Anda di halaman 1dari 3

ETIKA KEPERAWATAN

KASUS TENTANG TREND DAN ISU

Disusun Oleh

Nama : Gita Fitria

Nim : 19.01.0015

Akademi Keperawatan Pangkalpinang


Tahun Akademik
2019/2020
Seorang wanita hamil yang berkewarganegaraan vietnam mendatangi rumah sakit korea herald, senin
(23/9/2019). Yang mengalami korbn salah aborsi.

Menurut laporan penyelidikan kepolisian Gangsoe, Seoul diduga akibat kesalahan prosedural, yang
seharusnya wanita tersebut mendapat suntikan nutrisi oleh suster, justru mendapat suntikan anestesi.

Kemudian wanita tersebut mendapat tindakan aborsi tanpa stafmedis atau dokter spesialis lainnya.
Dan pada saat wanita itu datang kembali kerumah sakit setelah mengalami pendarahan hebat dan
terkejut saat diberi tahu bahwa janinnya telah digugurkan.

Sehingga dokter dan perawat tersebut telah dituntut karena melakukan kelalaian dan melakukan
tindakan aborsi tanpa persetujuan yang berakibat seorang pasien keguguran.

PENJELASAN

A. Definisi Trend
Trend
 adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren juga dapatdi definisikan
salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanyasedang popular di
kalangan masyarakat.
Trend
 adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan
fakta
 
B. Definisi Issu.
Issu
 adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa
mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional,
bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis.
 Issu
 adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannyaatau buktinya
 
C. Definisi Trend dan Issu Keperawatan
D.  Trend dan Issu Keperawatan  adalah sesuatu yang sedang d.bicarakan banyak orang
tentang praktek/mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak, trend dan
issukeperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan.
 

SALAH SATUNYA ADALAH ABORSI (ABORTION)


Aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan. Hal itu bisa dilakukan denngan sengaja (dengan
pilihan) atau secara tidak sengaja seperti pada keguguran. Aborsi disebabkan biasanya dilakukan oleh
korban pemerkosaan, inses, atau kemungkinan masalah kesehatan ibu atau bayi. Masalah sosial dan
pribadi juga menjadi penyebab lain adanya praktik aborsi.

Di negara-negara maju, tindakan aborsi memicu perdebatan yang panjang hingga menciptakan dua
kelompok besar, pendukung dan penentang aborsi. Kelompok pendukung aborsi biasanya dinamakan
kelompok pro-choice sedangkan kelompok penentang aborsi dinamakan kelompok pro-life.

Kelompok Pro-Choice
Yang termasuk kelompok ini adalah mereka yang mendukung adanya praktik aborsi.
Kelompok Pro-Life

Orang yang menentang abosi adalah kelompok pro-life.

Dalam Islam, pada dasarnya hukum melakukan aborsi adalah haram (terlarang). Namun dalam
keadaan darurat yang dapat mengancam ibu dan/atau janin, aborsi diperbolehkan berdasarkan
pertimbangan medis dari tim dokter ahli. Sementara itu, hukum aborsi akibat perkosaan adalah haram.
Namun sebagian ulama memperbolehkan aborsi sebelum usia janin berumur 40 hari terhitung sejak
pembuahan.

Di Indonesia, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pasal 75 dan pasal 76 telah
mengatur bagaimana hukum praktik aborsi. Pada dasarnya setiap orang dilarang untuk melakukan
abirsi, kecuali dalam kedaruratan medis tertentu atau kehamian akibat permrkosaan yang
menyebabkan trauma psikologis bagi korban pemerkosaan. Kedaruratan medis ysng dimaksud adalah
kedaruratan medis yag dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan atau
janin, yang menderita penyakit genetek berat dan atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat
diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan.

tindakan aborsi juga harus memenuhi syarat berikut:

1. Dilakukan sebelum kehamilan berumur 6 minggu dihitung dari hari pertama haid,
kecuali dalam hal kedaruratan medis;
2. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang
memiliki sertifikat yang ditetakan oleh menteri;
3. Dilakukan dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
4. Dilakukan dengan izin suami, kecuali korban pemerkosaan.

KESIMPULAN
Dari kasus diatas kita dapat menyimpulkan bahwa dokter dan perawat tersebut melakukan tindakan
fatal karena kelalaian dalam tindakan tersebut tanpa persetujuan dari pasien tersebut sehingga yang
mengakibatkan seseorang kehilangan janin anaknya.
Sehingga Seorang dokter dan perawat dituntut karena melakukan kelalaian yang berakibat seorang
pasien keguguran dan dituntut atas tuduhan melakukan tindakan aborsi tanpa persetujuan, lantaran
korban yang tidak dapat menyatakan persetujuan atau sebaliknya, karena dia tidak tahu bahwa dirinya
akan mendapat tindakan aborsi.

Seperti yang kita ketahui Tindakan aborsi telah menjadi ilegal di Korea Selatan maupun negara
lainnya, kecuali dalam kasus pemerkosaan, inses, maupun situasi di mana kesehatan ibu menjadi
terancam.

Anda mungkin juga menyukai