Anda di halaman 1dari 7

NOZZLE RIG

A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah mempelajari dan melakukan pengujian nozzle rig, mahasiswa
diharapkan dapat :
- Menyelidiki variasi tekanan sepanjang profil nozzle tertentu untuk
setiap back pressure.
- Menggambarkan hubungan antara tekanan terhadap jarak.
- Menyelidiki back pressure terhadap laju aliran massa uap.
- Membandingkan tekanan dan kecepatan throat secara aktual dan
teoritis.

B. TEORI DASAR
Maksud dari pada nozzle adalah mengkonversi energi dalam uap
menjadi energi kinetik dan ini terjadi dengan mengubahnya dari tekanan tinggi
ke tekanan rendah. Selama uap mengalir dalam nozzle dengan cepat uap panas
yang mengalir tersebut menempati tempat disekitarnya dan karena itu
ekspansi dapat dikatakan adiabatis. Dari bentuk nozzle dapat diketahui
konversi dari energi dalam menjadi energi kinetik sebagai keluarannya yang
mempunyai efisiensi yang cukup besar. Dalam praktek nozzle ini ada dua
jenis bentuk nozzle yang digunakan, yaitu konvergen dan divergen, dimana
pemilihan ini dapat dilihat dari pemilihannya dan tergantung pada akhir
tekanan yang diinginkan.
Perbandingan aliran uap dimisalkan P1, V1 dan H1 sebagai parameter
aliran uap yang masuk, dan P2, V2 dan H2 sebagai parameter uap yang keluar
nari nozzle.
Proses aliran uap, umumnya berdasarkan persamaan energi, yaitu :
wz1 WV 21 P V WZ2 WV 22 P V
  U1  1 1  Q    U2  2 2
J 2gJ J J 2gJ J
Perubahan pada energi potensial tidak usah diperhatikan, karena tidak
ada perubahan panas disekitarnya dan tidak ada kerja yang terjadi, oleh karena
itu dari penjabaran diatas kita dapatkan persamaan baru, yaitu :
W
( V22 - V12 ) = H1 - H2 dimana H = U + pv / J
2gJ

Dengan menganggap V1 =V2 maka kita dapat tuliskan :


1
( V22 ) = h1 - h2
2gJ

V2 = 2gJ (h1 - h2)

Kenyataannya, gesekan menyebabkan energi masuk kedalam uap,


efeknya adalah bertambahnya entalpi pada uap dan akhirnya kering. Drop
entalpi sebenarnya adalah lebih kecil dari pada drop theoretical, dan efisiensi
nozzle ditentukan dari perbandingan
Drop entalpi aktual
Efisiensi nozzle, n 
Drop entalpi teoritis

Bagian minimum dari nozzle disebut throat dan tekanan pada throat
untuk kerja maksimum diketahui sebagai ’Tekanan Kritis’. Jika tekanan keluar
lebih besar dari tekanan kritisnya sebuah nozzle konvergen yang
dipergunakan, jika lebih kecil dari tekanan kritis sebuah nozzle konvergen-
divergen adalah penting sekali. Tekanan kritis dapat ditentukan sebagai
berikut :
Kecepatan uap pada berbagai seksi diberikan oleh ekspresinya (lihat
persamaan diatas)

V2 = 2gJ (h1 - h2)

P1 V1 PV
V2 = 2 gJ (U 1  U 2  2 2 )
J J
Ekspansi dalam nozzle terjadi secara adiabatis, dan perubahan energi
dalam adalah :
(P1 V1  P2 V2 )
U1 – U2 =
J ( n  1)
(P1 V1  P2 V2 ) P1 V1 P V
= 2gJ (   2 2 )
J ( n  1) J J

n P2 V2
= 2g . . P1 V1 ( 1 )
n1 P1 V1

P1 V1n = P2 V2n

n  P
n 1

V = 2g . . P1 V1 1  ( 2 ) n 
n1  P1 

A.v Luas nozzle . Kecepa tan uap


Massa aliran, F  
f volume spesifik uap

Jadi aliran per-luasan setiap seksion dimana tekanannya, P2 dan volume


spesifik 2, yaitu :

F v n  P
n 1

  2g . . P1 V1 1  ( 2 ) n 
A V2 n1  P1 

F n P V  P2 n 
n 1
 2g . . 1 21  1  ( ) 
A n  1 V2  P1 

1
Sekarang P1 V1n = P2 V2n , ( V1 / V2 ) n = P2 / P1 , V1 / V2 = (P2 / P1) n

jadi,
2
2
V1 P n
2
 2
V2 P1
2
2
P1 V1 P V P n
sehingga : 2
 1  12  2 . P1 / V1
V2 V1 V2 P1

dengan mensubtitusi persamaan diatas, maka :


F n P  P2 2 P
n 1

 2g . . 1 ( ) n  ( 2 ) n 
A n  1 V1  P1 P1 

aliran per-luasan akan maksimum apabila


2 n 1
P2 n P
( )  ( 2) n adalah maksimum.
P1 P1

Dengan menjabarkan rumusan diatas maka didapatkan persamaan :


n
P2  2 n  1
  
P1 n  1

Aliran per-luasan maksimum pada setiap bagian, dimana P2 dihasilkan :


n
 2 n  1
P2  P1 .  
n  1

nilai perkiraan untuk “n” :


Superheated steam n = 1,3 ; P2 = 0,546 P1
Initially dry saturated steam n = 1.13
P2 = 0,578 P1
Wet steam n = 1,113 P2 = 0,582 P1 kemudian jika untuk superheated
steam tekanan P2 lebih besar dari 0,546 P1 hanya nozzle konvergen yang
diinginkan, jika lebih kecil dari 0,546 P1 yang diinginkan nozzle konvergen-
divergen yang berleher (throat) dimana tekanan kritis dapat terjadi.
C. LANGKAH PERCOBAAN
Prosedur Pengujian Nozzle Rig
1. Pipa pengujian berada pada posisi batasan pembuangan untuk mengukur
tekanan pembuangan (exhaust).
2. Memilih dan menetapkan satu buah nozzle, memeriksa tidak ada
kerusakan pada nozzle atau pada permukaan nozzle tersebut.
3. Membuka aliran masuk aliran pendingin dan katup aliran keluar
kondensor dan mengatur katup keluaran agar mendapatkan kuantitas aliran
yang baik.
4. Membuka katup tekanan balik ( back Pressure ).
5. Membuka katup aliran masuk uap pada peralatan dan membiarkan aliran
uap selama 10 menit untuk pemanasan peralatan.
6. Kondensat akan secara otomatis membuang dari separator dan masuk
keruang uap melalui perangkap uap.
7. Memilih tekjanan masuk ke peralatan nozzle untuk nilai yang diinginkan
oleh katup masuk uap ke throttling.
8. Menyetel tekanan pembuangan pada nilai yang diinginkan dan mengatur
katup regulating tekanan balik.
9. Memutar lengan profil nozzle sesuai panjangnya untuk dapat membaca
tekanannya pada titik yang bertingkat. Tekanan masuk akan nampak
konstan pada nilai awal. Setelah melangkapinya memutar ulang search
tube pada posisi teratas dan memeriksa tekanan masuknya.
10. Menentukan kekeringan uap, membuka katup pada throtling orifice dan
membiarkan uap lepas ke udara (merupakan suatu wadah yang tepat untuk
mencegah buangan jatuh ke tanah). Uap dibiarkan mengalir kurang lebih 5
menit. Untuk memastikan terjadinya pemanasan, kemudian mencatat
tekanan dan temperatur uap bersama-sama dengan temperatur setelah
melalui throttling orifice. Gambaran ini dinyatakan dalam entalpi yang
konstan.
D. SKEMA INSTALASI PENGUJIAN
E. DATA PENGAMATAN

Uap
Throttling Uap keluar Tekanan Volume
Posisi masuk Waktu
Nozzle kondensat
Probe [detik]
P T P1 T1 P2 T2 [bar] [ml]
[bar] [oC] [bar] [oC] [bar] [oC]

Anda mungkin juga menyukai