Anda di halaman 1dari 4

Nama: Ishaq Priyoto

NIM: 191910501027

PWK Kelas A

Link:
https://www.academia.edu/42786916/Anggaran_Untuk_DAK_Fisik_Pendidikan

Anggaran Untuk DAK Fisik Pendidikan


Sebelum masuk ke topic utama, agar paham pertama kita harus tau apa itu
Dana Perimbangan. Dana Perimbangan adalah sumber pendapatan darah yang
asalnya dari APBN guna mendukung segala pelaksanaan kewenangan pemerintah
daerah untuk tercapainya tujuan pemberian otonomi kepada daerah, terutama untuk
peningkatan peayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik. Dana
perimbangan ini juga merupakan salah satu sumber oenerimaan daerah yang
berkontribusi paling besar kepada struktur dari APBD.

Di dalam UU No. 33 Tahun 2004 disebutkan bahwa Dana Perimbangan


adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

Dana Perimbangan ada karena agar bias membantu daerah dalam hal
pendanaan kewenangan mereka, serta mengurangi adanya ketimpangan sumber
pendanaan pemerintah antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Di dalam
UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keungan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, disebutkan disitu bahwa dana perimbangan ini ada tiga ( 3 )
jenisnya, yaitu DBH ( Dana Bagi hasil ), DAU ( Dana Alokasi Umum), dan DAK
( Dana Alokasi Khusus)

 Dana Bagi Hasil


Dana bagi hasil ( DBH ) atau disebut juga Dana Bagian Daerah adalah
sumber penerimaan yang ada pada dasarnya memperhatikan potensi dari
daerah. Dana Bagi Hasil ( DBH ) ini memiliki fungsi sebagai penyeimbang
fiscal antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dari pajak yang
dihasilkan.
Dana bagi hasil ini terdiri atas yang pertama Bagian Daerah dari Pajak
Bumi Bangunan ( PBB ). Penerimaan Negara dari pajak bumi dan bangunan
( PBB ) dibagi dengan imbalan 10% untuk pemerintah pusat dan 90% untuk
pemerintah daerah.
Yang kedua yakni bagian Daerah dari Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan Bangunan Penerimaan Negara. Dari bea perolehan atas tenah dan
bangunan Negara dibagi dengan imbalan sebesar 20% untuk pemerintah pusat
dan 80% untuk pemerintah daerah, dengan rincian 16% untuk provinsi dan
64% untuk kabupaten/kota.
Yang ketiga yakni Bagian daerah dari Penerimaan Sumber Daya Alam
( SDA ). Penerimaan dari sumber daya alam ini ada banyak jenisnya
diantaranya yakni ada iuran hak pengusaha hutan atau IHPH, provisi dumber
daya hutan atau PSDH, iuran tetap pertambangan umum atau landrent, iuran
eksplorasi dan iuran eksloitasi pertambangan umum atau royalty
pertambangan umum, hasil pungutan pengusaha perikanan dan pungutan hasil
perikanan, hasil pertmabngan minyak, pertambangan gas alam, dan dari dana
reboisasi.
 Dana Alokasi Umum ( DAU )
Dana Alokasi Umum ( DAU ) ini menurut UU No. 25 tahun 1999
disebutkan bahwa berasala dari APBN dan dialokasikan dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan
pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dana Alokasi Umum atau DAU ini telah ditetapkan bahwa minimal
25% dari penerimaan dalam negeri yang ditetapkan di dalam APBN. Lalu dari
total 25% tersebut dibagi lagi menjadi 90% diperuntukkan untuk pemerintah
daerah kabupaten/kota dan 10% diperuntukkan kepada pemerintah provinsi.
Dana Alokasi Umum diadakan karena seperti yang sudah dikatan
sebelumnya, Dana Alokasi Umum atau DAU ini berperan sebagai transfer
yang sifatnya block grants.
Besaran dari DAU ini memperhatikan jumlah penduduk, luas wilayah,
indeks harga bangunan, dan jumlah penduduk miskin. Dana alokasi umum
untuk suatu daerah ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu yang menekankan
pada aspek pemerataan dan keadilan yang selaras dengan menyelenggarakan
urusan pemerintahan yang formula dan perhitungan alokasi umum- nya
ditetapkan sesuai dengan Undang-undang.
 Dana Alokasi Khusus ( DAK )
Menurut Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, DAK adalah salah satu dana perimbangan yang menjadi bagian dari
sumber pendapatan daerah. DAK dialokasikan dari APBN kepada daerah
tertentu dalam rangka pendanaan pelaksanaan desentralisasi untuk mendanai
kegiatan khusus yang diusulkan daerah tertentu. DAK berperan sebagai dana
yang didasarkan pada kebijakan yang bersifat darurat.
Bentuk dari Dana Alokasi Khusus atau DAK ini yakni berpa DAK
fisik dan non fisik.
Pada akhir desember 2019 yang lalu presiden telah mengsahkan
Perpres No. 88 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus
( DAK ) Fisik Tahun Anggaran 2020. Perpres 88/2019 ini adalah ketentuan
pelaksanaan Pasal 12 ayat 5 UU Nomor 20 Tahun 2019 tentang APBN Tahun
Anggaran 2020.
DAK Fisik ini terdiri atas bidang Pendidikan, kesehatan dan keluarga
berencana, perumahan dan pemukiman, industry kecil dan menengah,
pertanian, kelautan dan perikanan, pariwisata, jalan, air minum, sanitasi,
irigasi, pasr, lingkungan hidup dan kehutanan, transportasi
perdesaan,transportasi laut dan social.
Dalam Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Fisik di bidang pendidikan
tahun 2020 ini terdapat tujuh sub bidang, dengan jumlah URK atau Usulan
Rencana Kegiatan yang telah disusun sebanyak 1.783 dokumen. Untuk
pengalokasian Dana Alokasi Khusus fisik bidang pendidikan tahun 2020 ini
sebanyak Rp 18.334,6 miliar rupiah yang dialokasikan melalui Kemendikbud.
Kemendikbud menggunakan Data Pokok Pendidikan dan Kebudayaan
atau Dapodik untuk sumber verifikasi datanya. Terdapat beberapa pihak yang
melakukan protes karena mendapatkan Dana Alokasi Khusu ( DAK ) yang
kecil. Mereka mendapatkan DAK yang terbilang kecil karenadata yang
terdapat di Dapodik ini memang diisi oleh sekolah, akan tetapi untuk proses
verifikasinya adalah kewenanangan dari dinan pendidikan. Pemerintah pusat
hanya melakukan kompilasi data.
Ada koordinasi diantara instansi – instansi didalam mengelola DAK
ini, instansi tersebut yaitu Kemenkeu, Kemen PPN/ Bappenas, Kemendagri,
dan kementrian teknis yang salah satunya adalah Kemendikbud. Instansi –
instandi ini selalu berkomunikasi serta menyelesaikan berbagai permasalahan
bersama-sama.
Dalam proses penyusunan URK DAK Fisik Bidang Pendidikan Tahun
Anggaran 2020 ini Kemendikbud melalui Biro Perencanaan dan Kerja Sama
Luar Negeri ( Biro PKLN) menyelenggarakan Rapat Koordinasi atau Rakor.
Rakor ini merupakan forum pertemuan pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah guna mempersiapkan, menyusun, dan menyetujui URK DAK Fisik
Tahun Anggaran 2020 yang dilaksakan bertahap.

Anda mungkin juga menyukai