Anda di halaman 1dari 4

2.

3 Klasifikasi Trauma
Sistem klasifikasi yang saat ini digunakan secara umum adalah berdasarkan Application
of International Classification of Diseases to Dentristry and Stomatology dari World Health
Organization (WHO) dan dimodifikasi oleh Andreasen. Klasifikasi ini dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan trauma gigi dan jaringan pendukungnya dan dapat digunakan baik pada gigi
sulung maupun gigi permanen. Klasifikasi ini terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:25

2.3.1 Kerusakan pada Jaringan Keras Gigi dan Pulpa


Kerusakan pada jaringan keras gigi dan pulpa terdiri atas 7 bagian, yaitu25-27:
a). Retak mahkota (email infraction) yaitu fraktur tidak sempurna atau
keretakan pada email tanpa kehilangan struktur gigi.
b). Fraktur email (email fracture/ uncomplicated crown fracture), yaitu
fraktur pada bagian email gigi tanpa melibatkan bagian dentin maupun pulpa gigi.
c). Fraktur email dentin (uncomplicated crown fracture), yaitu fraktur pada
bagian email dan dentin gigi tanpa melibatkan pulpa.
d). Fraktur mahkota yang kompleks (complicated crown fracture), yaitu
fraktur pada email dan dentin gigi yang telah melibatkan pulpa.
e). Fraktur mahkota yang akar yang tidak kompleks (uncomplicated crown root fracture),
yaitu fraktur pada email, dentin, dan sementum tanpa melibatkan pulpa.

f). Fraktur mahkota akar yang kompleks (complicated crown root fracture),
yaitu fraktur pada email, dentin dan sementum yang telah melibatkan pulpa.
g). fraktur akar (root fracture), yaitu fraktur yang melibatkan dentin,
sementum dan melibatkan pulpa.
Gambar 1. Kerusakan pada jaringan keras gigi dan pulpa

2.3.2 Kerusakan pada Jaringan Pendukung


Kerusakan pada Jaringan Pendukung terbagi atas 8 bagian, yaitu25,27:
a). Kominusi soket alveolar rahang atas yaitu hancur dan pemampatan yang
terjadi pada soket alveolar rahang atas, terjadi pada trauma intrusi dan luksasi lateral.
b). Kominusi soket alveolar rahang bawah yaitu hancur dan pemampatan yang terjadi
pada soket alveolar rahang bawah, terjadi pada trauma intrusi dan luksasi lateral.

c). Fraktur dinding soket alveolar rahang atas yaitu fraktur pada bagian labial
atau palatal dinding soket tulang alveolar rahang atas.
d). Fraktur dinding soket alveolar rahang bawah yaitu fraktur pada bagian
labial atau lingual dinding soket tulang alveolar rahang bawah.
e). Fraktur prosesus alveolaris rahang atas, yaitu fraktur pada prosesus
alveolaris rahang atas, dengan atau tanpa melibatkan soket gigi.
f). Fraktur prosesus alveolaris rahang bawah, yaitu fraktur pada prosesus
alveolaris rahang bawah, dengan atau tanpa melibatkan soket gigi.
g). Fraktur rahang atas, yaitu fraktur pada tulang maksila dengan atau tanpa
melibatkan soket gigi.
h). Fraktur rahang bawah, yaitu fraktur pada tulang mandibula dengan atau
tanpa melibatkan soket gigi.

2.3.3 Kerusakan pada Jaringan Periodontal


Kerusakan pada jaringan periodontal terbagi menjadi 6 bagian, yaitu20,25,27:
a). Konkusio yaitu trauma terhadap jaringan pendukung gigi yang menyebabkan gigi
menjadi lebih sensitif terhadap tekanan dan perkusi tanpa adanya kegoyangan atau perubahan
posisi gigi.

b). Subluksasi yaitu trauma terhadap jaringan pendukung gigi yang


menyebabkan terjadinya kegoyangan tanpa disertai perubahan posisi gigi.
c). Luksasi yaitu perubahan posisi gigi dalam arah lateral, palatal, lingual maupun labial
dan menyebabkan kerusakan pada ligamen periodontal dan kontusi atau fraktur pada soket
alveolar gigi tersebut.

d). Luksasi ekstrusi, yaitu terlepasnya sebagian gigi dari soketnya yang menyebabkan
kerusakan pada jaringan periodontal. Luksasi ekstrusi disebut juga avulsi parsial.
e). Luksasi intrusi yaitu masuknya gigi ke dalam soket tulang alveolar yang menekan
ligamen periodontal dan umumnya menyebabkan fraktur pada soket tulang alveolar.

f). Avulsi, yaitu terlepasnya gigi secara keseluruhan dari soketnya. Pada kondisi ini,
ligamen periodontal terputus dan dapat disertai dengan fraktur pada tulang alveolar.

Gambar 2. Kerusakan pada jaringan periodontal28


2.3.4 Kerusakan pada Gingiva atau Jaringan Lunak Rongga Mulut
Kerusakan pada gingiva atau jaringan lunak rongga mulut terbagi atas 3 bagian,
20,25,27
yaitu :

a). Laserasi adalah luka pada bagian mukosa berupa robeknya jaringan epitel
dan subepitel.
b). Kontusio yaitu luka memar tanpa disertai robeknya jaringan mukosa dan
biasanya menyebabkan perdarahan submukosa.
c). Luka abrasi yaitu luka superfisial yang disebabkan oleh gesekan atau
goresan pada permukaan mukosa.

Anda mungkin juga menyukai