Anda di halaman 1dari 23

PANDANGAN DALAM PENGOBATAN PENYAKIT

(Ditujukan untuk Tugas Mata Kulih Islam Dan Ilmu Pengetahuan)

Disusunoleh:

Kelompok 4

1) Dian Yustika
2) Galang Erlangga
3) Khovifah
4) Maulia Annisa
5) Nanda Mahendra
6) Nopia
7) Syifa Nur A. O.
8) Syifani Noor H.

AKPER MUHAMMADIYAH CIREBON

TAHUN AJARAN 2019/2020

Jl. Walet No. 21, Kertawinangun, Kedawung, Cirebon


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Tuhan Yang
Maha Esa dan Hakikat Ketuhanan dengan baik meskipun banyak
kekurangannya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam


rangfka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
pemahaman keimanan dan ketkwaan erta implikasi tauhid dalam
Islam. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata semourna
oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi


siapapun yang membacanya. Sebelemumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Cirebon, 27 Februari 2020

Penyusun

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 pengertian pengobatan................................................................................3


2.2 petunjuk Al-Qur’an tentang pengobatan....................................................4
2.3 metode pengobatan pada zaman Rasul Sebelumnya..................................4
2.4 konsep pengobatan......................................................................................12
2.5 prinsip-prinsip pengobatan.........................................................................13
2.6 kaidah pengobatan......................................................................................15
2.7 sumber-sumber pengobatan........................................................................15
2.8 pengobatan tradisiona dalam pandangan Islam..........................................16
2.9 pengobatan Modern dalam pandangan Islam.............................................17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................19
3.2 Saran...........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Islam adalah agama yang kaya. Khazanahnya mencakup segenap aspek
kehidupan manusia, termasuk di antaranya masalah kesehatan dan
pengobatan. Ilmu pengobatan islam sebenarnya tidak kalah dengan ilmu
pengobatan barat. Contohnya, Ibnu sina seorang muslim yang menjadi pionir
ilmu kedokteran modern. Ilmu pengobatan islam bertumpu pada cara-cara
alami dan metode ilahiah. Yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi seorang
muslim dalam menjaga kesehatan dan mengobati penyakitnya.
Sebagai khalifah di muka bumi, manusia dibekali akal oleh Allah SWT,
disamping sebagai instink yang mendorong manusia untuk mencari segala
sesuatu yang di butuhkan untuk melestarikan hidupnya seperti makan, minum
dan tempat berlindung. Dalam mencari hal-hal tersebut, manusia akan
mendapat pengalaman yang baik dan yang kurang baik maupun yang
membahayakan. Maka akal lah yang mengolah, meningkatkan serta
mengembangkan pengalaman tersebut untuk memperoleh hasil yang lebih
baik. Karena itu, manusia selalu dalam proses mencari dan menyempurnakan
hingga selalu progresif. Berbeda dengan binatang yang hanya dibekali dengan
instink saja, hingga hidup mereka sudah terarah dan dan bersifat statis. Akal
lah yang membentuk serta membina kebudayaan manusia dalam bebragai
aspek kehidupannya termasuk dalam bidang pengobatan.
1.2 RumusanMasalah
1. Apa pengertian pengobatan?
2. Apa petunjuk Al-Qur’an tentang pengobatan?
3. Apa metode pengobatan pada zaman Rasul Sebelumnya?
4. Apa konsep pengobatan?
5. Apa prinsip-prinsip pengobatan?
6. Apa kaidah pengobatan?
7. Apa sumber-sumber pengobatan?
8. Apa pengobatan tradisiona dalam pandangan Islam?
9. Apa pengobatan Modern dalam pandangan Islam?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pengobatan
2. Mengetahui petunjuk Al-Qur’an tentang pengobatan
3. Mengetahui metode pengobatan pada zaman Rasul Sebelumnya
4. Mengetahui konsep pengobatan
5. Mengetahui prinsip-prinsip pengobatan
6. Mengetahui kaidah pengobatan
7. Mengetahui sumber-sumber pengobatan
8. Mengetahui pengobatan tradisiona dalam pandangan Islam
9. Mengetahui pengobatan Modern dalam pandangan Islam

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengobatan
Pengobatan adalah suatu kebudayaan untuk menyelamatkan diri dari dari
penyakit yang mengganggu hidup. Kebudayaan tidak saja dipengaruhi oleh
lingkungan, tetapi juga oleh kepercayaan dan keyakinan, karena manusia telah
merasa di alam ini ada sesuatu yang lebih kuat dari dia, baik yang dapat
dirasakan oleh pancaindera maupaun yang tidak dapat dirasakan dan bersifat
ghaib. Pengobatan ini pun tidak lepas dari pengaruh kepercayaan atau agama
yang di anut manusia.
Secara umum di dalam dunia pengobatan dikenal istilah medis dan non
medis. Para ahli berbeda pendapat tentang penjelasan batasan istilah medis
dan definisinya secara terminologis menjadi 3 pendapat, yaitu :
1. Pendapat pertama
Medis atau kedokteran adalah ilmu untuk mengetahui berbagai
kondisi tubuh manusia dari segi kesehatan dan penyakit yang
menimpanya. Pendapat ini di nisbat kan oleh para dokter klasik dan Ibnu
Rusyd Al-hafidz.
2. Pendapat kedua
Medis atau kedokteran adalah ilmu tentang berbagai kondisi tubuh
manusia untuk menjaga kesehatan yang telah ada dan mengembalikannya
dari kondisi sakit.
3. Pendapat ketiga
Ilmu pengetahuan tentang kondisi-kondisi tubuh manusia, dari segi
kondisi sehat dan kondisi menurunnya kesehatan untuk menjaga kesehatan
yang telah ada dan mengembalikannya kepada kondisi sehat ketika kondisi
nya tidak sehat. Ini adalah pendapat Ibnu sina.
Sehingga istilah pengobatan medis dapat disimpulkan sebagai suatu
kebudayaan untuk menyelamatkan diri dari penyakit yang menggaggu hidup
manusia di dasar kan kepada ilmu yang di ketahui dengan kondisi tubuh
manusia, dari segi kondisi sehat dan kondisi menurunnya kesehatan, untuk
menjaga kesehatan yang telah ada dan mengembalikannya ketika kondisi tidak
sehat. Pengobatan medis sendiri dalam sejarah manusia merupakan hasil
proses panjang yang di awali secara tradisional hingga menjadi modern seperti
sekarang.

2.2 Petunjuk Al-Qur’an Tentang Pengobatan


Banyak ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena
Al-Qur’an itu sendiri diturunkan sebagai penawar dan rahmat bagi orang-
orang mukmin. “Dan kami menurunkan Al-Qur’an sebagai penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang mukmin”.(QS Al-Isra’: 82). Menurut para ahli
tafsir bahwa nama lain dari Al-Qur’an yaitu “Asysyifa” yang artinya secara
terminologi adalah obat penyembuh. “Hai manusia, telah datang kepadamu
kitab yang berisi pelajaran dari Tuhan mu dan sebagai obat penyembuh jiwa,
sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.(QS Yunus:57)
Disamping Al-Qur’an mengisyaratkan tentang pengobatan juga
menceritakan tentang keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sumber
dari pembuat obat-obatan. “Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan
tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun, kurma, anggur dan segala macam
buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda (kebesaran Allah)bagi orang-orang yang berfikir.(QS An-Nahl:11).
“Kemudian makanlah dari segala(macam)buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhan-muyang telah (dimudahkan bagimu). Dari perut lebah itu keluar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat
yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir”.(QS An-
Nahl:69).

2.3 Metode Pengobatan Para Rasul Sebelumnya


1. Nabi Isa AS
“Dan akan dijadikan-Nya sebagai Rasul kepada Bani Israil (dia
berkata) “Aku telah datang kepadamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari
Tuhan mu, yaitu aku membuatkanmu (sesuatu) dari tanah berbentuk
seperti burung, lalu aku meniup nya, maka ia menjadi seekor burung atas
izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang
yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin
Allah, dan aku beritahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang
kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
suatu tanda(kebenaran kerasulanku) bagimu,jika kamu orang yang
beriman”.(QS Ali-Imran:49).
Menurut para mufassir, Nabi Isa mengobati penyakit buta dan kusta
dengan cara di usap dengan tangan nya, mata yang buta dan anggota tubuh
yang terkena kusta dengan izin Allah melalui mukjizatnya maka seketika
itu sembuh.
2. Nabi Musa. As
Sebagai seorang Rasul yang sangat dalam ilmunya dan sanggup
melumpuhkan Fira’un sang raja kafir yang sangat kuat dan menguasai
sebagian besar alam, karena sangat kuasanya sampai -sampai dia mengaku
dirinya tuhan dari segala makhluk. ” Maka berkata Fira’un : ” Akulah
Tuhan yang maha tinggi ” ( An-Naziat : 24). Nabi Musa tidak terlepas dari
sifat kemanusiannya yang merupakan Sunnatulloh yaitu sakit. Beliau
pernah sakit lalu memetik sehelai daun yang di niatkan sebagai obat yang
hakikatnya Allah yang menyembuhkan kemudian di tempelkan pada
anggota yang sakit, karena Mukjizatnya seketika itu sembuh. Dan kedua
kalinya beliau sakit kemudian memetik sehelai daun secara spontanitas
tanpa diniatkan sebagai obat yang hakikatnya Allah Sang Penyembuh
maka ketika itu sakitnya tidak sembuh .
3. Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad sebagai Rasul yang diperintahkan Allah untuk
menyampaikan wahyu kepada umat-nya tidak lepas tingkah lakunya dari
Al-Qur‟an karena beliau dijadikan suri tauladan yang baik untuk semua
manusia. Firman Allah : “Sesungguhnya pada diri Rasul itu terdapat suri
tauladan yang baik untuk kamu, bagi orang-orang yang mengharapkan
rahmat (Allah) dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat
Allah”. (QS Al-Ahzab:21). Imam Ali berkata : “Sesungguhnya semua
tingkah laku Nabi Muhammad SAW adalah Al-Qur‟an”.
Sistem pengobatan yang diadopsi dari Rasulullah SAW ini dikenal
sebagai thibbun nabawi. Dalam makalah yang disampaikan pada Seminar
Pengobatan Ilmiah dan Islam di Universitas Diponegoro Semarang, Guru
Besar Epidemologi dan Kedokteran Islam Universitas Brunei Darussalam,
Prof Dr Omar Hasan Kasule MB ChB MPH, memaparkan bahwa thibbun
nabawi mempunyai beberapa sumber, yaitu wahyu, pengalaman empiris
Rasulullah, pengobatan tradisional pada masa itu di semenanjung Arab,
dan ilmu pengobatan dari komunitas lain yang telah diketahui di Makkah
dan Madinah pada masa Rasulullah.
Alquran sebagai salah satu sumber thibbun nabawi, terang Prof
Kasule, telah menyajikan banyak ayat yang berhubungan dengan penyakit
dalam tubuh dan pikiran serta cara penyembuhannya. Alquran berbicara
tentang kesehatan fisik dan mental yang buruk atau penyakit hati.
Alquran juga memuat doa untuk kesehatan yang baik sebagaimana
panduan terapi khusus, seperti madu, hanya memakan makanan yang sehat
dan halal, menghindari makanan yang haram dan tidak sehat, serta tidak
makan dalam jumlah yang berlebihan.
Sementara itu, pengalaman empiris Rasulullah yang mencakup
masalah pengobatan; perawatan medis yang juga dipraktikkan orang lain
pada masa Rasulullah; perawatan medis yang diamati Rasulullah; dan
prosedur medis yang didengar atau diketahui Rasulullah telah banyak
diriwayatkan dalam sejumlah hadis. Contohnya adalah hadis yang
menerangkan cara pemakaian madu untuk mengobati penyakit perut
ringan seorang sahabat.
Imam Bukhari dalam kitab sahihnya meriwayatkan sekitar 299
hadis yang secara langsung berhubungan dengan pengobatan. Beliau
menyumbangkan dua buah buku kesehatan, yaitu Kitaab al Tibb dan
Kitaab al Mardha.
Sebagaimana sistem pengobatan modern, dalam thibbun nabawi
juga dikenal adanya tiga metode pengobatan, yakni preventif
(pencegahan), spiritual, dan kuratif (penyembuhan). Tindakan pencegahan
menurut kacamata Islam, jelas Prof Kasule, tergantung pada kondisi ilmu
pengetahuan serta perubahannya mengikuti ruang dan waktu.
a. Preventif
Menurut Jalaluddin Al-Suyuti dalam bukunya yang bertajuk
Mukhtasar al Tibb al Nabawi, kebanyakan thibbun nabawi merupakan
pencegahan. Ia menguraikan langkah medis preventif, seperti
makanan dan olahraga.
Langkah medis preventif lainnya yang dijabarkan oleh Al-Suyuti
sama halnya dengan yang diajarkan dalam hadis. Hal tersebut meliputi
karantina untuk penderita wabah, melarang urinasi pada air yang
tenang atau tidak mengalir, penggunaan sikat gigi, siwak,
perlindungan rumah pada malam hari dari kebakaran dan penyakit
pes, meninggalkan sebuah negara karena keadaan air dan iklimnya,
kesehatan mental dan pernikahan, kesehatan pernikahan dan seksual,
kontrol diet untuk mencegah berat badan berlebihan, menjaga
kebersihan, dan mencegah najis.
b. Spiritual
Dalam pengobatan dengan metode spiritual, Al-Suyuti
menerangkan bahwa ada aspek-aspek spiritual dari penyembuhan dan
pemulihan. Misalnya, doa, pembacaan Alquran, dan mengingat Allah
sebagai satu-satunya sesembahan.
Penyakit psikosomatik dapat merespons pendekatan spiritual.
Penggunaan rukyat (surah Alfatihah, Almu'awadhatain) jatuh di antara
proses penyembuhan fisik dan spiritual. Bagian penyembuhan dari
rukyat bisa dipahami dalam istilah modern bahwa jiwa mampu
mengendalikan mekanisme kekebalan tubuh untuk mencegah
penyakit.

c. Kuratif
Ibnul Qayim al Jauziyah dalam bukunya yang berjudul al Thibb al
Nabawi menyebutkan, banyak penyakit yang tindakan medisnya
direkomendasikan dari cara pengobatan Nabi SAW. Di antara
penyakit-penyakit yang menurut thibbun nabawi dapat diobati dengan
pengobatan alami adalah demam, luka, epilepsi, tekanan darah tinggi,
iritasi kulit, erupsi kulit, radang selaput dada (pleurisy), sakit kepala,
radang tenggorokan, pembesaran jantung, radang mata, otot kaku,
keracunan makanan, diare, hidung berdarah (mimisan), sakit gigi,
batuk, keseleo, mata merah, gigitan ular, gigitan kalajengking, pes,
dan kutu kepala.
Bentuk perawatan medis untuk penyakit-penyakit tersebut,
menurut Ibnu Qayyim, di antaranya adalah melakukan diet; air dingin
(untuk demam); serta mengonsumsi madu, susu, dan urine unta serta
jintan hitam (al habba al sauda).
Sedangkan, bentuk perawatan bedah yang dapat dilakukan adalah
bekam (al hijaamah) dan kauterisasi (teknik penyembuhan dengan
mempergunakan cairan, getah, larutan, atau penggunaan bahan larutan
kimia untuk membakar jaringan pada bagian yang terinfeksi; cara ini
hanya bisa dilakukan pada penyakit tertentu saja, seperti mimisan,
kanker, dan penyakit kulit).

Macam-macam metode pengobatan yang dilakukan Rasuallah

a. Ruqyah
Ruqyah adalah metode penyembuhan dengan cara membacakan
sesuatu pada orang yang sakit akibat dari ‘ain (mata hasad), sengatan
hewan, sihir, racun, rasa sakit, sedih, gila, kerasukan, gangguan jin,
dan lainnya. Dari Aisyah radiallahu ‘anhaa berkata;
“Bahawasanya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam apabila sakit
baginda membaca sendiri Al-Muawwizat, kemudian meniup padanya.
Dan apabila rasa sakitnya bertambah aku yang membacanya kemudian
aku usapkan ke tangannya mengharap keberkahan dari surah-surah
tersebut.” (HR. Al-Bukhari)
b. Bekam
Bekam adalah mengeluarkan darah kotor dari tubuh dengan cara
menyedot pada sayatan ringan di kulit tubuh.
"Kesembuhan itu terdapat pada tiga hal, yakni minum madu,
sayatan alat bekam, dan kay (sundutan) dengan api, sesungguhnya aku
melarang umatku dari kay." (HR. Bukhari)
c. Mengkonsumsi Habbatus Sauda
Manfaat mengkonsumsi Habbatus Sauda’ (Jintan hitam/Syuwainiz)
menurut hadits nabi: Imam Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha. bahwa ia pernah mendengar Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Sungguh dalam habbatus sauda’ itu terdapat penyembuh segala
penyakit, kecuali as-sam.” Saya bertanya, “Apakah as-sam itu?” Dia
menjawab, “Kematian”. (HR.Bukhari)
Habbatus sauda’ berkhasiat mengobati segala jenis penyakit
dingin, bisa juga membantu kesembuhan berbagai penyakit panas
karena faktor temporal. Biji habbatus sauda’ mengandung 40%
minyak takasiri dan 1,4% minyak atsiri, 15 jenis asam amino, protein,
Ca, Fe, Na dan K. kandungan aktifnya thymoquinone (TQ),
dithymouinone (DTQ), thymohydroquimone (THQ) dan thymol
(THY). Telah terbukti dari berbagai hasil penelitian ilmiah bahwa
habbatus sauda’ mengaktifkan kekebalan spesifik/kekebalan didapat,
karena ia meningkatkan kadar sel-sel T pembantu, sel-sel T penekan,
dan sel-sel pembunuh alami.
d. Mengkonsumsi Madu
“Dari perut lebah itu keluar cairan dengan berbagai warna, di
dalamnya terdapat kesembuhan bagi manusia.” (QS. An-Nahl: 69)

Beberapa manfaat Madu

1) Bakteri tidak mampu melawan madu


Dianjurkan memakai madu untuk mengobati luka bakar.
Madu memiliki spesifikasi anti proses peradangan (inflammatory
activity anti)
2) Madu kaya kandungan antioksidan
Antioksidan fenolat dalam madu memiliki daya aktif tinggi
serta bisa meningkatkan perlawanan tubuh terhadap tekanan
oksidasi (oxidative stress)
3) Madu dan kesehatan mulut
Bila digunakan untuk bersikat gigi bisa memutihkan dan
menyehatkan gigi dan gusi, mengobati sariawan dan gangguan
mulut lain.
4) Madu dan kulit kepala
Dengan menggunakan cairan madu berkadar 90% (madu
dicampur air hangat) dua hari sekali di bagian-bagian yang
terinfeksi di kepala dan wajah diurut pelan-pelan selama 2-3
menit, madu dapat membunuh kutu, menghilangkan ketombe,
memanjangkan rambut, memperindah dan melembutkannya serta
menyembuhkan penyakit kulit kepala.
5) Madu dan pengobatan kencing manis
Madu mampu menurunkan kadar glukosa darah penderita
diabetes karena adanya unsure antioksidan yang menjadikan
asimilasi gula lebih mudah di dalam darah sehingga kadar gula
tersebut tidak terlihat tinggi. Madu nutrisi kaya vitamin B1, B5,
dan C dimana para penderita diabetes sangat membutuhkan
vitamin-vitamin ini. Sesendok kecil madu alami murni akan
menambah cepat dan besar kandungan gula dalam darah,
sehingga akan menstimulasi sel-sel pankreas untuk memproduksi
insulin. Sebaiknya penderita diabetes melakukan analisis darah
dahulu untuk menentukan takaran yang diperbolehkan untuknya
di bawah pengawasan dokter.
6) Madu mencegah terjadinya radang usus besar (colitis), maag dan
tukak lambung
Madu berperan baik melindungi kolon dari luka-luka yang
biasa ditimbulkan oleh asam asetat dan membantu pengobatan
infeksi lambung (maag). Pada kadar 20% madu mampu
melemahkan bakteri pylori penyebab tukak lambung di piring
percobaan.
7) Selain itu madu amat bergizi, melembutkan sistem alami tubuh,
menghilangkan rasa obat yang tidak enak, membersihkan liver,
memperlancar buang air kecil, cocok untuk mengobati batuk
berdahak. Buah-buahan yang direndam dalam madu bisa bertahan
sampai enam bulan.
e. Menggunakan Minyak Zaitun
“Konsumsilah minyak zaitun dan gunakan sebagai minyak rambut,
karena minyak zaitun dibuat dari pohon yang penuh berkah.” (HR. At-
Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Beberapa manfaat zaitun

1) Mengurangi kolesterol berbahaya tanpa mengurangi kandungan


kolesterol yang bermanfaat.
2) Mengurangi risiko penyumbatan (trombosis) dan penebalan
(ateriosklerosis) pembuluh darah.
3) Mengurangi pemakaian obat-obatan penurun tekanan darah tinggi.
4) Mengurangi serangan kanker.
5) Melindungi dari serangan kanker payudara. Sesendok makan
minyak zaitun setiap hari mengurangi risiko kanker payudara
sampai pada kadar 45%.
6) Menurunkan risiko kanker rahim sampai 26%.
7) Pengkonsumsian buah-buahan, sayuran, dan minyak zaitun
memiliki peran penting dalam melindungi tubuh dari kanker
kolon.
8) Penggunaan minyak zaitun sebagai krim kulit setelah berenang
melindungi terjadinya kanker kulit (melanoma)
9) Berpengaruh positif melindungi tubuh dari kanker lambung dan
mengurangi risiko tukak lambung.
10) Mengandung lemak terbaik yang seharusnya dikonsumsi manusia
seperti yang terdapat dalam ASI.
11) Penggunaan sebagai minyak rambut mampu membunuh kutu
dalam waktu beberapa jam saja.
f. Mempergunakan Siwak (Miswak)
Bersiwak adalah menyikat gigi dengan Miswak, yakni sejenis
ranting pohon yang lunak dan tidak melukai gigi dan memiliki
kandungan getah yang tidak lengket dan berfungsi seperti pasta gigi.
“Jika tidak memberatkan umatku, (pasti) akan aku perintahkan
mereka (mempergunakan) siwak pada setiap kali berwudhu.” HR. al-
Bukhari

2.4 Konsep Pengobatan


Dalam Sahih Al-Bukhari diriwayatkan dari Said bin Jubair, dari Ibnu
Abbas, dari Nabi SAW., “Kesembuhan itu ada 3, dengan meminumkan madu
(bisyurbata „asala), sayatan pisau bekam (syurthota mihjam), dan dengan besi
panas (kayta naar) dan aku melarang umatku melakukan pengobatan dengan
besi panas.” “Gunakanlah 2 penyembuh; Al-Quran dan madu.” (HR. ath-
Thabrani dari Abu Hurairah).
Masih banyak dalil sahih yang menjelaskan pengobatan Nabawi. Tetapi
dari cuplikan 2 hadistersebut dapat diketahui bahwa pengobatan yang
dianjurkan oleh Rasullullah SAW. adalahAl-Quran, madu, dan bekam
(sayatan pisau/bekam). Akan tetapi, Rasulullah melarangmelakukan
pengobatan dengan besi panas.
1. Mengobati penyakit dengan Al-Quran Menurut Imam Ibnul Qayyim al
Jauziyah dalam kitabnya at Thibun Nabawy bahwa penyakit itu
digolongkan 2 jenis, yakni penyakit batin dan penyakit lahir (fisik).
Penyakit batin adalah penyakit yang berkaitan dengan jauhnya batin ( hati)
seseorang dari Allah SWT. Penyakit inimenyerang unsur ruh manusia;
seperti kesurupan. Pengobatan penyakit ini adalah al-Qur‟an(ibadah, doa,
ruqyah, syar‟iyah). Sedangkan yang kedua, adalah penyakit lahir
(fisik).Penyakit ini obat-nya adalah dengan obat-obatan yang sesuai
dengan Al-Qur‟an.
2. Mengobati dengan madu Allah SWT. berfirman,
“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bemacam-
macamnya. Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia.” (QS. an-Nahl(16):69)
Madu merupakan makanan sekaligus obat yang disebutkan oleh
Allah SWT. dalam Al-Qur‟an. Oleh karena itu, Rasulullah SAW.
menyukai madu sebagai makanan atau sebagai penyembuh penyakit.
Bahkan, Beliau suka meminum madu di pagi hari dengan dicampur
airdingin untuk menjaga atau mengobati penyakit usus.3. Pengobatan
dengan BekamBekam nama lainnya adalah hijamah.
2.5 Prinsip-prinsip Pengobatan
Di dalam penyembuhan penyakit ala Rasulullah SAW., diterapkan tertentu
sebagai pedomanyang perlu diketahui dan dilaksanakan.
1. Meyakini bahwa Allah SWT. yang Maha Menyembuhkan segala penyakit
Rasulullah SAW. menyajarkan bahwa Allah SWT. adalah dzat
yang Maha Penyembuh. AllahSWT. Berfirman “Dan apabila aku sakit,
maka Dia-lah yang menyembuhkan aku.” (QS. asy-Syu‟ara (26): 80).
Jika memerhatikan pengobatan masa sekarang yang serba modern
ternyata kebalikan dengan pengobatan jaman Rasulullah. Banyak orang
yang menggantungkan penyembuhan denganobat. Padahal, keyakinan
semacam itu mendekati perbuatan syirik. Yang memberikankesembuhan
bukanlah obat itu, tapi Allah SWT.Jika kita merasa yakin, insya Allah
akan diberi kesembuhan dengan cepat. Rasulullah SAW.mengajarkan agar
orang yang sakit senantiasa berdoa kepada Allah SWT. Salah satunya
doanabi Yunus:“Laa illaha illa anta subhanaka inni kuntu minal
dhalimiin.”
2. Menggunakan obat yang halal dan baik
Rasulullah mangajarkan supaya obat yang dikonsumsi penderita
harus halal dan baik. AllahSWT. yang menurunkan penyakit kepada
seseorang, maka Dia-lah yang menyembuhkannya.Jika kita menginginkan
kesembuhan dari Allah, maka obat yang digunakan juga harus baikdan
diridhai Allah SWT. karena Allah melarang memasukan barang yang
haram dan merusakke dalam tubuh kita.Allah berfirman: “Dan makanlah
makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah direzekikan
kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-
Nya.” (QS. al-Maidah(5): 88)Rasulullah SAW. bersabda, “Setiap daging
(jaringan tubuh) yang tumbuh dari makanan haram, maka api nerakalah
baginya.” (HR. at-Tirmidzi)
“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obatnya, dan
menjadikan setiap penyakit pasti ada obatnya. Maka berobatlah kalian, tapi
jangan dengan yang haram.” (HR. AbuDawud) Menggunakan obat yang
halal, selain mendatangkan ridha Allah juga akan menjagasupaya badan
tetap sehat
3. Tidak menimbulkan madharat
Dalam menyembuhkan penyakit, harus diperhatikan mengenai
dengan kemudharatan obat.Seorang dokter muslim akan selalu
mempertimbangkan penggunaan obat sesuai dengan penyakitnya.
4. Pengobatan tidak bersifat TBC (tahayul, bid’ah, churafat)
Pengobatan yang disyariatkan dalam Islam adalah pengobatan
yang bisa diteliti secara ilmiah.Pengobatan dalam Islam tidak boleh berbau
syirik (pergi ke dukun, kuburan, dsb.).
5. Selalu ikhtiar dan tawakal
Islam mengajarkan bahwa dalam berobat hendaklan mencari obat
atau dokter yang lebih baik. Dalam kedokteran Islam diajarkan bila ada
dua obat yang kualitasnya sama maka pertimbangan kedua yang harus
diambil adalah yang lebih efektif dan tidak memiliki efekrusak bagi
pasien. Itulah sebabnya Rasulullah menganjurkan kita untuk berobat pada
ahlinya.Sabda beliau Abu Dawud, An Nasai, dan Ibnu Majah
meriwayatkan dari hadis „Amr Ibnu Syu‟aib, dari ayahnya, dari kakeknya;
katanya, “Telah berkata Rasulullah SAW., “Barangsiapa yang melakukan
pengobatan, sedang pengobatannya tidak diikenal sebelum itu, maka dia
bertanggung jawab (atas perbuatannya).”

2.6 Kaidah Pengobatan


Menurut Ibnu Qayyim, kaidah pengobatan ada tiga jenis, yaitu;1. Menjaga
Kesehatan “Maka barang siapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari
yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” (Qs. Al-Baqarah (2) : 184)
Allah membolehkan seorang musafir untuk tidak berpuasa, demi menjaga
kesehatan dankekuatan fisiknya serta hal-hal yang dapat melemahkannya.2.
PenguranganAllah berfirman, “Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada
gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah baginya berfidyah,
yaitu berpuasa atau besedekah atau berkorban.” (Qs. Al-Baqarah (2) : 196)
Ayat di atas mempunyai maksud bahwa Allah SWT. membolehkan orang
sakit atau orangyang di kepalanya ada luka, baik disebabkan kutu atau gatal-
gatal untuk mencukur rambutnyasaat ihram.3. PreventifAllah SWT.
berfirman, “Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang
tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu
tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamudengan tanah yang baik (suci),
sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi
Maha Pengampun.” (Qs. an-Nisa (4) : 43)Ayat di atas mengisyaratkan bahwa
Allah SWT. membolehkan orang sakit menggunakandebu sebagai pengganti
air, sebagai tindakan preventif baginya, agar badannya tidak kenasesuatu
yang menyebabkan sakit.

2.7 Sumber-sumber Pengobatan


Dalam Shahih al-Bukhari diriwayatkan dari Syahid bin Jubair, dari Ibnu
Abbas, dari Nabi SAW., “Ksembuhan itu ada 3, dengan meminumkan madu
(bisyurbata „asala), sayatan pisau bekam (syurthota mihjam), dan dengan besi
panas (kayta naar) dan aku melarang umatku melakukan pengobatan dengan
besi panas.” “Gunakan dua penyembuhan; al-Qur‟an dan madu.” (HR ath-
Thabrani dari Abu Hurairah)Berdasarkan hadist di atas dapat kita ketahui
bahwa sumber pengobatan Rasulullah SAW.adalah al-Qur‟an.

2.8 Pengobatan Tradisional Dalam Pandangan Islam


Sebelum islam hadir di tengah-tengah masyarakat, manusia sudah
memiliki pengetahuan dan cara pengobatan yang mereka peroleh berdasarkan
pengalaman. Hal ini dinamai pengobatan tradisional yang banyak berdasarkan
pada kegelapan mistik. Secararingkas dapat dikatakan bahwa pengobatan
tradisional ini dimanapun (termasuk diIndonesia), adalah yang primitif, jadi
tidak ilmiah dan spekulatif, mistik, magic dan statisserta tidak di ajarkan.
Jampi-jampi dan rajah serta azimat dilarang oleh islam. Karena semuaitu
membawa manusia kepada perbuatan syirik.Ada pengobatan tradisional lain
yang tidak menghubungkan diri dengan ruh halussebagai penyebabnya. Yaitu
hanya berdasarkan gejala / keluhan penat-penat, lemah badan,dsb. Obatnya
ialah berupa daun-daunan sebagai jamu. Jamu bukan mistik dan bukan pula
magic, tetapi tetapi berupa pengobatan alamiah atau yang berasa dari
alam.Pengobatan tradisional lainnya adalah pijat (massage) bagi yang patah
tulang atauacupressure dengan menekan bagian tubuh tertentu atau dengan
nama lain akupuntur yang berasal dari cina, dan juga bekam.Pada dasarnya
obat tradisional seperti ini diperbolehkan dalam islam selama tidakmerusak
diri sendiri dan orang lain serta tidak membawa kepada perbuatan syirik.
Garis-garis besar pengobatan tradisional yang diajarkan Rasul diantaranya
melarang “Kai”, yakni meletakkan besi panas di atas bagian tubuh yang sakit,
melarang jampi-jampi atau mantera-mantera yang membawa kepada syirik.

2.9 Pengobatan Modern Dalam Pandangan Islam


Pengobatan modern berasal dari pengobatan tradisional. Dan merupakan
perkembangan hasil dari kerja akal manusia yang diberi kesempatan untuk
aktif memikirkandan merenungkan kehidupan ini. Pengobatan modern
menurut pandangan islam adalah segalatekhnik pengobatan yang berdasarkan
hasil dari berfikir dan mengembangkan ilmu dan pengetahuan dalam bidang
kesehatan dengan mengandalkan akal yang telah diberikan olehAllah SWT
untuk di kembang kan dan di amalkan guna manusia dan alam sekitarnya.
Nabi menjelaskan bahwa ada dua macam penyakit sesuai dengan keadaan
manusia yangterdiri dari tubuh jasad dan tubuh rohani. Untuk obat rohaniah
adalah membaca Al-Qur’an dan untuk fisik adalah materi contohnya
madu.Perlu diketahui Allah menurunkan segala penyakit tanpa menjelaskan
secaraterperinci mengenai jenis penyakitnya dan Allah menurunkan obatnya
tanpa menyebutkanapa obatnya dan bagaimana cara memakainya. Masalah
ini haruslah dikerjakan oleh manusiadengan akal, ilmu dan penyelidikan yang
sekarang dinamai science bersama teknologinya. “Agama itu akal dan tidak
ada agama bagi yang tidak berakal” Inilah dorongan untuk membangun ilmu
pengetahuan (science), termasuk pengetahuan pengobatan (medical science).
Pada waktu islam berkembang keluar jazirah arab, umat islam bertemu
dengan pengobatan Persia, Yunani dan hindia. Mereka menyerap segala
macam pengobatan itu serta menyesuaikannya dengan ajaran islam.
Perkembangan yang pesat terjadi pada daulah abbasiyah, setelah dimulai pada
masa khalifah umayyah. Cordova dan Granadadi spanyol merupakan pusat
ilmu yang di datnangi oleh ahli-ahli barat. Pada saat itumuncullah dokter-
dokter muslim dengan kualitas internasional seperti Ibnu Uthal dan
WahidAbdul Malik, yang mendirikan perumahan untuk merawat penderita
kusta, Ibnu Al Baytanyang dirinya dengan mengumpulkan tanaman-tanaman
berkhasiat bagi pengobatan dansebagainya, pada periode abbasiyah mereka
mendirikan rumah sakit modern diBaghdad.Perhatikanlah kedahsyatan islam
yang dapat mengubah manusia jahiliyah penyembah berhala menjadi ilmiah
yang selalu mengingat kepada keMahabesaran Allah. Merekamengubah
pengobatan istik dan spekulatif-magic menjadi pengobatan ilmiah yang
tepat,objektif dan islami
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengobatan adalah suatu kebudayaan untuk menyelamatkan diri dari dari
penyakit yang mengganggu hidup. Kebudayaan tidak saja dipengaruhi oleh
lingkungan, tetapi juga oleh kepercayaan dan keyakinan, karena manusia telah
merasa di alam ini ada sesuatu yang lebih kuat dari dia, baik yang dapat
dirasakan oleh pancaindera maupaun yang tidak dapat dirasakan dan bersifat
ghaib. Pengobatan ini pun tidak lepas dari pengaruh kepercayaan atau agama
yang di anut manusia
Istilah pengobatan medis dapat disimpulkan sebagai suatu kebudayaan
untuk menyelamatkan diri dari penyakit yang menggaggu hidup manusia di
dasar kan kepada ilmu yang di ketahui dengan kondisi tubuh manusia, dari
segi kondisi sehat dan kondisi menurunnya kesehatan, untuk menjaga
kesehatan yang telah ada dan mengembalikannya ketika kondisi tidak sehat.
Pengobatan medis sendiri dalam sejarah manusia merupakan hasil proses
panjang yang di awali secara tradisional hingga menjadi modern seperti
sekarang.

3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjdi pokok
pembahasan dalam maakalah ini, tentunya masih banyak kekurangannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang
ada hibungannya dengan judul makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. (2018). “Thibbuh Nabawiah”. [Online] Tersedia:

https://id.wikipedia.org/wiki/Thibbun_Nabawi

Sasongko, Agung. (2018). “Mengenal Sistem Pengobatan Dalam Islam”.

[Online] Tersedia: https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-

nusantara/18/10/02/pfyq8h313-mengenal-sistem-pengobatan-dalam-islam

Amalina, Riri. (2013). “Metode Pengobatan Menurut Rasulallah”. [Online]

Tersedia:https://keperawatanreligionririamalina.wordpress.com/2013/05/09/

metoda-pengobatan-para-rasul-sebelumnya/

Anda mungkin juga menyukai