/bagian adalah
pekerjaan finishing lantai Basement, lantai 1 dan 2.
Mengingat pada lantai 1 dan 2 akan segera
difungsikan sebagai ruang pelayanan/perkantoran
sedangkan pada Basement difungsikan sebagai
ruang parkir.
8. Untuk Jenis pekerjaan dan Spesifikasi Teknis
mengacu pada Outline Spesifikasi Material Pada
Rencana Kerja Dan Syarat-Syarat (RKS), Gambar
Kerja dan dokemen terkait.
9. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan konstruksi
fisik, melalui rapat-rapat lapangan, laporan harian,
laporan mingguan, laporan bulanan, laporan
kemajuan pekerjaan, laporan persoalan yang timbul
atau dihadapi, dan surat-menyurat.
10. Membuat gambar yang sesuai dengan pelaksanaan
dilapangan (asbuilt drawings) yang selesai sebelum
serah terima pertama, setelah disetujui oleh
penyedia jasa pengawasan konstruksi dan diketahui

10
oleh penyedia jasa perencanaan konstruksi.
11. Melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan yang
terjadi dimasa pemeliharaan konstruksi.
b. Fasilitas penunjang yang disediakan oleh PA/PPK :
11. Kualifikasi Penyedia tidak ada.
Barang dan Jasa
Penyedia Jasa Konstruksi harus memiliki surat izin
untuk menjalankan kegiatan/ Usaha Jasa Konstruksi
(IUJK) dan Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan
kualifikasi usaha Kecil yang masih berlaku dengan
ketentuan harus memiliki bidang usaha sebagai
berikut :
SBU/
SERTIFIKAT
No. JENIS LAINNYA KUALIFIKASI
USAHA

1 Bidang
usaha
Jasa BG Kecil
Pelaksana
Konstruksi

12. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Pembangunan


Pelaksanaan Gedung Penunjang Pelayanan LPFK Surakarta Tahap II
Pekerjaan adalah 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender
dengan masa pemeliharaan 180 (seratus delapan
puluh) hari kalender.

13. Tenaga/Personil Personil yang dibutuhkan :


Kualifikasi
Pendidikan & Sertifikat
Jabatan Jumlah
Pengalaman Kompetensi
No. dalam Personil
Kerja Kerja
pekerjaan (org)
Profesional
(Tahun)
 SKT Pelaksana
Minimal D3, Lapangan
Teknik Pekerjaan
Manager Finishing
Arsitek,
1. Pelaksana/ 1 Bangunan
Pengalaman
Proyek Gedung
Kerja Min.10
Tahun Bertingkat
Tinggi
(TA021)
 SKT
Minimal D3 Pelaksanaan
Teknik Sipil, Bangunan
Manager
2. 1 Pengalaman Gedung/
Teknik
Kerja Min. Pekerjaan
10 Tahun Gedung
(TS 051)
Minimal D3
Program
Studi
Manager
3. 1 Ekonomi,
Keuangan
Pengalaman  Ijazah
Kerja Min.
10 Tahun

11
Minimal D3
Program  Minimal
Minimal studi Teknik, Sertifikat K3
4. 1
Petugas K3 Pengalaman Konstruksi.
Kerja Min. 5
Tahun

Keterangan :
1. Sertifikat Kompetensi Kerja/ ijazah dibuktikan pada
saat rapat persiapan penunjukan penyedia.
2. Pengalaman kerja dilihat dari daftar riwayat hidup
(CV) dan dihitung per tahun tanpa memperhatikan
lamanya pelaksanaan konstruksi (dihitung
berdasarkan Tahun Anggaran).
3. Pengalaman kerja yang tercantum dalam daftar
riwayat hidup (CV) dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya dan bila perlukan dapat dilakukan
pengecekan,
4. Setiap Personel melampirkan Surat pernyataan
kepemilikan sertifikat kompetensi kerja/ijazah
sedangkan yang persyaratan ijazah tetap harus
melampirkan Surat Pernyataan Kepemilikan Ijazah.

14. Spesifikasi Teknis Untuk spesifikasi teknis pada pekerjaan Pembangunan


Pekerjaan Gedung Penunjang Pelayanan LPFK Surakarta Tahap II ini
Konstruksi meliputi :
a. Ketentuan Penggunaan Bahan/Material adalah sebagai
berikut :
1) Bahwa dalam penggunaan bahan pada proses
pekerjaan Pembangunan adalah sebagaimana
terlampir pada RKS yaitu dengan mengutamakan
penggunaan produk dalam negeri dan berstandar
nasional (SNI),
2) Bahan hanya boleh digunakan apabila telah
dilakukan pengujian dan memenuhi Spesifikasi yang
dipersyaratkan,
3) Sebelum memulai pekerjaan terlebih dahulu harus
disiapkan persediaan bahan material, sehingga
setiap saat dibutuhkan selalu tersedia, hal ini
dimaksudkan untuk menjamin keseragaman bahan
serta kesinambungan pekerjaan,
b. Dalam proses pekerjaan penyedia jasa memiliki
kemampuan menyediakan peralatan utama untuk
pelaksanaan pekerjaan, minimal yaitu :
Type/
Jenis Jumlah Status
No Kapasitas
Peralatan (Minimal) Kepemilikan
(Minimal)
1. Generat 80 Kva Milik Sendiri
or set 1 unit / Sewa

12
2. Mobile 10 Ton 1 unit Milik Sendiri
Crane / Sewa
3. Waterpass 2 unit Milik Sendiri
/ Sewa
4. Total 2 unit Milik Sendiri
Station / Sewa
5. Scafolding 2500 set Milik Sendiri
/ Sewa
6. Dump 5 M² 3 unit Milik Sendiri
Truck 5 M3 / Sewa
7. Concrete 5 unit Milik Sendiri
Vibrator / Sewa
8. Bar Bending 2 unit Milik Sendiri
/ Sewa
9. Bar Cutting 2 unit Milik Sendiri
/ Sewa
10. Universal Lift 300 kg 1 unit Milik Sendiri
/ Sewa
11. Welding 250 A 2 unit Milik Sendiri
machine / Sewa
12. Water Pump 3” 1 unit Milik Sendiri
/ Sewa
13. APAR 3.5 kg 3 buah Milik Sendiri
/ Sewa
14. Air 2 unit Milik Sendiri
Compressor / Sewa
15. Tangki Air 3000 ltr 2 buah Milik Sendiri
/ Sewa
16. Mobil Pick 1 unit Milik Sendiri
up / Sewa
17. Concrete 350 liter 1 unit Milik Sendiri
mixer / Sewa
18. Peralatan ls Milik Sendiri
K3 sesuai / Sewa
dengan
peraturan
yang
berlaku
Keterangan :
1) Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan harus dalam
kondisi baik/ laik operasi dan berfungsi dengan
baik;
2) Peralatan harus dilengkapi dengan bukti berupa :
a. Milik sendiri, bukti kepemilikan peralatan,
b. Sewa beli, bukti pembayaran sewa beli,
c. Sewa, surat perjanjian sewa sepanjang masa
pelaksanaan konstruksi,
c. Pekerjaan Utama yang dilaksanakan pada proses
Gedung Penunjang Pelayanan LPFK Surakarta Tahap II
ini meliputi :

Sipil dan Arsitektur


- Pekerjaan Pasangan Dinding, Plesteran dan
Acian
- Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
Keramik
- Pekerjaan Kusen Pintu, Jendela, Partisi

13
- Pekerjaan Plafond dan Rangka Plafond
- Pekerjaan Sanitasi
- Pekerjaan Atap
- Pekerjaan Pengecatan
Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing
- Pekerjaan Instalasi Plumbing
- Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran
- Pekerjaan Instalasi Gas
- Pekerjaan Instalasi Sistem AC
- Pekerjaan Instalasi Elektrikal
- Pekerjaan Instalasi Fire Alarm
- Pekerjaan Instalasi Telepon
- Pekerjaan Instalasi Tata Suara
- Pekerjaan Instalasi Pengolah Data
- Pekerjaan Instalasi CCTV
- Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir

d. Pekerjaan yang disubkontrakkan pada pekerjaan ini


meliputi :
No. Uraian Pekerjaan Keterangan
NIHIL

e. Ketentuan dalam penggunaan tenaga kerja pada saat


proses Gedung Penunjang Pelayanan LPFK Surakarta
Tahap II adalah sebagai berikut :
1) Dimaksimalkan penggunaan tenaga kerja dalam
negeri/lokal;
2) Semua tenaga kerja yang terlibat dalam proyek
Pembangunan wajib diasuransikan oleh Penyedia
Jasa melalui asuransi BPJS Ketenagakerjaan atau
yang sejenisnya.
f. Untuk metode kerja/prosedur pelaksanaan pekerjaan
adalah mengacu pada RKS sebagaimana terlampir.
g. Untuk ketentuan gambar kerja p a d a p r o s e s adalah
mengacu pada dokumen/gambar kerja hasil
perencanaan sebagaimana terlampir
h. Untuk ketentuan perhitungan prestasi hasil pekerjaan
yang akan digunakan sebagai dasar untuk pembayaran
adalah mengacu pada MC (Monthly Certificate)
dengan rincian sebagai berikut :
1) Pada setiap bulannya penyedia jasa wajib
mengajukan sertifikat bulanan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen yang sebelumnya telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan PPHP
disertai dengan lampiran data pendukung.
2) Pembayaran terakhir akan dilakukan sebesar
95% setelah prestasi pekerjaan pembangunn
dinyatakan selesai 100%.
3) Untuk Retensi 5% dan akan diberikan ke
14
penyedia jasa setelah masa pemeliharaan selesai.
i. Ketentuan dalam pembuatan laporan dan dokumentasi
selama proses pekerjaan pembangunan gedung
meliputi :
1) Laporan harian, berisi keterangan tentang:
- Tenaga kerja,
- Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak,
- Alat-alat,
- Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan,
- Waktu pelaksanaan pekerjaan.
2) Laporan mingguan dan bulanan sebagai resume
laporan harian dan Laporan Cuaca;
3) Berita acara kemajuan pekerjaan untuk
pembayaran angsuran;
4) Laporan perubahan pekerjaan tambah kurang;
5) Mengadakan pertemuan di lapangan (site meeting);
6) Gambar rincian pelaksanaan (shop drawing) dan
Time Schedule kontraktor pelaksana;
7) Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as
built drawing);
8) Foto Dokumentasi (0% s/d 100%);
9) Manual pemeliharaan dan perawatan bangunan
gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut
pengoperasian dan perawatan peralatan dan
perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.
10) Dokumentasi dan laporan/risalah hasil rapat.
15. Metode
Pelaksanaan
Kontraktor disarankan menggunakan Building Information
Kegiatan
Modelling (BIM) dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Secara teknis, pekerjaan ini mencakup keseluruhan proses
pembangunan dari persiapan sampai dengan
pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan
dengan masa pemeliharaan seperti yang ditentukan,
mencakup :
a. Pekerjaan Persiapan, lingkup pekerjaan ini meliputi :
 Kontraktor harus membuat rencana jadwal
pelaksanaan pekerjaan.
 Kontraktor harus mengikuti petunjuk ketentuan dan
syarat-syarat bahan yang tercantum dalam RKS ini
dan Berita Acara Rapat Penjelasan.
 Kontraktor harus memahami situasi/lokasi proyek.
 Kontraktor harus menyediakan air dan daya atas
tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini,

15
 Kontraktor harus membuat saluran pembuangan
sementara untuk menjaga agar daerah bangunan
selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang
air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan ke
parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk
Pengawas,
 Kontraktor harus menyediakan perlengkapannya,
los kerja, gudang dan halaman kerja (work yard) di
dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor
harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya
fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan)
yang memadai untuk mandi dan buang air.
 Kontraktor harus menyediakan perlengkapan untuk
Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor/Direksi
Keet beserta seperangkat furniture termasuk kursi-
kursi, meja dan lemari serta harus selalu
membersihkan dan menjaga keamanan kantor
tersebut beserta peralatannya.
 Kontraktor harus menyediakan/memasang
pengaman secukupnya disekeliling konstruksi
bangunan untuk mencegah jatuhnya bahan-bahan
bangunan dari atas yang membahayakan baik
pekerja maupun aktivitas lain disekitar bangunan.
 Kontraktor wajib membuat dan memasang papan
nama proyek di bagian depan halaman proyek
sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi
papan nama tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan
tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk
Pemerintah Daerah setempat.
 Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau
memasang reklame dalam bentuk apapun di
halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari
Pemberi Tugas.
 Kontraktor harus melakukan pembersihan lahan
yaitu :
 Semua penghalang di dalam batas tanah yang
menghalangi jalannya pekerjaan seperti adanya
pepohonan, batu-batuan atau puing-puing
bekas material bangunan harus dibersihkan
serta dipindahkan dari lingkungan bangunan
kecuali barang-barang yang ditentukan harus
dilindungi agar tetap utuh.
 Pelaksanaan pembersihan harus dilakukan
16
dengan sebaik-baiknya dan untuk barang yang
tidak dipergunakan harus diangkut keluar dari
halaman proyek.
b. Pekerjaan Struktur,
Kontraktor harus melakukan pekerjaan kolom,
pekerjaan balok dan pekerjaan pelat lantai seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan
dalam Spesifikasi Teknis.
c. Pekerjaan Kedap Air/Waterproofing.
Meliputi penyediaan bahan dan pemasangan
waterproofing pada permukaan plat beton, tempat
daerah basah (toilet) dan tanki/ground reservoar
penampungan air atau sesuai dengan gambar kerja.
d. Pekerjaan Baja.
Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan,
pengangkutan dan pekerjaan pendukung yang
diperlukan untuk melaksanakan dan membuat
konstruksi baja.
Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan,
fabrikasi dan pemasangan tentang konstruksi baja
untuk rangka atap, penyokong dan sebagainya.
e. Pekerjaan Isolasi Atap.
Semua isolasi bangunan harus dipasang sesuai
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat dan/atau
sesuai Gambar Kerja.
Isolasi bangunan, antara lain harus dipasang pada
tempat-tempat berikut :
1) Semua ruang yang dikondisikan dan/atau ruang
lain seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/MK.
2) Di bawah penutup atap seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
f. Arsitektur dan Interior.
Kontraktor harus melakukan pekerjaan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan
dalam Spesifikasi Teknis.
g. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing.
 Pekerjaan Plumbing :
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup
pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-
gambar perencanaan, dimana bahan dan peralatan
yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada
spesifikasi teknis ini. Bila ternyata terdapat

17
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau
peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan maka merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan tanpa
adanya tambahan biaya. Lingkup pekerjaan yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan sistem Penyediaan dan Distribusi
Air-Bersih (Air Dingin).
2. Pekerjaan Penyaluran Air-kotor dan Air Bekas
dalam bangunan sampai dengan Bak Kontrol
Sewage Pit yang menuju drainase saluran
buang atau pengolahan limbah (IPAL) bila
salurannya tersedia.
4. Pekerjaan talang air hujan sampai Saluran
Luar bangunan.
5. Peralatan bantu dan pendukung lainnya yang
diperlukan untuk kesempurnaan kerja sistem,
meskipun peralatan tersebut tidak disebutkan
secara jelas atau terinci di dalam Gambar
Perencanaan dan Persyaratan Teknis.
6. Testing dan Commissioning seluruh sistem
hingga berjalan dengan baik dan sempurna
sesuai dengan spesifikasi teknis.
 Pekerjaan Air Bersih :
1. Pengadaan dan pemasangan Sistem
Penyediaan Air Bersih secara lengkap sehingga
sistem dapat bekerja dengan baik.
2. Pengadaan dan pemasangan Sistem Pemipaan
Distribusi air bersih dari Roof Tank sampai ke
titik-titik distribusi air bersih sesuai dengan
gambar perencanaan.
3. Pengadaan dan Pemasangan Roof Tank dan
peralatan bantunya.
4. Pengadaan serta pemasangan pompa-pompa
air bersih (Packaged Booster Pump), diafragma
tank, beserta segala instrumennya.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian
peralatan utama, terdiri dari Pompa Air
Bersih, Pressure Tank dan peralatan lainnya.
6. Pengadaan dan pemasangan Panel Daya, Panel
Kontrol beserta pengabelannya.
 Pekerjaan Air Kotor Dalam Bangunan.
Pemipaan air kotor dari sanitary fixtures sampai

18
dengan drainase/saluran buang ke STP Bio Sistem.
 Pekerjaan Talang.
1. Pekerjaan Pengadaan dan pemasangan talang
air hujan (tegak/datar).
2. Pembuatan Instalasi Pipa dari gedung menuju
ke saluran drainase luar bangunan (saluran
air hujan tapak).
 Pekerjaan Hydrant dan Sprinkler.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup
pekerjaan yang di jelaskan baik dalam spesifikasi
teknis ataupun yang tertera dalam gambar-gambar
perencanaan, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada
spesifikasi teknis.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi
bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi teknis yang dipersyaratkan pada pasal
ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa
adanya ketentuan tambahan biaya.
Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
1. Pengadaan dan pemasangan kepala sprinkler,
unit kotak hidran, pillar hidran, tabung fire
extinguisher berikut isinya, dan lainnya secara
lengkap.
2. Pengadaan unit-unit kontrol otomatis secara
lengkap.
3. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi
pemipaan sprinkler dan pipa tegak hidran dari
ruang mesin sampai ke dalam bangunan
berikut peralatan bantunya secara lengkap.
4. Pekerjaan lain yang masih termasuk dalam
pekerjaan ini sesuai dengan Persayaratan
Teknis dan gambar perancangan.
5. Peralatan bantu dan pendukung yang
diperlukan untuk kesempurnaan kerja sistem,
meskipun peralatan tersebut tidak
disebutkan secara jelas atau terinci di dalam
Gambar rancangan dan Persyaratan Teknis.
6. Pekerjaan testing dan comissioning terhadap
seluruh sistem sehingga dapat bekerja dengan
baik sesuai dengan fungsinya.

19
 Pekerjaan Sistem Tata Udara dan Penghawaan.
1. Kontraktor wajib mengadakan, melakukan
pemasangan bahan dan peralatan yang
diperlukan didalam instalasi ini dengan baik
dan rapi, melakukan penyetelan pada bagian
yang memerlukan serta mengadakan
pengujian, baik untuk setiap bagian dari sistem
maupun untuk keseluruhan sistem, guna
mendapatkan suatu operasi dari sistem secara
sempurna dan memuaskan.
2. Kontraktor wajib melengkapi seluruh bagian
dari sistem sehingga secara keseluruhan
merupakan sistem yang lengkap dan dapat
berfungsi dengan baik.
3. Kontraktor wajib menyatakan kekurangan dan
atau ketidakjelasan dan atau kesalahan yang
terdapat didalam dokumen pelelangan pada
saat Rapat Penjelasan Pelelangan.
4. Penawaran yang diajukan oleh Kontraktor
dinilai berlaku untuk seluruh sistem yang
dikehendaki tanpa adanya kekurangan dalam
bentuk apapun juga.
 Pekerjaan Listrik.
1. Kontraktor wajib mengadakan, melakukan
pemasangan bahan dan peralatan yang
diperlukan didalam instalasi ini dengan baik
dan rapi, melakukan penyetelan pada bagian
yang memerlukan serta mengadakan
pengujian, baik untuk setiap bagian dari sistem
maupun untuk keseluruhan sistem, guna
mendapatkan suatu operasi dari sistem secara
sempurna dan memuaskan.
2. Kontraktor wajib melengkapi seluruh bagian
dari sistem sehingga secara keseluruhan
merupakan sistem yang lengkap dan dapat
berfungsi dengan baik.
3. Kontraktor wajib menyatakan kekurangan dan
atau ketidak jelasan dan atau kesalahan yang
terdapat didalam dokumen pelelangan pada
saat rapat penjelasan pelelangan.
4. Penawaran yang diajukan oleh Kontraktor
dinilai berlaku seluruh sistem yang
dikehendaki tanpa adanya kekurangan dalam
bentuk apapun juga.

20
 Pekerjaan Tanda Bahaya Kebakaran (Fire Alarm).
1. Kontraktor wajib mengadakan, melaksanakan
pemasangan bahan bahan dan peralatan yang
diperlukan didalam sistem instalasi ini secara
baik dan melakukan penyetelan pada bagian
bagian yang memerlukan serta mengadakan
pengujian, baik untuk setiap sistem maupun
untuk keseluruhan sistem, guna mendapatkan
suatu operasi dari sistem secara sempurna dan
memuaskan.
2. Kontraktor diwajibkan melaksanakan seluruh
lingkup pekerjaan yang diuraikan dalam
dokumen ini untuk setiap jenis pekerjaan
dengan baik.
3. Kontraktor wajib melengkapi seluruh bagian
dari sistem sehingga secara keseluruhan
merupakan sistem yang lengkap dan dapat
berfungsi dengan baik.
4. Kontraktor wajib menyatakan kekurangan dan
atau ketidak jelasan dan atau kesalahan yang
terdapat didalam dokumen pelelangan pada
saat Rapat Penjelasan Pelelangan.
5. Penawaran yang diajukan oleh Kontraktor
dinilai berlaku untuk seluruh sistem yang
dikehendaki tanpa adanya kekurangan dalam
bentuk apapun juga.
 Pekerjaan Telekomunikasi dan Data Internet.
1. Kontraktor wajib mengadakan, melakukan
pemasangan bahan dan peralatan yang
diperlukan didalam instalasi ini dengan baik
dan rapi, melakukan penyetelan pada bagian
yang memerlukan serta mengadakan
pengujian, baik untuk setiap bagian dari sistem
maupun untuk keseluruhan sistem, guna
mendapatkan suatu operasi dari sistem secara
sempurna dan memuaskan.
2. Kontraktor wajib melengkapi seluruh bagian
dari sistem sehingga secara keseluruhan
merupakan sistem yang lengkap dan dapat
berfungsi dengan baik.
3. Kontraktor wajib menyatakan kekurangan dan
atau ketidakjelasan dan atau kesalahan yang
terdapat didalam dokumen pelelangan pada
saat Rapat Penjelasan Pelelangan.

21
4. Penawaran yang diajukan oleh Kontraktor
dinilai berlaku untuk seluruh sistem yang
dikehendaki tanpa adanya kekurangan dalam
bentuk apapun juga.
 Pekerjaan Tata Suara.
1. Kontraktor wajib mengadakan, melakukan
pemasangan bahan dan peralatan yang
diperlukan didalam instalasi ini dengan baik
dan rapi, melakukan penyetelan pada bagian
yang memerlukan serta mengadakan
pengujian, baik untuk setiap bagian dari
sistem maupun untuk keseluruhan sistem,
guna mendapatkan suatu operasi dari sistem
secara sempurna dan memuaskan.
2. Kontraktor wajib melengkapi seluruh bagian
dari sistem sehingga secara keseluruhan
merupakan sistem yang lengkap dan dapat
berfungsi dengan baik.
3. Kontraktor wajib menyatakan kekurangan dan
atau ketidak-jelasan dan atau kesalahan
yang terdapat didalam dokumen pelelangan
pada saat Rapat Penjelasan Pelelangan.
4. Penawaran yang diajukan oleh Kontraktor
dinilai berlaku untuk seluruh sistem yang
dikehendaki tanpa adanya kekurangan dalam
bentuk apapun juga.
 Pekerjaan CCTV.
1. Kontraktor wajib mengadakan, melakukan
pemasangan bahan dan peralatan yang
diperlukan didalam instalasi ini dengan baik
dan rapi, melakukan penyetelan pada bagian
yang memerlukan serta mengadakan
pengujian, baik untuk setiap bagian dari
sistem maupun untuk keseluruhan sistem,
guna mendapatkan suatu operasi dari sistem
secara sempurna dan memuaskan.
2. Kontraktor wajib melengkapi seluruh bagian
dari sistem sehingga secara keseluruhan
merupakan sistem yang lengkap dan dapat
berfungsi dengan baik.
3. Kontraktor wajib menyatakan kekurangan dan
atau ketidak-jelasan dan atau kesalahan
yang terdapat didalam dokumen pelelangan
pada saat Rapat Penjelasan Pelelangan.

22
4. Penawaran yang diajukan oleh Kontraktor
dinilai berlaku untuk seluruh sistem yang
dikehendaki tanpa adanya kekurangan dalam
bentuk apapun juga.
16. Rencana
Keselamatan Penyedia Jasa menyampaikan pakta komitmen dan
Konstruksi (RKK): penjelasan manajemen risiko serta penjelasan rencana
tindakan sesuai tabel jenis pekerjaan dan identifikasi
bahaya berikut ini :
Jenis/ Tipe
No. Identifikasi Bahaya
Pekerjaan
1 Pekerjaan Tertimpa Alat Pancang
Pondasi Terperosok Galian Pondasi
Tertimpa Tiang Pancang
2 Pekerjaan Terjatuh dari ketinggian
Beton Struktur Tertimpa alat atau material yang terjatuh
Tertimpa/ Tertimbun Material Beton Ready
Mix/ Besi / kayu/ Scafolding
3 Pekerjaan Terjatuh dari ketinggian
Baja Profil Tertimpa alat atau material yang terjatuh
Terbakar akibat alat las
Iritasi pada kulit, mata atau saluran
pernafasan dari alat las
4 Pekerjaan Tertimpa Bata
Pasangan Iritasi pada kulit, mata atau saluran
Dinding Bata, pernafasan
Plesteran dan
Acian
5 Pekerjaan Terluka akibat peralatan bor dan gergaji
Kusen Pintu Terjatuh dari ketinggian.
Jendela dan
ACP
6 Pengecatan Menghirup uap cat
Iritasi pada kulit, mata atau saluran
pernafasan
7 Pekerjaan Tersengat aliran listrik
Elektrikal Terluka akibat kabel atau alat bantu
Terbakar akibat konsleting
8 Pekerjaan Tergores/Luka akibat tertimpa bahan atau
Mekanikal & alat sanitari
Plumbing Terbakar akibat alat las pipa hydrant
9 Pekerjaan Gas Tersengat api pada saat pengelasan pipa
instalasi.
Terbakar akibat kebocoran pipa gas.
Iritasi pada kulit, mata atau saluran
pernafasan dari alat las
10 Pekerjaan Air Tersengat api pada saat pengelasan pipa
Conditioning instalasi.
(AC) Terbakar akibat alat las.

Untuk Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3


Konstruksi (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) maka
Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaksanakan kaedah-
kaedah keselamatan kerja sesuai standar yang berlaku dan
Penyedia Jasa berkewajiban untuk mempresentasikan dan
menyerahkan RKK pada saat rapat persiapan pelaksanaan
Kontrak.

17. Uji mutu / teknis /


fungsi Untuk mendapatkan kualitas bahan dan bangunan sesuai
yang diharapkan maka Penyedia Jasa wajib melakukan
Pengujian sebagaimana diatur dalam dokumen pengadaan.
23
Berikut bahan atau hasil pekerjaan yang harus dilakukan
pengujian :
1. Beton.
2. Besi.
3. Tata Udara.
4. Penangkal Petir.
5. Gas Medis.
6. Fire Alarm.
7. Sound System.
8. Sprinkler dan Hydrant.
9. CCTV.
10. Telepon dan Data.
Dibuktikan dengan surat pernyataaan kesanggupan
melakukan pengujian sebagaimana tersebut di atas.
18. Keluaran / Produk
yang Dihasilkan a. Keluaran yang dihasilkan dalam proses pekerjaan
Pembangunan Gedung Penunjang Pelayanan LPFK
Surakarta Tahap II ini adalah berupa bangunan gedung
yang siap pakai untuk pelayanan Laboratorium
Pengujian/Kalibrasi Alat Kesehatan dan perkantoran
yang secara umum memenuhi standar kualitas aman,
nyaman bagi pengguna dan efektif, efisien, serta ramah
terhadap lingkungan (Green Building) dan dapat
berfungsi secara optimal sesuai dengan dokumen
untuk pelaksanaan konstruksi.
b. Dokumen hasil pelaksanaan konstruksi meliputi :
1) Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan
(as-build drawings).
2) Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat
pelaksanaan konstruksi fisik.
3) Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik dengan
pelaksana konstruksi, pekerjaan pengawasan oleh
pengawas pekerjaan, beserta segala perubahan/
addendumnya.
4) Laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat
selama pelaksanaan konstruksi fisik oleh pelaksana
konstruksi, serta laporan akhir pengawasan dan
laporan akhir pengawasan berkala oleh pelaksana
pengawasan.
5) Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan
tambah/kurang, serah terima I dan II, pemeriksaan
pekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan konstruksi fisik.
6) Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap

24
19. Tanggung Jawab tahapan kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik.
Pelaksana
Konstruksi a. Pelaksana konstruksi bertanggung jawab secara
profesional atas jasa pelaksanaan konstruksi yang
dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi
yang berlaku.
b. Secara umum tanggung jawab pelaksana konstruksi
adalah sebagai berikut :
1) Hasil karya pembangunan yang dihasilkan harus
memenuhi persyaratan standar yang berlaku.
2) Hasil karya pembangunan yang dihasilkan harus
telah mengakomodasi batasan-batasan yang telah
diberikan oleh proyek, termasuk melalui KAK ini,
seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian
pekerjaan dan mutu bangunan yang diwujudkan.
3) Hasil karya Pembangunan Gedung Penunjang
Pelayanan LPFK Surakarta Tahap II harus
memenuhi peraturan, standar dan pedoman teknis
20. Pedoman konstruksi bangunan gedung yang berlaku.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data lapangan harus diperoleh dari sumber
Lapangan
yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan, seperti
pengukuran lapangan, dan Instansi lain yang terkait, hasil
pengujian bahan dll.
21. Alih Pengetahuan

Pelaksana Konstruksi berkewajiban untuk


menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam
rangka alih pengetahuan kepada personil proyek/satuan
kerja Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan Pengawas
yang bersangkutan.

25
26
JDIH Kementerian PUPR

Anda mungkin juga menyukai