Anda di halaman 1dari 8

MORFOLOGI

KOTA JEMBER
DOSEN PENGAMPU:
DANO QUINTA REVANA, ST., MT.

NURUL ZAFIRA
211910501035
A. Sejarah Kota
Jember merupakan salah satu kabupaten yang berada di Jawa Timur. Wilayah
administrasi, Kota Jember berbatasan di sebelah Utara dengan Kabupaten
Bondowoso, sebelah Barat dengan Kabupaten Lumajang, dan sebelah Timur
Kabupaten Banyuwangi.
Pada awalnya Jember bukanlah sebuah Kabupaten yang besar dan
berkembang pesat pada saat ini. Jember merupakan daerah kecil dan terpencil pada
masanya. Hal ini disebabkan sebagian besar wilayah Jember merupakan hutan
belantara sehingga akses transportasi yang menghubungkan Jember dengan daerah
lain sangat terbatas. Jember juga bukan merupakan Kabupaten yang berdiri sendiri,
melainkan bagian dari salah satu distrik dari Regentschap Bondowoso pada tahun
1817. Barulah pada tahun 1883, Jember melepaskan dari bagian distrik Bondowoso.
Perkembangannya yang cukup pesat, terutama pada bidang pertanian menjadikan
Jember wilayah yang berdiri sendiri dan memisahkan wilayahnya dari distrik
Bondowoso. Namun kedua wilayah tersebut masih berada pada satu Karisidenan
Besuki.
Jember telah menjadi wilayah mandiri yang melepaskan dari bagian
Bondowoso pada tahun 1883. Namun hal ini tidak menjadikan bahwa Kabupaten
Jember telah terbentuk. Terbentuknya Kabupaten Jember tercatat berdasar pada
Staatsblad nomor 322 tanggal 9 Agustus 1928 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari
1929 sebagai dasar hukumnya. Tanggal tersebut telah ditetetapkan menjadi hari jadi
terbentuknya Kabupaten Jember. Dalam Staatsblad nomor 332 tanggal 9 Agustus
1928 dijelaskan bahwa distrik Jember telah diubah menjadi Regentscahp Djember
sebagai masyarakat kesatuan hukum yang berdiri sendiri. Pada saat itu juga RT. Ario
Noto hadinegoro telah ditetapkan menjadi bupati pertama yang memerintah
Regentschap Djember.
Pada awal tahun, Jember hanya memilik 7 bagian daerah dan barulah pada
tahun 1941 wilayah Jember dibagi lagi menjadi beberapa wilayah kecil yaitu
sebanyak 25 Onderdistrik. Tahun 1950, nama Regentschap diubah menjadi
Kabupaten Jember dan pada tahun 1973 barulah Kabupaten Jember dikembangkan
lagi menjadi Kabupaten dan Kota Jember.
Berikut pula daftar dari Bupati Jember yang telah menjabat:
1. Noto Hadinegoro 1929 – 1942
2. Boediardjo 1942 – 1943
3. R. Soedarman 1943 – 1947
4. Roekmoroto 1947 – 1950
5. R. Soekarto 1950 – 1957
6. R. Soedjarwo 1957 – 1959
7. Moh. Djojosoemardjo 1959 – 1961
8. R. Soedjarwo 1961 – 1964
9. R. Oetomo 1964 – 1967
10. Moh. Huseindipotruno 1967 – 1968
11. Abdul Hadi 1968 – 1979
12. Soepono 1979 – 1984
13. Soeryadi Setiawan 1984 – 1989
14. Priyanto Wibowo 1989 – 1994
15. Winarno 1994 – 1999
16. Samsul Hadi Siswoyo 2000 – Mei 2005
17. Sjahrazad Masdar Mei 2005 – 11 Agt 2005 (Pj. Bupati)
18. Ir. H. MZA. Djalal, MSi 11 Agt 2005 – 11 Agt 2010
19. Drs. Zarkasi, MSi 26 Agt – 25 Sept 2010 (Pj. Bupati)
20. Ir. H. MZA. Djalal, MSi 25 Sept – 9 Nov 2010
21. Drs. Zarkasi, MSi 10 Des 2010 – 8 Nov 2011
22. Ir. H. MZA. Djalal, MSi 8 November 2011 – 2015
23. Supaad, 28 September 2015 – 17 Februari 2016 (Pj. Bupati)
24. dr. Hj. Faida, MMR., 2016 – 17 Februari 2021
25. Drs. K.H. Muqit Arief 24 September – 9 Desember 2020 (Plt. Bupati)
26. Hadi Sulistyo 17 – 26 Februari 2021 (Plh. Bupati)
27. H. Hendy Siswanto 26 Februari 2021 – sekarang
B. Perkembangan Kota Jember
Pada awalnya Jember hanyalah sebuah wilayah bagian dari Bondowoso dan
termasuk dalam wilayah yang terpencil. Namun setelah pelepasan wilayah Jember
dari Bondowoso dan menjadi sebuah Kabupaten yang memiliki wilyah administrasi
sendiri, Jember mengalami perkembangan yang paling pesat dari semua wilayah se-
Karisidenan Besuki.
Perkembangan Jember ini berkaitan erat dengan pertanian dan perkebunan.
Terdapat banyak sekali perkebunan swasta Indonesia yang bermunculan dan dikenal
seagai the system of enterprse sangatlah berpengaruh kepada perubahan ekonomi
maupun sosial. Perkebunan swasta yang menjadi pelopor pertama dan memberi
dampak besar yaitu perkebunan yang bergerak pada bidang tembakau yang kemudian
hari semakin berkembang dan meluas menjadi perkebunan kopi, cacao, maupun karet.
Pengembangan yang terjadi juga berkaitan erat dengan pembangunan sarana
transportasi terutama dibangunnya jalan kereta api dan jalan transportasi darat yang
menyebabkan tingginya angka mobilitas sosial horisontal pada orang Madura, Jawa,
Cina, Arab, maupun Belanda. Tinginnya mobilitas tentunya meningkatkan angka
kepadatan penduduk yang sangat cepat. Meningkatnya kaum Belanda yang menetap
di Jember maka semakin besar pula jumlah pemukiman yang ada. Orang Belanda pun
membentuk pemukiman sendiri yang terpisah sengan pemukiman kaun pribumi yang
terletak pada distrik Jember. Pada pemukiman ini didirikan juga berbagai perumahan
bagi para kaum Belanda yang bekerja di perkebunan, instansi pemerintah dan bahkan
didirikannya perkantoran pusat baik swasta maupun pemerintah.
Perkembangan daerah yang pesat ini semakin lama juga menarik bagi orang
Arab dan Cina yang dikenal sebagai kelompok pedagang berdatangan untuk menetap
di Jember. Para orang Cina membentuk pemukiman sendiri yang disebut dengan
pacinan yang terletak di distrik Jember. Mereka membuka usaha toko maupun
menjadi pedagang kelontong di daerah pedesaan. Bukan hanya orang-orang Cina saja,
namun juga orang-orang Arab mendirikan sebuah pemukiman. Sebagian dari mereka
menjadi pedagang kain, minyak wangi, barang kelontong serta pedagang beras dan
palawija.
Perkembangan dari perkebunan swasta ini memberikan dampak yang besar
bagi nama Jember sehingga dapat merubah status Jember untuk melepaskan diri dari
bagian Bondowoso pada tahun 1883. Pada perkembangan tersebut maka terjadinya
beberapa perubahan pada wilayah distrik di Jember. Berawal dari 4 distrik dan
kemudian mengalami perkembangan dari setiap distrik yang ada. Diantaranya pada
Distrik Jember yang mengalami pemekaran menjadi Distrik Jember dan Distrik
Rambipuji. Distrik Puger mengalami pemekaran menjadi Distrik Puger dan Distrik
Wuluhan. Distrik Sukokerto berubah menjadi Distrik Mayang dan Distrik kalisat.
Serat Sukokerto yang kini hanya menjadi salah satu desa di Kecamatan Sukowono.
Pesatnya pertumbuhan Kota Jember berakibat pula pada peningkatan aktivitas
perdagangan. Terbapat banyak pasar penjualan tembakau rakyat sengingga pemeritan
mendirikan pasar pusat pelelangan untuk tembakau di Desa Kasemek Jelbuk.
Kegiatan pasar yang hari demi hari ramai dipenuhi oleh pemebeli maupun pedagang
membuat pemerintah untuk berpikir menambah jumlah pasar yang ada untuk
mempelancar aktivitas perdagangan. Sehingga pada tahun 1883, pemerintah
membangun pasar baru di desa Gambrioo Tanggul kemudian pembangunan pasar
diteruskan hingga pada tahun 1888 di Distrik Wuluhan, Kalisat, dan Mayang.
Pertumbuhan yang pesat juga berkaitan dengan pembangunan infrastruktur
seperti irigasi. Sungai Sampean yang terletak di Jember dibangun menggunakan
irigasi modern untuk mengairi lahan perkebunan pada tahin 1902. Pembangunan
irigasi berlnjut hingga tahun-tahun berikutnya pada Sungai Bondoyudo dan tanggul-
tanggulnya. Pada tahun 1903 pembangunan irigasi dikerjakan kembali di Sungai
Bedadung. Lahan sawah di Jember yang awalnya sejumlah 50.000 bau dan 25.000
bau di tanah tegalan pada tahun 1860 kini mencapai 240.000 bau dan 42.000 bau pada
awal abad 20.
Perkemangan infrastruktur juga terjadi pada jembatan dan jalan penghubung
antara distrik ke distrik lainnya guna untuk kelancaran pengangkutan hasil
perkebunan. Selain itu pembangunan jalan kereta api yang menghubungkan Surabaya-
Ponorogo dan bahkan Jember-Panarukan yang terjadi pada tahun 1897.
Perkembangan pssat yang terjadi pada Jember pun dapat mengubah status
wilayah yang sehingga pada tanggal 1 Januari 1929 tditeritkannya Besluit Staatblad
nomor 322 yang menjadikan Jember menjadi wilayah Regentschap yang berdiri
sendiri. Sebagai wilayah Regentschap, Jember hanya terbagi menjadi 7 distrik. Pada
tahun 1941, ke-7 distrik tersebut dipecah kembali menjadikan wilayah yang lebih
kecil lagi yang disebut Onderdistrik dengan total 25 Onderdistrik. Berikut ini daftar
dari 25 wilayah Onderdistrik:
 Distrik Jember meliputi onderdistrik Jember, Wirolegi, dan Arjasa.
 Distrik Kalisat meliputi onderdistrik Kalisat, Ledokombo, Sumberjambe, dan
Sukowono.
 Distrik Rambipuji meliputi onderdistrik Rambipuji, Panti, Mangli, dan Jenggawah.
 Distrik Mayang meliputi onderdistrik Mayang, Silo, Mumbulsari, dan Tempurejo.
 Distrik Tanggul meliputi onderdistrik Tanggul, Sumberbaru, dan Bangsalsari.
 Distrik Puger meliputi onderdistrik Puger, Kencong Gumukmas, dan Umbulsari.
 Distrik Wuluhan meliputi onderdistrik Wuluhan, Ambulu, dan Balung.
Pembangunan insfrastruktur terutama pada pembangunan jalan megakibatkan
angka migrasi meningkat. Pendatang yang berasal dari banyak daerah seperti Madura,
Jawa dan lainnya. Kelompok pendatang biasanya akan membawa budaya dan
kebiasaan mereka ke daerah yang di tuju. Hal ini terjadi pada kelompok Madura dan
Jawa. Di mana kelompok Madura menetap di wilayah Jember bagian Utara dan di
sana pula mereka menyebarkan budaya-budaya mereka. Begitu pula dengan
Kelompok Jawa yang menempati dan menyebarkan budayanya sendiri di wilayah
Jember bagian Selatan. Budaya dari kedua kelompok tersebut semakin lama
menyebar lebih luas hingga ke wilayah Jember bagian Tengah. Kedua budaya yang
datang bersamaan tersebut mengakibatkan adanya akulturasi budaya yang terjadi pada
Jember bagian Tengah sehingga pencampuran budaya tersebut kini sering dikenal
dengan budaya pandhalungan yang sekarang menjadi salah satu ciri khas dari
Kabupaten Jember.
C. Komoditas Utama
Perkembangan Kabupaten Jember yang sangat cepat menunjukan bahwa
terdapat komoditas utama yang dapat menarik hati para pendatang untuk singgah.
Jember terletak di daratan rendah sehingga Jember terkenal dengan komoditas
pertaniannya. Bahkan produk hasil dari pertanian dan perkebunan dapat diharapkan
untung meningkatkan angka ekspor.
Jember memang memiliki potensi dalam bidang pertanian terutama pada
tembakau yang dapat menghasilkan 1,2 juta ton. Sejak jaman pemerintah Belanda,
Jember sudah dikenal sebagai penghasil tembakau Na Ougst terbaik yang ada di
Indonesia. Tanaman bakau diperkirakan akan mengalami kenaikan produksi. Hal ini
dapat dibuktikan dari presentase pendapatan dari tahun ketahun. Diharapkan juga
untuk ke depannya hasil panen dari tembakau Jember ini dapat terus meningkat
sehingga dana alokasi bagi hasil cukai pun terus bertambah.
Tidak hanya hasil dari tembakau saja, namun sama halnya dengan hasil
pertanian dan perkebunan lainnya seperti kopi robusta, kedelai, cabe, tomat, buah-
buahan yang mengalami peningkatan permintaan setiap tahunnya. Kedelai hasil panen
akan disetor ke pabrik-pabrik kecap sedangkan cabe dan tomat akan dikirimkan ke
pabrik pembuatan saos. Buah-buahan hasil perkebunan diolah terlebih dahulu
sehingga dapat bertahan lama dan dipasarkan hingga ke luar kota.
Perkembangan sektor pertanian Jember dinilai relatif bagus yang dapat dilihat
hasil pertanian Jember dapat dipasarkan ke luar kota seperti Malang, Surabaya,
Jakarta, maupun Jogjakarta. Selama ini, Jember memang terkenal sebagai salah satu
daerah pengahasil tanaman pangan terbesar yang berada di Indonesia. Sebagai
tersebut, Jember dapat dikatakan menjadi lumbung pangan nasional. Sehingga Jember
diprioritaskan sebagai daerah pengemangan investasi dengan berbasis agro bisnis dan
agro industri. Semua hasil pertanian dan perkebunan dapat dikembangkan sebagai
peluang investasi baik budidaya maupun industri pengolahan yang berbasis bahan
baku hasil pertanian maupun perkebunan guna untuk menembus pasar global.
Komoditas di bidang pertanian bukanlah satu satunya komoditas utama yang
dimiliki oleh Jember. Komoditas utama yang juga tidak kalah yaitu pada bidang
pariwisata. Kabupaten Jember memiliki banyak potensi wisata baik wisata bahari
maupun wisata alam. Wisata alam yang sangat terkenal yaitu wisata pantai dan air
terjun. Terdapat banyak situs pantai yang dapat dikunjungi dengan pemandangan
indahnya, diantara lain adalah Pantai Payangan yang terletak di Kecamatan Ambulu.
Pantai ini terlihat sangat indah dengan dihiasi beberapa bukit pantai dan bebatuan
yang berbaris dengan rapi di setiap peti pantainya.
Tidak hanya Pantai Payangan yang dapat memikat para wisatawan, Pantai
Watu Ulo pun juga tidak kalah menariknya. Sesuai dengan namanya, Pantai Watu Ulo
memiliki keunikan sendiri yaitu dari pemandanga bebatuan “Watu” yang memanjang
berbentuk ular “Ulo”. Keunikan ini menjadi daya tarik sendiri karena keingin tahuan
masyarakat akan kebenaran dan cerita mitos dari Watu Ulo ini. Terdapat juga Pantai
Tanjung Papuma yang merupakan kelanjutan dari Pantai Watu Ulo.
Pantai Papuma sendiri juga memiliki keunikannya. Pantai ini memiliki pesona
pasirnya yang berwarna putih dan wisata sejarah peninggalan Gua Jepang. Nama
Papuma diambil dari pasir pantai yang berwarna putih dan hamparan batu yang
diterjang ombak akan saling terberai membalik. Pantai Papuma ini dikenal sebagai
pantai yang memiliki pemandangan paling eksotis yang berada di Jawa Timur karena
pemandangannya yang sangat menawan dan berhasil menarik ketertarikan banyak
wisatawan. Pantai-pantai lain yang terdapat di Jember yaitu Pantai Puger, Pantai
Bandealit, dan Pantai Paseban.
Kebudayaan yang dimiliki Kabupaten Jember juga terbilang sangat unik
apalagi dengan adanya budaya pandhalungan yang berhasil menjadikannya sebagai
salah komoditas kota. Kebudayaan yang terkenal diantara lain adalah Can macanan
Kadhuk, Reog di Pendhalungan, Musik Patrol, Jaran Kencak, Tari Lahbako, Egrag
Tanoker, dan Batik Jember. Kebudayaan terkenal lainnya yang sampai mencapai
tingkat internasional yaitu JFC atau Jember Fashion Carnival.
JFC adalah sebuah event yang menampilkan kreativitas dari para pemuda di
Kabupaten Jember dalam bentuk fashion. Keunikan yang dimiliki adalah bahwa
peserta yang mengikuti event bukanlah hanya seorang designer, model, ataupun
penari profesional melainkan berasal dari bebagai kalangan masyarakat biasa seperti
para pelajar, pegawai swasta, dan ibu rumah tangga. Peserta yang tampil mendesain
sendiri baju dengan memanfaatkan bahan bekas atau daur ulang. Event seperti JFC ini
merupakan yang pertama di Indonesia. Tentu banyak sekali wisatawan dari berbagai
kalangan yang ingin melihat acar JFC ini secara langsung terutama para fotografer
maupun jurnalis.
Kuliner yang berbagai di Jember juga kerap dijadikan suatu komoditas utama.
Rasa kuliner dengan keunikannya sendiri yang tidak dapat ditemukan di daerah lain
dapat menarik para pendatang penasaran untuk mencicipinya dan kerapa menjadi
oleh-oleh khas Jember. Kuliner-kuliner tersebut diantaranya, ayam pedas, bakso
kabut, pecel gudeg, pecel pincuk garahan, tape, suwir, prol tape, dan kacang
edamame.
Begitu banyak hal yang dijadikan sebagai komoditas utama di Kabupaten
Jember sehingga tidak heran juga mengapa Jember dapat mengalami perkembangan
wilayah yang begitu pesat. Bahkan sekarang Kabupaten Jember menjadi kota terbesar
yang beradi di Karisidenan Besuki.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. B. (2012). Pertumbuhan Kota Jember dan Munculnya Budaya Pandhalungan.
LITERASI, 28-35.
Daerah, K. (2011, Mei 30). Jember Berpotensi Jadi Kawasan Industri Agraris. Diambil
kembali dari KOMINFO JATIM: http://kominfo.jatimprov.go.id/read/kiprah-
daerah/694
Indonesia, B. P. (2022). KABUPATEN JEMBER. Diambil kembali dari BPK PERWAKILAN
JAWA TIMUR: https://jatim.bpk.go.id/kabupaten-jember/
Jember, P. D. (2022). SELAYANG PANDANG. Diambil kembali dari PEMERINTAH
KABUPATEN JEMBER: https://www.jemberkab.go.id/selayang-pandang/
Memiliki Potensi dalam Bidang Pertanian, Kabupaten Jember siap Expor Hasil Pertanian.
(2021, Juli 27). Diambil kembali dari DISKOMINFO KABUPATEN JEMBER:
https://diskominfo.jemberkab.go.id/blog/detail/Memiliki-Potensi-dalam-Bidang-
Pertanian-Kabupaten-Jember-siap-Expor-Hasil-Pertanian#
Sejarah Berdirinya Kabupaten Jember. (2019, Agustus 30). Diambil kembali dari
APPJATIM: http://appjatim.profio.co.id/portal/beritaDetail/8
Tentang Jember. (2019). Diambil kembali dari SNA XX Jember: https://sna-
iaikapd.or.id/sna20jember/home.php?main=WDZ0OE5HRkNMZw%3D%3D=&part
=NUQ%3D=

Anda mungkin juga menyukai