Anda di halaman 1dari 42

JOB SHEET

PRAKTIKUN PENGHÜRAN ELUDA DAN


THERMAL
342P1731222
SEMESTERIII

PROGRAM STDDITERNIR KONVERSIENERGI


JDROSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNK NEGERIUJUNG PANDANG
PERCOBAAN4
NOZZLE RIG
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah mempelajari dan melakukan pengujian Nozzle Rig, mahasiswa
diharapkan dapat :
• Menyelidiki variasi tekanan sepanjang profil nozzle tertentu untuk setiap
back pressure.
• Menggambarkan hubungan antara tekanan terhadap jarak.
• Menyelidiki back pressure terhadap laju aliran massa uap.
• Membandingkan tekanan dan kecepatan throat secara aktual dan teoritis.

B. TEORI DASAR
Maksud dari pada nozzle adalah mengkonversi energi dalam uap
menjadi energi kinetik dan ini terjadi dengan mengubahnya dari tekanan tinggi
ke tekanan rendah. Selama uap mengalir dalam nozzle dengan cepat uap panas
yang mengalir tersebut menempati tempat disekitamya dan karena itu ekspansi
dapat dikatakan adiabatis. Dari bentuk nozzle dapat diketahui konversi dari
energi dalam menjadi energi kinetik sebagai keluarannya yang mempunyai
efisiensi yang cukup besar. Dalam praktek nozzle ini ada dua jenis bentuk
nozzle yang digunakan, yaitu konvergen dan divergen, dimana pemilihan ini
dapat dilihat dari pemilihannya dan tergantung pada akhir tekanan yang
diinginkan.
Perbandingan aliran uap dimisalkan PI, VI dan H1 sebagai parameter
aliran uap yang masuk, dan P2, V2 dan H2 sebagai parameter uap yang keluar
nari nozzle.
Proses aliran uap, umumnya berdasarkan persamaan energi, yaitu :
wz.
+
WV2] TT
+ U, +
P\ Vj wz, + -------
WV22 TT p, v2
+ U2 + 2 2
+ Q =
J 2gJ J J 2gJ J
Perubahan pada energi potensial tidak usah diperhatikan, karena tidak
ada perubahan panas disekitamya dan tidak ada kerja yang terjadi, oleh karena
itu dari penjabaran diatas kita dapatkan persamaan baru, yaitu :

35
w ( V22 - V j2) = H i - H2 dimanaH= U + pv / J
2gJ
Dengan menganggap Y i =V2 maka kita dapat tuliskan :
1
( V22) =hi - h2
2 gJ

V2 = p g J (h, - h2)
Kenyataannya, gesekan menyebabkan energi masuk kedalam uap, efeknya
adalah bertambahnya entalpi pada uap dan akhirnya kering. Drop entalpi
sebenamya adalah lebih kecil dari pada drop theoretical, dan efisiensi nozzle
ditentukan dari perbandingan
Drop entalpi aktual
Efisiensi nozzle, rjn = -------------------------
Drop entalpi teoritis
Bagian minimum dari nozzle disebut throat dan tekanan pada throat untuk
kerja maksimum diketahui sebagai ’Tekanan Kritis Jika tekanan keluar lebih
besar dari tekanan kritisnya sebuah nozzle konvergen yang dipergunakan, jika
lebih kecil dari tekanan kritis sebuah nozzle konvergen-divergen adalah
penting sekali. Tekanan kritis dapat ditentukan sebagai berikut :
Kecepatan uap pada berbagai seksi diberikan oleh ekspresinya (lihat
persamaan diatas)

V2 = V2gJ (hx - h2)

v2 = ^2gJ(U, =U2
Ekspansi dalam nozzle terjadi secara adiabatis, dan perubahan energi
dalam adalah :

( ^ , ~ P2Vl)
U,-U2
J ( n - 1)

(*», K ~ p2 V2) M i )
J { n - 1) J j

P2 V2
2 g. ■ f f o-
n- 1 fv,

36
P, V,n = P2 V2n

p n -l
V = J 2 g . ----- - ■P\V\ i - t h n
n- 1

.. .. * A.v Luas nozzle . Kecepa tan uap


Massa aliran, m = ------= ----------------------------------- —
vt volume spesifikuap

Jadi aliran per-luasan setiap suction dimana tekanannya, P2 dan volume


spesifik V2, yaitu :
n- 1
.PXV\ n

P n-l
F_ r\ V
v1
2g--n 1 - (^ ) "
A

Sekarang P, V,n= P2 V2n, ( V, / V2 ) n = P2 / P, , V, / V2 = (P2 /P,)n

jadi,

v: P->”

PV P
sehingga : 1 1 - 1 vA = h } P IV
V2 2 ‘ r \ ' V1
V22 V, Pn

dengan mensubtitusi persamaan diatas, maka :

P - P n -l
4 = J2g .n - 1 i— y - (— ) n
F, p/ > /

P t p n-l
aliran per-luasan akan maksimum apabila (— )" - (— ) " adalah

maksimum.

37
Dengan menjabarkan rumusan diatas maka didapatkan persamaan :

n- 1
p \ +

Aliran per-luasan maksimum pada setiap bagian, dimana P2 dihasilkan :

n - 1
P =P
r 2r \
n+1

nilai perkiraan untuk “ n” :


Superheated steam n = 1,3 ; P2 = 0,546Pi
Initially dry saturated steam n = 1.125 ; P2 = 0,578 Pi
Wet steam n = 1,125 ; P2 = 0,582 P] kemudian jika
untuk superheated steam tekanan P2 lebih besar dari 0,546 Pi hanya nozzle
konvergen yang diinginkan, jika lebih kecil dari 0,546 Pi yang diinginkan
nozzle konvergen-divergen yang berleher (throat) dimana tekanan kritis dapat
terjadi.

C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pipa pengujian berada pada posisi batasan pembuangan untuk mengukur
tekanan pembuangan (exhaust).
2. Memilih dan menetapkan satu buah nozzle, memeriksa tidak ada
kerusakan pada nozzle atau pada permukaan nozzle tersebut.
3. Membuka aliran masuk aliran pendingin dan katup aliran keluar kondensor
dan mengatur katup keluaran agar mendapatkan kuantitas aliran yang baik.
4. Membuka katup tekanan balik ( back Pressure ).
5. Membuka katup aliran masuk uap pada peralatan dan membiarkan aliran
uap selama 10 menit untuk pemanasan peralatan.
6 . Kondensat akan secara otomatis membuang dari separator dan masuk
keruang uap melalui perangkap uap.
7. Memilih tekjanan masuk ke peralatan nozzle untuk nilai yang diinginkan
oleh katup masuk uap ke throttling.

38
8. Menyetel tekanan pembuangan pada nilai yang diinginkan dan mengatur
katup regulating tekanan balik.
9. Memutar lengan profil nozzle sesuai panjangnya untuk dapat membaca
tekanannya pada titik yang bertingkat. Tekanan masuk akan nampak
konstan pada nilai awal. Setelah melengkapinya memutar ulang search
tube pada posisi teratas dan memeriksa tekanan masuknya.
10. Menentukan kekeringan uap, membuka katup pada throtling orifice dan
membiarkan uap lepas ke udara (merupakan suatu wadah yang tepat untuk
mencegah buangan jatuh ke tanah). Uap dibiarkan mengalir kurang lebih 3
menit. Untuk memastikan terjadinya pemanasan, kemudian mencatat
tekanan dan temperatur uap bersama-sama dengan temperatur setelah
melalui throttling orifice. Gambaran ini dinyatakan dalam entalpi yang
konstan.

39
*Jt. iW l cthùjst ûV«l.
prcîïuit _ - ^fïjiatt

3IC-.V

( In l'iiin.ii
tr

r 'rl t“ 4ty\iu

Gambar 4.1 Skema Nozzle Rig


Gainbar 4.2 Nozzle Rig

41
D. CONTOH DATA PENGAMATAN

Tabel 1. Hasil pengamatan pada percobaan nozzle rig.


Tekanan
Throttling Uap masuk Uap keluar Volume Waktu
Posisi Nozzle
kondensat
Probe P T Pi T, P2 t2
[bar] [ml] [menit]
[bar] [°C] [bar] [°C] [bar] [°C]
-10 8,5 34 8,5 160 4 140 8,5 1000 0
0 8 28 7,5 152 3,5 138 7,3 2200 4.00
10 6 30 6 144 3 136 3,2 3000 8.00
20 6,5 34 6,5 146 3,4 138 2,4 4250 12.00
30 9 40 9 158 4,6 146 3,5 6250 16.00
40 8,5 42 8,5 156 4,5 146 3,8 7000 20.00
50 8,2 46 8,2 154 4,2 144 2,6 8500 24.00
60 8,2 54 7,5 148 3,5 140 3,2 9450 28.00
70 5 52 5 138 2,5 134 2,2 10600 32.00
80 3,5 52 3,5 124 1,6 126 1 11500 36.00

25 7,75 37 7,75 152 4 142 2,95 5250 16.00

E. CONTOH ANALISA HASIL PERCOBAAN


Sebagai contoh analisa diambil nilai rata-rata (posisi probe 30) dari
hasil percobaan.
Dik:
Tekanan atmosfir = 1,01325 Bar
oo
kyi
o
O

Temperatur uap masuk , T,


II

Tekanan uap masuk, P, = 9 Bar


Temperatur uap keluar , T 2 = 146°C
Tekanan uap keluar, P 2 = 4,6 Bar
Diameter trottling, d = 6,5 mm
Fraksi kekeringan, x = 0,8

42
Nilai pendekatan uap saturasi, n = 1,13
Percepatan gravitasi, g = 9,81 m/s2

Penyelesaian :

Menghitung tekanan absolut (P ^ ) :

Untuk tekanan masuk (P, ) :

? abs = 9+1,01325 - 10,01325 Bar

Untuk tekanan keluar (P 2 ) :

P ahs = 4,6 + 1,01325 = 5,61325 Bar

1) Menghitung kecepatan aliran uap (v) :

Volume spesifik pada tekanan uap masuk P,= 10,01325 Bar diperoleh
dengan cara interpolasi menggunakan table-2 dan hasilnya adala h :
v y = 0,0011274 m 3/kg

Untuk rasio tekanan (r) diperoleh sebagai berikut :


5,61325
= 0,5605822
10,01325

maka :
1, 13-1
r in ï 1,13
v = 2.9,81 x —?---- x 10,01325 x 0,0011274 (1-0,5605822)
1 1,1 3 — 1 ,

v = 0.990405414 m/s

43
2) Menghitung aliran uap masuk, m v:
Ax v
m , = ------
v/
luas penampang trottling (A) = % n d 2 = Va x 3,14 x (6,5 x 10 3) 2
= 3,32 x 10"5 m 2
_ 3,32x 10 ' 5 x 0,990405414
Jadi : m = ------------------------------- = 0,029165744 kg ! s
0,0011274

3) Menghitung efisiensi nosel, rjs :

77 = — x l 00%
K
Drop entalpi theoritis, h t :

h, = h f +(x • h /g)

h y dan h fg diperoleh dari table-2 pada P, = 10,01325 Bar dengan interpolasi

sehingga diperoleh :
h y = 762,8491 kJ/kg

h /g= 2013,396 kJ/kg

jadi: h, = 762,8491 + (0,8 x 2013,396)

= 2373,5659 kJ/kg

Drop entalpi aktual, h a :

h a = hy + (x.hfg)

h y dan h jK diperoleh dari table- 1 pada Ti = 158°C :

h y = 666,8 kJ/kg

h /g= 2087,7 kJ/kg

jadi : h 0 = 666,8 + (0,8 x 2087,7)


= 2336,96 kJ/kg

44
Maka efisiensi nozzel adalah :

— xl 00% = 98,457 %
' 2373,5659

F. CONTOH HASIL ANALISA PERCOBAAN


Tabel 2. Hasil.Analisa Percobaan

G. GRAFIK

Gambar 4.3. GrafikNozzle Rig dengan jarak probe dari -10 s/d 80
4.5
4
3.5

-♦— Pin
■*— Pout

1
0.5
0
80 70 60 50 40 30 20 10 0 -10
jarak probe

Gambar 4.4 Grafik Nozzle Rig dengan jarak probe dari 80 s/d -10

SOAL/PERTANYAAN
1. Jelaskan prinsip kerja nozzle
2. Jelaskan pengaruh back pressure terhadap laju aliran massa uap

PUSTAKA
M M EL-Wakil. 1992. Instalasi Pembangkit Daya. Dit. Oleh E. Jasjfi. Jakarta:
Erlangga

46
PERCOBAAN5
INJECTOR RIG
L
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah mempelajari dan melakukan pengujian injector rig, mahasiswa
diharapkan dapat :
• •

Mengukur laju aliran uap ( ms ) dan laju aliran air ( mw ) yang mengalir.
Menyelidiki performance injektor sebagai heater dan feed water pump.
Mencari efisiensi injektor sebagai heater dan feed water pump.

B. TEO R I DASAR
Unit injektor dapat memberikan dua fungsi. Ini dapat berfungsi sebagai
feed water heater dan sebagai pump. Ketika difungsikan sebagai feed heater,
energi yang diberikan oleh uap tergantung kondensasinya yang diserap oleh
air.
Efisiensi perpindahan ini diberikan :
Energi yang diserap oleh air
Efisiensi =
Energi yang dilepas oleh uap

catatan :

mw = Massa aliran air/detik

ms = Massa aliran uap/detik


Cp = kapasitas panas spesifik air
hfg = Entalpi evaporasi pada tekanan uap
q = Fraksi kekeringan uap
ts = Temperatur saturasi dari uap
tj = Temperatur yang disuplai injektor
t2 = Temperatur yang diserap oleh injektor.

m w C p (t3 - t 2 )
Efisiensi

47
Pada waktu bekerja sebagai pompa feed water aliran uap mengalir ke
nozzle konvergen yang menyebebkan perubahan dari energi tekanan
menjadi energi kecepatan. Kecepatan bertambah (uap) disertai dengan
perubahan tekanan. Hal ini cukup menyebabkan air dalam lower tank keluar
mengalir ke pipa masukan air. Kondensasi uap mengalir ke nozzle dengan
aliran air yang selanjutnya mengurangi tekanan pada pipa masukan teratas
dan aliran air bertambah.
Energi yang dilepaskan uap bebas mengalir ke injektor yang
digunakan untuk mengangkat air dari suction tank ke delivery tank.
Energi yang dilepaskan uap = entalpi evaporasi + entalpi liquid

ms [q hfg + Cp (ts - 12)]


dimana :

ms = Massa aliran uap selama pengetesan


Cp = kapasitas panas spesifik air
q = Fraksi kekeringan uap
ts = Temperatur saturasi dari uap
h = Temperatur delivery air
Kerja angkat air = gaya x jarak
= mwx g x H
dimana, H = tinggi angkat = tekanan angkat + suction head
dan, 1 bar = 10,22 m.head
. Kerja yang dilakukan
Efisiensi = -----------------------------
Energi yang disuplai

mw x g x H

48
4

C. LANGKAH PERCOBAAN
1. Boiler dijalankan untuk menghasilkan uap ke injektor.
2. Fraksi uap didapatkan dari pengukuran dengan alat ukur separaiing dan
throttling kalorimeter.
3. Tutup katup V3 pada tangki SI dan buka katup pengering V4 diatas
tangki S2.
4. Buka katup V5 dan isi tangki SI dengan air dari air utama.
5. Buka katup V2 pada tangki delivery dimana pipa dari injektor ke tangki
S2, dan tutup katup VI ke injektor.
6 . Katup Vs dibuka dan mengatur suplai uap ke injektor sampai air nampak
mengalir pada injektor (dari tangki suction) dan dilepaskan ke delivery
tank S2.
7. Kondisi dibiarkan stabil dan kemudian level air dijaga pada tangki SI pada
level konstan dengan membuka dan mengatur katup suplai air V5.
8. Mengukur dan mencatat :
a. Suction air :flow rate, tekanan, dan temperatur.
b. Delivery air : penunjukan level pada S2, tekanan dan temperatur.
c. Dan kemudian stopwatch ditekan.
9. Pengujian dilakukan sampai tangkiS2 mendekati penuh atau hampir
penuh, kemudian diukur dan dicatat semua tekanan dan temperatur yang
terbaca pada alat ukur dan level terakhir pada tangki S2.
Stopwatch dihentikan.
10. Dengan mengatur katup VI dan V2 dapat dicapai berbagai vakum dan
tekanan balik yang diinginkan. Selanjutnya menyetel perbedaan kondisi
operasinya, hasil pengujian yang berbeda dapat ditentukan dan efisiensi
daerah kerja kondisi tersebut dapat pula didapatkan.
11. Membuka katup V3 dan menutup katup V4 dan V5 air dapat bersirkulasi
antara tangki SI dan S2 yang akan menyebabkan temperatur mengalami
kenaikan dan dapat diukur perbedaan temperaturnya.

49
50
D. GAMBAR INSTALASI PENGUJIAN

Steam main inlet


-------- 4----------------------------
Vs (katup suplai uap)

51
E. CONTOH DATA PENGAMATAN
Duratio
Suction Delivery
nO f Inlet H suction H delivery
Water Water
Test
Initial Final
Initial Initial
No suctio suctio
Delivery Delivery P2 t2 P3
P. T, n tank n tank t3
t [s] tank tank [Bar [°C (Bar
(bar) [°C] level level [°C]
level Haï level Hd2 ] ] )
Hsi Hs2
[cm] [cm]
[cm] [cm]
1 31 5 94 35 30 11,7 17,3 -0.8 46 0 70
2 28 4,5 92 25 20 22,4 27,8 -0,7 44 0 52
3 21 4 96 10 5 37,5 42,8 -0,6 50 0 54
4 37 3,5 98 45 40 2,2 6,4 -0,7 50 0 62

OO
5 32 3 94 26 21 16
O
21,3 1 50 0 56
6 32 2,5 90 18 13 24,4 29,3 -0,8 48 0 54
7 27 2 84 11 6 31,3 36,5 -0,7 46 0 52

F. CONTOH ANALISA DATA


Contoh Perhitungan Data No. 5
Diketahui :
0 Steam pressure, P. = 3 bar
0 Duration o f test, t = 32 det
0 Steam température, T, = 94 °C
0 Initial suction tank level, Hs, = 26 cm
0 Final suction tank level, HS2 = 21 cm
0 Initial delivery tank level, Hdi = 16 cm
0 Final delivery tank level, Hd2 = 21,3 cm
0 Suction water pressure, P2 = - 0,8 bar
0 Suction water température, t2 = 50 °C

52
0 Delivery water pressure, P3 = 0 bar
0 Delivery water température, t3 = 56 °C
0 Kapasitas tangki, te = 958 ml/cm
0 Suction lift, SI = 750 mm
0 Percepatan gravitasi bumi, g = 9,81 m/s2

Ditanyakan :

a. Massa aliran uap ( ms ) ............... ?

b. Massa laju aliran uap ( mw) ...................?


c. Mean head (H )...................?
d. Efisiensi injector sebagai feed water heater (t|fW)
e. Efisisensi injector sebagai pompa (r|p) ...............'
Jawaban :

a. Massa aliran uap, ms :

ms = Vs . p / 1
dimana :
Vs = 958 {(Hd2 - H dl) - (Hs, - H s2)}
= 958 {(21,3-16) - (26-21)}
= 958 (5,3 - 5)
= 958 ml/cm x 0,3 cm
= 287,4 ml
= 0,2874 liter = 2,874.10’4 m3
Dengan T3 = 56°C maka diperoleh :
p = 985,2217 kg/m3, maka :
2,874.10'4 x 985,2217
ms = = 0,008849 kg/s
32
b. Massa laju aliran air, iïiw :

m w = Vw . p / 1
dimana :
Vw = 958 (H s1 - H s2)
= 958 (26-21)
= 958 ml/cm x 5 cm
= 4790 ml
= 4,79 liter = 4,79 . 10'3 m3
Dengan T2 = 50° C maka diperoleh :
p = 988,0446 kg/mJ, maka :

• _ 4,79.10 '3 x 988,0446


mw — --------------------------------- 0,1478 kg/s
32
c. Main Head (H) :
H = pressure head + suction lift
dimana :

- Pabsolut Pgauge Patm


= 3 + 1,01325
= 4,01325 bar
Karena 1 bar = 10,2 mHead
Sehingga :
H = 10,2 . ( 4,01325 ) + 0,75 = 41,685 m

d. Efisiensi injektor sebagai feed water heater, rjfw :

mwCp(t3 - 12)
ftfw = — x 100 %
mss [q hfg + Cp(ts - 12)

Asumsi untuk nilai fraksi kekeringan x = q = 0,89.


Dari tabel saturasi (tabel-2) dengan Pabs = 4,01325 bar melalui
interpolasi, diperoleh Ts = 143,74°C ; hfg = 2132,64 kJ/kg dan Cp
= 4,238 kJ/kg°C, Jadi :

54
0,1478 x 4,238(56-50)
rifvs x 10 0 %
0,008849x [0,89 x 2132,64+ 4,238(143,74 - 50)]

3,758
x 100 %
20,311
= 18,503 %
e.Efisiensi injektor sebagai pompa, r|p :

mw x g x H
îI p =T x 100 %
ms> [q hfg + Cp(ts - t 2)\

0,1478 x 9,81 x 41,685


x 100 %
0,008849x [0,89 x 2132,64.103 + 4,238.103 (143,74 - 50)]

60,439
x 100 %
’ 20311,2842
0,297 %

G. CONTOH TABEL HASIL ANALISA DATA

v, ms vw m» î*abs H *1p
No.
(m3) (kg/s) (m3) (bar) (m) (%) (%)
(kg/s)
1. 0,0005748 0,01784 0,00479 0,14871 6,01325 62,085
2. 0,0003832
3. 0,0002874
4. -0,0007664
5. 0,0002874 0,008849 0,00479 0,1478 4,01325 41,685 18,503 0,297
6. -0,0000958
7. 0,0001916

55
SOAL/PERTANYAAN
Jelaskan prinsip kerja injector sebagai heater dan injector sebagai feed water
heater

PUSTAKA
M M EL- Wakil. 1992. Instalasi Pembangkit Daya. Dit. Oleh E.Jasjfi. Jakarta:
Erlangga.

56
PERCOBAAN6
LAGGING EFFICIENCY

A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan dapat :
- Menyelidiki Lagging Efficiency dan menentukan konduktivitas termal
untuk berbagai macam material.
- Menyelidiki tahanan thermal suatu pipa yang dilewati uap pada sistem
pembangkit tenaga uap.

B. TEORI DASAR
Pipa yang digunakan dalam mendistribusikan uap dalam sistem
pembangkit tenaga uap atau kondisi thermal adalah sangat perlu diperhatikan
untuk menghindari kerugian-kerugian panas yang dapat terjadi dalam pipa
tersebut, karena tidak semua material mempunyai isolasi yang sama. Pipa-pipa
transfortasi fluida adalah tergantung pada kelembaban untuk tiga alasan:
- Untuk mengurangi perpindahan dan kerugian energi.
- Untuk mencegah terjadinya pembekuan fluida.
- Untuk mengamankan personil.
Jika ketiga alasan adalah untuk lagging, kemudian jumlah minimal
isolasi yang digunakan adalah cocok dengan pertimbangan keselamatan.
Untuk alasan kedua dan pertama, yang mana biaya siklus kehidupan
dapatlah dipertimbangkan, yaitu penghematan yang dapat dipengaruhi dengan
mengurangi kerugian energinya dan biaya untuk isolasinya dapat
dipertimbangkan.
Lagging yang terpakai, cukup untuk menghasilkan keseimbangan
kredit. Kerugian energi tergantung :
- Perbedaan temperatur antar uap bagian dalam dan udara bagian luar.
- Ketebalan pipa dan kecepatan uap dalam pipa.
- Keadaan udara sekitar pipa, yaitu apakah dalam keadaan bergerak atau
diam.
57
Kerugian energi hanya sebagian saja dari konveksinya tetapi sebagian
besar terjadi dari radiasinya. Kerugian energi lebih besar apabiia uap mengalir
pada pipa dan tidak diam. Jika uap jenuh yang digunakan, permukaan air atau
lapisan air diendapkan dalam pipa. Ini menolong perpindahan energi dan
banyak energi yang hilang. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan memakai
uap superheated yang diisinkan reduksi temperatur tanpa deposit. Pendataan
campuran untuk berbagai perkara ekonomi yang digunakan. Kejadian yang
umum pada transmisi panas bahwa perkembangan yang praktis engineering,
aliran panas dari berbagai medium lainnya. Yang mempengaruhi perpindahan
panas adalah perbedaan temperatur atau gradien yang esensial, ketebalan
material, jumlah energi yang kecil akan dapat dipindahkan dalam waktu
période yang sama.
-KA-dt
dx
Dimana: Q = jumlah energi (kJ)
A = luasan (mf )
dt = perubahan temperatur (°C)
dx = ketebalan elemen (m)
K = koefisien konduktivitas (kJ/m °C)

Aliran radial vans menealir dalam silinder tebal.


Kerugian panas fluida disebabkan uap dikondensasikan jumlah
kondensat yang terkumpul didapatkan asal saja tidak undercooled, ini
digunakan untuk menentukan panas yang dipindahkan.
Massa aliran kondensat

Kerugian entalphy évaporation per detik


H io ss — n i e • Q • h f g

58
untuk menentukan nilai K (koofisien konduktivitas panas) adalah
panas yang dipindahkan = kerugian entalphy per detik.

2 •n • L • K (T , - T,
q = ---------------------------------- i ------------
m c - g hf • 1 0 3
l n (R2/R1)

ITl c ' g h f g - l n (R 1/ R 2 ) - 103


2 • n - L (T x - T2)

Prosentase energi penghematan .

E nergi u n lag g ed - E n erg i lagged


P rosentase s a v i n g = ------------
Energi u n lag g ed

59
60
C. SKEMA PENGUJIAN

Gambar 6.2 Skema Pengujian Lagging

Tabel 1. Temperatur Indicator Switch Kev


Number Temperatur Indicated
1. Plain Tube-Surface
2. Lagged Tube-Métal Surface
3. Lagged Tube-Lagging Surface
4. Tape Insulated Tube-Metal Surface
5. Tape Insulated Tube-Tape Surface
6. Chrome Tube-Metal Surface
7. Steam Supply
D. DESKRIPSI PERALATAN
Skema Peralatan yang digunakan pada percobaan ini dapat dilihat pada
gambar diatas. Dari Gambar di atas dapat kita lihat bahwa uap masuk melalui
Steam Supply line dan melalui katup yaitu :
1. Katup suplai uap Vi, V2, V3, V4 berfungsi sebagai katup penyuplai uap ke
dalam pipa.
2. Katup blow down isolating line (V0) berfungsi sebagai katup untuk
membuang atau menampung uap dalam pipa.
Yang harus kita ketahui bahwa kedua katup yaitu katup suplai uap Vi, V2,
V3 , V4 dan katup blow down (Vo) memiliki suhu yang tinggi karna dialiri
uap yang panas sehingga diperlukan Sarung tangan sebagai pelindung
tangan pada saat memutar katup-katup tersebut.
3. Tabung Pipa uap 1, 2, 3,dan 4, berfungsi sebagai tempat untuk
menampung uap. Yang mana ke empat Tabung tersebut memiliki isolasi
yang berbeda-beda.
Selain itu, kita dapat melihat beberapa peralatan yang memiliki fungsi
masing-masing yaitu :
1) Termometer gauge (T) (analog) berfungsi sebagai alat untuk mengukur
temperatur uap di dalam setiap pipa, dan terdiri dari 7 Indikator
pengukuran. Température Indikator tersebut berhubungan dengan
Kempat Tabung yaitu :
a. Tabung 1 diukur dengan Temperatur Indikator 1
b. Tabung 2 diukur dengan Temperatur Indikator 2 dan 3
c. Tabung 3 diukur dengan Temperatur Indikator 4 dan 5
d. Tabung 4 diukur dengan Temperatur Indikator 6
e. Sedangkan Temperatur indikator 7 mengukur Suhu Uap masuk
2) Presure gauge (P) (analog) berfungsi sebagai alat ukur tekanan uap
dalam pipa.

62
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menjalankan boiler dan mensuplai uap ke unit.
2. Membuka katup-katup isolasi yang menghubungkan setiap pipa pada
sumber uap dan pembuangannya.
3. Membiarkan aliran uap mengalir ke rangkaian sampai kondisi steady State
sehingga alat pengukur temperatur dalam keadaan stabil. Hal ini untuk
menghindari kondisi yang berlebihan selama percobaan.
4. Menutup katup isolasi yang terhubung ke blow down (katup Vo).
5. Mengambil data dengan mencatat level kondensat yang terbaca pada alat
ukur dan mencatat waktu permulaan pengujian tersebut apabila level
kondensat setiap pipa mulai nampak
6. Pengujian berjalan selama waktu yang cukup untuk pengisian agar
memungkinkan membaca sejumlah kondensat tersebut
7. Mencatat temperatur setiap pipa selama 5 menit.
8. Mencatat level kondensat pada setiap pipa di akhir pengujian, kemudian
menutup katup utama.
9. Membuka katup isolasi ke blow down (V0) dan membiarkan kondensat
keluar sampai kering dari pipa. Jika perlu, pipa blow down dihubungkan
dengan membuka katup uap utama agar pipa-pipa menjadi bersih.

63
F. CONTOH DATA PENGAMATAN
Tabel 2. Data Pengamatan

UAP PIPA 1 PIPA 2 PIPA 3 PIPA 4


Waktu
No. P t 7 T, Kondensat t 2 t3 Kondensat t4 t5 Kondensat t6 Kondensat
[menit]
[Bar] [°C| [°C] [Cm] [°C] [°C] [Cm] [°C] [°C] [Cm] [°C] [Cm]
1. 0 8,50 156 156 1,0 154 30 1,0 148 84 - 148 1,0
2. 10 7,00 152 150 5,4 159 40 2,8 142 88 - 150 4,0
3. 15 9,00 162 162 8,0 160 40 2,6 154 90 - 160 6,0
4. 20 5,80 162 142 8,3 142 42 - 136 86 - 136 6,2
5. 25 5,00 150 140 9,7 138 44 - 136 82 - 138 7,0
6. 30 7,00 154 156 12,3 152 42 - 148 86 - 154 9,2
7. 35 8,00 160 158 14,8 156 44 - 150 90 - 154 11,0
8. 40 5,00 152 138 15,5 138 44 - 134 84 - 130 11,2
9. 45 3,60 140 108 16,0 130 44 - 126 80 - 114 11,5
45 6,05 148 132 15,0 142 37 1,6 137 82 - 131 10,5

64
G. CONTOH ANALISA DATA
* Untuk Tabung I (NONE) Unlagged :
O Temperatur rata-rata (T i) = 132 °C
O Level Condensât rata-rata (Vc) = 15,0 cm dimana 1 cm = 18 ml
O Waktu rata-rata (t) = 35 menit = 45 menit x 60 sec = 2700 sec
O Fraksi kekeringan (x) = 0,8 (asumsi)
O Nilai t>fdan hfg dilihat pada tabel 1, dengan temperatur 132 °C :
hfg = 2167,8 kJ/kg
Vf = 1,0720 . 10'3 m3/kg
Peny :

Menghitung massa aliran condensât (me) ; [Kg/s]


0 Vc
me =
Vf • t
18ml m~
15,0cm .
cm 10 ml
1,0720.10'3mJ/kg . 2700sec
= 9,328.10'5 kg/s

- Menghitung kerugian energi ( Eiosses) ; [kJ/s] :


O
Elosses — m e . X g . hfg

= 9,328.10'5kg/s . 0,8. 2167,8kJ/kg


= 0,161 kJ/s

* Untuk Tabung IV (Chrome Finish) :


o Temperatur rata-rata (Té) = 131 °C
o Level Condensât rata-rata (Vc) = 10,5 cm dimana 1 cm = 18 ml
O Waktu rata-rata (t) = 35 menit = 45 menit x 60 sec = 2700 sec
o Fraksi kekeringan (x) = 0,8 (asumsi)
o Nilai Ufdan hfg dilihat pada tabel 1, dengan temperatur 131 °C :
hfg = 2170,7 kJ/kg
Vf = 1,0710 . 10'3 m3/kg
65
Penyelesaian :

- Menghitung massa aliran condensât (me) ; [Kg/s] :


° Vc
me = -------
Vf • t

18m/ m3
10,5cm . ------. —t—
_____________cm 10 ml
1,0710.10'3m3/kg . 2700 sec
= 6,535.10‘5 kg/s

- Menghitung kerugian energi ( Eiosses) ; [kJ/s] :


O
Elosses tT t C . X g . hfg

= 6,535.10'5kg/s . 0,8. 2170,7kJ/kg


= 0,113 kJ/s

- Persentase saving (Ps) ; [%] :

ps = 1) - ^Wv
E losses ( p i p a 4) y { qqq^
KsseÂPipa 1)
0,161kJ/s - 0,113kJ/s innn/
= ------------------------- xl00%
0,161kJts

= 29.81 %

H. CONTOH HASIL ANALISA DATA


Tabel 3. Hasil Analisa Data

rtic
Jenis Vf (xlO"3) hfg Elosses Ps
Vc [ml]
insulator [m3 /kg] [kJ/kg] (xlO5) [kJ/s] [%]
[kg/s]
None 270 1,0720 2167,8 9,328 0,161 -
Finish
189 1,0710 2170,7 6,535 0,113 29,81
Chrome

66
SOAL/PERTANYAAN
Jelaskan pengertian konduktivitas termal material

PUSTAKA
M M EL - Wakil. 1992. Instalasi Pembangkit Daya. Dit oleh E. Jasjfi. Jakarta:
Erlangga
PERCOBAAN7
PT - DIAGRAM
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan pengujian PT diagram, praktikan diharapkan dapat :
Mengetahui perbedaan antara takanan dan temperatur uap PT-diagram
dengan alat ukur analog.
Memahami tekanan dan temperatur decresing dan increasing.
Menggambarkan grafik tekanan dan temperatur dari hasil pengukuran analog.

B. TEORI DASAR
- PT- diagram ini merupakan suatu pelajaran yang akan memperlihatkan
tekanan dan temperatur. Tekanan dan temperatur yang dimaksud adalah
increasing dan decreasing.
PT-Diagram berguna untuk mengetahui dan menguji kendala dari suatu
isolasi. Uap yang dalam pipa akan terbaca tekanan dan temperatur, volume
kondensat dan selanjutnya hasil akan tergambar pada ujung jarum dan hijau pada
chart recorder merah menunjukkan pengukuran tekanan balik incresing maupun
decreasing dan hijau menunjukkan temperatur.
Temperatur dan tekanan mempunyai hubungan yang erat dalam menentukan
kondisi uap dalam suatu pembangkit tenaga uap, khususnya mencari entalphi,
entrophi, dan volume spesifik dari kondisi suatu uap, baik uap jenuh maupun uap
kering. Hal ini dapat dalam menghitung perhitungan-perhitungan untuk
menentukan efisiensi maupun daya performansi suatu pembangkit tenaga uap.
Secara logika jika tekanan nik maka temperatur akan naik oleh karena itu pada
percobaan ini ingin dibuktikan hubungan tekanan dan temperatur. Dalam
termodinamika, gas yang dipergunakan sebagai fluida kerja umumnya dianggap
idéal, ini disebabkan sifat-sifat dari gas idéal hanya berbeda sedikit dari sifat gas
sesungguhnya.

68
Diagram proses isotermal, isometrik, dan isobarik untuk gas idéal.
C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. PT - Diagram
2. Termometer dan transducer (analog)
3. Barometer
4. Katup-katup
5. Cirkular care recorder
6. Kertas grafik

70
I

Persamaan gas idéal untuk satuan massa adalah :


P. V=R. T
dimana :
P : tekanan absolut (Kg/m2)
T
V : volume jenis gas (m /Kgm)
R : konstanta gas (J/Kgm °K)
T : temperatur gas (°K)
Untuk massa (m), persamaan gas idéal dapat ditulis :
m .P .V =m .R .T
atau,
P .V= m .R .T
dimana :
V : volume gas sebenamya (m3)
m : massa gas (Kgm)

69
D. LANGKAH KERJA
1. Memastikan bahwa katup blowdown terbuka dan tidak ada uap yang tersisa
dalam blowdown.
2. Membuka katup isolasi pada blowdown (VI) dan katup suplai uap(VO).
3. Membiarkan aliran uap dalam silinder,serta memberikan sisa
kondensatdalam silinder.
4. Menutup katup isolasi blow down (VI) dan memberilan uap masuk dan
mencapai tekanan maksimun dan menunggu sampai stabil.
5. Mencatat tekanan dan temperatur maksimun.
6. Menutup katup uap suplai uap(VO).
7. Pada tekanan decreasing ,tekanan dan temperatur menghasilkan gambar
dari katup recorder,mencatat tekanan dan temperatur.
8. ketika tekanan mencapai nol,katup suplai membuka.
9. Tekanan dan temperatur dihasilkan tergambar pada katup recorder.

E. SKEMA PENGUJUIAN
S te a m s u p p ly lin e

Pg

C h a rt
re c o rc e r

S te a m s u p p ly
v a lv e ( V s )
T

T e m p e r a tu r
m e te r

B lo w d o w n
is o la tin g lin e ( V i )

B lo w d o w n lin e

Gambar 7.1 Skema rangkaian pengujian PT - Diagram

71
F. CONTOH HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Data hasil pengamatan pengujian PT - Diagram.
Kenaikan Penurunan
No
Gauge Absolut Gauge Absolut
P (Bar) T (UC) P (Bar) T (UC) P (Bar) T (UC) P (Bar) T (UC)
1. 7 170 8,01325 443 4,6 168 5,61325 441
2. 7,2 172 8,21325 445 4,5 148 5,51325 421
3. 7,3 174 8,31325 447 3,8 172 4,81325 445
4. 7,5 179 8,51325 452 5,2 162 6,21325 435
5. 7 172 8,01325 445 5,3 178 6,31325 451
6. 7,1 172 8,11325 445 5,5 180 6,51325 453
7. 9 180 10,01325 453 5 170 6,01325 443
8. 9,2 180 10,21325 453 4,5 170 5,51325 443
9. 9,5 181 10,51325 454 4 168 5,01325 441

G. CONTOH ANALISA DATA


Berikut ini akan diberikan contoh perhitungan dengan mengambil data ke -1.
Dik :
Tg increase = 170°C
Tabs increase = 443 °C
Tg decrease = 168°C
Tabs decrease = 441 °C
Dit:
a. % increase ?
b. % decrease ?
Peny :
a. % increase

73
T -T
% increase = ——--- —x 100 %
1 abs

443-170
x 100 %
443
= 61,6253 %
b. % decrease
T -T
% decrease = ——---- —x 100 %
A abs

441-168
x 100 %
441
= 61,9048 %
Dengan contoh perhitungan yang sama seperti di atas maka untuk data yang
lain dapat pula kita hitung.

» Tabel 2. Tabel hasil analisa data pergujian PT - Diagram.


No. % Increase % Decrease
1 61,6253 61,9048
2 61,3483 64,8456
3 61,0738 61,3483
4 60,3982 62,7586
5 61,3483 60,5322
6 61,3483 60,2649
7 60,2649 61,6253
8 60,2649 61,6253
9 60,1322 61,9048

74
H. GRAFIK

GRAFIK P-T

♦ increase « decrease

Gambar 7.3 Contoh grafik hasil percobaan

SOAL/PERTANYAAN
Jelaskan hubungan antara tekanan dan température uap.

PUSTAKA
M M EL-Wakil. 1992. Instalasi Pembangkit Daya. Dit oleh E. Jasjfï. Jakarta:
Erlangga.

75

Anda mungkin juga menyukai