Kota Merauke ini Merupakan bagian dari kecamatan Meauke dengan batas
administratif pada bagian utara dengan kecamatan kurik, bagian barat berbatasan
dengan laut Arafuru, bagian timur baerbatasan dengan Negara Papua New Guinea,
dan bagian selatan dengan laut Arafuru.
Dari latar belakang sejarah, Nama kota ini diambil dari nama
sebuah sungai yang melintasi daerah Papua Bagian Selatan, yaitu Sungai
Maro. Nama kota Merauke terjadi karena kesalah pahaman bahasa antara
pendatang (orang-orang Belanda) dan suku Marind (penduduk asli
Kabupaten Merauke). Ketika para pendatang menanyakan kepada
penduduk asli, apa nama sebuah perkampungan ini, mereka menjawab "
Maro-ke" yang sebenarnya berarti "itu sungai Maro". Orang Marind
berpikir bahwa Sungai Maro lebih penting dari nama tempat sebuah hutan,
yaitu Gandin.
PELAKSANAAN PEMERINTAH
BELANDA DI MERAUKE
Pada tahun 1902-1920 dihabiskan untuk mengokohkan kota
Merauke. Karena Merauke berada langsung di bawah kontrol
pemerintahan, maka Gubernur Jenderal meminta ijin untuk melakukan
perdagangan dan pemerintahan kolonial mengijinkan pungutan pajak,
tetapi pertanian dan pertambangan dilarang.