Anda di halaman 1dari 20

IV.

APLIKASI HUKUM PERTAMA


TERMODINAMIKA
(PROSES ALIR)
 ALIRAN FLUIDA
 ALIRAN MELALUI NOZZLE
 KOMPRESOR DENGAN PISTON
 BOILER
 KONDENSOR
 PROSES THROTTLING (SNORE PROCESS)
 UAP AIR (STEAM)
1. ALIRAN FLUIDA

(2)
PENUKAR PANAS
(1)

W (pompa) Q (panas)
Gambar: Sistem aliran fluida.

Analisa:
1) Hukum Kekekalan massa:
jika kecepatan massa masuk = kecepatan massa ke luar,
maka aliran demikian disebut aliran merata (steady flow.)
atau: x V1 x A1 = x V2 x A2 = konstan
dimana, : kerapatan fluida (kg m-3); V: laju alir ( m dt-1) dan
A: luas penampang aliran
jika spesifik volume (v) adalah kebalikan harga dari kerapatan,
maka: m = = =
2) Hukum Kekekalan Energi:
H + Ek + Ep = Q + Ws ……………………………. (1)
(satuan energi per satuan massa)

3) Persamaan Neraca Momentum:


dalam bentuk neraca energi tanpa melibatkan perpindahan panas
(= neraca energi mekanik).
+ Ek + Ep + F = Ws …………………………. (2)
(satuan energi per satuan massa)
• Dalam termodinamika, Ek dan Ep sering kali dianggap nol (kecil
dibandingkan dengan besaran yang lain)
• F (friksi) bukan merupakan hal yang berhubungan langsung
dengan termodinamika. Untuk proses reversibel, F = 0.
• Secara keseluruhan pers. Energi pada steady flow:
(h1 + + ) – (h2 + + ) – W + q = 0 ……………. (3)
2. ALIRAN MELALUI NOZZLE

 Nozzle: alat untuk mengubah energi dalam (internal energy) menjadi


energi kinetik fluida.
 Uap sebelum masuk ke turbin terlebih dahulu dialirkan melalui nozzle
sehingga kecepatan uap menjadi tinggi dan menumbuk sudu-sudu turbin.
extrance thoroat exit

V1 V2

A1, p1, h1, v1 A2, p2, h2, v2


V1,2: kecepatan fluida masuk dan ke luar
A1,2: luas penampang masuk dan ke luar
P1,2: tekanan masuk dan kel luar
h1,2: entalpi fuida masuk dan ke luar
v1,2: volume jenis fuida masuk dan ke luar.
• Salah satu aplikasi nozlle adalah pada turbin uap, yakni: uap sebelum mengenai
sudu-sudu turbin dilewatkan nozlle.
• Tidak ada kerja yang diberikan kepada nozlle
• Tidak ada panas yng timbul karena gesekan (friksi)
• Perbedaan ketinggian fulida masuk dan ke luar terhadap bidang referensi di
abaikan.
• Dengan demikian: W = 0; q = 0 (kecuali diberikan) dan Z2 – Z1 = 0
h1 + ½ V12 = h2 + ½ V22 atau V22 = V12 + 2(h1 – h2) ………………………………………. (4)

Jika h dalam satuan BTU/lbm; V dalam satua ft/sec dan m dalam satuan lbm, maka
pers (3) menjadi:
∆h = h1 – h2 = (V12 – V22) / 2. go.J atau V22 = V12 + 2 go. J (h1 – h2) ............……….. (5)
Karena, A1 . V1/v1 = A2 . V2/v2 maka pers (4) menjadi:
V22 {1 – (A2.v1 / A1.v2 )2 } = 2. go.J (h1 – h2 )
Dimana,
go = gravitasi standar (= 32,2 ft/sec2.
• Salah satu aplikasi nozlle adalah pada turbin uap, yakni: uap sebelum mengenai
sudu-sudu turbin dilewatkan nozlle.
• Tidak ada kerja yang diberikan kepada nozlle
• Tidak ada panas yng timbul karena gesekan (friksi)
• Perbedaan ketinggian fulida masuk dan ke luar terhadap bidang referensi di
abaikan.
• Dengan demikian:
W = 0; q = 0 (kecuali diberikan) dan Z2 – Z1 = 0
h1 + ½ V12 = h2 + ½ V22, atau
V22 = V12 + 2 (h1 – h2) …………………………………………………………...………………. (4)

• Jika h dalam satuan BTU/lbm; V dalam satua ft/sec dan m dalam satuan lbm,
maka pers (3) menjadi:
h = h1 – h2 = atau V22 = V12 + 2 go. J (h1 – h2) ............……….. (5)
karena: = , maka pers. (4) menjadi:
V22 = 2go.J (h1 – h2) …………………………….………..………………… (6)
dimana, J (=Joule) = 778,16 ft-lb/BTU
go = gravitasi standar (= 32,2 ft/sec2.
• Jika Fc = , Fc = faktor koreksi
maka pers (5) secara sederhana dapat ditulis:
V2 = Fc …………………………….……… (7)

jika uap dianggap gas ideal dan panas jenis konstan, pers (6)
menjadi:

V2 = …………………………..…… (8)

Jika proses berlangsung adiabatis dan isentropis, pers (7) menjadi:


V2 =

= …………………… (9)
Teladan:

V1= 100 fps V2= 1500 fps

Data: Q = 0; W = 0 dan = 0 , pers. (3) menjadi:


h = h1 – h2 = , pers. (5)
=
= - 44,8 BTU / lbm
3. KOMPRESOR DENGAN PISTON (Recipocating piston compressor)

fluida ke luar

fluida masuk

• Dapat dipakai untuk cairan dan gas


• Aliran fluida adalah merata (steady flow)
• Tidaka ada perubahan kalor, V=0 dan 0
• W = h1 – h2 …………………………………………………… (9)
4. KOMPRESOR CENTRIFUGAL
h1: fluida masuk

scroll case

Fluida ke luar W

Gambar: kompressor centrifugal


h2: fluida ke luar
Gambar: bentuk simbolik kompresor

• Dapat dipakai untuk gas dan cairan dan digerakkan oleh motor.
• Fluida masuk melalui inlet, karena bentuk scroll case dibuat sedemikian maka fluida
terlempar ke luar oleh sudu-sudu dengan gaya centrifugal.
• Keadaan kompresor centrifugal sama seperti kompresor dengan piston, jadi
persamaannya, W = h1 – h2
Teladan:
Sebuah kompresor centrifugal dipakai untuk mengkompresikan 5 lbm/menit
gas nitrogen dari 14,7 psia ke 150 psia dan mengalami perubahan entalpi
sebesar 25 BTU/lbm. Tentukan HP yang diperlukan untuk menggerakkan
kompresor tersebut!
Penyelesaian:
W = h1 – h2
= 25 BTU/lbm
Untuk m = 5 lbm/menit
W=5 xx
= 2,94 HP
5. BOILER
(Skema bagan)

(2) uap ke luar

boundary

keliling
(1) air masuk

W=0
=0
Q(+) Z2 – Z1 = 0
Q = h2 – h1
6. KONDENSOR
(skema kondensor)

Uap air, h1
Air ke luar Boundary
Bak air

Pipa air
W=0
Air masuk Z2-Z1 = 0
Kondensat, h2
(kecuali jika diberikan)
Pers. Energi:
Q = h2-h1 +
7. PROSES THROTTLING (SNORE PROCESS)

 Terjadi apabila gas atau uap dialirkan dari tekanan tinggi ke tempat tekanan
rendah, dengan kecepatan aliran dapat dibaikan.
 Atau proses penurunan tekanan gas tanpa menghasilkan kerja dan
berlangsung secara reversibel.
 Misal: melewatkan aliran fluida pada hambatan atau saluran sempit
 W = 0 dan perbahan Ek dan Ep kecil.
 Pers. Energi:
H =Q
 Proses throtting:
• Entalpi sistem adalah tetap, sehingga: H = Q = 0
• Kadang-kadang terjadi penurunan temperatur, tergantung tekanan proses,
tetapi selalu menimbulkan perubahan entropi, karena prosesnya reversibel.
 Penyelesaian hitungan menggunakan data dari diagram P – H sesuai dengan
materi (zat) nya.
Grafik, P-H metana
Teladan:
Gas metana mengalami proses throtlling dari 1000 psia
menjadi 200 psia. Jika entalpi pada 1000 psia adalah 360
BTU/lb, tentukan perubahan temperatur dan entropi selama
proses!
Penyelesaian:
P1 = 1000 psia, H1 = 360 BTU/lb
P2 = 200 psia.
Dengan menggunakan diagram P – H metana diperoleh data
sbb:
T1 = 45oF S1 = 1,08 BTU/lb R.
T2 = -4 oF S2 = 1,27 BTU/lb R
t = 45 – ( - 4 ) = 49.
S = 1,08 – 1,27 = -0,19 BTU/lb R.
 Perubahan temperatur karena penurunan
tekanan pada entalpi konstan merupakan sifat
fluida yang mudah diukur.
 Perbandingan perubahan temperatur
terhadap penurunan tekanan disebut Joule
Thomson Coefficient ( )

 Proses throtlling banyak digunakan:


• Menentukan entalpi suatu fluida (alat:
throtlling calorimeter)
• Pendingnan dan penairan gas.
Tugas:
1. Carilah besaran temperatur dan entropi
sebelum dan sesudah terjadi penurunan
tekanan gas metana dari 30 psia menjadi 10
psia pada entalpi 400 BTU/lb.
2. Gas asetilen dengan koeff Joule Thomson =
11,5 dikenakan proses throtlling dan terjadi
penurunan temperatur 35oC. Jika tekanan
mula-mula adalah 60 psia berapa tekanan
akhir proses?

Anda mungkin juga menyukai