Anda di halaman 1dari 1

Sejarah Desa

ASAL USUL DESA WONOKERTO


Sejarah desa Wonokerto tidak terlepas dari sejarah Malang Selatan. Sekitar abad ke- 16,
sekelompok orang menemukan suatu daerah yang terletak di sebelah selatan sungai Lesti. Daerah
tersebut diapit oleh bukit yang disebut Gunung Kendeng. Daerah tersebut berupa hutan
belantarayang di tengahnya terdapat banyak pohon kelapa. Kemudian hutan tersebut ditebang dan
dipergunakan sebagai pemukiman. Daerah tersebut dinamakan Wonolopo, dari susunan kata “Wono”
yang berarti hutan dan “Lopo” yang berarti kelapa. Dengan demikian, Wonolopo dapat diartikan
dengan hutan kelapa.
Di daerah Wonolopo terdapat empat dusun. Pertama, dusun krajan sebagai pusat
pemerintahan saat itu. Kedua, dusun Wonogiri yang berasal dari kata “Wono” yang artinya hutan dan
“Giri” yang artinya gunung. Maka, Wonogiri berarti hutan di pegunungan. Ketiga, dusun Gampingan
yang berasal dari kata “Gamping” yang dikaitkan dengan keberadaan Pegunungan Batu Kapur.
Pegunungan tersebut berada di sebelah selatan dusun Gampingan. Dalam istilah jawanya disebut Batu
Gamping. Keempat, dusun Gumukmojo yang berasal dari kata “Gumuk yang berarti gunung kecil dan
“Mojo” yang artinya hutan mojo. Mojo adalah nama buah yang tumbuh di daerah hutan tersebut.
Daerah Wonolopo sekian lama semakin bertambah penduduknya. Daerah tersebut dianggap
telah memenuhi syarat sebagai sebuah desa. Maka secara formal, pada tahun 1870 dibentuk menjadi
desa. Masyarakat yang menempati daerah tersebut bersepakat memberi nama desa itu Wonokerto.
Nama tersebut berasal dari kata “Wono” yang artinya hutan dan “Kerto” yang berarti ramai. Maka,
Wonokerto berarti hutan yang ramai. Tetapi, sampai sekarang masih banyak sekali orang di luar
daerah. Terutama yang usianya sudah tua masih menyebut desa Wonokerto dengan sebutan
Wonolopo. Atau dengan kata lain, popularitas Wonolopo masih melekat sampai saat ini. Ini dibuktikan
juga saat kita akan naik angkutan umum menuju desa Wonokerto. Para penumpang atau kenek dan
sopir masih menyebut Wonokerto dengan sebutan Nolopo atau Wonolopo.
Demikian desa ini sejak awal bernama desa Wonolopo dengan Kepala Desa yang masa
jabatannya masih belum baku. Setelah diterapkannya UU No. 5 Tahun 1979, sistem pemerintahannya
disesuaikan dengan UU dan Peraturan yang berlaku.
Adapun kepemimpinan kepala desa yang pernah menjabat antara lain, Kyai Kasan Mustar
(1870); Semono; H. Nursidik; Djamad (1930-1947); Djojodinomo (1947-1967); Saleh (1967-1972)
S.Rachmad (1972-1978); H. M. Kastari (1978-1999); H. Ali Mas’ud (1999-2007); H. Mudjiono (2007-
2013); H. Ali Mas’ud ( 2013-2019).

Anda mungkin juga menyukai