Resin akrilik polimerisasi panas adalah resin jenis poli (metil) metakrilat yang
polimerisasinya dengan pemanasan. Energi termal yang diperlukan untuk polimerisasi bahan-
bahan tersebut diperoleh dengan menggunakan pemanasan air. Resin akrilik polimerisasi panas
digunakan untuk bahan pembuatan anasir gigitiruan, basis gigitiruan, bahan reparasi gigitiruan
dan pembuatan sendok cetak fisiologis. Resin akrilik polimerisasi panas dengan pemanasan air
dilakukan dengan dua cara, yaitu pemanasan air menggunakan kompor atau waterbath. Resin
akrilik polimerisasi panas memiliki sifat tidak berwarna, transparan dan padat. Untuk
mempermudah penggunaanya dalam kedokteran gigi, polimer diwarnai untuk mendapatkan
warna dan derajat kebeningan.Warna serta sifat optik tetap stabil dibawah kondisi mulut yang
normal dan sifat-sifat fisiknya telah terbukti sesuai untuk aplikasi kedokteran gigi. Keuntungan
basis dari bahan ini adalah penampilan yang baik, mudah dalam pembuatannya, permukaan akhir
yang baik, dan ikatan kimia yang sangat baik. Namun disamping keuntungan, bahan ini juga
memiliki kerugian, yaitu adanya monomer sisa, kekuatan yang rendah, kekuatan lentur cukup
rendah, dapat menyerap air serta larut dalam beberapa cairan.
Sifat – Sifat
Sifat resin akrilik polimerisasi panas sebagai bahan basis protesa sangat penting untuk
ketepatan dan fungsi gigi tiruan itu sendiri. Beberapa sifat-sifat resin akrilik polimerisasi panas
adalah:
a. Berat Molekul
Resin akrilik polimerisasi panas memiliki berat molekul polimer yang tinggi yaitu
500.000-1.000.000 dan berat molekul monomernya yaitu 100. Berat molekul polimer ini
akan bertambah hingga mencapai angka 1.200.000 setelah berpolimerisasi dengan benar.
Rantai polimer dihubungkan antara satu dengan lainnya oleh gaya Van der Waals dan
ikatan antar rantai molekul. Bahan yang memiliki berat molekul tinggi mempunyai ikatan
rantai molekul yang lebih banyak dan mempunyai kekakuan yang besar dibandingkan
polimer yang memiliki berat molekul yang lebih rendah.Dimana tingkat kekakuan yang
dimiliki oleh resin akrilik polimerisasi panas adalah 2400 MPa.
b. Konduktivitas Termal
Konduktivitas termal adalah pengukuran termofisika mengenai seberapa baik panas
disalurkan melalui suatu bahan. Basis resin mempunyai konduktivitas termal yang rendah
yaitu 0,0006 (0C/cm).
c. Solubilititas
Meskipun basis gigi tiruan resin larut dalam berbagai pelarut dan sejumlah kecil
monomer dilepaskan, basis resin umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat dalam
rongga mulut.
d. Densitas
Resin akrilik memiliki densitas yang relatif rendah yaitu sekitar 1,15-1,19 g/cm3. Hal ini
disebabkan resin akrilik terdiri dari kumpulan atom-atom ringan, seperti karbon, oksigen,
dan hidrogen.
e. Penyerapan Air
Bahan resin akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-lahan dalam
jangka waktu tertentu.
f. Porositas
Adanya gelombang permukaan dapat mempengaruhi sifat fisik, estetika dan kebersihan
basis protesa. Porositas cenderung terjadi pada bagian basis protesa yang lebih
tebal.Porositasnya tersebut akibat dari penguapan monomer yang tidak bereaksi serta
polimer berberat molekul rendah, bila temperatur resin mencapai atau melebihi titik didih
bahan tersebut.
Porositas dapat memberikan pengaruh yang tidak menguntungkan pada kekuatan resin
akrilik. Ada 2 jenis porositas yang dapat kita temukan pada basis gigi tiruan yaitu
shrinkage porosity dan gaseous porosity. Shrinkage porosity kelihatan sebagai gelembung
yang tidak beraturan bentuk diseluruh permukaan gigi tiruan sedangkan gaseous porosity
terlihat berupa gelembung kecil halus yang uniform, biasanya terjadi terutama pada
protesa yang tebal dan dibagian yang lebih jauh dari sumber panas.
Kekasaran
Kekasaran permukaan pada bahan resin akrilik sangat penting diperhatikan, karena apabila
suatu mikroorganisme melekat ke permukaan yang kasar maka mikroorganisme akan
berkolonisasi dan hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mulut terutama jaringan yang berkontak
dengan basis gigi tiruan akrilik.
Penelitian Alves, dkk (2007), mengungkapkan pengaruh pemolesan kimia dan manual
terhadap kekasaran permukaan spesimen resin akrilik dan didapatkan bahwa pemolesan kimia
menunjukkan nilai kekasaran permukaan yang lebih tinggi tanpa menghiraukan tipe aktivasi
resin (kimia atau termal) ketika dibandingkan dengan pemolesan manual.4 Namun menurut
Compos dkk, mengungkapkan bahwa kekasaran permukaan dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti jenis resin yang dipakai, teknik polimerisasi, dan lamanya prosedur desinfeksi.
Manipulasi
Resin akrilik polimerisasi panas umumnya diproses dalam sebuah kuvet dengan
menggunakan teknik compression-molding. Bubuk dan cairan dicampur dengan perbandingan
volume 3:1 atau 2:1 berdasarkan berat.
Bahan yang dicampur melewati empat tahap yaitu:
Kuvet ditempatkan di bawah tekanan ke dalam waterbath dengan waktu dan suhu terkontrol
untuk memulai polimerisasi resin akrilik polimerisasi panas. Waterbath diisi dengan air,
kemudian suhu dan waktu diatur. Pemanasan dimulai pada suhu kamar dan dinaikkan terus
hingga suhu 700C selama 30 menit, lalu suhu 700C dipertahankan selama 60 menit, setelah itu
suhu dinaikkan menjadi 1000C dan dipertahankan selama 30 menit, setelah itu suhu pelan-pelan
diturunkan hingga suhu ruangan. Setelah prosedur polimerisasi, kuvet dibiarkan dingin secara
perlahan hingga mencapai suhu kamar untuk memungkinkan pelepasan internal stress yang
cukup. Sehingga meminimalkan perubahan bentuk basis. Selanjutnya dilakukan pemisahan kuvet
dan harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah fraktur atau distorsi gigitiruan.Setelah
dikeluarkan dari kuvet basis gigitiruan akrilik siap untuk diproses akhir dan dipoles.
Self cured acrylic ini menggunakan activator berupa cairan kimia. Cairan kimia yang
digunakan adalah golongan tersier biasanya adalah dietil paratuloidin. Jenis ini memang tidak
sesempurna tipe 1 karena residu monomer yang terbentuk dari proses polimerasi dan manipulasi
lebih banyak. Namun hal ini dapat diatasi dengan mengatur suhudan waktu manipulasi secara
tepat. Kelebihan tipe ini adalah mudah dilepaskan dari kuvet,fleksibel lebih tinggi dari tipe 1.
Sedangka kekurangannya adalah elastisitas dari tipe ini tergolong kurang dari tipe 1 , kemuadian
karena digunakan bahan kimia hal tersebut dapat mangiritasi jaringan RM,dan dari segi
ekonomis lebih mahal.
c. Light cured acrylic ( resin akrilik teraktivitas cahaya)
Cahaya yang dapat digunakan sebagai activator adalah sinar UV dan sinar tampak dengan
panjang 400-700 nm. Kelebihan dari resin akrilik ini adalah penyusutan saat polimerasi rendah,
hasil manipulasinya dapat dibentuk dengan baik dan resin ini dapat dimanipulasi dengan
peralatan sederhana. Kekurangannya adalah elastisitas dari resin akrilik ini kecil dan penggunaan
sinar UV pada resin ini dapat merusak jaringan RM.
4. Bahan Preventive KG
a. Pasta Gigi
Fungsi utama dari pasta gigi adalah untuk membersihkan permukaan gigi dan membuang
partikel, plak dan debris makanan. Fungsi lain dari pasta gigi adalah sebagai pembawa bahan
flourida, deterjen, bahan abrasif, dan bahan pemutih untuk meningkatkan kualitas dan estetis
gigi. Komposisi dari pasta gigi terdiri dari :
1. Colloidal binding agent, bertindak sebagai pembawa komponen aktif. Sodium alginate
atau metilselulosa akan menipiskan bahan pembawa dan mencegah berpisahnya
komponen didalam tabung selama penyimpanan.
2. Humectants, berfungsi untuk menstabilkan komposisi dan mengurangi kestabilan air pada
saat evaporasi, contohnya gliserin.
3. Pengawet, berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri didalam pasta gigi.
4. Bahan pemberi rasa, untuk memberikan rasa agar konsumen puas dan mengurangi bau
mulut. Contohnya penambahan papermint, wintergreen, dan kayu manis.
5. Bahan abrasif yang ditambahkan pada pasta untuk membuang plak, stein, dan kalkulus.
6. Deterjen, digunakan untuk mengurangi tegangan permukaan dan mempermudah
pembuangan debris dari permukaan gigi. contohnya sodium laurir sulfat.
7. Bahan terapetik, efektif dalam pengambilan ion flour dan meningkatkan ketahanan
flouroapatit terhadap demineralisasi asam pada permukaan pembentukan karies.
Bahan kimia lainnya, ditambahkan untuk mengurangi korosi tabung pasta, menstabilkan
viskositas, dan memberikan warna. Beberapa pasta menambahkan sejumlah kecil peroksida yang
dapat menyingkirkan diskolorasi gigi dan meningkatkan estetis.
Sifat abrasif merupakan sifat yang sangat penting pada pasta gigi karena memiliki efek
penghancur yang luas di dalam mulut. Bahan kimia ditambahkan pada pasta gigi untuk
mencegah pembentukan kalkulus, mengurangi faktor terjadinya karies, dan pemutihan
permukaan gigi. konsentrasi flouride pada pasta gigi ± 0,025% – 0,15%. Pada pasien yang
mengandung resiko tinggi karies, flour-nya 0,5% – 1%. Penggunaan formula peroksidayang
rendah pada pasta gigi berguna untuk memutihkan gigi dan akan efektif bila digunakan sehari-
hari.
b. Obat Kumur
Obat kumur adalah cairan untuk menambah kebersihan kesehatan mulut secara teratur,
estetis, dan nafas yang segar. Lebih efektif bila dipakai pada pagi dan malam hari setelah selesai
sikat gigi. Tujuan dari obat kumur adalah untuk menghantarkan komponen aktif ke permukaan
gigi atau jaringan yang lebih bersih agar menghasilkan efek perawatan yang lebih baik.
Obat kumur terdiri dari tiga komponen utama. Bahan aktif dipilih untuk keuntungan
perawatan kesehatan tertentu, seperti aktivitas anti-karies, efek anti-mikroba, menghantar flour
ataupun mengurangi perletakan plak. Bahan aktif tersebut dihantarkan dalam larutan air atau
alkohol. Alkohol digunakan untuk menghantar beberapa bahan aktif, menambah rasa, dan
bertindak sebagai pengawet yang akan memperpanjang masa penggunaan. Surfactants
ditambahkan untuk membantu penyingkiran debris pada gigi dan sebagai pelarut komponen
lainnya.
Bahan aktif pada obat kumur yang menghasilkan efek positif adalah klorheksidin dan
flourida. Klorheksidin sangat kuat sebagai bahan anti-bakterial pada infeksi gusi seperti
gingivitis dan periodontitis. Obat kumur juga memiliki efek terhadap bahan restorasi. Obat
kumur dengan kandungan etanol yang tinggi dapat melunakkan permukaan bahan resin, seperti
komposit resin, compomer, dan sealants. Efek pelunakkan ini yang ditunjukkan oleh peningkatan
kecepatan penyerapan air, dijumpai lebih signifikan pada resin aktivasi sinar dan juga pada
komposit yang diproses dilaboratorium. Pada obat kumur dapat terjadi toksik jika kadar
etanolnya tinggi sehingga terjadi resiko karsinogenik apabila penggunaannya juga terlalu sering.
c. Flouride Varnishes
Pit dan fissur esealant digunakan pada gigi molar yang memiliki pit dan fissure yang dalam
untuk melindunginya dari karies dini. Saat ini sistem sealant dapat menggunakan resin Bis-GMA
(polimerisasi secara kimia ataupun sinar), polyurethane sealant yang mengandung bahan flour
anorganik, dan glass ionomer. Penggunaan bahan sealant yang mengandung flour ini adalah
untuk pemeliharaan jangka panjang dimana terjadi pelepasan ion flouride yang lambat didalam
mulut.
e. Resin Sealant
Bahan dasar yang biasa dipakai adalah bis-GMA resin dan light-cured, walaupun beberapa
produp self-cured masih tetap digunakan. Perbedaan dengan resin komposit, kalau bis-GMA
sealant harus lebih cair agar mudah masuk kedalam pit dan fissure dan dilakukan prosedur etsa
pada enamel untuk mendapatkan retensi sealant.
1. Light cured sealant : diaktifkan dengan diketon dan aliphatic amine. Sealant diletakkan di
pit dan fissur degan menggunakan aplikator dan ujung sumber cahaya berjarak 1-2 mm
dari permukaan dan sealant disinari selama ± 20 detik. Sealant diletakkan selapis tipis
dan dalam dengan waktu penyinaran yang minimal.
2. Self cured sealant
f. Glass Ionomer Sealant
Glass ionomer sangat mudah melekat sehingga sangat sulit untuk mencapai fissur yang
dalam, kurangnya penetrasi membuat susah meretansi secara mekanik ke permukaan enamel
sama juga dengan bis-GMA resin, juga mudah rusak dan kurang resisten untuk pemakaian
oklusal. Glass ionomer dan hybrid ionomer dapat melepaskan flouride dan digunakan untuk
karies didaerah servikal dan pasien dengan resiko karies yang tinggi.
Glass ionomer terdiri dari bermacam-macam powder dan liquid. Powdernya dalah ion
Ieachable aluminosilicate glass dan liquidnya adalah water solution dari polimer dan kopolimer
dari asam akrilik. Reaksinya lambat dan formasi silang matriks gel saat permukaan dan
aluminium ion merubah kekuatan silangnya saat penempatan terakhir. Permukaan restorasi akan
terlindungi dari saliva saat pengaplikasian varnish dan pengerasan dengan sinar.
g. Hybrid Ionomer
Hybrid ionomer digunakan untuk restorasi dengan daya tekan rendah dan direkomendasikan
untuk pasien dengan resiko karies yang tinggi. Restorasi ini lebih estetis dibandingkan dengan
glass ionomer karena kandungan resinnya. Powder dari hybrid ionomer sama dengan glass
ionomer. Liquidnya mengandung monomer, polyacid dan air.
Hybrid ionomer berikatan pada permukaan gigi tanpa menggunakan dentin bonding agent.
Kekuatan transversal hybrid ionomer hampir dua kali lipat dari glass ionomer yang biasa. Hybrid
ionomer melepaskan flouride lebih banyak dari compomer dan resin komposit, tetapi hampir
sama dengan glass ionomer.