TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Elektro, konsentrasi Teknik Tenaga Listrik
U N I V E R S I TA S
MERCU BUANA
Disusun Oleh :
Budiman
NIM : 41406120090
Konsentrasi : Teknik Tenaga Listrik
Dibuat oleh :
Nama : BUDIMAN
NIM : 41406120090
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
TUGAS AKHIR
Menyetujui,
Bersama ini
Nama : BUDIMAN
NIM : 41406120090
Menyatakan
Bahwa tugas akhir ini yang saya buat ini adalah hasil karya saya sendiri
dan bukan merupakan duplikasi dari karya orang lain, kecuali yang telah di
sebutkan sumbernya.
Budiman
ABSTRAK
produksi listrik. Pada saat ini produksi listrik pemerintah (PLN) sedang
berjalan.
yang menggunakan pasokan energi listrik dari PT. PLN, dengan daya terpasang
865 KVA, dengan rata-rata pembayaran Rp. 100.345.851/ bulan, termasuk biaya
energi listrik.
peralatan listrik. Dari analisa ini penghematan yang didapat sekitar Rp.
24.344.317 setiap bulannya atau sekitar 21.7 % dari biaya rata-rata pembayaran
rekening listrik.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
1. Ir. Mustari Lamma, MSc selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang
3. Bapak Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi, nasehat dan doa
5. Rekan – rekan sejawat di PT Naga Tarra Sakti, Ir. Mutiha, Ir. Agung
Hermanto. Ir Gatot PW, Kus Adri dan seluruh karyawan serta staff PT Naga
Akhir ini.
Akhir kata hanya doa yang dapat kami berikan semoga Allah memberikan
balasan. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
energi listrik secara nasional, hal ini di pacu karena krisis energi listrik di
cara di lakukan oleh pemerintah seperti SKB 4 menteri tahun 2008 yang
menghimbau kepada industri agar pengalihan hari libur kerja, dialihkan ke hari
lain, selain hari minggu. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari atau
PT. Naga Tarra Sakti salah satu industri yang menggunakan energi listrik
untuk proses produksinya, energi listrik yang digunakan adalah langsung di pasok
dari PLN, energi listrik ini digunakan oleh perusahaan untuk produksi CD dan
peralatan - peralatan pendukung lainnya (Utility) dan Gudang CD yang siap untuk
di distribusikan, sejak tahun 1992 kapasitas listrik terpasang adalah 2x 800 KVA ,
yang digunakan untuk menyuplai seluruh gedung yang ada pada area tersebut.
menurunkan biaya produksi dengan melihat berapa banyak energi listrik yang
dipergunakan dalam memproduksi suatu produk. Dan sejauh mana biaya energi
listrik ini dapat mempengaruhi biaya produksi, sehingga dapat diambil suatu
listrik adalah mesin injection, AC, Penerangan, dan kompressor, dengan cara
biaya listrik yang menjadi salah satu komponen dalam menentukan harga suatu
produksi, yang diharapkan dengan usaha ini biaya produksi dapat diturunkan
sehingga tercapai efisiensi dan akhirnya harga produk dapat bersaing di pasaran
listrik yang lebih optimal dan efisien namun tidak mempengaruhi produktifitas.
1.3 Tujuan
peralatan terpakai oleh PT Naga Tarra Sakti dalam proses produksi, agar dapat
dicapai suatu penghematan energi listrik, dan pada akhirnya akan menghemat
a Penelitian literature
Penelitian ini dilakukan dengan cara mencari data – data yang diperoleh
dari sumber informasi yang telah ada, yang dapat dipakai sebagai acuan
c Tanya Jawab
Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari lima bab, bab satu
Pada bab dua dibahas mengenai landasan teori tentang usaha yang perlu di
energi listrik
Pada bab tiga berisi tentang analisa data - data yang didapat dari lapangan
(tempat kerja) untuk dievaluasi, apakah pemakaian energi listrik sudah optimum
atau masih ada yang bisa dilakukan agar pemakaian energi listrik optimal dan
efisien.
Pada bab lima akan dibahas kesimpulan penulisan dan saran – saran untuk
perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
untuk daya nyata dan reaktif dapat dilakukan dengan mudah dalam bentuk
kompleks. Jika tegangan pada suatu beban atau pada bagian dari suatu rangkaian
dan arus ke beban atau bagian tersebut dinyatakan dengan V = |V| ﮮα dan
I = |I| ﮮβ, maka hasil perkalian tegangan dan “conjugate” dari arus adalah
Kuantitas ini, yang juga disebut daya kompleks, biasanya ditulis sebagai S
Karena α – β merupakan sudut fasa antara tegangan dan arus, jadi sama
S = P + jQ (2.3)
tegangan dan arus adalah positif, yaitu jika α > β, yang berarti bahwa arusnya
untuk β > α , yang berarti juga bahwa arus mendahului terhadap tegangan. Ini
sesuai dengan pemilihan tanda positif untuk daya reaktif dari suatu rangkaian
induktif dan tanda negative untuk daya reaktif dari suatu rangkaian kapsitif. Untuk
Pada beban yang kompleks, maka daya yang disupply dari suatu daya
terbagi menjadi daya aktif (P) dalam watt dan daya reaktif (Q) dalam VAR. daya
aktif adalah daya yang terpakai yang dapat di konversikan ke bentuk lain seperti :
Daya aktif ini sefasa dengan tegangan yaitu : V.I cos φ (Watt), sedangkan
daya reaktif adalah daya yang terbuang sehingga daya ini tegak lurus dengan
keseluruhan. Q, dan sudut fasa untuk beberapa beban yang dihubungkan paralel,
karena cos θ adalah P/S. Segitiga daya dapat digambar untuk suatu beban induktif,
seperti dapat di lihat pada gambar 2.1. untuk beberapa beban yang di paralel, P
total adalah jumlah rata-rata dari semua beban , yang harus digambar pada sumbu
S
Q
Daya aktif P
Faktor daya = =
Daya semu S
Atau
P
Factor daya = cos φ =
S (2.4)
mengikuti (lag) terhadap tegangan, seperti yang terlihat pada gambar 2.2. Cosinus
dari sudut yang di bentuk antara arus dan tegangan di kenal dengan faktor daya
(Power factor)
φ φ
Ix = I SIN Ө Daya Reaktif (VAR)
) (b)
Diagram Fasor Segitiga daya
tegangan, maka didapat hubungan antar daya – aktif (P) daya Reaktif (Q) dan
daya kompleks (S) atau apparent Power (gambar 2.5 b). bila di pasang kapasitor
pada sisi beban, maka komponen daya reaktif (Q) daya kompleks (S) akan
berkurang.
Pada gambar 2.3 diperoleh cara mengoreksi faktor daya dari sistem, dan
beban
(a)
reaktif Q (kVAR) dan daya kompleks S1, maka faktor daya = cos Ө1 = P/S1
(2.5)
Bila kapasitor shunt dengan kapasitor Qc dipasang pada sisi beban maka faktor
(2.6)
Bila faktor daya semula disebut cos φ1 dan di perbaiki menjadi cos φ2 maka
Dimana :
Qc = dalam kVar
Faktor beban atau load factor merupakan rasio atau perbandingan dari
Beban rata-rata
Faktor Beban (LF) = (2.8)
Maksimum kebutuhan
tertentu (biasanya dalam satu hari atau satu bulan). Untuk pemakaian selama 1
waktu pemakaian energi listrik Hubungan antara beban rata-rata dan beban
Beban maks
Beban rata-rata
Waktu, jam
didefinisikan sebagai rasio dari kebutuhan daya maksimum terhadap total daya
daya tersambung yang dioperasikan pada kurun waktu tertentu. Nilai dari faktor
Ada tiga komponen energi listrik yang di butuhkan oleh sebuah motor yaitu :
3. Rugi listrik dalam motor dan rugi pada sistem tenaga listrik
Rugi - rugi listrik merupakan fungsi dari kondisi lingkungan listrik, sifat
beban, dan desain motor. Cara yang biasa digunakan untuk mengukur
dan dibebani 150 % dari name plate selama waktu 20 %. Efisiensi motor
dirumuskan.
o
T1 dan T2 = temperatur (0 )
terhadap magnitude tegangan catu, keseimbangan fasa, dan frekuensi. Motor dan
trafo didesain untuk kenaikan temperatur yang spesifik dalam batasan + 10% dari
name plate.
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnnetis yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan
mengangkat beban dan lain-lain. Motor listrik juga di gunakan dirumah (mixer,
bor listrik, fan) dan di industri, motor listrik kadang kala disebut dengan ”kuda
Industri.
b. Suhu motor
Terdapat hubungan yang jelas antara efisiensi motor dan beban. Pabrik
motor membuat rancangan motor untuk beroperasi pada beban 50-100% dan akan
paling efisien pada beban75%. Tetapi, jika beban turun dibawah 50% efisiensi
turun dengan cepat seperti ditunjukkan pada gambar 2.5. mengoperasikan motor
dibawah 50% maka akan tidak efisien. Efisiensi motor yang tinggi diinginkan
Sistem tata udara suatu ruangan atau sering kita sebut heating ventilating
air conditioning (HVAC) merupakan salah satu peralatan listrik yang harus diatur
Pengaturan peralatan listrik untuk mengatur tata udara adalah hal yang
sagat penting dalam merancang suatu gedung baik itu perkantoran atau pun gardu
3. Isolasi dan warna-warna yang lebih terang untuk atap dan dinding.
dalam.
listrik
Sistem penerangan dalam sebuah industri adalah salah satu bagian yang
sangat penting selain peralatan listrik yang berhubungan langsung dengan proses
pekerjaan, tetapi sistem pencahayaan yang berlebihan juga tidak baik karena
selain pemborosan energi juga biaya listrik yang tidak sesuai dengan
kebutuhannya.
Beberapa istilah memngenai pencahayaan yang harus diketahui.
peralatan listrik.
1. Fluorescent filament
3. MV (Metal Vapour)
4. MH ( Metal Halide)
6. Mercury
.
2.5 Dasar Perhitungan Rekening Listrik
a. Dari segi kebutuhannya yaitu pelanggan rumah tangga, badan sosial, usaha
tegangan tinggi.
c. Dari segi batas daya yaitu pelanggan rumah tangga dengan batas daya 250
VA, 450 VA, 900 VA, 1300 VA, 2200 V, batas daya sampai dengan 99 kVA
berdasarkan tarif dasar listrik (TDL) tahun 2004. pembagian golongan tarif
industri kecil (I-1) dibagi menjadi empat karena tergantung batas dayanya
yang berefek pada harga per kVA biaya bebannya. Secara lengkap Tarif
Dasar Listrik (TDL) 2004 yang berlaku saat ini bias dilihat dilampirkan -2
Tabel 2.1 Golongan Tarif untuk keperluan industri berdasarkan TDL.2004
GOLONGAN BATAS
NO KETERANGAN
TARIF DAYA
1 I – 1/TR s/d 450 VA Golongan tarif untuk
keperluan industry kecil
atau rumah tangga
2 I – 1/TR 900 VA Golongan tarif untuk
keperluan industry kecil
atau rumah tangga
3 I – 1/TR 1.300 VA Golongan tarif untuk
keperluan industry kecil
atau rumah tangga
4 I – 1/TR 2.200VA Golongan tarif untuk
keperluan industry kecil
atau rumah tangga
5 I – 1/TR 2.200 – 14.000 VA Golongan tarif untuk
keperluan industry kecil
atau rumah tangga
6 I – 2/TR 14 - 200 kVA Golongan tarif untuk nke
perluan industry sedang
7 I – 3/TR ≥ 200 kVA Golongan tarif untuk
keperluan industry
menengah
8 I – 4/TR ≥ 30.000 kVA Golongan tarif untuk
keperluan industri besar
Besarnya biaya rekening listrik yang harus dibayar oleh konsumen setiap bulan
Tarif daya terpasang atau kapasitas terpasang yang biasa disebut biaya
beban adalah Rp/kVA/bulan yang mana harga setiap kVAnya berbeda untuk setiap
Biaya listrik bulanan dipengaruhi juga oleh konsumsi energi listrik yang
dipakai selama sebulan. Dari tabel tarif dasar listrik (TDL) tahun 2003 dilampiran
a. I-1/TR, harga tarif per kWh pada golongan ini dibedakan menjadi dua
c. I-3/TM, besarnya tarif sama menggunakan sistim WBP dan LWBP, hanya
disini ada tambahan faktor k yaitu faktor pengali apabila pemakaian WBP
melebihi harga yang sudah ditentukan dan perhitungan jam nyala kurang
Berdasarkan peraturan yang baru dari PLN bahwa mulai oktober 2005
kVA maks dan KWH maks. Dengan sistem ini biaya tambahan yang diberlakukan
a. bea kelebihan kVA max, yaitu biaya yang harus dikeluarkan apabila
Bea kVA max = (daya maksimum – ½ batas daya) x 2 x biaya beban (2.12)
• Apabila jam nyala lebih dari 350 jam / bulan maka tarifnya
Bea kVA max = ( daya Maksimum – ½ batas daya ) x biaya beban (2.13)
b. Bea kelebihan batas energi saat waktu beban puncak (WBP), yaitu biaya
dari setengah harga rata-rata pemakaian energi listrik WBP. Besarnya tarif
Bea batas energi = (energi WBP terpakai – batas energi) x 2 x bea perkWh
(2.14)
2.5.4 Denda
dijelaskan dalam sub bab 2.4.2, ada satu biaya tambahan yaitu biaya denda karena
faktor daya kurang dari harga yang ditentukan PLN, yaitu 0,62 % harga tersebut
terhadap energi aktif KW. Apabila harga faktor daya kurang dari 62% dalam
Bea kVArh = Energi kVArh – (Energi kWh x 0,65) x biaya per kVArh (2.15)
Pajak penerangan jalan yang ditentukan oleh PLN adalah 2,4% dari total
Bea PPJ = 2,4% x ( Biaya Beban + Biaya Pemakaian + Disinsentif + biaya denda)
2.5.6 Total Biaya Rekening Listrik
Rekening listrik bulanan yang harus dibayar oleh konsumen kepada PLN
Sejak tahun 1992 PT Naga Tarra Sakti melakukan kontrak pasokan tenaga
listrik dari PLN sebesar 2x 865 KVA dengan tegangan kerja 20KV, 3 phasa.
Dengan berjalannya waktu dan pengaruh dari krisis global, aktifitas produksi pun
menurun maka pada tahun 2008 kapasitas diturunkan menjadi 1x 865 KVA.
seluruh sumber listrik dipasok dari PT PLN dengan menggunakan saluran bawah
gangguan pasokan dari PLN (black out), maka pasokan listrik akan di backup oleh
Generator, dengan kapasitas 500KVA, 3 phasa. Genset ini digunakan hanya untuk
beberapa mesin, ruang panel, server, komputer dan penerangan, sehingga proses
produksi tidak terganggu walaupun ada beberapa mesin yang harus mati.
paralel. Alat yang digunakan untuk keperluan menghitung biaya pemakaian listrik
a. KWH meter
b. Ampere Meter
c. Volt Meter
dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah. Total daya tersambung ini sudah termasuk
beberapa peralatan listrik yang sifatnya sebagai cadangan ( stand by) misalkan
beban chiller 1 dan 2, dimana chiller 1 saat proses produksi hidup terus, sementara
pemeliharaan. Lebih jelasnya mengenai beban tersambung ini bisa dilihat pada
DAYA
NO AREA
T ERSAM BUNG (KW )
1 G P RODUKSI 1105 .862
2 G P RINT ING 102.282
3 G P ACKING 64.1 68
4 G DIST RIBUSI 218 .28
T OT AL 1490 .592
kebutuhan proses area yang bersangkutan. Pada area tertentu, peralatan listrik
hanya dioperasikan selama kurun waktu tertentu atau disebut dengan batch proses.
Sedangkan area proses yang lainnya diopersikan secara terus menerus atau 24 jam
Gambar di bawah ini menggambarkan alur proses produksi dari tahap awal
Unit
packing
Distribusi
suatu proses di area tertentu, maka dilakukan identifikasi peralatan listrik yang
mencatat konsumsi daya peralatan dan dan berapa lama ia beroperasi. Data – data
tersebut diperoleh dari pengukuran di lapangan dan dari data sheet peralatan yang
bersangkutan
Tabel 3.2 Identifikasi Daya Peralatan
1 G P RODUKSI 4 2 7 .7 7 9
2 G P RINT ING 8 6 .7
3 G P ACKING 4 7 .2 2
4 G DIST RIBUSI 1 3 1 .3 2
T OT AL 6 9 3 .0 1 9
kelistrikan yang dihasilkan akibat pemakaian listrik, seperti faktor daya, faktor
beban, faktor kebutuhan. Dalam Tugas akhir ini karakteristik kelistrikan yang
akan dibahas berdasarkan pada data-data pemakaian listrik selama periode Januari
Faktor daya dalam sistem kelistrikan di PT Naga Tarra Sakti. selain diukur
dengan cos φ meter dapat pula dihitung berdasarkan hasil pencatatan bulanan
daya reaktif (dalam kVAR) dan daya nyata (kWH) sebagaimana disebutkan dalam
persamaan berikut.
Faktor daya (
Dari perhitungan data yang ada antara periode januari sampai desember
2008 Seperti Tabel 3.3. Untuk lebih detilnya dapat dilihat pada lampiran, ternyata
cos φ berkisar 0.91 dan 0.98, dengan angka rata-rata 0.96 seperti terlihat pada
FAKTOR DAYA
0.99
0.97
0.95
0.93
0.91
0.89 FAKTOR DAYA
0.87
0.85
JUL
SEP
FEB
JAN
JUN
APR
DEC
OCT
AUG
NOV
MAY
MAR
170
150
130
110
90 MVARh (Q)
70 MVA (S)
50 MWh (P)
30
10
JUL
SEP
FEB
JAN
JUN
DEC
APR
OCT
AUG
NOV
MAY
MAR
Daya rata - rata adalah perbandingan antara daya Pemakaian energi listrik
dengan waktu pemakaian Daya listrik. Daya rata-rata tahun 2008 dapat dilihat
Hasilnya daya rata – rata antara januari – desember 2008 (Gambar 3.5)
satuan kVA, berkisar antara sehingga 693.019 kVA ( Desember 2008), minimum
454 kVA (Januari 2008) sehingga rata – ratanya 599.36 kVA. Gambar grafik 3.5
memperlihatkan grafik daya yang meliputi daya rata-rata, maksimum kVA, beban
1600
1400
1200
1000
kW Terpasang
800
Max kVA
600
beban tersambung
400
200
0
jan feb mar apr may jun jul aug sep oct nov dec
Berdasarkan pencatatan KWH, MVAR dan max kVA tiap bulannya seperti
tabel 3.5, maka dengan menggunakan dasar persamaan 2.12 faktor beban dapat di
Beban Rata-rata
Faktor Beban (LF) =
Maksimum Kebutuhan
dengan angka tertinggi 0.67 (Juni 2008) dan angka terendah 0.21 (januari2008).
Faktor beban bulan januari sangat rendah hal ini dikarenakan proses produksi
0.7
0.6
0.5
0.2
0.1
0
jan feb mar apr may jun jul aug sep oct nov dec
maksimum KVA tiap bulannya serta perhitungan cos φ pada bulan januari –
desember 2008, seperti pada gambar grafik 3.5 dan 3.4, maka faktor kebutuhan
berkisar antara 0.28 Sampai 0.45 dengan rata – rata 0.38 (38 %) seperti terlihat
biaya yang dialokasikan setiap bulan sangat besar yaitu bisa mencapai 30 % dari
biaya produksi.
hilangnnya energi atau losses pada motor listrik, sistem lampu penerangan, sistem
tata udara (HVAC). Dari data – data ini nantinya bisa dianalisa dan dilakukan
Motor listrik merupakan salah satu alat listrik yang banyak digunakan
pada proses produksi, kebanyakan motor yang digunakan adalah jenis motor
satu pompa besar yang digunakan adalah pompa sirkulasi pendingin mold.
d Motor listrik untuk penggerak mesin potong kertas dengan daya 3,8 KW.
Pada tabel 3.6 terlihat hasil pengukuran dilapangan beberapa motor listrik
yang digunakan, dari data ini nantinya akan dievaluasi apakah motor – motor
Pada tabel 3.3 diatas ada beberapa beban mesin bekerja dengan sistem
tersebut adalah mesin injection, mesin injection ini mempunyai beberapa step
dalam satu periode (menghasilkan 1 produk) yaitu ; mold close, inject, hold,
suckback, cooling, charge, eject. Dari setiap step tersebut membutuhkan daya dan
waktu yang bervariatif, data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
hour), mesin injection ini efektif beroperasi selama 14 jam dalam sehari, start
pada jam 7.30 sampai dengan jam 24.00 wib. Mesin injection 3 menghasilkan
dan fluorescent dimana lampu tersebut mempunyai kualitas lumen yang sangat
bagus. Tabel 3.5 berikut memperlihatkan data intensitas cahaya di beberapa titik
ruang produksi.
memang pengoperasiannya secara manual, lampu ini tetap menyala apabila siang
hari karena posisinya jauh dari aktifitas produksi, adapun lampu- lampu tersebut
Sistem tata udara ikut berperan terhadap proses produksi karena ada
beberapa peralatan yang sensitive dengan temperatur ruang, seperti server room
Ada pun data pemakaian daya AC yang digunakan dapat dilihat pada lampiran.
3. Biaya tetap atau biaya beban adalah biaya yang harus dibayar setiap
bulannya yang ditentukan oleh besarnya kapasitas yang terpasang, jadi tidak
4. Biaya variabel, yaitu biaya yang harus dibayarkan sesuai dengan pemakaian
5. Finalty atau disinsetif, yaitu biaya tambahan yang harus dibayarkan pada
tentukan, dan pemakaian batas energi waktu beban puncak (WBP) melebihi
Biaya beban (Tetap) yang harus di bayar oleh PT Naga Tarra Sakti sesuai
dengan kontrak PLN adalah 865 kVA, dengan menggunakan persamaan pada bab
2.12 pada sub 2.5.1 dan berdasarkan tarif dasar listrik (TDL) tahun 2003 seperti
terlihat pada tabel 2.1 sub bab 2.5 maka biaya tetap yang harus dibayarkan setiap
bulannya adalah
adalah golongan tarif I3/TR seperti terlihat pada tabel 2.1 di sub 2.5. dimana harga
per kWH adalah Rp. 439 ketika LWBP. Dan untuk WBP adalah Rp.878 bila
pemakian jam nyala kurang dari 350 jam, dan Rp. 439 bila pemakai jam nyala
lebih dari 350 jam. Apabila persamaan persamaan 2.13 pada sub bab 2.5.2
diaplikasikan pada bulan desember 2008 maka jumlah biaya yang harus di bayar
adalah
Seperti yang diuraikan pada sub bab 2.5.3 biaya kelebihan daya
maksimum atau disebut juga kVA max melebihi harga yang sudah ditentukan, dan
jam nyala dalam sebulan kurang dari 350 jam. Bila diambil data pada periode
Desember 2008 kVA max WBP sebesar 185.50 KVA, maka pada periode
desember ini tidak dikenakan biaya kelebihan daya maksimum, karena tidak
Apabila terjadi kelebihan daya maks WBP maka persamaannya dapat dilihat pada
Seperti sudah di uraikan pada sub bab 2.3 biaya kelebihan pemakaian
batas energi adalah biaya yang dibebankan apabila pemakaian energi listrik WBP
melebihi batas energi yang telah ditentukan. Harga batas energi yang berlaku
sekarang di PT Naga Tarra Sakti adalah 9.333,34 kVA, artinya apabila pemakaian
energi listrik saat beban puncak atau WBP melebihi harga yang sudah ditentukan
maka kelebihannya harus dibayar 2 kali harga normal. Apabila persamaan 2.15
sub bab 2.5.3 diaplikasikan pada bulan desember 2008 dimana konsumsi energi
listrik WBP sebesar 12.486,66 kWH, maka biaya kelebihan energi yang harus
dibayarkan adalah
Bea batas energi = ( energi WBP terpakai – batas energi) x 2 x bea per kWh
= 12.488,66 x 2 x 439
= Rp. 10.963,285
3.5.5 biaya invoice
Biaya invoice adalah biaya pengiriman atas jasa informasi rekening listrik yang
harus dibayarkan. Biaya ini setiap bulan tidak berubah yaitu Rp. 4000
Besar pajak penerangan jalan adalah sebesar 2.4 % dari total biaya listrik, jika
= 2.4 % x 111.554.175
=Rp. 2.677.300
Total seluruh komponen rekening listrik yang harus di bayar pada bulan
desember adalah sesuai dengan persamaan 2.17 pada sub bab 2.5.6 di tambah
2.677.300
= Rp. 114.214.486
periode yahun 2008 bisa dilihat pada gambar 3.6 berikut ini.
14000000
12000000
10000000
20000000
0
jan feb mar apr may jun jul aug sep oct nov dec
-2000000
605000
565000
525000
485000
445000
405000 injection 3
365000
325000 injection 5
285000 injection6
245000
205000 injection cd
165000 injection dvd
125000
85000
45000
5000
jan feb mar apr may jun jul aug sep oct nov dec
yang pemakainnya tidak produktif atau bersifat pemborosan energi, yang secara
boleh menurunkan laju produksi perusahaan, akan tetapi justru dapat mengurangi
penghematan ini proses produksi tidak akan terganggu, tetapi biaya produksi
circutor C38)
c. Mencatat data bulanan pemakaian listrik dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
yaitu tahun 2008. dimana dalamnya terdapat data catatan jumlah kWH, kVAR.
d Mencatat data rekening bulanan dan tarif dasar listrik yang berlaku
e Melihat kapasitas daya yang terpasang yang dinyatakan dalam kontrak
f Mengamati proses kerja suatu unit atau melakukan tanya jawab dengan
suatu unit kerja dan mengevaluasi jumlah peralatan yang terpakai dalam
unit tersebut.
produksi
a. Faktor daya
b. Faktor beban
c. Daya terpasang
d. Pengoperasian peralatan
Seperti diuraikan pada sub bab 3.2.1 aliran daya reaktif sudah mencukupi
untuk mengurangi daya induktif yang timbul akibat beban – beban induktif.
2008 mempunyai angka minimum 0.91 dan maksimum 0.98. angka tersebut jauh
lebih baik di bandingkan dengan angka yang disarankan PLN yaitu 0.85, hal ini
berarti bahwa pencatatan energi reaktif kVARh tidak diperhitungkan sebagai biaya
tambahan (denda), karena biaya denda akibat faktor daya yang rendah akan terjadi
bila faktor daya di bawah 0.85. sehingga perbaikan faktor daya dengan
faktor daya aktual, faktor daya minimum dan faktor daya yang mengakibatkan
1
0.95
0.9
0.85
0.8 denda cos phi < 062
0.65
0.6
0.55
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
Dari hasil perhitungan faktor beban rata-rata 0.51 (51 %) terlihat pada
pada gambar 3.6 grafik faktor beban tahun 2008, berarti pemakaian listrik masih
belum konstan, masih terjadi lonjakan pemakaian pada saat – saat tertentu. Hal ini
disebabkan karena kondisi proses produksi yang tidak selalu beroperasi penuh
melonjak tinggi dan pada saat produksi berhenti konsumsi listriknya rendah.
faktor beban
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
faktor beban
0.3
0.2
0.1
0
jan feb mar apr may jun jul aug sep oct nov dec
Melihat pada tabel 3.5, maka hasil pencatatan maksimum KVA setiap
sedangkan daya terpasang PT Naga Tarra Sakti 865 kVA. maka selisih daya
terpasang adalah 865 – 693.019 = 171 kVA, 80 % dari daya terpasang. Dengan
Tidak perlu penurunan daya terpasang. Karena PT Naga Tarra Sakti adalah
Pembayaran listrik selama tahun 2008 yang dilakukan oleh PT Naga Tarra
komponen rekening listrik yang ada, masih ada peluang untuk dilakukan
gedung Naga Tarra Sakti, ada peluang dilakukannya penjadwalan kerja peralatan
• Pengoperasian komperessor
Motor listrik yang digunakan untuk proses produksi adalah jenis motor
induksi. Bila dilihat pada tabel 3.6 Pada sub bab 3.4.1 pemakaian motor listrik
saat beban bervariasi sudah bisa dikatakan efisien, hal ini bisa dilihat dari hasil
pengukuran pada tabel 3.6 sub bab 3.4.1 salah satu contoh motor injection 5.2
Dengan rasio beban 80 % , hal ini di tunjang oleh bagusnya faktor daya yaitu 0.93
lag. Ratio kVAr sebesar 80 %, hal ini membuktikan bahwa tidak perlu
penambahan kapasitor bank untuk memperbaiki cos 0. Walaupun motor ini sudah
operatioanalnya.
sistem full elektrik motor. Mesin tersebut efektif beroperasi selama 14 jam/hari,
22 hari/bulan. Dari tabel 3.4 dapat kita lihat pemakaian energi listrik setiap mesin
injection, dan waktu yang di butuhkan untuk 1 cycle (1 cycle adalah waktu atau
daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk), tabel 4.1 adalah perhitungan
Mesin t (s) P/cycle (Wh) P/cycle (kWh) P(kWh) P14jam/hari (KWh) P22hari/bulan(kWh)
Dari tabel 4.1 diatas dapat di hitung biaya pemakaian energi listrik mesin
1. Biaya produsi per Produk yang dihasilkan pada LWBP dapat dihitung
total LWBP sebesar 16010.28 KWH dan total WBP 9044.2 KWH. Dengan jam
operasional pada waktu LWBP selama 9 jam dan 5 jam pada WBP dalam satu
Pemakaian energi dalam 1 bulan = daya/ jam x lama operasional (jam) x 22 (hari)
Dari tabel 4.1 dapat kita hitung berapa Energi yang digunakan dalam 1 bulan
Penghematan bisa kita dapat apabila sistem jam kerja yang tadinya 16.00
s/d 24.00 dialihkan menjadi jam 23.00 s/d 07.00. dapat menurunkan harga per
keping/produk. Karena tidak adanya energi listrik yang dipakai selama WBP oleh
Mesin Injection.
Pemakaian energi = jumlah daya(lihat tabel 4.1) x lama operasi (jam) x 22 hari
25054.48 KWH
d. Biaya produksi per produk tetap, Karena Injection
Di bawah ini adalah Perhitungan Pemakaian energi listrik sesudah dan sebelum
penghematan.
Sebelum penghematan
Pemakaian daya WBP = Total WBP (lihat tabel 4.2) x Rp. 878
= RP. 15.087.410/bulan
Sesudah penghematan
= Rp. 11.117.130
= Rp. 3.970.280
3 Penghematan Kompressor Boge 100
produksi, kompressor ini dipakai oleh mesin imjection yang berada pada gedung
Produksi CD, dan 2 mesin (Mesin Spot UV, mesin pembuat screen) pada gedung
printing, kompressor yang pertama yaitu kompressor boge 100 dengan kapasitas
17.5 KW dan daya ketika running 15.65 KW, kompressor ini ini bekerja selama
24 jam untuk mensupplai udara bertekanan ke gedung produksi case & CD serta
gedung Printing. Dan yang kedua kompressor swan dengan kapasitas 7,5 KW dan
daya ketika Running 5.5 KW. kompressor swan ini di gunakan hanya untuk
memperbaiki mesin yang letaknya jauh dari sumber kompressor tetapi sangat
pada waktu WBP , dan pada hari sabtu minggu, karena pada waktu tersebut hanya
mesin di gedung Printing yang bekerja selama 24 jam. Mesin yang membutuhkan
supply udara kompressor di gedung printing hanya 2 mesin (Mesin Spot UV,
mesin pembuat screen), jadi tidak membutuhkan kapasitas kompressor yang besar.
Exaust berfungsi sebagai penghisap panas UV lampu, dan uap oli yang
keluar dari vacuum pump. Exaust ini mempunyai daya sebesar 5.5 KW,
operasinal exaust terlupakan. Exaust ini beroperasi 24 jam, walaupun pada hari
libur, exaust tetap menyala. Dengan mematikan exaust pada hari libur dan
menyalakannya pada jam operasional produksi saja (16 Jam) dapat menghemat
WBP = 0
Dari pengamatan selama ini belum ada prosedur yang baku untuk
mematikan AC ruang produksi CD, pada saat mesin produksi tidak beroperasi.
ini beroperasi selama 24 jam walaupun produksi tidak beroperasi antara pukul
23.00 s/d 08.00. Operasional AC ini mengikuti waktu Produksi. Pada sub bab
4.5.1a penghematan dilakukan dengan cara mengalihkan jam kerja yang tadinya
16.00 s/d 24.00 dialihkan menjadi jam 23.00 s/d 7.00, jadi dapat menghasilkan
penghematan pada WBP. Pemakaian energi listrik selama LWBP menjadi 16 jam.
berikut :
Sebelum penghematan
Setelah penghematan
WBP = 0
Jadi penghematan yang dicapai adalah
Seperti diuraikan pada sub bab tabel 3.6 terdapat beberapa lampu di area
Inventory yang masih hidup disaat siang hari, karena memang dimatikannya
secara manual. Untuk lebih ekonomis maka perlu di pasang saklar otomatis yang
bisa mematikan lampu di siang hari dan menghidupkannya pada malam hari atau
sebaliknya. Adapun jumlah daya yang terpasang untuk total lampu area Inventory
Pada tabel 3.6 ada beberapa Area inventory yaitu inventory material, box
paper, disc Cover, dan spare part. inventory material dan box paper ini
menggunakan lampu jenis mercury, inventory disc cover dan spare part
material membutuhkan penerangan hanya pada malam hari saja (18.00 s/d 06.00
wib). Dan untuk ruang inventory disc cover dan spare part membutuhkan
penerangan lampu hanya pada jam kerja (08.00 s/d 17.00 wib) selebihnya dapat
dimatikan.
Dengan keterangan diatas kita dapatkan peluang penghematan penerangan,
Sebelum penghematan
= 520,68 KWh/bulan
kapasitas pemakaian KWH sebelum penghematan pemakain KWH setelah penghematan Penghematan
15
(KW) LWBP WBP LWBP WBP LWBP WBP
pembayaran rekening listrik setelah penghematan dapat dilihat pada tabel 4.5
total Rp 1 ,0 0 7 ,9 5 3 ,1 5 0 .0 0 Rp 7 8 8 ,8 5 4 ,2 9 8 .0 0 Rp 2 1 9 ,0 9 8 ,8 5 2 .0 0
rata-rata Rp 1 0 0 ,3 4 5 ,8 5 1 .0 0 Rp 8 7 ,6 5 0 ,4 7 7 .5 6 Rp 2 4 ,3 4 4 ,3 1 6 .8 9
Rp140
Rp120
Juta
Rp100
Rp80
Sebelum
Rp60 Penghematan
Rp40 Sesudah
Penghematan
Rp20
Rp-
apr may jun jul aug sep oct nov dec
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil evaluasi dan analisa yang dilakukan di Bab IV, maka dapat di
dapat dilakukan tanpa mengganggu hasil produksi tetapi dapat mengurangi biaya
e. Pengalihan jam kerja yang tadinya 16.00 s/d 24.00 menjadi 23.00 s/d
Gedung Produksi.
Dengan melakukan hal tersebut maka kita dapatkan rata – rata penghematan
sebesar Rp. 24.344.317 atau 21.7 % dari rata-rata pembayaran rekening listrik
tahun 2008.
5.2 SARAN
Dari hasil analisa penghematan energi listrik PT. Naga Tarra Sakti penulis
menyarankan :
3 Untuk dapat menghemat biaya energi listrik maka perlu adanya suatu
9. www.energyefficiencyasia.com, 2009