1. aspek-aspek linguistik yang digunakan dalam kajian linguistik forensic
A. Fonetik Dan Fonologi Forensik Pengertian: ilmu yang menyelidiki penghasilan, penyampaian dan penerimaan bunyi bahasa (fonetik). Ilmu linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya (fonologi). fonologi belajar ttg fonem, yakni bunyi bahasa dengan ciri-ciri tertentu yang memiliki fungsi sebagai pembeda makna. Penerapan: - pengenalan suara penutur yang terlibat dalam suatu kasus hokum, penentuan penutur yang tidak diketahui orangnya, otentifikasi rekaman suara (Crystal, 2008), - pembuatan transkipsi fonetis dan fonologis (Olsson, 2008). B. Morfologi Pengertian: ilmu linguistik yang mempelajari tentang susunan atau bagian-bagian kata secara gramatikal (Mulyana, 2007; lihat juga Katamba, 1993; Bussman, 1996; dan Ramlan, 1978) Penerapan: - menelaah kesesuaian proses morfologis kata dalam produk hukum dengan kaidah-kaidah gramatikal sehingga tidak menimbulkan ketaksaan makna, - menelaah gaya bahasa perorangan, yakni dengan meneliti kecenderungan penggunaan morfem tertentu dalam gaya bahasa seseorang yang membedakannya dengan gaya bahasa orang lain sehingga dapat digunakan dalam proses analisis identifikasi pengarang. C. Sintaksis Pengertian: ilmu bahasa yang mempelajari penyusunan kata-kata dalam suatu rangkaian yang bermakna atau yang disebut dengan kalimat (Matthews, 1981). Penerapan: - kesesuaian susunan kalimat dalam bahasa produk hukum dengan kaidah gramatikal sehingga tidak menimbulkan ketaksaan dan kesalahpahaman - mengidentifikasi pengarang asli sebuah karya - analisis transitivitas dalam AWK - menyederhanakan kalimat-kalimat kompleks dalam produk hukum sehingga mudah dipahami D. Semantik Pengertian: sistem dan penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa atau bahasa pada umumnya (harimurti: 1989) Penerapan: - analisis makna dalam bahasa produk hukum untuk menyelidiki ketaksaan makna yang dapat menimbulkan multitafsir dari produk hukum tersebut - analisis wacana, dalam hal ini penyelidikan mengenai pemilihan kata yang memiliki makna tertentu baik makna literal maupun makna kiasan yang menyiratkan maksud-maksud tertentu dari penuturnya E. Pragmatik dan sosio-pragmatik Pengertian: kajian mengenai makna bahasa dalam kaitannya dengan konteks Penerapan. Meneliti makna bahasa secara pragmatik berarti membutuhkan pengetahuan mengenai hal-hal di luar ujaran yang mempengaruhi penggunaan bahasa tertentu oleh penuturnya (lihat Levinson, 1983 dan Leech, 1993). Penerapan: / - analisis wacana, baik wacana lisan seperti percakapan antarpelaku sebuah kasus, percakapan dalam proses penyidikan, atau percakapan dalam proses persidangan, maupun wacana tertulis seperti teks-teks sosial media yang berpotensi menimbulkan tindakan hukum F. Gaya bahasa forensic/ (stilistika forensic): Pengertian: interpretasi ilmiah dari penanda-penanda gaya bahasa yang diamati, dideskripsikan, dan dianalisis (McNamin, 2010 dalam Coulthard dan Johnson, 2010) Penerapan: - analisis suara, terjemahan dan interpretasi, identifikasi dialek, serta analisis wacana (Mcnamin, 2010 dalam Coulthard dan Johnson, 2010) - mengidentifikasi penulis sebenarnya dari suatu tulisan tanpa nama, misalnya dalam surat kaleng, surat ancaman, surat teror, dan sebagainya (Tiersma dan Solan, 2005 dalam Musfiroh, 2014) G. Analisis wacana Pengertian: kajian mengenai penggunaan bahasa dalam ruang lingkup penggunaan atau konteksnya (Brown dan Yule, 1983). Telaah AW mencakup (Van Dijk, 1997): - penggunaan bahasa yang mempengaruhi sistem kognisi dan interaksi sosial - interaksi sosial mempengaruhi penggunaan bahasa - sistem kognisi yang mempengaruhi penggunaan bahasa dan interaksi sosial Analisis AW (Crystal, 2008) - struktur wacana, baik lisan maupun tertulis, dengan mengaplikasikan kriteria linguistik, seperti morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik, dan sebagainya, termasuk dengan memanfaatkan penanda wacana untuk mendapatkan kesatuan dan kebermaknaan wacana AWK menghubungkan telaah wacana dengan faktor-faktor di luar aspek kebahasaan, seperti faktor sosial-budaya, ekonomi, dan bahkan politik (Crystal, 2008; lihat juga Tiersma dan Solan, 2005; Eriyanto, 2001) Penerapan: - membongkar kuasa tertentu (berkaitan dengan unsur politik dan sosial) yang tersirat dalam penggunaan bahasa. H. Kecakapan berbahasa (linguistic proficiency) Pengertian: tingkat penguasaan bahasa individu. sejauh mana seseorang mampu berkomunikasi dengan baik. Penerapan: penerjemah, ahli bahasa isyarat, ahli bhs dengan kompetensi tertentu. I. Dialektologi Pengertian: cabang dari linguistik yang mengkaji perbedaan isolek dengan memperlakukan perbedaan tersebut secara utuh (Mahsun, 1995). Penerapan - menganalisis data bahasa, terutama berupa ujaran, dalam rangka mengenali dialek penutur yang belum diketahui dan untuk menentukan aksen sosialnya (Tiersma dan Solan dalam Musfiroh, 2014) - menelusuri dan mengidentifikasi asal muasal dan keaslian bahasa dari penutur yang belum diketahui identitasnya. J. Kejujuran Berbahasa Pengertian: Penerapan K. Analisis Struktur Bahasa Pengertian Penerapan L. Kepengarangan (authorship) Pengertian Penerapan