Topik:
(Karakteristik Pertanian Indonesia, Kelembagaan Dalam Pertanian,
Sistem Pertanian Berkelanjutan Dan Strategi Dan Kebijakan
Pembangunan Agribisnis)
OLEH:
GEDE MEKSE KORRI ARISENA
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hayang Widhi Wasa karena dengan
rahmat dan karunia, penulis dapat menyelesaikan Diktat Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pertanian,
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada semua penulis
yang tulisannya menjadi bahan acuan kami untuk memperkaya khasanah ilimu di dalam
penulisan Diktat ini.
Diktat ini dibuat tidak untuk di perjual belikan, tetapi diharapkan mampu menambah
pengetanuan tentang ilmu pertanian di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Kami sangat berharap Diktat ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai ilmu pertanian.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Diktat ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan Diktat yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga Diktat sederhana ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
ii
CURRICULUM VITAE
Dr. Gede Mekse Korri Arisena,SP.,M.Agb, lahir di Denpasar pada tanggal 11 Maret 1985,
anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan suami istri Drs. Gede Suarjana M.si dan Ir.
Made Susiawati.
Pada tahun 1996 menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 6 Ubung dan SLTPN
10 Denpasar pada tahun 1999. Pada tahun 2002 lulus dari SMUN 1 Kuta dan melanjutkan studi
di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Udayana dan berhasil
meraih gelar Sarjana tahun 2006. Berhasil meraih gelar Magister Agribisnis pada tahun 2009 dan
di tahun yang sama melanjutkan pendidikan pada Program Doktor Ekonomi Pertanian
Universitas Brawijaya.
Tahun 2014 diterima sebagai CPNS dosen di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Udayana dan di tahun yang sama menikah dengan Putu Eka Pujawati SE,MM dan
dikaruniai seorang anak pada maret 2015 yang bernama Putu Hira Adara Korri.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL.................................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................ii
CURRICULUM VITAE..............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................iv
BAB I. KARAKTERISTIK PERTANIAN INDONESIA..................................................................1
BAB II. KELEMBAGAAN DALAM PERTANIAN........................................................................10
BAB III. SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN...................................................................21
BAB IV. STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN AGRIBISNIS….. 36
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................64
LAMPIRAN....................................................................................................................................................65
iv
PENDAHULUAN
A. Lata Belakang
menciptakan surplus ekonomi melalui sediaan tenagakerja dan formasi kapital yang
usahatani hakekatnya merupakan proses produksi di mana input alamiah berupa lahan
dan unsur hara yang terkandung di dalamnya, sinar matahari serta faktor klimatologis
(suhu, kelembaban udara, curah hujan, topografi dsb) berinteraksi melalui proses
tumbuh kembang tanaman dan ternak untuk menghasilkan output primer yaitu bahan
pangan dan serat alam. Ada beberapa jenis pertanian berdasarkan perkembangannya
yaitu:
atau mengumpulkan hasil alam tanpa upaya reproduksi. Pertanian semacam ini
2. Jenis pertanian kedua adalah pertanian generatif yaitu corak pertanian yang
mengolah tanah.
B. RUMUS PEMASALAHAN
masalah baik yang berkaitan dengan proses produksi dan pemasaran hasil pertanian
bagian hidup dari petani dan keluarganya. Mereka yang telah terlibat pada usahatani
secara turun temurun bahkan menganggap bertani sebagai way of life (jalan hidup),
sehingga usahatani tidak hanya penting dari aspek ekonomi namun sekaligus
mencakup aspek sosial, budaya, tradisi serta ritual keagamaan. Salah satu masalah
penting yang selalu dialami oleh petani adalah lebarnya jarak waktu antara
pengeluaran biaya produksi dengan penerimaan pendapatan. Hal ini dikenal dengan
istilah gestation period (Mubyarto, 1979). Petani padi misalnya harus menunggu
lebih kurang 3-4 bulan untuk dapat menjual hasil panennya. Petani pekebun bahkan
4
harus menunggu lebih lama untuk dapat menikmati hasil panennya. Gestation period
juga dikenal di sektor peternakan dan perikanan darat, namun tidak berlaku pada
yaitu bahwa pendapatan petani diperoleh hanya pada musim panen sementara
pengeluaran rutin petani harus dilakukan setiap hari. Belum lagi bila petani
menanggung pengeluaran yang sifatnya mendadak atau mendesak seperti bila ada
anggota keluarga yang sakit, anak harus membayar uang sekolah dan sebagainya.
Lebih jauh dampak gestation period dapat diamati pada perilaku petani. Salah satu
kecenderungan yang tampak nyata adalah kebiasaan petani untuk berbelanja produk-
produk non pertanian yang sifatnya konsumtif pada saat panen, seperti radio, televisi,
sepeda atau motor serta perhiasan emas yang kemudian pada saat paceklik atau ada
kebutuhan lain yang mendesak dijual kembali dengan harga murah. Selain itu
gestation period menyuburkan praktek ijon di kalangan petani. Petani gurem dengan
kepemilikan modal yang kecil tak mampu menutup biaya hidup dari hasil usahatani
yang masa panennya harus ditunggu cukup lama. Itulah sebabnya jika ada kebutuhan
yang sangat mendesak mereka terpaksa harus menjual tanaman yang diusahakannya
sebelum panen tiba dengan harga yang sangat murah kepada pengijon.
yang kecil, petani mengalami kendala yang cukup besar untuk memodali
usahataninya. Kendala ini muncul antara lain karena earning capacity sektor
pertanian yang rendah. Fluktuasi harga produk pertanian yang tajam: sangat rendah
PEMBAHASAN
maupun informal, yang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu
baik dalam kegiatan rutin sehari-hari maupun usahanya untuk mencapai tujuan
tertentu. Lembaga-lembaga dalam masyarakat desa ada yang bersifat asli berasal dari
adat kebiasaan yang turun temurun tetapi ada pula yang diciptaan baik dari dalam
misalnya pemilikan tanah, jual beli dan sewa menyewa tanah, bagi hasil, gotong
royong, koperasi, arisan dll. Lembaga-lembaga ini mempunyai peranan tertentu yang
tetapi timbul juga lembaga-lembaga baru yang sesuai dengan iklim pembangunan
pertanian dan pedesaan. Suatu lembaga yang hidup sekarang, ada yang merupakan
suautu lembaga baru, tetapi mungkin suatu lembaga yang sudah mengalami
diubah menjadi bagi hasil atau sistim penyakapan, pinjam meminjam uang di bawah
tangan dilembagakan dalam bentuk Badan Kredit Desa (BKD) dan organisasi baru
dapat dibentuk untuk melancarkan usaha tertentu. Sebagai contoh : Bimas merupakan
lembaga yang dibentuk untuk mencapai tujuan meningkatkan produksi padi dan
10
pendapatan petani secara masal pada tahun 1963 dan selanjtnya mengalami
B. ASPEK KELEMBAGAAN
kelembagaan sangat penting bukan saja dilihat dari segi ekonomi pertanian secara
syarat pokok yang diperlukan agar struktur pembangunan pedesaan dapat dikatakan
maju. Menurut Mosher, ada tiga diantara lima syarat pokok yang harus dikategorikan
sebagai aspek kelembagaan dalam Struktur Pedesaan Maju. Tiga syarat pokok
a. Pasar
Hal ini penting bagi petani untuk dapat membeli kebutuhan faktor produk
tempat petani menjual hasil pertaniannya dan bahkan juga sekaligus tempat
b. Pelayanan Penyuluhan
Kelembagaan ini penting bagi petani untuk mengetrapkan teknologi baru yang
ingin dicobanya.
c. Perkreditan
11
Lembaga ini harus dapat terjangkau oleh petani, bukan saja tersedia pada
sekitarnya.Letak pasar yang jauh degan sentra produksi merupakan tugas bagi
Koperasi Unit Desa (KUD), yaitu suatu lembaga perekonomian yang tugasnya
dibutuhkan petani.
tani (termasuk pasca panen dan analisa usaha tani) para anggotanya dengan
penerapan rekomendasi yang tepat dan memanfaatkan sumber daya alam secara
optimal.
dengan KUD.
kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas usaha tani nelayan para
anggota kelompok.
Untuk menjamin agar kelompok tani mampu menerapkan Sapta Usaha dan
atau Asta Usaha Intensifikasi secara penuh, mampu memecahkan masalah yang
kepada hasil kesepakatan musyawarah kelompok tani di tingkat USI dan kepada
18
c. Peningkatan kemampuan mengurus kegiatan usaha tani baik di lahan sawah
maupun di lahan usaha tani lainnya serta mengusahakan kerja sama usaha tani
sehamparan.
Keterpaduan kelompok tani dengan KUD merupakan hal yang strategis yang
perlu didorong, agar dapat terwujud kelompok tani tangguh dan KUD mandiri.
a. RDKK yang disusun kelompok tani merupakan rencana pelayanan KUD dan
19
c. Kegiatan tabungan kelompok dan simpan pinjam di kelompok dikembangkan
pertanian yang tidak merusak, tidak mengubah, serasi, selaras, dan seimbang dengan
lingkungan atau pertanian yang patuh dan tunduk pada kaidah-kaidah alamiah. Upaya
manusia yang mengingkari kaidah-kaidah ekosistem dalam jangka pendek mungkin mampu
memacu produktivitas lahan dan hasil. Namun, dalam jangka panjang biasanya hanya akan
berakhir dengan kehancuran lingkungan. Kita yakin betul bahwa hukum alam adalah kuasa
tuhan. Manusia sebagai umat-Nya hanya berwenang menikmati dan berkewajiban menjaga
serta melestarikannya.
HISTORI
Sekitar pertengahan tahun tujuh puluhan dunia diguncang dua krisis, yaitu
krisis energy dan krisis lingkungan. Saat itu, permintaan dunia akan minyak bumi dan
derivatnya cenderung meningkat. Di sisi lain, pasokan dan cadangan minyak bumi
Akibatnya, terjadi inflasi yang cukup tinggi (high inflation), terutama di negara-
negara industry. Sebaliknya, di negra penghasil minyak bumi terjadi booming oil dan
Pada saat yang bersamaan dunia juga dilanda krisis lingungan yang
kendaraan bermotor, mesin-mesin industry berat, dan sebagainya. Polusi udara dan
industri di seluruh dunia. Sektor agroindustry juga mulai kebanjiran pupuk kimia,
21
obat-obatan pemberantas hama dan penyakit, serta mesin-mesin pertanian berbahan
bakar solar. Ternyata masuknya energi dari luar ekosistem memberikan dampak
manusia.
pestisida, dan bahan kimia lainnya. Arus pemikiran utama dan asumsi yang
berkembang pada saat itu adalah bahwa bahan-bahan kimia dan mesin-mesin
pertanian akan mampu menaikkan produktivitas pertanian secara signifikan, dan pada
gilirannya akan menghasilkan keuntungan agrobisnis yang cukup besar; namun tidak
pertanian dipacu untuk menghasilkan bahan baku bagi agroindustry dan bahan
kebutuhan pangan.
pertanian. Pada sekitar tahun 1930-an di Amerika Serikat muncul konsep pertanian
lingkungan (eco agriculture) sebagai solusi atas kemunduran produktivitas lahan dan
bagian. Kemudia pada awal tahun 1940-an mulai terdapat keseimbangan antara
penggunaan teknologi kimia dan biologi, memalui konsep pengendalian hayati hama
22
Namun demikian, setelah tahun 1950-an atau setelah Perang Dunia II
meningkat lagi dan mencapai puncaknya pada tahun 1970-an, saat terjadi krisis
energy dunia. Pada periode setelah Perang Dunia II, masing-masing negara tidak lagi
intersifikasi usaha tani, khususnya padi sebagai makanan pokok, dengan mendorong
pemakaian benih varietas unggul (high variety yield), pupuk kimia, dan obat-obatan
pemberantas hama dan penyakit. Kebijakan pemerintah saat itu memang secara jelas
merekomendasikan penggunaan energy luar, yang dikenal dengan paket Panca Usaha
Tani yang salah satunya menganjurkan pemakaian pupuk kimia dan pestisida.
Kebijakan ini juga didukung dengan pemberian sumsidi harga pupuk dan obat-
obatan, sehingga sangat terjangkau oleh petani-petani kecil. Pupuk kimia dan
pestisida sangat diyakini sebagai jaminan keberhasilan produk usaha tani, sehingga
harganya disubsidi sampai 80% oleh pemerintah. Sistem penyalurannya pun diatur
dengan sangat rapih dari pusat (lini I) hingga darah-daerah (lini IV). Prosedurya
diatur dengan jadwal yang ketat tanpa memperhitungkan ada atau tidaknya hama,
23
sehingga istilah usaha “mencegah” dan “melindungi” tanaman dari serangan hama
atau penyakit dipahami secara keliru. Pemerintah memiliki ambisi yang besar dan
political will yang kuat untuk mengukir prestasi pembangunan pertanian, khususnya
padanan istilah agroekosistem pertama kali dipakai skitar awal tahun 1980-an oleh
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, serat, dan kayu untuk memenuhi
jawaban dari kegamangan dampak green revolution yang antara lain ditenggarai oleh
seeds), namun ternyata juga memiliki sisi buruk atau eksternalitas negative, misalnya
erosi tanah yang berat, punahnya keanekaragaman hayati, pencemaran air, bahaya
bukan sesuatu yang baru. King (1911) op.cit Zamora (1995) menuliskan bahwa
teknik usaha tani dengan metode organic atau pertanian permanen (organic farming)
24
yang mengintregasikan pengelolaan kesuburan tanah dengan system ekologi telah
dilakukan oleh para para petani di daratan Cina, Jepang, dan Korea sekitar empat
abad yang lalu. Dengan Demikian, isu paradigm pertanian yang berkembang
memaksa para pakar pertanian dan lingkungan berpikir keras dan mencoba
merumuskan kembali system pertanian organic yang ramah lingkungan atau back to
basic ata tepatnya back to nature. Jadi, system pertanian berkelanjutan sebenarnya
abad ke-21 ini. Bila dicermati, fenomena ini merupakan suatu keteraturan siklus
Merujuk pada teori siklus sosial, setiap entitas social (mislanya masyarakat
menurut suatu pola tetap yang berulang dengan interval waktu yang relative tetap.
Pola perulangan itu mirip dengan teori product life cycle dalam ilmu pemasaran.
Dalambudya Jawa juga terdapat keyakinan adanya siklus nasib seseorang sepanjang
kehidupannya, yang dikenal dengan istilah cakra manggilingan. Satu siklus terbagi
dalam empat era, yaitu era bangkit atau lahir, tumbuh, dewasa, dan uzur. Siklus
teknologi yang diadopsi oleh suatu masyarakat manusai turut menentukan semangat,
corak, sifat, struktur, serta proses ekonomi; sosial, politik, dan budaya. Atas dasar
25
sudut pandang ini, Alvin Toffler membagi sejarah evolusi kultur masyarakat manusia
ke dalam empat gelombang kultur atau budaya, yaitu gelombang budaya pertanian,
dan sebagainya. Sementara, negara-negara selatan masih berada dalam masa transisi
26
mendefinisikan paradigma pembangunan berkelanjutan (suitanable development).
Peristiwa kedua adalah Konferensi Dunia di Rio de Janeiro pada tahun 1992, yang
Agriculture and Rural Development (SARD) yang membawa pesan moral kepada
arti yang luas (pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan
pertanian.
semakin meningkat, sejalan dengan tuntutan era globalisasi dan perdagangan bebas.
Hal ini terutama sekali dirasakan di negara-negara maju, misalnya Amerika dan
27
pertanian organic. IFOAM sudah beranggotakan 80 organisasi yang tersebar di 30
negara. Salah satu anggota, yaitu California Certified Organic Farmers (CCOF),
memiliki lokasi paling luas di dunia, dalam lima tahun terakhir berkembang 25% per
tahun dan terus melakukan sertifikasi produk organic mulai tahun 1988 sampai
tampak masih terpuruk dan berkutat dengan dampak negatif green revolution. Lahan-
lahan sawah di Pulau Jawa sebagai sentra produksi padi menunjukkan indikasi kuat
pelandaian produktivitas karena pemakaian pupuk kimia dan obat-obatan yang sudah
secara berleihan dan tidak rasional. Namun, kelanjutan program ini kurang terjamin
dan tidak didukung dengan kebijakan nasinal lain yang lebih progresif dan serius,
berkelanjutan.
kehidupan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan paling tidak tujuh macam
28
memerdekakan petani, menjaga stabilitas lingkungan (aman, bersih, seimbang,
informasi yang berkaitan dengan pertanian yang mampu mendukung usaha tani yang
dilakukan. Misalnya: informasi harga pasar, teknologi baru, dan peluang bisnis.
29
Petani juga harus mau belajar dari pengalaman nyata, baik melalui para petugas
lapangan maupun atas inisiatif magang, melakukan studi banding, atau mengikuti
pendidikan non formal pada pelaku sistem pertanian berdasar kemandirian petani
dalam melakukan usaha tani. Jiwa demokrasi (dari – oleh – untuk) dan kebebasan
petani dalam melakukan usaha tani akan lebih mewarnai interaksi ekonomi maupun
lingkungan
4. meningkatkan produktivitas
penignkatan produksi pertanian, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas, dengan
yang dimaksud adalah pembangunan pertanian dalam arti luas atau komprehensif,
30
kehutanan, peternakan, perikanan, dan kelautan. Pembangunan pertanian harus
dilakukan secara seimbang dan disesuaikan dengan daya dukung ekosistem sehingga
rungan positifyang Inendorong sistem budi daya pertanian harus berkelanjutan, yaitu
Denmark dan Jerman, jumlah petani organik meningkat sangat pesat. Demikian juga
di Swedia; dalam kurun waktu empat tahun luas pertanian organik meningkat hampir
300%. Data pertumbuhan luas areal pertanian organik di Eropa secara lengkap
produk pertanian organik yang diakui oleh setiap negara dan memenuhi persya-ratan
31
standar kesehatan. Komoditas pertanian yang disebut produk hijau (green product)
menjadi jaminan bahwa produk tersebut sehat dan aman, baik bagi ma-nusia ataupun
peternakan, namun juga hasil perikanan (organic fish). Nasional Organic Standard
1. komponen pakan ikan dan udang sebaiknya berasal dari protein hewan-hewan air
2. Vitamin, mineral, dan enzim boleh ditambahkan dalam pakan ikan, asalkan
3. Bahan-bahan sintetik sebaiknya tidak ditambahkan pada pakan ikan dan pe-
pertanian yang boros energi atau tidak efisien sudah dimulai dua dasawarsa yang lalu.
Kesadaran mereka untuk menerapkan pertanian dengan input luar rendah merupakan
solusi alternatif atas kegagalan revolusi hijau yang dapat membahayakan kesehatan
lingkungandan juga oleh para peneliti yang concern pada masalah-masalah pertanian
nian akrab lingkungan, misalnya Dr. Loekman Soetrisno dari UGM yang membina
para petani organik di Sleman Yogyakarta dan Dr. I Wayan Wididana dan Institut
32
Pengembangan Sumber Daya Alam (IPSA) yang mendirikan pusat pen-didikan dan
naik 10% — 30% per tahun. Masyarakat menghendaki jenis makanan sehat atau
makanan alami yang benar-benar bebas zat aditif. Permintaan produk Pertanian
(sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, dan daging) selalu dalam keadaan segar dan
sehat. Di Jerman terdapat ± 4.500 toko yang khusus menjual produk -produk
jual produk-produk pertanian organik, terutama beras dan palawija, yang selalu ramai
pembeli dari keluarga kelas menengah ke atas. Peredaran dan penjualan pupuk
organik padat ataupun cair juga mulai merambah kios-kios pertanian di berbagai
daerah. Beberapa media massa juga banyak mengekspos pertanian ramah lingkungan
yang mulai bermunculan di tanah air. Kecenderungan positif ini menandakan dan
secara perlahan-lahan dan menunjukkan hasil yang mulai tampak nyata manfaatnya.
Keterkaitan antara petani dan konsumen menjadi langkah awal atau ke-
33
mengembangkan pertanian organik. Misalnya, tingginya permintaan akan buah-
buahan dan sayuran organik oleh orang asing dan tamu di hotel-hotel di Jakarta,
mengilhami petani berdasi seperti Bob Sadino untuk menanam sayur dan buah-
tidak lagi hanya berorientasi hasil (product oriented), tetapi juga dengan
memperhatikan aspek kelestarian sumber daya alam secara serius. UU No. 12 Tahun
1992 tentang Sistem Budi Daya mengisyaratkan bahwa dominasi dan campur tangan
tidak lagi hanya berperan sebagai obyek, tetapi menjadisubyek dan penentu utama
keberhasilan usaha tani yang dilakukannya. Kelahiran beberapa LSM yang peduli
pada nasib petani dapat menjadi motivator, dinamisator, dan katalisator proses
harus berkelanjutan.
produk domestik bruto adalah sekitar 20% dan menyerap 50% lebih tenaga kerja di
pedesaan. Dari 210 juta penduduk Indonesia, ± 150 juta orang mencari penghidupan
kehutanan.
34
Kedua, sebagai negara agraris, agrobisnis dan agroindustri memiliki peran-an
yang sangat vital dalam mendukung pembangunan sektor lainnya. Peng-alaman masa
lalu, yakni pada saat sektor industri dan perbankan mengalami krisis ekonomi, sektor
agrobisnis dan agroindustri di tanah air mengalami booming karena nilai tukar rupiah
jadi keharusan agar sumber daya alam yang ada sekarang ini dapat terus diman-
faatkan untuk kurun waktu yang relatiflama. Sektor pertanian akan tetap mendu-duki
35
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN AGRIBISNIS
Proses perkembangan pembangunan ekonomi menghendaki adanya berbagai
yang berangkat dari orientasi peningkatan produksi pada PJP I, menyesuaikan diri
rancangan strategi untuk dapat menjawab tantangan – tantangan masa depan, yang
pada hakikatnya merupakan antisipasi untuk menangkap signal – signal dari adanya
Nusantara.
nasional nasional, yaitu untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani-
permintaan dan mempeluas pasar (baik pasar dalam negeri maupun pasar lluar
negeri), melalui pengembangan ostur pertanian yang maju, efisien dan tangguh, serta
wilayah.
36
Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, secara sadar dilakukan upaya untuk
agroindustri yang dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing hasil pertanian.
seperti mengurangi campur tangan pemerintah dalam mekanisme ekonomi dan pasar,
perekonomian.
prtanian ada hubungannya dengan struktur pertanian atau pedesaaan yang kurang
kondusif bagi perkembangan agribisnis yang dinamik dan kompetitif, karena sosok
usaha tani yang lemah, prasarana fisik dan non fisik yang masih belum memadai,
serta terbatasnya jangkauan pasar. Kita semua mengetahui bahwa hampir seluruh
produksi pangan dan sebagian bear produksi hasil perkebunan, peternakan dan
perikanan adalah hasil dari jerih payah petani, peternak dan nelayan yang bertumpu
kepada usaha tani keluarga yang berlahan sempit, yang didukung dengan sumber
daya manusia dan IPTEK yang masih tertinggal. Kondisi structural demikian itu
pertanian juga sangat kurang diminati dunia usaha. Hal ini menjadi salah satu
37
indicator dari adanya suku bunga perbankan yang dirasakan terlalu tinggi untuk usaha
tani di pedesaan dan fakta bahwa lembaga dan system perbankan belum sepenuhnya
jangkauannya itu sampai ternyata lembaga perbankan telah menjadi sarana untuk
pertanian adalah keharusan untuk sejak awal menerapkan pendekatan terpadu yang
utuh. Kebanyakan produk pertanian mempunyai karakteristik yang mudah rusak dan
menjamin hadirnya semua mata rantai yang diperlukan agar produknya dapat
Hal – hal yang juga memberikan andil dalam memperlebar kesenjangan antar
wilayah maupun diantara masyarakat pedesaan sendiri, adalah : Pertama, apa yang
kita sebut dengan kegagalan pasar. Dari pengalaman selama ini dapat ditunjukkan
bahwa perkembangan ekonomi yang mengandalkan pada kekuatan pasar saja justru
38
lemah termasuk di dalamya petani kecil di pedesaan tidak mampu memanfaatkannya.
Kedua, kebijaksanaan yang cenderung bersifat uniform. Seperti kita ketahui bahwa
pelaku ekonomi yang kuat da yang lemah maupun antara daerah yang kaya akan
permintaan pasar dalam negeri maupun luar negeri akan berbagai hasil pertaniannya,
yang lokasi dan sumber dayanya berada di Indonesia, serta di dukug dengan sumber
daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, organisasi dan manajemen, serta
modal, kekayaan social ekonomi dan social budaya bangsa Indonesia sebagai bangsa
pejuang yang handal. Landasan hasil – hasil pembangunan pertanian yang sudah
diletakkan oleh proses pembangunan sampai akhir PJP I adalah asset nasional yang
secara fugnsional dan structural menjadi kekuatan nasional untuk membangun system
39
lain – ain, merupakan perubahan lingkungan strategis dari sisi permintaan yang kalau
diantisipasi dan diapresiasi secara tepat akan menjadi peluang agribisnis yang
enjanjikan nilai tambah. Dari segi penawaran peluang itu terbuka karena kemampuan
ekonomi pedesaan yang semakin besar dan semakin terbuka sebagai hasl dari
menjadi pertanian dan pedesaan maju. Berkat pengalaman dan pelajaran yang diraih
pangan, ekonomi pedesaan sudah menjadi bagian integral dari system ekonomi
nasional. Proses perubahan untuk menjawab kebutuhan pangan nasional itu telah
menjadi penghantar masukan IPTEK, sarana, dana dan jasa, serta industry
Tantangan dan peluang serta kondisi sumber daya pertanian yang merupakan
kekayaan sumber daya potensial dalam menampak era pembangunan PJP I dan yang
ekonomi yang perlu melakukan penyesuaian dalam pendekatan yaitu dari orientasi
usaha tani untuk mencukupi kebutuhan menjadi pendekatan agribisnis untuk meraih
nilai tambah bagi wilayah pedesaan melalui kemampuan untuk bersaing guna
upaya sistemik yang ampuh dalam mencapai beberapa tujuan ganda, antara lain :
40
1. Menarik dan mendorong sector pertanian
mengikat di pihak lainnya. Pencapaian semua tujuan dan sasaran yang menjadi
harapan itu tergantung kepada kehandalan dari system agribisnis atau agroindustry
yang dikembangkan.
1. Lingkungan strategis
41
sangat tampak antara lain MEE (pasar tunggal Eropa) atau European
kerjasama antara badan – badan usaha yang selama ini saling bersaing, untuk
2. Permintaan
terlihat pada sektoor – sector produksi dari berbagai komoditas pertanian. Jika
pasar internasional, maka mau tidak mau kita harus mampu menangkap setiap
gejala ataupun pergerakan yang terjadi pada pasar internasional tersebut. Jelas
42
bahwa kecenderungan peningkatan produksi komoditas prier di satu pihak,
Perubahan perilaku dan selera pasar yang semakin cepat sangat sulit
terkait dengannya.
yang tepat ditinjau dari watak permintaan pasar itu, diperlukan market
43
sebagaimana disyaratkan oleh Undang – Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3.
Secara hakiki, upaya pembangunan yang sedang ditempuh pada saat ini dapat
tersedia di setiap wilayah maupun yang dapat diusahakan dari luar wilayah
yang bersangkutan. Di antara sumber daya potensial tersebut, ada yang berupa
sumber daya alam, sumber daya manusia, serta sumber daya buatan.
44
dengan litbang saja, tetapi juga memerlukan hadirnya secara menyeluruh di
berarti apabila berada dalam tatanan tertentu yang memberinya posisi, aturan,
daya, enersi, arah, takaran dan ukuran yang tepat, guna terwujudnya
yang optimal. Ini berarti dibutuhkan suatu system yag tepat agar
kondisi yang tangguh, maju dan efisien. Sistem itulah yang disebut system
agribisnis.
Istilah agribisnis terungkap sejauh ini memberkan kesan kepada kita bahwa
agribisnis adalah suatu corak pertanian tertentu dengan jati diri yang berbeda dengan
pertanian tradisional (yang dilakoni mengikuti tradisi budidaya yang berakar pada
adat istiadat darikomunitas tradisionall) maupun dari pertanian hobi yang tidak
45
mendambakan nilai tambah komersial. Agribisnis dalah pertanian yang organisasi
komersial yang maksimal dengan menghailkan barang atau jasa yang diminta pasar.
tidak terbatas kepada budidaya proses biologis dari biota (tanaman, ternak,ikan) tapi
juga proses pra usaha tani, pasca panen, pengolahan dan niaga yang secara structural
diperlukan untuk memperkuat posisi adu tawar (bargaining) dalam interaksi dengan
mitra transaksi di pasar. Ikatan keterkaitan fungsional dari kegiatan pra usaha tani,
budidaya, pasca panen, pengolahan, pengawetan dan pengendalian mutu serta niaga
perlu terwadahi secara terpadu dalam suatu system agribisnis yang secara sinkron
menjamin kinerja dari masing – masing satuan sub proses itu menjadi pemberi nilai
sekaligus harus diamalkan dalam pembangunan pertanian dalam PJP II ini. Wawasan
agribisnis adalah cara pandang terhadap pertanian sebagai lapangan usaha dan
lapangan kerja yang menghasilkan barang dan jasa, untuk memenuhi permintaan
pasar, dengan tujuan untuk memperoleh nilai tambah yang maksimal secara
kompetitif. Dalam meraih nilai tambah itu agribisnis memandang ruang gerak dan
ruang hidupnya tidak terbatas kepada budidaya, tetapi juga usaha pada penyediaan
bahan, sarana, alsin dan jasa di sector hulu usaha tani, serta pasca panen, pengolahan,
penanganan hasil, pemasaran dan lain – lin. Pendeknya, lapangan usaha pada usaha
tani maupun sector pendukung dan penunjangnya, baik yang di hulu maupun di hilir.
46
Ditinjau dari sudut perilaku, wawasan agribisnis tersebut diharapkan menimbulkan
sikap dan motivasi yang pas dari subyek pelaku pembangunan pertanian dalam
menggapai era industrialisasi dan globalisasi yang semakin gencar pada PJP II.
transformasi pembentukan nilai tambah dari rangkaian kegiatan yang terkait di hulu
dan hilir dari usaha tani (budidaya). Daam pengertian system, agribinis adalah subyek
(pelaku) social yang mandiri dalam arti mempunyai kemampuan berinteraksi dengan
beradaptasi, berasosiasi, dan lain – lain. Sebagai individu pelaku social system
bermasyarakat, sakit bahkan berhak dan mati. Sebagai individu, dia lahir karena
yang tidak bisa ditangani dengan system serta mekanisme yang ada.Kematangan
kondisi lingkungan untuk lahirnya system agribisnis dewasa ini sudah tiba.
mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai kepada pemasaran
produk – produk yang dihasilkan oleh usaha tani dan sgroindustri, yang saling terkait
satu sama lain. Dengan demikian system agribisnis merupakan suatu system yang
47
c. Sub system pengolahan hasil pertanian atau agroindustry
sumber daya pertanian secara optimal. Dengan demikian dalam sub system
pengadaan dan penyaluran sarana produksi seperti benih, bibit, pupuk,pestisida serta
alat – alat dan mesin pertanian, tetapi juga penyediaan informasi pertanian yang
dan pengelolaan tenaga kerja dan sumber energy lainnya secara optimal, serta unsur –
unsur pelancarnya.
Dalam sub system usaha tani, kegiatan yang ditangani mencakup pembinaan dan
pengembangan usaha tani dalam rangka meningkatkan produksi pertanian, baik usaha
tani rakyat maupun usaha tani berskala besar. Termasuk dalam kegiatan sub system
ini adalah perencanaan mengenai lokasi, komoditas, teknologi, pola usaha tani dan
Dalam pada itu, sub system pengolahan hasil atau agroindustry mencangkup
hasilkan sampai pada tingkat pengolahan lanjut, selama bentuk, susunan, dan cita rasa
48
pengekstrasian, penggilingan, pembekuan, dehidrasi, peningkatan mutu dan
Sementara itu, sub system pemasaran hasil meacngkup kegiatan distribusi dan
pemasaran usaha tani hasil – hasil usaha tani ataupun hasil olahannya, baik untuk
pasar dalam negeri maupun luar negeri. Untuk memungkinkan berkembangnya sub
system pemasaran hasil ini, maka berbagai kegiatan seperti pemantauan dan
Keempat sub system di atas hanya menjalankan fungsi dan perannya apabila
benda dalam lingkungan hidup yang menyediakan berbagai sarana dan fasilitas yang
diperlukan. Sumber daya dan fasilitas yang harus tersedia dan siap pakai di lokalita
system agribisnis itu, di antaranya ada yang bersifat prasarana public yang
mencapai kehandalan yang simultan dari setiap sub system dalam system agribisnis
49
agribisnis beserta lingkungan yang memengaruhinya. Selain itu, kondisi sumber daya,
lingkungan dan prasarana juga merupakan factor yang menentukan kehidupan dan
perkembangan system agribisnis tersebut. Oleh karena itu, sumber daya lingkungan dan
dewasa ini baik dari segi jumlah maupun jenisnya lebih didominasi oleh industry
pertanian perlu di dorong dan dikembangkan, karena tahap penting agar proses
dominasi sector industry dapat berjalan dengan mulus dan efisien adalah mendorong
tumbuh dan berkembangnya agroindustry. Dan dari sini, dampak yang diharapkan
terjadinya proses serupa pada perekonomian pedesaan yang dicirikan oleh antara lain
pangsa tenaga kerja di pedesaan pada sector pertanian menurun dan pangsa pada
pertanian menurun dan dari industry meningkat, serta sector pertanian tetap mampu
menyediakan bahan makanan dan bahan baku industry dalam jumlah yang memadai.
uang potensiil untuk didorong dan dikembangkan di pedesaan dan yang lebih mampu
50
proses transformasi di atas. Agroindustri sebagai factor penarik pembangunan sector
pertanian berperan dalam menciptakan pasar bagi hasil – hasil pertanian lewat
maka dari segi industry pengolahannya ada dua hal yang harus senantiasa
(b) Bagaimana merangsang terciptanya sejumlah produk olahan baru. Kedua hal
tersebut adalah penting dallm upaya mendorong dan menyerap peningkatan produksi
memperbaiki dan menjaga mutunya. Oleh karena itu, industry pengolahan yang
hasil pertanian dominan tersebut umumnya melibatkan rumah tangga petani dalam
jumlah besra, maka industry pengolahan yang dikembangkan sebaiknya yang padat
karya. Dalam kondisi demikian, baik sector pertanian maupun industry pngolahan
Berdasarkan dari uraian di atas, maka bidang usaha agroindustry yang masih
pengolahan hasil pertanian yang potensial di pedesaaan secara garis besar bidang
51
agroindustri yang perlu dikembangkan dan ditumbuhkn disajikan pada tabel dibawah
ini.
pasarnya baik domestik maupun luar negeri, sekarang dan di masa akan datang.
2. Perkebunan
a. Kelapa Kopra, santan pekat, minyak kelapa, pakan,
b. Cengkeh minyak goring, arang aktif
c. Kapuk Minyak cengkeh, cengkeh
Rajang Matras, kasur
3. Pertanian pangan
dan hortikultura Daging olahan (abon, dendeng)
a. Daging Susu steril, susu kental, susu manis
b. Susu Kulit samak, gelatin, makanan
c. Kulit Hewan Pakan, pupuk, gelatin
d. Tulang
4. Pertanian pangan dan hortikutura
a. Ikan,udang, kepiting Udang kering, tepung ikan, olahan dalam
kaleng, makanan setengah jadi dan jadi
b. Bekicot Bekicot dalam kaleng
c. Rumput laut Rumput laut kering
5. Pertanian pangan dan hortikutura
a. Rotan Kerajinan rotan
52
INDUSTRIALISASI DESA
Perkemangan indutri secara horizontal adalah diversivikasi jenis industry yang tidak
adalah diversifikasi jenis industry dalam satu rangkaian yang berhubungan melalui
input output.
Hal ini berarti bahwa industri tersebut haruslah mampu mnjadi mesin penggerak
1. Kaitan input-output
Kaitan input input diantaranya muncul karena suatu industri meggunakan hasil
produksi lainnya sebagai bahan bakunya. Kaitan semacam ini disebut kaitan ke
permintaan akan bakunya pun akan meningkat. Hal ini akan mendorong
53
missal, jika indusri makanan ternak berkembang di pedesaan maka permintaan kan
gaplek yan merupakan bahan baku makanan ternak tersebut akan meningkat pula.
Hal ini selanjutnya akan mendorong berkembangnya industry pembuatan gaplek dan
Kaitan input output dapat pula muncul karena produksi suatu industry dipakai
sebagai bahan baku oleh industry-industri lainnya. Kaitan semacam ini disebut kaitan
harganya pun akan menurun, sehingga industry industri lainnya yang mengolah lebih
lanjut produk tersebut akan dapat berkembang. Sebagai misal, jika industri makanan
Kaitan konsumsi muncul melalui penggunaan nilai tambah ( keuntugan dan uah
kerja ), yang dibangkitkan baik secara langsung pada suatu industry ( pengolahan
makanan ternak pada contoh diatas) maupun secara tidak langsung pada industri-
industri terkait (usaha tani ubi kayu, usaha pembuatan gaplek, usaha tani ternak, dan
sebagainya) , untuk membeli barang barang yang dihasilkan oleh berbagai industri
mendorong perkembangan lebih lanjut baik industry – industry yang terkait melalui
input – output maupun yang tidak terkait melalui input – output. Kaitan antara
factor yang sangat berperan untuk mendiminasi system industry yang ada di suatu
54
kawasan (desa). Apabila kaitan konsumsi ini cukup besar maka system industry yang
Sudah barang tentu bahwa kaitan konsumsi akan tinggi apabila dipenuhi beberapa
Nilai tambah yang dikaitkan oleh industry dapat dikelompokan menjadi dua,
yaitu ; Upah pekerja dan keuntungan usaha. Dari pemilik perusahaan maka
kecenderungan konsumsi pekerja pastilah lebih tinggi. Jadi dampak konsumsi nilai
pedesaan. Ada beberapa syarat yang harus dimiliki agar agroindustry dapat bertindak
lainnya.
55
Industri yang diuraikan di atas di sebut industry kunci. Dikatakan demikian karena
industry inilah yang berperan sebagai mesin utama penggerak perkembangan industry
sekitarnya.
masalah surplus produksi masa sekarang dan yang akan datang, seperti yang telah
sisi penawaran dari produk pertanian masih membutuhkan perhatian yang cukup
besar.
fragmentasi yag serius dalam kegiatan usaha pertanian, antara lain ditandai dengan
semakin kecilnya rata rata pemilikan luas lahan pertanian. Hal ini juga merupakan
tantangan yang besra karena dengan skala usaha yang kecil sulit dapat diharapkan
Dampak langsung dari fenomena tersebut berkaitan dengan upaya untuk menciptakan
pasar yang lebih bebas bagi komoditas – komoditas yang diperdagangkan secara
terutama jika dilihat dari tingkat ketrampilan dan pengethuan serta kemampuan
wiraswasta.
56
Kelima adanya keterbatasan teknologi yang secara khusus dikembangan bagi
teknologi industry yang terkait pertanian yang sekarang berkembang ternyata masih
menempatkan kegiatan industry tersebut sebagai bagian yang sama sekali terpisah
dari kegiatan pertanian itu sendiri. Dalam hal ini agroindustry sebenarnya dapat
dalam aspek rekayasa genetika dan bioteknologi, teknologi penanganan pasca panen,
memberikan tunjangan yang optimal bagi pengembangan agroindustry. Hal ini dapat
dilihat dari orentasi pembangunan saran dan prasarana, rangkaian kebijaksanaan yang
telah banyak memberikan perlindungan bagi industry – industry non agroindustri dan
sebagainya.
Ketujuh disadari pula masih terdapat kendala – kendala yang bersifat social
budaya bahkan politik yang dapat menyebabkan manfaat yang diperoleh dari
tepat yaitu yang sesuai dengan perkembangan yang terjadi sekaligus dapat tetap
pembangunan harus pula dapat terus dilanjutkan penerapannya. Sehingga jika pada
57
sekarang dan masa dating kegiatan agribisnis secara keseluruhan dengan agroindustry
Setiap penelaahan terhadap arah dan strategi pembangunan di masa yang akan
sendiri. Dalam hal ini, strategi pembangunan ekonomi diarahkan untuk di dasarkan
pada system mekanisme pasar terendali, di mana peranan pemerintah adalah unutk
menjaga agar setiap pelaku ekonomi dapat berperan optimal melalui peniadaan
1. Farming Reorganization
pada usaha tani – usaha tani kecil. Secara khusus, perlu memperhatikan
(smallness)usaha tani. Sulit untuk dibayangsn usaha tani yang luas hanya 0,1
hektar dapat berperan secara aktif didalam keterkaitan system agroindustry yang
komplek.
tani terutama dalam hal reorganisasi jenis kegiatan usaha yang dilakukan sehinga
58
komoditas yang bernilai tinggi dan dengan sifat elastisitas pendapatan yang tinggi
pula.
industry perlu menjadi focus perhtian utama. Modernisasi yang perlu dilakukan
modernisasi system organisasi, dan managemen serta dalam pola hubungan dan
orentasi pasar.
3. Service Rasionalization
saing lembaga – lembaga tersbeut baik dalam negeri maupun luar negeri, serta
khususnya penyuluhan.
59
4. Policy Integration
memiliki keunggulan justru karena keterkaitan dengan kegiatan lain dalam system
terhadap agroindustry.
jenjang, tidak hanya asosisi yang dapat bergerak antara sub – system, yaitu
60
asosiasi dengan integrasi vertikal. (3) mengembangkan kegiatan masing – masing
pengembangan teknologi.
dengan konsep Agroindustry Lead Development Stratefy pada saat sekarang dan
ditunjukkan oleh pengembangan kegiatan bukan usaha tani (off farm) setelah
swasta dalam arti seluas – luasnya semakin ditingkatkan. Dalam hal ini peran
tingkt pusat.
61
keberadaan system agrbisnis di pedesaan perlu didukung oleh rancang bangun, model
atau arsitektur agribisnis yang dapat merakit dan mengintegrasikan semua komponen
dalam system dan factor pendukungnya dengan berlandaskan arah dan strategi
dapat digerakkan dan mempunyai akses terhadap usaha agribisns secara terencana
dan terpola.
serta Koperasi Usaha Bersama (KUBA) sebagai wadah kelompok tani untuk
sekaligus yang dapat mengarahkan para pelaku bisnis dalam menghadapi era
globalisasi. Daam hal ini suatu jaringan kelembagaan agribisnis yang perlu
dimantapkan di tingkat lokalita seyogyanya memiliki sedikit tiga visi yaitu : pertama,
62
kedua adalah sebagai pusat mengenai agribisnis termasuk agroindustry. Ketiga
sector hulu, sehingga mereka mampu memperkuat posisi tawarnya dalam era terbuka
nantinya.
63
DAFTAR PUSTAKA
64
LAMPIRAN
65
PPT SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN
66
SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN
Oleh:
Gede Mekse Korri Arisena
APA YANG DIMAKSUD DENGAN SISTEM
PERTANIAN BERKELANJUTAN?
FAO (Food Agriculture Organization) 1980
Conway 1984
King (1911) dan Zamora (1995) menuliskan bahwa
teknik pertanian dengan metode organic sudah
dilakukan para petani di Cina, Jepang, dan Korea
sekitar 4 abad yang lalu.
FILOSOFI
Istilah filosofi berasal dari bahasa Latin, yaitu filio yang
berarti kebijakan atau kebajikan dan sophia yang berarti
cinta; sehingga filosofi berarti cinta pada kebijakan atau
kebajikan.
1. 3.
Keputusan Masyarakat
KTT Bumi semakin
di Rio De sadar akan
Janeiro 2. Semakin arti
membaiknya kesehatan
kesejahteraa
n ekonomi
masyarakat
4. Kecenderungan Positif Yang
Mendorong Sistem Budi Daya Pertanian
Harus Berkelanjutan
PRODUKTIVITAS
STABILITAS
SUSTAINABILITAS
EKUITABILITAS
Pertanian padi di sawah yang menggunakan
pestisida berlebihan akan mencemari perairan
dan menimbulkan biaya eksternal dan biaya
sosial dengan menjumlah MPC dan EC.
D. Kendala Pertanian Berkelanjutan
1.Kendala Sumber Daya Manusia
2.Kendala Sumber Daya Alam
3.Kendala Aplikasi Teknologi
SDM
Rata-rata tingkat
pendidikan petani
relatif randah,
kondisi kesehatan
petani kurang baik,
produktivitas kerja
masih rendah, dan
kurangnya motivasi
untuk maju
TEKNOLOGI
SDA
Praktek-praktek
usaha tani yang
Ketersediaan volume mengancam
air tidak menentu, kelestarian
turunnya kualitas air lingkungan, praktek-
dan tanah, kondisi praktek pascapanen,
agroklimat yang dan pembangunan
berubah-ubah atau pengadaan
sarana dan prasarana
pertanian
MODEL
SISTEM
PERTANIAN
BERKELANJUTAN
A. Sistem Pertanian
Organik
Kriteria sistem pertanian organik di berikan
IFOAM (International Federal of Organic
Agriculture Movement):
Lokalita (lokalism)
Perbaikan tanah (soil improvement)
Merendam polusi (pollution abatement)
Kualitas Produk (quality of product)
Pemanfaatan energi (energy use)
Kesempatan kerja (emloyment)
Sistem pertanian ORGANIK paling tidak
memiliki 7 keunggulan dan keutamaan
sebagai berikut: