PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang,
beberapa di antaranya, terjadidalampendidikandanteknologi. Pendidikan di
Indonesia mulai berkembang dengan seiringnya perkembangan zaman. Hal
tersebut sangat nampak melalui metode pembelajarannya yang sangat
mendukung siswa untuk lebih mudah memahaminya, dengan menggunakan
sarana visual. Sementara itu di bidang teknologi juga mengalami
perkembangan yang sangat pesat, sehingga setiap masyarakat di Indonesia
dapat mengakses langsung perkembangan yang terjadi di dunia.
1
Melihat dari dampaknya bagi para penderita warna, penulis melakukan
penelitian dengan merangkai alat pendeteksi warna primer, yang kemudian
akan diaplikasikan kepada penderita. Melalui pengaplikasian tersebut akan
diketahui apakah perangkaian tersebut dapat menolong para penderita buta
warna dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
2
1.4.3 Sistem perangkaian berdasarkan IC (Integrated Circuit) tipe LM324
IC.
1.4.4 Sistem perangkaian alat sensor ini hanya mendeteksi warna primer
(merah, hijau dan biru).
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. Respon Spektral
LDR (Light Dependent Resistor) tidak mempunyai
sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang
cahaya yang jatuh padanya.Bahan yang biasa digunakan
sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium,
baja, emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga
merupakan penghantar yang paling banyak, digunakan
karena mempunyai daya hantaryang baik.
6
Jalur kadmium
sulfida
7
besar pada saat gelap atau cahaya redup. Pada saat cahaya terang,
ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom bahan
semikonduktor tersebut. Untuk itu akan ada lebih banyak elektron
untuk mengangkut muatan elektrik. Pada keadaan gelap resistansi
LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau
kurang. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi konduktor
yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang
kecil pada saat cahaya terang.
(sumber: www.rider-system.net)
2
Diodaadalahkomponenelektronika yang terdiridariduaelektroda, yaknianodadankatoda
8
Gambar2. IC Tipe LM324
Penguat operasional (op-amp)ini dioperasikan oleh power supply
tunggal LM324. Penguat operasional (op-amp) dapat digunakan sebagai
penguat, pembanding, osilator dll. Berikut terdapat pin diagram dari IC
(Integrated Circuit) tipe LM324:
9
Keterangan Fungsi Pin Diagram
Pin
Fungsi Nama
No
1 Keluaran pembanding 1 Output 1
2 Pembalik masukan pembanding 1 Input 1-
3 Non-pembalikmasukkan pembanding 1 Input 1+
4 Suplai tegangan; 5V (sampai 32V) Vcc
5 Non-pembalikmasukkan pembanding Input 2+
6 Pembalik masukan pembanding2 Input 2-
7 Keluaran pembanding 2 Output 2
8 Keluaran pembanding 3 Output 3
9 Pembalik masukan pembanding 3 Input 3-
10 Non-pembalikmasukkan pembanding 3 Input 3+
11 Ground (0V) Ground
12 Non-pembalikmasukkan pembanding 4 Input 4+
13 Pembalik masukan pembanding 4 Input 4-
14 Keluaran pembanding 4 Output 4
Pin Diagram 2. IC (Integrated Circuit) tipe LM324
(sumber: swww.engineersgarage.com)
10
2.2.1 Spesifikasi IC(Integrated Circuit) tipe LM324
(Willy:2011,7)
a. Memilki jarak (range) temperature kerja 00C –700C
b. Memilki 4 (empat) buah op-amp dalamsatu pakage
c. Bekerja pada tegangan rendah +3 -+30VDC.
d. Arus masukan bias 20nA
e. Besar penguatan tegangan 100dB
f. Besar lebar frekuensi sampai 1.3Mhz
2.3 Resistor
Resistor merupakan komponen pasif elektronika yang digunakan untuk
membatasi jumlah arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian.
Berdasarkan kelasnya resistor dibagi menjadi dua, yaitu: Fixed Resistor dan
Variabel Resistor. Kedua resistor tersebut, pada umumnya terbuat dari
karbon film atau metal film, meskipun itu tidak menutup kemungkinan
untuk dibuat dari bahan yang lainnya.
Pada dasarnya semua bahan yang menyusun resistor memiliki sifat
yang resistif, tetapi terdapat beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas
dan bahan metal umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Beberapa
bahan tersebut memiliki sifat konduktor, dimana dapat menghantarkan arus
11
listrik dengan baik. Sementara itu dari bahan yang konduktif, memiliki
bahan seperti karet, gelas dan karbon. Beberapa bahan tersebut memiliki
nilai resistansi yang lebih besar untuk menahan aliran elektron, bahan
tersebut biasa disebut sebagai insulator. Satuan resistansi dari suatu resistor
disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω.
Gambar3. Resistor
12
Terdapatnya kode warna pada bagian bandan resistor merupakan
standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries
Association), seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
13
umumnya berbentuk balok berwarna putih dan nilai resistansinya tampak
dibagian badannya, misalnya 1KΩ10W. Berikut terdapat dua contoh urutan
cincin warna serta nilai resistansinya pada suatu resistor.
(Anonim,2010,hal.1-2)
3
Analog to Digital Converter (ADC)merupakanpengubah input analog menjadikode – kode digital.
14
2.3.2.1. Trimmer Potentiometers (Trimpot)
Trimpot merupakan komponen elektronik yang memiliki tiga kaki
yang memiliki fungsi mengatur nilai resistansi. Nilai resistansinya
dapat diubah dengan memutar porosnya menggunakan obeng atau
alat serupa. Selain itu nilai resistansi dari trimpot tertulis pada
badan trimpot tersebut dengan menggunakan kode angka dan nilai
tersebut merupakan nilai maksimum. Misal trimpot dengan nilai
10KΩ, maka trimpot tersebut dapat diubah nilai resistansinya dari
0Ω sampai 10KΩ. Trimpot ini sering digunakan pada rangkaian
elektronika seperti receiver atau multivibrator variabel. Berikut
gambar, simbol dari trimpot serta pin diagram.
15
(sumber: www.elektronika-dasar.web.id)
Gambar6. Potensionmeter
16
Pada bentuk potensiomer (c), biasanya digunakan untuk mengatur atau
mengontrol volume. Pada bentuk potensiometer (b), bentuk ini merupakan
semi fixed resistor dan biasa digunakan pada PCB (Printed Circuit Board).
Sedangkan bentuk potensiometer (a) disebut sebagai dpotentiometers.
(Armiyana,2009,hal.25-26)
Rtotal=R ₁+ R ₂+ R ₃+…
Dimana: Rtotal
= resistansi total dengan satuan Resistansi R1,2,3
= resistansi (1, 2, 3)dengan satuanResistansi
b. Rangkaian Paralel
Pada rangkaian pararel, menyebabkan nilai resistansi pengganti
pada resistor akan semakin mengecil. Berikut terdapat contoh
gambar rangkaian paralel pada resistor.
17
Rumus yang berlaku pada rangkaian paralel resistor adalah
sebagai berkut:
1 1 1
Rpengganti= + + +…
R₁ R₂ R₃
Dimana:
Rpengganti= resistansi pengganti
Gambar8. Rangkaian dengan
resistor satuan Resistansi
secara paralel
R1,2,3 = resistansi (1, 2, 3) dengan satuan Resistansi
(Anonim:2010,1-3)
2.4 LED (Light Emitting Diodes)
LED (Light Emitting Dioda)merupakan dioda yang dapat memancarkan
cahaya ketikamendapat arus bias maju (forward bias)dan hanya
akanmengalirkan arus listrik satu arah saja. LED (Light Emitting Dioda)
dapat memancarkan cahaya karena menggunakan dopping galium (Ga),
arsenik (As) dan fosforus (P). Jenis doping yang berbeda dapat
menghasilkan cahaya dengan warna yang berbeda pula. LED (Light
Emitting Dioda)memiliki kemampuan mengalirkan arus yang cukup rendah,
yaitu maksimal 20 mA. Untuk itu ketika LED (Light Emitting Dioda) dialiri
arus lebih besar dari 20 mA maka LED akan rusak, maka seringkali
rangkaian LED membutuhkan resistor sebagai pembatas arus. Simbol dan
bentuk fisik dari LED (Light Emitting Dioda) dapat dilihat pada gambar
berikut.
18
Dari gambar di atas, menunjukkan bahwa LED (Light Emitting
Dioda)memiliki 2 buah kaki, yaitu kaki anoda (+) dan kaki katoda (-).
Sementara itu tampak secara fisik, kaki anoda memiliki kaki yang lebih
panjang dibandingkan dengan kaki katoda. Kemudian pada kaki katoda,
ditandai dengan bagian bodyLED (Light Emitting Dioda)yang memiliki
papas rata. Untuk menyalakan LED (Light Emitting Dioda), diperlukan
teagangan bias maju. Tegangan tersebut berupa tegangan positif pada kaki
anoda dan negatif pada kaki katoda. Selain itu diperlukan resistor dengan
rangkaian seri untuk dapat memberikan pembatas arus dan dipasang pada
salah satu kaki LED (Light Emitting Dioda). Berikut gambar rangkaian
dasar pada (Light Emitting Dioda).
Vs−2Volt
R=
0,02 Ampere
Dimana:
R = Resistor pembatas arus (Ω)
Vs = sumber tegangan untuk LED (Light Emitting Dioda)(Volt)
2 Volt = tegangan LED (Light Emitting Dioda)(Volt)
19
0,02 A = arus maksimal LED (Light Emitting Dioda)(20mA)
(sumber: www.elektronika-dasar.web.id)
20
kerucut yang berfungsi), dan anomalus trikromasi (tiga sel kerucut
berfungsi, salah satunya kurang baik). Dari semua jenis buta warna,
kasus yang paling umum adalah anomalus trikromasi, khususnya
deutranomali, yang mencapai angka 5% dari pria. Sebenarnya,
penyebab buta warna tidak hanya karena ada kelainan pada
kromosom X, namun dapat mempunyai kaitan dengan 19
kromosom dan gen-gen lain yang berbeda. Beberapa penyakit yang
diturunkan seperti distrofi sel kerucut dan akromatopsia juga dapat
menyebabkan seseorang menjadi buta warna.
Gen buta warna terkait dengan dengan kromosom X (X-linked
genes). Jadi kemungkinan seorang pria yang memiliki genotif XY
untuk terkena buta warna secara turunan lebih besar dibandingkan
wanita yang bergenotif XX untuk terkena buta warna. Jika hanya
terkait pada salah satu kromosom X-nya saja, wanita disebut
carrier atau pembawa, yang bisa menurunkan gen buta warna pada
anak-anaknya. Menurut salah satu riset 5-8% pria dan 0,5% wanita
dilahirkan buta warna. Dan 99% penderita buta warna termasuk
dikromasi, protanopia, dan deuteranopia.
Dua gen yang berhubungan dengan munculnya buta warna
adalah OPN1LW (Opsin 1 Long Wave), yang menyandi pigmen
merah dan OPN1MW (Opsin 1 Middle Wave), yang menyandi
pigmen hijau.
Buta warna dapat juga ditemukan pada penyakit makula, saraf
optik, sedang pada kelainan retina ditemukan cacat relative
penglihatan warna biru dan kuning sedang kelainan saraf optik
memberikan kelainan melihat warna merah dan hijau.
21
Buta warna dikenal berdasarkan istilah Yunani protos
(pertama), deutros (kedua), dan tritos (ketiga) yang pada warna 1.
Merah, 2. Hijau, 3. Biru.
a) Anomalous trichromacy
Anomalous trichromacy adalah gangguan penglihatan
warna yang dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau
kerusakan pada mata setelah dewasa. Penderita anomalous
trichromacy memiliki tiga sel kerucut yang lengkap, namun
terjadi kerusakan mekanisme sensitivitas terhadap salah satu
dari tiga sel reseptor warna tersebut.
Pasien buta warna dapat melihat berbagai warna akan
tetapi dengan interpretasi berbeda daripada normal yang paling
sering ditemukan adalah:
a. Trikromat anomali, kelainan terdapat pada short-
wavelenght pigment (blue). Pigmen biru ini bergeser ke area
hijau dari spectrum merah. pasien mempunyai ketiga
pigmen kerucut akan tetapi satu tidak normal, kemungkinan
gangguan dapat terletak hanya pada satu atau lebih pigmen
kerucut. Pada anomali ini perbandingan merah hijau yang
dipilih pada anomaloskop berbeda dibanding dengan orang
normal.
b. Deutronomali, disebabkan oleh kelainan bentuk pigmen
middle-wavelenght (green). Dengan cacat pada hijau
sehingga diperlukan lebih banyak hijau, karena terjadi
gangguan lebih banyak daripada warna hijau.
c. Protanomali adalah tipe anomalous trichromacy dimana
terjadi kelainan terhadap long-wavelenght (red) pigmen,
sehingga menyebabkan rendahnya sensitifitas warna merah.
Artinya penderita protanomali tidak akan mempu
membedakan warna dan melihat campuran warna yang
dilihat oleh mata normal. Penderita juga akan mengalami
22
penglihatan yang buram terhadap warna spektrum merah.
Hal ini mengakibatkan mereka dapat salah membedakan
warna merah dan hitam.
b) Dichromacy
Dichromacy adalah jenis buta warna di mana salah satu
dari tiga sel kerucut tidak ada atau tidak berfungsi. Akibat dari
disfungsi salah satu sel pigmen pada kerucut, seseorang yang
menderita dikromatis akan mengalami gangguan penglihatan
terhadap warna-warna tertentu.
Dichromacy dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan
pigmen yang rusak:
a. Protanopia adalah salah satu tipe dichromacy yang
disebabkan oleh tidak adanya photoreceptor retina merah.
Pada penderita protonopia, penglihatan terhadap warna
merah tidak ada. Dichromacy tipe ini terjadi pada 1 % dari
seluruh pria. Keadaan yang paling sering ditemukan dengan
cacat pada warna merah hijau sehingga sering dikenal
dengan buta warna merah - hijau.
b. Deutranopia adalah gangguan penglihatan terhadap warna
yang disebabkan tidak adanya photoreceptor retina hijau.
Hal ini menimbulkan kesulitan dalam membedakan hue
pada warna merah dan hijau (red-green hue
discrimination).
c. Tritanopia adalah keadaan dimana seseorang tidak memiliki
short-wavelength cone. Seseorang yang menderita
tritanopia akan kesulitan dalam membedakan warna biru
dan kuning dari spektrum cahaya tanpak. Tritanopia disebut
juga buta warna biru-kuning dan merupakan tipe
dichromacy yang sangat jarang dijumpai.
23
c) Monochromacy
Monochromacy atau akromatopsia adalah keadaan dimana
seseorang hanya memiliki sebuah pigmen cones atau tidak
berfungsinya semua sel cones. Pasien hanya mempunyai satu
pigmen kerucut (monokromat rod atau batang). Pada
monokromat kerucut hanya dapat membedakan warna dalam
arti intensitasnya saja dan biasanya 6/30. Pada orang dengan
buta warna total atau akromatopsia akan terdapat keluhan silau
dan nistagmus dan bersifat autosomal resesif.
24
warna. Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut
memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna
hitam karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna.
Sebaliknya suatu benda berwarna putih karena sifat pigmen benda tersebut
memantulkan semua warna.Beberapaahli telah melakukan beberapa
eksperimen hingga dapat memaparkan teori tentang warna.
(Victor:2011,1).
Salah satu eksperimen yang dibuktikan oleh Young dan Helmholtz,
mereka membuktikan bahwa terdapat hubungan antara warna cahaya yang
datang ke mata dengan warna yang diterima di otak. Melalui eksperimen
yang mereka lakukan, James Clerck Maxwell mengansumsikan bahwa
warna adalah penerima, penyerap dan penerus warna cahaya yang ada
dalam spektrum.
Hasil experimen Maxwell menyimpulkan bahwa warna hijau, merah
dan biru merupakan warna- warna primer (utama) dalam pencampuran
warna cahaya. Warna primer adalah warna-warna yang tidak dapat
dihasilkan lewat pencampuran warna apapun. Melalui warna- warna primer
cahaya ini (biru, hijau, dan merah) semua warna cahaya dapat dibentuk dan
diciptakan. Jika ketiga warna cahaya primer ini dalam intensitas maksimum
digabungkan, berdasarkan eksperimen 3 proyektor yang didemonstrasikan
Maxwell, maka ditunjukkan sebagai berikut:
25
(Victor:2011,4)
2.8 Hipotesis
Sensor LDR (Light Dependent Resistor) mampu menangkap cahaya
yang dipantulkan oleh warna primer, yang kemudian akan diterjemahkan
oleh IC (Integrated Circuit) LM324 dalam bentuk warna primer. Untuk itu
penderita warna mampu mengetahui
Gambar11. warna apa
Diagram percobaan yang mereka lihat.
Maxwell
BAB 3
METODE PENELITIAN
26
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
Bahan yang dipakai dalam perangkaian alat sensor pendeteksi
warna adalah:
1 IC LM324
1 Sensor LDR
1 Resistor 2KΩ
1 Resistor 10KΩ
1 Resistor 330KΩ
2 LED warna merah
2 Trimpot (Variabel Resistor) 10KΩ
1 PCB kosong
1 Gulung timah
20 gram FeCl3
Air
1 Plastik mika
1 Kertas HVS
3.2.2 Alat
Alat yang dipakai dalam proses perangkaian alat sensor pendeteksi
warna adalah:
1 Solder
1 Gergaji triplek
1 Obeng
1 Gunting
1 Cutter
1 Seterika
27
Berikut terdapat gambar yang menunjukkan sistem rangkaian dalam
resistor
resistor
Variabel resistor
Variabel resistor
resistor
IC LM324
28
3.3.2 Pembuatan Rangkaian Sensor Pendeteksi Warna
1. Semua komponen dipasang sesuai dengan rangkaian yang
sudah tergambar pada PCB.
2. Solder semua kaki-kaki komponen sesuai dengan rangkaian
sistem sensor pendeteksi warna.
29