PRAKTIKUM
FARMAKOLOGI II
Penyusun :
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
FARMAKOLOGI II
NAMA :
NIM :
KELAS/ KELOMPOK :
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
Tabel 1. Konversi perhitungan dosis antara jenis hewan (Laurence dan Barach, 1964)
Hewan Mencit Tikus Marmut Kelinci Kera Anjing Manusia
Uji 20 g 200 g 400 g 1,5 kg 4 kg 12 kg 70 kg
Mencit
1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,2 387,9
20 g
Tikus
0,14 1,0 1,74 3,9 9,2 17,8 56,0
200 g
Marmut
0,08 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5
400 g
Kelinci
0,04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2
1,5 kg
Kera
0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1
4 kg
Anjing
0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0 3,1
12 kg
Manusia
0,0026 0,018 0,013 0,07 0,16 0,32 1,0
70 kg
( AUC Perlakuan )
% Daya Analgetika = 1− x 100 %
( AUC Kontrol )
Na. CMC 1%
Asam Mafenamat
Antalgin
Na/K Diklofenak
Meloxicam
Paracetamol
PERCOBAAN II :
PERCOBAAN III :
Bahan : Glukosa
Tablet Glibenclamid
Tablet Renabetic
Tablet Metformin
Tablet Glucophage
Tablet Benofomin
Natrium CMC 1%
Alat : Alat suntik dan jarum oral
Glukometer/strip
Hewan Uji : Kelinci
Cara Kerja :
1. Masing-masing hewan uji diukur kadar gula darah awal nya.
2. Masing-masing hewan uji diberi larutan glukosa 50 %, lalu diamkan selama 30
menit.
3. Diukur kadar gula darah setelah pemberian larutan Glukosa 50%.
4. Selanjutnya masing-masing hewan uji diberi perlakuan :
a. Kelinci 1 diberi suspensi Na. CMC 1%
b. Kelinci 2 diberi suspensi Glibenclamida
c. Kelinci 3 diberi suspensi Renabetic
d. Kelinci 4 diberi suspensi Metformin
e. Kelinci 5 diberi suspensi Glucophage
f. Kelinci 6 diberi suspensi Benofomin
5. Diukur kadar gula akhir setelah perlakuan pada menit ke 30, 60, 90 dan 120.
PERCOBAAN V :
OBAT ANTIDIARE
PERCOBAAN VI :
SERUM/PLASMA
Ringkasan Teori
o Cairan tubuh salah satunya adalah darah dan air.
o Darah terdiri dari :
- Sel darah putih (leukosit)
- Sel darah merah (eritrosit)
- Trombosit (platelet)
- Protein, plasma, elektrolit, serum
o Fungsi darah : membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh melalui
eritrosit dan membawa karbondioksida (CO2) dari jaringan ke paru-paru.
o Jumlah darah sekitar 7 – 8 % dari bobot tubuh, pada orang dewasa sekitar 4 – 6 liter.
o Nilai normal :
- Eritrosit ( sel darah merah ) pada manusia 4,6 juta/ mm 3. Umur eritrosit rata-rata 110
– 120 hari.
- Leukosit ( sel darah putih ) : ± 7000 sel/ mm3 = 7000 / μL darah.
Jenis leukosit : basofil, eosinofil, metrofil batang, lymposit, monocyt.
- Trombosit ( keping-keping darah ) → anti pembekuan darah
Nilai normalnya : 160.000 – 300.000 / μL darah / mm3
o Serum : cairan bening yang diperoleh dengan memisahkan antara sel darah dan
cairannya setelah dibekukan tanpa menggunakan antikoagulans.
o Plasma : cairan bening yang diperoleh dengan memisahkan antara sel darah dan
cairan dengan menggunakan antikoagulans.
Tujuan :
- Untuk mengetahui cara pengambilan darah pada hewan coba dan pada manusia.
- Untuk mengetahui cara pembuatan serum atau plasma sebagai bahan pemeriksaan.
Alat :
- Spoit 3,5, 10 cc
- Kapas
- Karet pembendum
- Centrifuge
- Rak tabung
- Tabung reaksi
Bahan :
- EDTA 10 %
- Natrium citrat 3,8 %
- Amonium / kalium oxalat
- Alkohol 70 %
Cara Kerja :
1. Pengambilan darah pada manusia
Pengambilan darah dilakukan pada salah satu vena dalam fossa cubiti.
2. Pengambilan darah pada hewan coba
Pengambilan darah dilakukan di vena marginalis pada daun telinga kelinci atau pada ekor
binatang mencit kemudian ditampung dalam wadah yang sudah disiapkan.
3. Pembuatan serum darah hewan uji dan manusia
Darah sudah beku di dalam tabung reaksi kemudian di sentrifuge selama 15 – 30 menit
dengan kecepatan tertentu. Kemudian dipipet cairan jernih ke dalam wadah lain.
4. Pembuatan plasma darah hewan uji dan manusia
Darah yang sudah ditambahkan antikoagulans kemudian disentrifuge selama 15 – 30
menit dengan kecepatan tertentu. Kemudian dipipet bagian yang jernih dalam wadah yang
lain.
PERCOBAAN VII :
FARMAKOLOGI
Bahan : Fenobarbital
Aquabidest
Ethanol
Alat : Alat suntik dan jarum oral
Hewan Uji : Mencit jantan, dewasa dengan berat badan 20 – 30 g. Hewan uji
dipuasakan selama satu malam dan tetap diberi minum dengan air ad libitum.
Cara Kerja :
Metode yang digunakan adalah Pentobarbitone-Induced Sleeping Time (Waktu
tidur yang diinduksi oleh Pentobarbital). Hasil yang diperoleh dievaluasi menurut
metode Turner (1965).
1. Sebanyak 16 hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok (masing-masing kelompok
terdiri dari 4 ekor mencit).
2. Fenobarbital diberikan pada tiap kelompok dengan dosis :
a. Kelompok 1 diberi Fenobarbital 10 mg/kgBB i.p
b. Kelompok 2 diberi Fenobarbital 20 mg/kgBB i.p
c. Kelompok 3 diberi Fenobarbital 40 mg/kgBB i.p
d. Kelompok 4 diberi Fenobarbital 80 mg/kgBB i.p
3. Stopwatch dihidupkan setelah pemberian Fenobarbital (dihitung sebagai menit ke-0)
4. Dicatat mulai terjadinya Sleeping Time (ONSET)
5. Dicatat waktu bangun tidur yang ditandai dengan reflek balik badan (mulai
timbulnya onset dan kembali bangun) (DURASI/LAMA SLEEPING TIME)
PERCOBAAN VIII :
Selain menyebabkan efek lokal di tempat kontak, suatu toksikan akan menyebabkan
kerusakan jika ia diserap oleh organisme itu. Absorpsi bisa terjadi lewat kulit, paru-paru dan
beberapa jalur lain. Untuk sebagian besar efek pada kulit, hewan uji pilihan adalah kelinci
albino, meskipun marmot, mencit putih dan hewan lainnya juga digunakan. Berbagai jenis
efek dapat terjadi akibat pejanan kulit terhadap toksikan, salah satunya adalah Iritasi Primer
Kulit. Iritasi adalah suatu reaksi kulit terhadap zat kimia misalnya alkali kuat, asam kuat,
pelarut dan detergen. Iritasi primer terjadi di tempat kontak dan umumnya pada sentuhan
pertama.
3. Pencukuran
a. Tikus
1) Pencukuran pada tikus dilakukan pada saat tikus terbius. Untuk pembiusan
digunakan eter anastesi dan dilakukan dalam wadah tertutup. Bagian yang
telah dicukur diberi batas menggunakan Leukoplast(R).
2) Bagian yang dicukur adalah daerah punggung dengan ukuran 2 x 2 cm.
3) Pencukuran dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :
a) Gunting rambut sampai panjang rambut ± 0,5 cm.
b) Cukur rambut pendek tersebut dengan alat cukur, sehingga didapatkan
kulit yang halus dan bebas dari rambut. Pencukuran dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak sampai melukai kulit hewan uji.
4) Setelah pencukuran dilakukan, 18 ekor tikus untuk Kelompok Kulit Lecet,
dibuat insisi minor yang tidak sampai menimbulkan perdarahan.
b. Kelinci
1) Buat 6 kotak berukuran 2 x 2 cm pada punggung kelinci. Cukur keenam
kotak tersebut.
2) Beri batas yang jelas pada kotak-kotak tersebut.
3) Pada tiap kelinci buat pola sebagai berikut :
Keterangan :
Bagian punggung kiri = Bagian kulit yang normal
Bagian punggung kanan = Bagian kulit yang lecet
I, II, III, IV, V dan VI = Perlakuan
5. Analisis Hasil
a. Data hasil pengamatan dianalisis secara kualitatif, yaitu pengamatan gejala toksik
berupa eritema dan edema pada kulit normal dan kulit yang dileceti. Lakukan
pengamatan setelah 24 jam dan 72 jam terakhir.
Pembentukan edema
Pembentukan Edema Skor
Tanpa edema 0
Edema sangat sedikit (hampir tidak jelas) 1
Edema sedikit (tepi daerah berbatas jelas) 2
Edema moderat (tepi naik kira-kira 1 mm) 3
Edema berat (naik > 1 mm dan meluas keluar daerah 4
pajanan)
Total skor edema yang mungkin... 4