Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PEMBAHASAN

Endotoksin adalah toksin pada bakteri gram negatif berupa lipopolisakarida (LPS) pada
membran luar dari dinding sel yang pada keadaan tertentu bersifat toksik.
Lipopolisakarida ini disebut endotoksin karena terikat pada bakteri dan dilepaskan saat
mikroorganisme mengalami lisis atau pecahnya sel. Endotoksin pada sediaan steril dapat
membahayakan keselamatan manusia, hal tersebut dikarenakan sediaan steril merupakan
sediaan yang langsung diinjeksikan atau dimasukan kedalam tubuh manusia sehingga
harus dipastikan sediaan steril yang digunakan dalam keadaan bebas pirogen dan
endotoksin.
Pada tahun 1997, salah satu kasus yang terjadi di Amerika Serikat bagian barat
yaitu adanya endotoksin pada sediaan injeksi gentamisin yang diproduksi oleh Fujisawa
USA1. Beberapa pasien diantaranya mengalami demam, menggigil, dan gejala
kardiovaskular. Pada kasus lain yang lebih berat, terdapat pasien yang mengalami
proteolysis otot, koagulasi intravascular yang tidak terkontrol, syok, bahkan kematian.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) mengakui adanya endotoksin pada
gentamisin Fujisawa. Namun, konsentrasi endotoksin berada dalam batas di United
States Pharmacopeia (USP) selama obat tersebut diberi label (setiap 8 hingga 12 jam).
Meskipun kontaminasi endotoksin dari gentamisin berada di bawah batas USP dan
dengan demikian di bawah batas yang diberlakukan FDA sebesar 1,7 unit endotoksin per
miligram, konsentrasi endotoksin sistemik puncak pada pasien ini sering melampaui
ambang pirogenik 5 unit endotoksin per kilogram berat badan ketika gentamisin (5
hingga 7 mg per kilogram per hari) diinjeksikan sebagai dosis tunggal, dan karenanya
banjir reaksi merugikan sehingga pada tahun 1998 Fujisawa menarik produk injeksi
gentamisin dari pasaran.
Pengujian endotoksin khususnya pada sediaan steril sangat diperlukan. Salah
satu metode yang digunakan pada pengujian endotoksin ini yaitu metode gel-clott yang
menggunakan LAL (Limulus Amoebocyte Lysate) untuk mendeteksi endotoksin. Metode
ini didasarkan pada pembentukkan gel ketika endotoksin kontak dengan protein
pembeku dari amoebocytes Limulus. Uji ini terdiri atas kalsium, enzim proclotting dan
senyawa prokoagulan. Endotoksin dan kalsium akan mengaktivasi enzim proclotting
yang akan memutus prokoagulan menjadi koagulogen. Koagulogen akan membentuk
ikatan disulfida sehingga membentuk gel beku. Jika diperlukan, metode spektrofotometri
dapat digunakan untuk mengukur jumlah protein yang tergumpalkan yang mana bisa
terdeteksi hingga 10pg/ml lipopolisakarida.

Anda mungkin juga menyukai