Anda di halaman 1dari 8

8 tema, 1 tema 2 bulan, jika sudah mengerti wacana, baru Latihan logika, masuk fase ini berpikiri yg

logis-logis

Ini 5 tema paling urgent, kontruksi argument tidak bisa sekali pertemuan, bisa ¾ kali, argument
adalah nyawanya logika. Fase kedua membaca dan menulis filsafat.

Fase ketiga hermeunetik

Hermentik 1 tema 2 pertemuan, 6 bulan selesai hermenetik. Baru masuk ke isu2 besar. Setengah
tahun baru masuk ke isu2 besar.

1. Tuhan
2. Kosmos
3. Manusia

Setelah ini baru bisa ngadu argument dg yg besar-besar. Jika sudah punya alat bisa mengkritik
sendiri. Jika belum masuk, paling kalian jadi penurut, missal menurut Aristoteles, buya hamka,
Socrates, dll. Kalo sudah penurut, lawan bicara pasti kalah, menurut gusdur, atau yg lain.

Dunia baru mungkin basisnya di ETIKA, etika ini setelah logos. Baru setelah itu masuk ke estetika.

Fasenya kita bicara

1. epistimologi
2. Logika
3. Hermentika
4. Ontoligi/metafisika
5. Alam
6. manusia
7. Etika
8. Estetika
9. wisuda

yg butuh alat itu untuk logika dan Bahasa.

Epistimologi

Epistemology itu salah satu cabang filsafat yg dibahas adalah pengetahuan.

Hidup kita sangat tergantung dengan Namanya pengetahuan, semua pgthn dibuang kamu akan jadi
bayi lagi. Uang banyak tapi ga ada pgthn ya buat apa? Seperti anak kecil dikasih uang banyak jadi
bingung untuk beli apa.

Bedanya orang pintar dan orang bodoh adalah di pengetahuannya. Nyawanya filsafat itu
pengetahuan. Berpikir itu adalah paduan dari pengetahuan yg ada di otak kita.

Kamu tahu 1+1 = 2, tapi caramu menguji ini adalah benar, bagaimana? Ini dibahas di epistimologi

Pengetahuan jika malam itu dingin trus bawa jaket, itu valid tidak?
Yg kedua, keyakinan ttg sesutua yg mungkin, itu dibahas. Kemungkinan atau keyakinan apakah sama
dg pengetahuan? Ini dibahas oleh epistemology.

Dg cara ap akita tahu, itu pun dibahas di epistemology.

Missal urusan bencana/gempa. Kamu percaya ustad atau bmkg?

Kemudian membahas pengtahuan itu dari luar atau dari dalam, akarena ini dibahas dan ada
perdebatan di filosof.

Ini baru pengantar untuk masuk ke dunia epistemology.

Idealis porosnya di plato, satunya di Aristoteles.

Islam jaya karena yg diwarisinya yaitu filsafat Aristoteles (objektivisme). Barat itu subjektif.

Kemudian Keduanya ketemu di Itali dan menjadi renaissance, kemudian islam jadi sufistik.

Cari Namanya sukri mustofa, yg bilang nulis dan baca adalah bidah. Karena nabi itu ummi.

Pangeran dipenogoro ngaku jadi imam mahdi? Saat perang jawa.

Epistimologi subjektiv dan objektif, adalah saingan antara realisme dan idealism.

Nanti ada lanjutannya tentang fenomenalisme dan realitas.

Fenom itu bilang realitas tergantung persepsi manusa. Realisme itu realitas yg eksis tanpa persepsi
manusia.
Missal, candi Borobudur kalo tidak ditemukan oleh org sedunia, ada atau engga? kalau tidak ada itu
aliran fenom, jika ad aitu aliran realsime.

Manis teh, itu tergantung persepsi kann? Ada yg suka manis dan tidak suka manis.

Filsafat itu penting, tapi bagi yg tidak suka ini tuh sesat.

Jadi realitas itu tidak pernah bebas dari persepsi manusia, dus in an sis, realitas itu tidak pernah apa
adanya, semuanya itu hanya persepsimu. Jika sudah bersentuhan dg manusia, itu sudah menjadi
fenomena (subjektif) dan realisme (objektif). Jadi subjeknya itu tidak bisa independent.

Fenomena bisa diketahui karena baru di level fenomena, lawannya nomena yg hakikat apa adanya.

Fenomena/gejala ala mini bisa diketahui,

masa lalu meskipun lewat tapi masih bisa diketahui

masa depan, juga muncul pengetahuan, missal melihat 2 orang pacarana dihotel keluar pagi2, kamu
menganggap dia akan hamil, berarti itu tahu masa depan

nilai, pengetahuan tentang etika, estetis, religious. Pengetahuan ttg seni, keindahan. Nonton film
terus tahu yg bgaus2 itu juga estetika. Jika ditanya terus dijawabnya rasional terus juga ga enak,
missal ditanya mau kemana, mau ke depan, dari mana, dari belakang. Makanya perlu estetik.

Mind, dimensi psikis, mind nya manusia itu luar biasa,

Berpikir itu mungkin awalnya mentok, tapi besok bisa dapat fakta baru, jadi batasnya bisa
berkembang. Missal awalnya ngirim surat pake burung, trus sampe sekarang pakai email.

Mind itu habbit, tergantung kebiasaan kamu mikirnya kaya gimana, kalo diisi negative pasti isinya
jadi negative dan itu berpengaruh terhadap kelakuan
Authority itu siapa yg kamu percaya. Pada dasarnya tidak ada manusia yg tidak taklid. Missal ke
dokter, tahu bumi datar. Ngerti sendiri itu haqul yakin, ngerti sendiri. Coba dicek satu-satu, saya
yakin 95% taklid. Missal karena kita ga ngerti fiqh maka saya ikut fiqh imam syafii, dan ini manusiawi.
Ga mungkin bisa ijtihad sendiri. Banyak proses yg perlu dilalui, dan bahkan harus tau dari banyak
pandangan.

Sense perception itu dari panca indera

Reason dari akal

Intuition itu intuisi


Karena sudah banyak di pikiranmu, maka harus dicek lagi.

Biasa - missal sakit perut di pagi hari, itu tidak perlu bikin seminar, itu Namanya lapar. Jika rambut
gatal tidak perlu dipikir, karena 6 hari belum mandi. Hal yg dipahami semua orang tanpa harus
dibahas lagi

Ilmiah  sifatnya eksas, hasilnya itu ilmu, kimia, biologi

Teknologi  isinya Teknik, ini ilmu terapan, missal Teknik memperbaiki laptop, Teknik kimia, Teknik
informatika,

Ideologi  pengetahuan doctrinal, biasanya isinya listening dan juklak prilaku, missal ad.art nya apa
dan harus diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari. Misal HMI, IMM, PMII itu punya ideologinya,
Indonesia punya ideologi yaitu pncasila, sifatnya kesepaktan Bersama, intersubjektif. Missal garuda
itu kesepakatan Bersama, karena bisa aja lambing negaranya itu Komodo.

Filosofis  cirinya radikal, universal, komperhensif, mendalam, inti dan hakikatnya ketemu, tidak
melihat realitas secara dangkal dan artifisial, tidak melihat tampilannya saja.

Mistis/agama  ini lebih menjelimet, missal eyang subur bilang disantet karena ada masalah
sebelumnya sama si A. membuktikannya susah.

Harus bisa membedakan ilmiah dan ideologis,

Ini hanya pengantar saja,

Kita selalu menganggap ilmu itu harus ilmiah, faktanya banyak hal secara ilmiah tidak bermakna tapi
bermanfaat, misalnya agama, itu sifatnya fungsional, hidupnya jadi tentram, tertib.
Ada cerita dari sokrates, ada Namanya triple filter, 3 lapisan, jadi kalua ada yg mau ngegosip coba
tanya dulu 3 hal,

1. Apa yg kamu akan ceritakan itu sudah pasti benar?


2. Apa yang mau kamu omongkan itu hal-hal baik/bagus?
3. Apa yg mau kamu omongkan ini ada gunanya?

Kebetulan bukan kebenaran, karena tidak bisa diulang. Missal, pake hp ini banyak cewe mendekat.
Kebetulan tidak bisa dijadikan sumber ilmiah tapi kadang bisa dijadikan kebenaran, misalnya lagi
nyari jalan keluar ketemu, terus tiba2 ketemu temen, akhirnya dia tau mau ngutang ke siapa.
Kebetulan tidak prediktif

Akal-akalan, apriori murni, bisa juga dijadikan kebenaran namun hasilnya bisa menyesatkan. TV pas
dipukul idup,

Kebenaran intuitif, kenapa newton bisa tau hukum gravitasi, aoakah sebelumnya gravitasi belum
ada? Missal lagi ujian, terus mikir lama tapi ga tau, sampai akhirnya kepikiran dosen pernah ngajarin
itu.

Usaha coba-coba, trial and error, kebenearan karena coba-coba

Kebenaran melalui kewibawaan, lewat otoritas

Kebenaran spekulatif, kebenaran dari hasil pemikiran secara trial and error secara acak. Berpikir
siapa tau pas, nyari jodoh missal secara spekulasi jangan dengan trial and error.

Kebenaran melalui wahyu, tidak ilmiah emang, tapi bisa mendapatkan kebenaran.
Secara empiris, masuk akal, konsisten,

Pengetahuan yg kita punya ada yg non ilmiah dan ilmiah. Klasifikasikan.

Setelah epistemology paham dan bisa memenej, baru masuk ke logika, kemudian hermenetika, isu
besar, tuhan, alam, manusia, etika, dan estetika.

Sehari harus dapat 1 pengetahuan, apapun, ga usah yg canggih-canggih. Sebelum tidur coba pikirkan
apa hari ini sudah nemu pengetahuan? Jika belum, ambil buku, focus cari satu pengetahuan. Missal
lagi ngobrol coba sebelum pulang coba pikirkan satu pengetahuan apay g bisa didapat.

Anda mungkin juga menyukai