Anda di halaman 1dari 2

Tentang Lucunya Negeri Ini

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang diketahui telah memiliki
status sebagai negara merdeka terhitung sejak tanggal 17 Agustus 1945. Saat ini, Indonesia
termasuk dalam daftar negara yang sedang berkembang seperti kebanyakan negara-negara
Asia, tentunya tidak termasuk negara Jepang yang telah mampu menyaingi perekonomian
negara benua Eropa. Indonesia sudah cukup untuk dikatakannya keberhasilan dalam
melaksanakan program pembangunan, terbukti dari kesuksesan bangkitnya Indonesia dari
situasi gawat nasional, yakni krisis moneter tahun 1998. Keberhasilan pembangunan ini tidak
hanya di bidang ekonomi, tetapi juga dalam hal budaya, sosial, politik, dan pendidikan.
Pendidikan di Indonesia sudah cukupberkembeng dengan bukti semakin banyaknya
penduduk yang melek huruf dan juga semakin berkurangnya tingkat putus sekolah para anak-
anak. Materi pendidikan pun juga semakin bervariasi, menandakan pesiapan negara untuk
menghadapi persaingan dunia. Tak ada gading yang tak retak, begitulah kata yang sesuai
untuk kondisi negara Indonesia saat ini. Ditengah-tengah pembangunan intens yang meliputi
segalah hal dalam kehidupan, korupsi masih menjadi masalah serius yang membuat retak
negara ini. Kasusu inilah yang paling sering terjadi dan menghambat laju pembangunan.
Dampaknya banyak bidang yang kekurangan dana agar bisa berkembang, khususnya bidang
pendidikan yang paling dibutuhkan oleh generasi penerus bangsa. Mereka, penerus bangsa,
harus bisa memperbaiki kesalahan-keslahan yang dilakukan oleh pendahulu mereka. Tetapi
bagaimana bila biaya pendidikan generasi penerus telah dikorupsi oleh generasi pendahulu,
sehingga anak-anak kecil tidak mendapat pendidikan yang cukup. Maka yang terjadi adalah
kesalahan itu terus berulang, menjamur.
Korupsi di Indonesia berawal pada saat pemerintahan presiden Soeharto. Kebijakan
saat pemerintahan Orde Baru yang signifikan adalah salah satunya pemindahan pengurusan
pajk yang awalnya berada di kantor masing-masing daerah, kemudian dipindah di pusat.
Karena pemusatan itulah masyarakat tidak lagi bisa mengetahui apa dan bagaimana sesuatu
terjadi. Bisnis ekspo-impor yang bisa menjadi tulang punggung perekonomian bangsa,
berbalik menjadi racun bagi negara. Suap menjadi hal biasa dalam arus pemerintahan untuk
mengurangi harga pajak ekspor-impor. Instansi yang terkena suap-menyuap pun juga bisa
aman dari pantauan oknum penegak hukum karena pemerintahannya sendiri telah terbiasa
melakukan korupsi. Dan hal ini menyebar ke seluruh instrumen negara. Meskipun diadakan
penyidikan penyelidikan berulang, tetap, tetap saja korupsi melenggang dengan bebas di
kehidupan hingga saat ini. Dan di saat ini yang sedang terkenal adalah kasus korupsi e-KTP.
Sejak proyek ini sedang direncanakan hingga berjalannya, ada banyak berbagai masalah yang
terjadi. Dana anggaran yang diajukan Kementrian Dalam Negeri untuk melaksanakan
berjumlah hingga trilyunan rupiah. Akan tetapi setelah disetujui, proyeknya tidak pernah
selesai. Mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2018 ini, kasus korupsi e-KTPbelum bisa
terpecahkan. Bahkan meskipun si pelaku telah tertangkap, masih saja uang proyek e-KTP
belum bisa ditemukan. Si pelaku yang berhasil ditangkap, Setya Novanto, belum bisa
dinyatakan bersalah oleh pengadilan. Puluhan kali pengadilan tipikor mengadili Setya
Novanto, tetapi hasilnya selalu nihil. Hal ini membuat masa lalu kelam negara kembali
terkuak. Ketika seorang pejabat profesional Gayus Tambunan melakukan dosa serupa dengan
Setya Novanto. Gayus Tambunan korupsi dengan nominal yang tidak main-main jumlahnya
hingga bisa menyuap hakim agar bebas dari pengadilan kesalahannya. Bahkan beliau sampai
harus ditangkap oleh polisi negara lain agar bisa terselesaikan masalahnya.
Indonesia sekarang berada dalam situasi krisis moral. Pejabat negara yang bertugas
melakukan pembanguna untuk memajukan negara, telah terbukti banyak yang melakukan
korupsi. Peserta didik yang diharapkan mampu menjadi penerus yang sempurna kehilangan
kesempatan untuk mengenyam pendidikan moral anti-korupsi yang diselenggarakan oleh
dinas pendidikan, tetapi sang penyelenggara ternyata menduduki peringkat satu pelaku
korupsi di negara. Tetapi ini semua bukanlah akhirnya, pemerintah masih punya harapan
kebangkitan. Bila mereka mampu lebih serius membangun pendidikan, bukan tidak mungkin
anti-korupsi di materi pendidikan akan berdampak besar pada kehidupan generasi penerus
bangsa.

Tentang Penulis, Ade Rahmatullah :


Pelajar yang ber nomor absen selalu pertama dan akan lulus
dari dari masa SMA nya. Dilahirkan oleh pasutri yang bahagia
di Malang pada tanggal 13 April 2000. Berencana ingin
berkuliah di Universitas impiannya.

Anda mungkin juga menyukai