Anda di halaman 1dari 2

Nama: Ishaq Priyoto

NIM: 191910501027
Kelas: A
Morfologi Kabupaten Jember

Jember adalah salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur,
lebih tepatnya di karesidenan Besuki Raya. Jember memiliki 31 Kecamatan, 226
Desa serta 22 Kelurahan. Jember berbatasan dengan Bondowoso di sebelah utara,
dengan Lumajang di sebelah barat, dengan Samudra Hindia di sebelah selatan
serta dengan Banyuwangi disebelah timur.

Secara geografis luas dari Kebupaten jember seluas 329.333,94 Ha


dengan ketinggian antara 0 – 3.330 mdpl, dari segi topografinya Kabupaten
Jember merupakan dataran rendah subur di wilayah bagian selatan sedangkan
disebelah utara merupakan daerah perbukitan yang menggunung-gunung dengan
puncaknya Gunung Argopuro. Jember juga memiliki beberapa sungai yaitu
dibagian tengah Sungai Bedadung yang bersumber dari Pegunungan Iyang,
dibagian timur Sungai Mayang yang bersumber dari Pegunungan Raung, dan
Sungani Bondoyudo dibagian barat yang bersumber dari Pegunungan Semeru.

Pada abad ke-13 saat masa kerajaan Singhasari jember masih merupakan
bagian dari Lamajang (Lumajang) dan Tigang Juru. Pada saat itu Jember hanya
merupakan dataran rendah dengan hutan yang lebat dan berawa-rawa, sehingga
saat itu jember digunakan sebagai benteng alam dengan kerajaan di Bali. Pada
masa selanjutnya yakni pada masa kolonial Belanda Jember dikenal sebagai
Java’s Oosthoek yang menjadi cikal bakal terbentuknya Jawa Timur. Penguasa
Mataram, yakni Pakubuwono II yang terdesak menghadapi perlawanan
pemberontak Untung Suropati dan Trunojoyo, menggadaikan wilayah ini kepada
VOC. Ketika di Belanda golongan liberal dengan Open Door Policy nya
berkuasa, Jember dirubah menjadi lahan perkebunan (afdeling) untuk komoditi
tembakau, lalu kopi, kakao, dan karet selama berpuluh-puluh tahun. Jejak masa
perkebunan tembakau ini kental mewarnai Jember hingga sekarang ini. Lalu pada
tanggal 1 Januari 1929 Pemerintah Kolonial Belanda mentapkan daeraah ini
menjadi regentschap atau setingkat dengan kabupaten, dan tanggal ini ditetapkan
sebagai hari jadi dari Kabupaten Jember.
Teori dari Whiteland (1977) dan Conzen (1958) cocok untuk
menggambarkan perkembangan dari Jember, yang dimana rancangan kota dari
Jember masih berdasarkan pada masa awal terbentuknya. Untuk pola jaringan
jalan di Jember membentuk pola radial, tetapi sebagian jalan lingkungan tampak
seperti terputus. Pola jalan radial di Jember ini difokuskan pada daerah intitertentu
seperti CBD, ini menunjukkan bahwa lebih pentingnya CBD ini dibandingkan
dengan pusat kegiatan lainnya di Jember.

Perkembangan dari Kabupaten Jember sendiri berfokus pada sektor


ekonomi, ditunjukkan dengan banyaknya investor yang membangun pusat-pusat
perbelanjaan dan pusat hiburan baru di Jember, karena Jember sendiri merupakan
tempat yang cukup strategis sebab jember adalah pusat dari Keresidenan Besuki
Raya. Selain itu pusat perbelanjaan dan pusat hiburan ini juga berpotensi
mengundang orang luar untuk berwisata atau berkunjung ke Jember.

Berbicara soal pariwisata, pengembangan sektor pariwisata di Jember


hingga saat ini terus berjalan, dengan terus membenahi sektor-sektor pariwisata
dengan membenahi, mempercantik, dan membangun infrastruktur – infrastruktur
berbagai objek wisata di Jember serta membuat objek wisata baru. Berbagai objek
wisata ini dikelola oleh Pemerintah Daerah, pihak swasta, maupun dikelola
mandiri oleh warga setempat. Untuk menarik wisatawan Jember juga memiliki
event tahunan yaitu Jember Fashion Carnaval atau JFC, event ini sudah berkelas
dunia sehingga Jember memiliki branding Jember Kota Carnaval. Oleh karena itu
beberapa infrastruktur di Jember memiliki corak atau aksen logo dari JFC ini yang
berupa topeng, mulai dari halte hingga jembatan memiliki branding serta logo dari
JFC ini.

Anda mungkin juga menyukai